Malam mulai larut, Braga semakin terlena dengan lamunannya, Dia tersenyum mengingat semua itu.
" Mas." panggil Hana yang membuyarkan lamunan Braga.
" Hem.... " Masih tetap memandangi luar kaca.
" Ayo tidur, Mas. Ini sudah Malam. " Ajak Hana.
" Tidurlah, Aku tidur disini. " Ucap Braga sembari menepuk sofa kosong yang tengah ia duduki.
" Tapi mas,. "
" Tidak ada penawaran lagi, Jangan melewati batas. "
Hana diam dan perlahan membaringkan tubuhnya disamping Ameera.
" Lihat saja nanti, Mas. Aku tidak akan membiarkan kamu membuang ku, Aku akan membuat kamu bersamaku apapun caranya. Aku sudah memberikan anak untukmu. meskipun aku tidak menyukai anak-anak, Aku rela hamil dan melahirkan anak mu. Kamu tidak boleh se enaknya dengan ku mas. " Batin Hana.
Braga meraih ponselnya. Lalu membuka beberapa pesan masuk. Dari sekian banyak pesan yang masuk, Braga hanya membalas pesan dari Dara. Merasa malas untuk mengetik. braga melakukan panggilan video. Braga dan Dara saling menyapa seperti biasanya saat mereka melakukan panggilan Video.
" Mas?, kenapa sepertinya kamu tidur di sofa? "
" Disini lebih nyaman, sayang. " Jawab Braga sedikit tersenyum manis seperti biasa saat dia berbicara dengan Dara.
" Mas nanti kamu, " Braga meletakan jari telunjuknya di bibirnya.Tidak ingin membahas lagi, karena Dara baru menyadari jika Braga berada satu kamar dengan Hana.
" Temani Mas tidur ya? "
" Iya... tidurlah lah Mas, kamu pasti lelah hari ini. Aku mencintai mu, Mas. "
Braga menitikkan air mata mendengar ungkapan cinta dari Dara.
" Kenapa kamu menangis, Mas? " Dara sedikit terkekeh.
" Mas pikir, tidak akan mendengarnya lagi setelah semua ini. "
Dara tersenyum memandangi wajah Braga lewat ponsel nya.
" Mas, tidurlah. Ini sudah malam. besok mas pulang jam berapa?
" Mungkin pagi, sayang. "
" baiklah aku tidak akan berbicara lagi. tidurlah. "
" kamu juga sayang. Aku mencintaimu. " Ucap Braga.
dara tersenyum dan mengangguk. Tak lama kemudian, Braga terlelap dengan mimpinya.
" Aku akan selalu mencintaimu, suamiku." Ucap Dara lirih lalu mengakhiri panggilan video nya.
Hana sedari tadi mengepalkan tanganya. Kesal sekali rasanya harus mendengar obrolan yang hanya menyakiti hatinya saja.
" Tidak! kamu tidak boleh melakukan ini Mas. Kalau sulit memisahkan kalian berdua, jangan salahkan aku, kalau aku akan berbuat nekat. " Batin Hana.
Pagi telah datang. mentari bergerak terus naik. sinarnya mulai menyusuri bumi dengan kehangatan. Braga telah rapi. Sedari tadi dia merasa sebal menunggu Hana yang tidak kunjung bangun. Dia ingin sekali membangunkanya. Tapi dia tidak tega. Karena dia melihat Hana beberapa kali bangun untuk menyusui dan menggendong Ameera yang agak rewel.
Pesan masuk dari dara.
" Mas, kamu jadi pulang pagi ini? "
" Sepertinya tidak sayang. Hana belum bangun. "
" Baiklah kalau begitu. "
" Iya. maaf sayang . "
Braga masih memandangi ponselnya berharap Dara membalas pesan. Tapi ternyata tidak ada lagi balasan. Braga merebahkan kembali tubuhnya di sofa. Memandangi langit-langit Mengingat semalam Hana yang sibuk mengurus anaknya. Ada rasa tidak tega kalau suatu hari harus memisahkan Hana dan ameera. Semalam, dia juga ingin membantu Hana menenangkan Ameera. Tapi, kalau ia melakukan itu, ia takut akan terbiasa menggendong Ameera dan menyakiti Dara. Braga terus memandangi langit-langit dan pikiranya melayang entah kemana.
Hari sudah mulai siang. Terdengar suara tangisan ameera Hana mulai terbangun dari tidurnya. dilihatnya Braga menggendong Ameera.
Hana tersenyum bahagia melihatnya.
" Mas, kenapa mas gendong Ameera? "
" Dia menangis sedari tadi. " Braga menyerahkan Ameera kepada Hana.
Hana menaikan bajunya dan dengan cepat Nraga memalingkan pandangan. Hana lalu menyusui Ameera.
waktu untuk kembali ke rumah telah tiba. Hana menggendong Ameera masuk ke mobil. Nraga melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. didalam perjalanan, Hana telah menyusun rapi strategi untuk memisahkan Dara dan Braga. Baginya, Braga adalah miliknya. Dan tidak akan membiarkan Braga dimiliki Dara lagi.
Braga dan Hana hanya diam saat diperjalanan. Sesampainya dirumah, Braga dan Hana sudah disambut oleh Mama di depan pintu. Mama memeluk Hana erat lalu mengendong Ameera.
" Aduh cucu Oma, kangen banget nih omanya. Kamu harus cepat besar ya? supaya bisa cepat punya adik.
Hana tersenyum malu. Dementara Braga terdiam tak memberikan respon apapun. Matanya sibuk menelusuri tiap sudut ruangan mencari keberadaan Dara.
" Dara dimana Ma? "
" Dia pasti di kamarnya. Dia itu pemalas. Kerjanya hanya membaringkan tubuh saja. "
Tanpa disadari Dara telah berdiri tepat dibelakang Mama. Dara tersenyum menyambut Braga.
Braga langsung berjalan menerobos Mama dan Hana yang tengah asik menggoda Ameera. Braga memeluk Dara.
" Aduh,.. mas sesak nih. " Braga mengendurkan pelukanya dan menciumi pipi dan bibir Dara tanpa menghiraukan yang lainya.
" Mas,. udah! "Ucap Dara setengah berbisik.
" Kamu sudah makan siang? "
Dara menggelengkan kepala sambil tersenyum.
" Ayo kita makan ditempat biasa. " Ajak Braga.
Braga mendekatkan bibirnya ke telinga Dara dan menutupnya menggunakan telapak tangan. Braga mengucapkan beberapa kata.
Dara membulatkan mata lalu memukul pelan dada Braga sembari terkekeh. Setelah itu, dia lalu mengangguk. Mama menatap bencibbegitupun juga Hana yang memasang wajah marahnya.
" Suatu hari nanti, akulah wanita dan istri satu satunya untuk mas Braga. " Batin Hana.
Braga menggandeng tangan Dara menuju kamar. Sesampainya dikamar. Dara membantu Braga melepas pakaiannya. Braga bergegas untuk mandi. Dara menyiapkan pakaian ganti untuk Braga. Braga telah selesai dan sudah memakai baju yang disiapkan Dara. Lalu merebahkan tubuhnya disamping Dara yang sedang terduduk ditempat tidur.
Braga meletakkan kepalanya di pangkuan Dara. Braga memandangi wajah Dara yang juga tengah memandangnya.
" Kamu capek ya Mas? " dasar,
" Tidak. "
" Jangan bohong mas, kamu istirahat saja dulu mas. "
" Tanggung sayang, sebentar lagi kita mau pergi kan? "
" Nanti aku bangunin Mas kalau sudah waktunya kita pergi. "
Braga tersenyum dan mengangguk. memindahkan kepalanya ke bantal. Dara melorotkan tubuhnya berbaring berhadapan dengan Draga. Dara mengusap kepala Braga.
Braga memeluk erat tubuh Dara.
Dara terus memperhatikan Braga yang sepertinya sangat lelap tidurnya.
" Tidurlah Mas. Aku tahu, kamu menghawatirkan aku." Menepuk pelan punggung Braga " kamu takut aku iri mas? selama kamu masih mencintaiku, aku akan terus bersamamu Mas. Aku tau ini juga berat untuk kamu Mas. Sejenak, aku berpikir ingin berpisah darimu. Tapi, jika aku meminta cerai, sama artinya aku kalah Mas. Aku akan berjuang dengan rasa cintaku. Maka dari itu Mas, jangan menghianatiku. Masalah kemarin, aku sudah merelakan semuanya. Mungkin memang ini jalan yang Tuhan tuliskan. Aku memang tidak tahu Mas. Suatu saat, kamu akan jatuh cinta atau tidak dengan Hana. ataukah, rasa cintamu akan terus bertahan untukku atau aku akan kehilangan rasa cintamu. Aku hanya, ingin menghabiskan hari ku bersamamu selama hatiku mau dan hatimu menerima. " Ucap Dara pelan.
Braga mendengar semua ucapan Dara karena dia belumlah tertidur. Ia tidak ingin mengecewakan istrinya. Kalau sampai dia tertidur, pasti Dara tidak akan membagunkannya. Hatinya menangis sekencang mungkin. bagaimana bisa, dia melanggar sumpah setianya sendiri. Bagaimana bisa, dia membawa istri yang dicintainya kedalam lubang penderitaan? semakin hari semakin takut akan menyakiti hati istrinya. Itulah yang dirasakan Braga. Dia tak ingin menggendong anaknya. Bukan karena tidak menyayanginya. Tapi dia menahan rasa sayang terhadap anaknya marena tidak ingin membuat istrinya terluka. Sungguh Braga juga amat terluka dengan keadaan ini.
..............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
erike Erike
bgs Hana kau harus. mmprtahnkan suamimu jgn kalah,enak aja ditggl setelah di kasih anak,singkron si dara itu klw bisa
2023-02-13
0
mama yogi
aku baru nemu😍😍🙏
2023-01-28
1
Endang Priya
kalo mereka tak seiman jalan terbaik adalah perceraian. lagian dlm agama jika tak seiman hukumnya mereka zina.
2022-08-18
0