Anyelir sudah berpakaian Rapi. ini hari pertama nya mengikuti proses belajar, dia menuruni tangga dengan ragu. dia berharap tidak bertemu Selena atau mama. sampai dibawah tangga dia berjalan cepat menuju pintu depan.
"Alhamdulillah, kosong. mereka pada kemana ya" seraya menutup pintu kembali dengan pelan.
"Selamat pagi Nona"
Anyelir terkaget dan berbalik " maaf, Anda siapa ? tanya Anyelir
"Saya salah seorang Sopir kantor, nama saya Aggus. yang ditugaskan untuk mengantar jemput Anda Nona "
Anyelir ragu kemudian membuka ponselnya, dan melihat pesan Rama. ternyata benar foto bapak ini sama dengan sopir yang menjemput nya.
"Silahkan Nona" sambil membuka kan pintu mobil.
Selama dalam perjalanan Anyelir lebih banyak diam. terlalu banyak masalah yang dihadapi nya pagi ini, pandangannya kosong memperhatikan jalanan ibukota.
"Sudah sampai Nona" ucap pak sopir
"Ooh ya, terimakasih pak"
Anyelir tersadar dari lamunan, dan berjalan pelan memasuki tempat dimana ia akan memulai masa depan nya. dia menyeret kakinya langkah demi langkah, dan tiba-tiba ....,
"Bbbruuuaggkk" seseorang datang dari arah belakang menabrak nya. Anyelir tersungkur.
"Hoy...makanya kalau jalan itu, jangan sambil ngelamun." hardik penabrak lelaki yang membawa tumpukan dus.
"Untung bawaan ku ini tidak ikutan jatuh, sudah diteriaki beberapa kali. masih aja nggak dengar.?"
"Mma... maaf " ucap Anyelir mencoba untuk berdiri. sambil menahan rasa nyeri di lututnya.
"kamu tidak apa-apa.?" tangan seseorang terjulur ingin membantu nya berdiri.
"A aagghh, nggak papa kok. " jawab Anyelir mencoba berdiri sendiri. dan tersenyum manis padanya.
"Wah, cantiknya." lelaki itu tergagap terpesona pada kecantikan Anyelr.
"Perkenalkan aku Rangga" menjulurkan tangannya.
"Anyelir " jawabannya singkat, dan berlalu masuk. mereka pun berpisah di didepan pintu gedung itu. Rangga masih terpaku, dia masih ingin berlama-lama ngobrol dengan Anyelir.
"Sudah selesai Nona?" ucap pak Agus membukakan pintu mobil untuk Anyelir.
"Sudah pak. oya bapak bisa antarkan saya ke alamat ini?"
"Bisa Nona"
Rumah Zein memang tidak sebesar dan semewah rumah Rama. tapi cukup menarik juga, dengan nuansa modern.
Ttok...tok. Anyelir mencoba mengetuk pintu. dia tidak menyetahui fungsi bel yang ada di depan pintu itu.
Bibi Romlah membukakan pintu. dia sudah tahu kalau hari ini Anyelir menemuinya.
"Anyelir sayang, bibi kangen apa kabar mu nduk." mereka berpelukan.
"Anyelir sehat bibi, gimana dengan bibi sendiri?"
"Bibi sehat Anyelir, tapi besok bibi ingin pulang ke kampung kita. menghabiskan hari tua bibi disana. "
Anyelir mengusap air mata nya. " Jadi aku, sendirian di Jakarta ini bibi?"
"Anyelir, kamu tidak sendiri, kamu sudah menikah, Tuan Rama orang baik. bibi yakin dia tidak akan menyia-nyiakan kamu , Mas Rendi mu itu, ingin mengembangkan usaha nya dikampung. jadi disana bibi ada yang jagain, kamu tidak usah khawatir Anyelir. pesan bibi, kamu harus bisa jaga diri dengan baik, dan kejar mimpi mu disini. doa bibi menyertai mu. bibi akan selalu mengabari mu Sayang."
Anyelir tidak bisa berkata-kata lagi, keputusan bibinya sudah bulat
"Bibi besok Anyelir tidak bisa mengantarkan bibi. Anyelir titip salam saja buat mas Rendi dan istrinya. " ucap Anyelir dengan suara parau.
"Ini sedikit uang. untuk bekal sementara bibi dikampung."
Dengan cepat bibi Romlah mengambil uang itu dan menyimpan nya.
"Terimakasih kasih ya, Anyelir sayang. kamu sudah banyak membantu bibi dan mas Rendimu. anggaplah ini sebagai balas budimu pada kami"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Mulianah Thalib
bibi cuma mentingin duit dasar manusia
2021-12-25
1
Vanessa Wilda
hadeeeew bibinya mata duitan,,,kasian anyelir
2021-05-30
0
February Christy
good 👍😍
2021-05-20
1