Mandi berlama-lama sambil bersenandung kecil dalam air, merupakan kesenangan tersendiri bagi Anyelir. namun tiba-tiba terhenti saat mendengar seseorang mengdor pintu kamar mandi.
Ttok....tok...tok
"Nyonya Muda apa anda tidak apa-apa? kenapa anda lama sekali di dalam.?" ujar salah seorang pelayan.
"Iya.., aku akan segera keluar." seru Anyelir.
"Ada apa Sinta?" ucap Anyelir seraya mengerikan tubuh.
"Tadi Tuan Rama menelpon, meminta nyonya bersiap-siap. Tuan muda lagi dalam perjalanan pulang."
"Memangnya aku mau di bawa kemana?"
"Aku tidak tahu nyonya, Tuan cuma pesan suruh bersiap saja."
Anyelir bingung memilih baju, begitu banyak dan semua nya barang Branded.
"Sinta, coba kamu pilih pakaian yang cocok untuk ku.!"
Sinta pun memilih salah satu baju yang lagi ngetrend. di kalangan Remaja, dan mengambil warna merah maron.
"Nyonya menurut saya, pakaian ini cocok dengan kulit nyonya yang putih bersih."
Anyelir setuju dan menurut, langsung mengenakan pakaian itu.
"Wah nyonya Anyelir cantik sekali."
"Sinta, kamu bisa kan sekalian dandani aku?"
"Bisa, dulu sebelum bekerja disini aku pernah jadi pegawai salon nyonya." Tutur Sinta.
Sementara dihalaman rumah. Asisten Zein lari memutari mobil dan membuka kan pintu untuk Rama.
"Zein kamu pulang saja, hari ini aku akan nyetir sendiri."
"Baik boss, kalau begitu saya permisi pulang."
Rama masuk dan menghampiri kedua orang nya yang lagi bersantai di Ruangan keluarga.
"Siang ma, pa."
"Tumben kamu pulang kantor nya siang?" tanya Mama.
"Iya.., aku mau ajak Anyelir jalan."
"Baguslah, kasian dia dirumah terus." sela papa
"Mau kamu ajak kemana dia,? apa kamu tidak malu nantinya. dengan sikap kampungannya itu?" ucap Mama acuh.
"Rama tidak suka Mama berbicara seperti itu, bagaimana pun Anyelir istri ku sekarang. menantu Mama." Rama terlihat kesal.
Rama kesal dengan ucapan Mama nya barusan. ditengah perdebatan mereka, Anyelir berjalan menuruni tangga pembicaraan mereka terhenti. Rama terpana, seakan dia lupa untuk bernafas.
"Wah, Kelinci kamu cantik sekali. aku terlambat menyadari kecantikan Alami dan Natural yang terpancar dari wajah mu."
Mama juga tidak bisa memungkiri kecantikan Anyelir, tapi dia terlalu gengsi untuk mengakuinya.
"Ayo kita berangkat sekarang."
"Mama..., papa ...,, kami berangkat dulu ya." ucap Anyelir.
Mama memalingkan muka mengabaikan, sementara papa mendekati Anyelir mengelus pelan rambut bergelombang itu.
"Hati hati ya nak..., nanti kalau anak nakal ini bikin ulah lapor papa."
Anyelir tersenyum menanggapi Papa Mertuanya itu, dan melangkah mengikuti Rama menuju mobil.
"Tuan kita mau kemana?"
"Sudah kamu duduk yang manis saja, nanti bakalan tau juga."
Selama dalam perjalanan, Anyelir tak henti-hentinya berceloteh tentang kekagumannya melihat pemandangan Kota, karena selama ini dia hanya hidup di kampung, gedung bertingkat menjulang dan padat nya kendaraan yang saling berpacu membelah jalanan ibukota.
Rama hanya diam menanggapi semua itu. mobil pun berhenti di suatu tempat.
"Ayo masuk." ucap Rama melangkah mendahului Anyelir.
Anyelir pun turun mengikuti langkah Rama sambil mengedarkan pandangannya kesekeliling taman kota yang indah.
Tanpa sungkan lagi Rama mengandeng tangan Anyelir menuju sebuah korsi yang berada di bawah pohon lindung, tempat yang sangat cocok buat mereka saling mengobrol mendekatkan diri satu sama lainnya.
"Anyelir ini buat kamu." menyerahkan sebuah amplop, yang berisi formulir pendaftaran sekolah, juga terdapat beberapa lembar uang tunai dan sebuah kartu ATM.
"Apa ini Tuan?"
"Isilah formulir itu, besok aku akan menyuruh Zein mendaftarkan mu sekolah, dan itu ATM tanpa batas. gunakan lah sesuka mu untuk membeli segala kebutuhan mu" ucap Rama.
Tanpa berkata lagi, Anyelir langsung menghambur memeluk erat Rama, air mata nya menetes haru.
"Terima kasih Tuan."
"Anyelir ini lah janjiku.., kamu lupa ya pada poin Kontrak kita. dan aku telah memberikan hak mu "
"Iya aku ingat." ucap Anyelir penuh haru
"Sekarang hapus air matamu itu, nanti akan aku cari kan sopir untuk antar jemput kamu sekolah sekalian Les Bahasa Asing. mulai sekarang belajar lah dengan benar, dan Panggil aku dengan ucapan yang pantas diucapkan seorang istri terhadap suaminya. dan itu bukan kata Tuan" ucap Rama.
"Bagaimana dengan kak Rama saja?" tanya Anyelir agak ragu.
"Tidak terlalu buruk, boleh juga." jawab Rama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
Anyelir bikin bumer menyesal telah menghina dirimu
2023-09-23
1
Endah Ing
ini kesempatanmu anyelir utk menaikkan kualitas diri dg pendidikan
2021-09-03
0
Hafiz Ghany
., mungkin.. supaya pantas bersanding dengan nya biar mamanya JD suka am anyelir.
2021-08-27
1