waktu makan siang telah berlalu, dara dan braga mulai sibuk mengerjakan pekerjaan kantor. dara dengan sigap membantu braga. sekretaris braga yang sedang berada didalam ruangan tersenyum melihat dara dan braga yang begitu serasi.
" saya tahu, saya tidak berhak mengatakan ini. atau mungkin, saya terlalu kurang ajar. tapi saya benar benar menyukai anda berdua. sulit menahan bibir saya untuk tidak berkata.
dara dan braga tersenyum. " apa yang membuatmu menyukai kami? " tanya braga.
" kalian memiliki rupa yang indah. ke cerdesan juga ada pada kalian berdua. tapi, kali ini saya benar benar terpesona oleh nona dara. ucap sekretaris saka.
braga membulatkan matanya. dara terkekeh.
" hei!! jangan terpesona oleh istriku. kau sudah bosan memiliki kepala?
sekretaris saka tersenyum. " maaf kan saya pak presdir. saya hanya mengungkapkan apa yang saya rasakan. maaf sekali lagi.
braga berdecih sebal. dara hanya tersenyum melihat suaminya bercanda dengan wajah datar.
" kau memanggil istriku nona. lalu kau memanggilku pak? kau sedang memancing amarah ku ya?
" ti, tidak pak, maaf kan saya. istri anda terlihat sangat muda. akan terlihat aneh jika memanggilnya nyonya. bukankah nyonya lebih cocok untuk ibu ibu?
braga menghela nafas.
" apa dulu kau bersekolah dibawah pohon kecambah?
" tidak. saya bersekolah di sekolah favorite.
" kalau begitu, mengapa otak mu menjadi bebal?
" mungkin, karena kurangnya liburan pak. pekerjaanku sangat menumpuk. otak ku hanya dipenuhi pekerjaan kantor. tidak pernah memikirkan fungsi panggilan nona dan nyonya. " bentuk protes yang tak secara langsung.
" wuah!! sudah gila ya kau saka?
sudah mulai sebal dengan ucapan saka.
" maaf pak. sepertinya saya memang sudah hampir gila. maka dari itu pak. berikan saya cuti untuk liburan.
saka mengatupkan kedua telapak tanganya ke dada. memohon dengan wajah sendunya.
" tidak!! tidak akan ada cuti untuk mu!! aku kan menambah daftar pekerjaan mu mulai hari ini.
ucap braga kesal tanpa menatap saka.
" baiklah yang mulia presdir. tambahkan saja pekerjaan saya. siap siap saja datang ke pemakaman. saya akan segera mati kelelahan.
jawab saka sebal.
dara tertawa terbahak bahak. saka ikut tertawa saat melihat tawa lepas dari wajah dara.
" wuah,.... anda cantik sekali saat tertawa seperti itu ya nona?
braga melempar pulpen yang tengah ia pegang. saka menangkapnya gelagapan.
" cepat keluar dari ruangan ku! sebelum aku benar benar menambahkan daftar tambahan untuk pekerjaanmu!
saka menghela nafas. wajahnya menjadi lemas dan kecewa.
" baiklah pak presdir. sampai bertemu sepuluh menit kemudian.
" apa?!
" sepuluh menit kemudian, saya akan mengambil berkas yang ada dimeja anda.
" terserah lah! sekarang keluar saja dulu. aku sedang malas melihatmu.
" baiklah.
saka meninggalkan ruangan kerja braga. wajah kecewa dan sebal terlihat jelas.
" mas, saka pasti sedang berusaha meminta izin cuti dari mu. dia itu masih saja menggemaskan tingkahnya. ucap dara tanpa beban.
braga membulatkan matanya menatap dara. dara tak menyadari karena fokus dengan berkas yang sedang ia pelajari. braga meraih dagu dara. membuat tatapan mereka bertemu.
" kau menyukai laki laki yang menggemaskan itu?
" tentu saja.
" apa!? " braga melotot.
dara terkekeh. mencium bibir braga yang hanya sejengkal jaraknya. braga kehilangan kata kata kalau sudah begini. melepaskan dagu dara. tersenyum dan mulai fokus dengan pekerjaannya lagi.
braga mendekati wajah dara kembali.
" apa kau benar benar menyukainya?
dara mendesah sebal.
" tentu saja mas. lalu kenapa?
" bukankah kau sudah memilikiku? bukankah seharusnya kau hanya menyukai ku?
dara tersenyum tidak percaya.
" kamu benar benar menggemaskan sekali mas setelah berdebat dengan saka. aku menyukaimu dengan rasa yang berbeda.
braga mengerutkan dahi.
" apa maksut mu?
" aku menyukaimu dengan rasa sayang dan cinta mas. menyukai orang lain, belum tentu mencintainya juga.
braga tersenyum. hatinya merasa tenang.
" tentu saja aku tahu. mana mungkin aku tidak mengetahuinya.
dara berdecih heran.
" kalau begitu, berhentilah membuang waktumu mas, ayo cepat kita selesaikan ini.
" baiklah sayangku.
braga dan dara fokus mengerjakan pekerjaan mereka. hari mulai sore. cacing didalam perut dara mulai meronta ingin diberi makan.
" mas,
" iya,.
" aku lapar mas.
" baiklah. hubungi saka. suruh dia saja untuk membawa makan untukmu.
" em,.. dikantin kantor ada makanan kan mas?
braga melihat jam dipergelangan tangannya.
" jangan. ini sudah sore. pasti tidak banyak menu lagi. jaraknya juga lumayan jauh dari sini.
" tidak masalah mas. lagi pula, masakan disana kan selalu fresh. aku ingin sekalian jalan jalan melihat isi gedung ini.
braga menghela nafas.
" sayang, kalau kamu ingin pergi ke kantin, kamu harus menaiki lift untuk karyawan. disana terlalu ramai. aku tidak mau kamu berdesakkan dengan orang lain.
" wuah,.. sepertinya seru mas.lagi pula, setiap datang ke kantormu, aku hanya bisa bertemu kamu, asisten mu, saka, dua security dan dua ob. menggunakan privat lift sangat sepi mas. boleh ya mas, aku mohon. sekali ini saja.
braga menghela nafas. kalau sudah begini, braga tidak akan bisa menolak keinginan dara lagi.
" baiklah. tapi, kau harus pergi bersama asistenku.
" baiklah. dara tersenyum menang.
braga menghubungi asisten. tak lama asisten braga datang. wanita cantik berusia empat puluh tahunan itu, wajahnya selalu dihiasi dengan senyum ramahnya.
dara tersenyum menyambut kedatangan asisten braga.
" selamat sore pak dan nyonya.
braga mengangguk." mas, mau ku bawakan makanan? ucap dara sebelum meninggalkan ruangan.
" tidak usah sayang. aku akan makan nanti dirumah.
" baiklah.
dara dan asisten menuju kantin. didalam perjalanan dara sibuk melihat suasana kantor. ada kerinduan di mata dara. saat remaja, ia ingin sekali bekerja di sebuah gedung perkantoran. namun, cita cita, hanyalah tinggal cita cita saja. dara menikah bahkan saat belum mendapat gelar S1. setelah ia mendapatkan gelar itu, dia sudah menjalani hidup sebagai nyonya braga. sesekali, asisten braga mendengar jelas. helaan nafas dari dara.
asisten bernama bu lala ini tersenyum. dia mengetahui, bahwa dara menikah dengan braga saat usianya baru dua puluh tahun.
" ada apa nyonya?
dara menghentikan langkah kakinya. menatap bu lala sebal. bu lala terkejut.
" ada apa nyonya? apa saya melakukan kesalahan?
" iya!
semakin bingung bu lala dibuatnya. hatinya bertanya tanya. dimana letak kesalahannya.
" mohon beritahu saya nyonya. agar saya bisa memperbaiki kesalahan saya.
" jangan memanggilku nyonya.
bu lala bingung. wajah yang sedari tadi menunduk, tak sadar menatap dara. seketika bu lala tersadar dan menundukan kepalanya lagi.
dara tersenyum geli melihat tingkah bu lala yang merasa bersalah.
" jangan memanggilku nyonya bu lala. panggil saja aku dara.
bu lala menelan ludahnya. bagaimana mungkin dia melakukan itu batinnya.
" maaf kan saya nyonya, saya tidak mungkin memanggil anda begitu.
" coba saja. aku tidak mau dipanggil nyonya braga, ataupun nona braga. cukup panggil aku dara. panggilan itu sangat menyenangkan.
" ba, baiklah, da, dara.
............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Sandisalbiah
belum ada yg sadar kalau Dara kemungkinan hamil..? dia yg mudah lapar, badanya juga nampak berisi...
2023-10-14
0
afilla
dara muda
2021-08-25
0
Vera ladista
sejauh ni q cm ska karaktr maria
2020-10-25
4