Ke esokan paginya, Dara terbangun dari tidurnya. Dia menatap lekat wajah suaminya. dia mengusap usap pipi suaminya. Karena merasa tubuhnya lengket, Dara bangkit dan hendak mandi. tapi tangan Braga dengan cepat menariknya lagi hingga Dara kembali ke posisi semula.
" Mas,.. aku mandi dulu ya,
"Sebentar lagi. Berdua sama aku. Aku masih ngantuk.
Dara menghela nafasnya." Ya sudah. Tidur lagi. Aku tunggu Mas bangun nanti." Sembari menepuk nepuk punggung Braga.
Hari sudah mulai siang. Braga dan Dara yang telah siap. akhirnya memutuskan untuk pulang. Diperjalanan Dara merasa sangat lapar. Akhirnya Braga dan Dara menghentikan mobilnya disalah satu tempat makan kesukaan Dara.
Ditengah tengah kegiatan makanya, Dara mencoba untuk mengatakan apa yang dia inginkan dari jauh jauh hari.
"Mas,
"Hemm
"Aku mau ngomongin sesuatu boleh? ''
Braga mengangguk sembari mengunyah makanan.
"Mas, kenapa kita tidak pindah rumah Mas? kecil tidak masalah Mas. Bukankah kalau sudah berumah tangga seperti itu Mas.
Braga menghentikan sejenak makanya. lalu menatap wajah Dara dengan tatapan yang sulit diartikan. " Nanti aku pikir dulu, dan coba untuk minta izin Mama." Braga melanjutkan lagi makanya.
Berbeda dengan Dara. Mendengar jawaban Braga membuat nafsu makan Dara menghilang. Matanya menjadi tidak fokus. bibirnya sedikit bergetar. Untungnya Braga masih sibuk dengan makanya. Jadi tidak terlalu memperhatikan wajah Dara.
Sesampainya dirumah. Mama dan Papa sudah menyambut. Jika Papa menyambut Dara dan Braga dengan senyum bahagia. lain halnya dengan Mama. Senyum diwajahnya hanya ditujukan kepada Braga.
" Kamu ini benar benar ya Braga. Bukan langsung pulang." Ucap Mama.
Braga langsung memeluk Mama dan Papa. setelah Braga selesai. Braga langsung masuk kedalam rumah terlebih dahulu.Dara memeluk Papa. Papa menyambut hangat pelukan menantunya itu. Dara tau jika Dara memeluk Mama, bisa jadi Mama akan mendorong tubuhnya. Dengan segenap keberaniannya Dara mencoba mengulurkan tangan, berharap disambut oleh Mama. Tapi sayangnya, Mama langsung membalikan tubuh dan meninggalkan Dara dengan posisi seperti itu.
Papa menggelengkan kepala kesal. dan langsung ingin menghampiri Mama yang sudah lebih dulu masuk kedalam rumah.
"Papa,.
Dara menarik lengan Papa dan tersenyum. seolah mengatakan bahwa dua baik baik saja.
"Papa, jangan memarahi Mama ya, Dara tidak apa apa Pa, "
Papa terdiam dan memandang wajah Dara. " kenapa? menantu yang begitu baik hati ini selalu diperlakukan buruk oleh istriku." ucap Papa didalam hati.
"Dara, kamu harus bisa membuat suami kamu tegas. kalau tidak, kamu akan terus terluka."
Dara tersenyum dan mengangguk." terimakasih Pa, Dara akan mencoba."
Papa tersenyum dan menepuk punggung Dara pelan. dan langsung masuk kedalam rumah.
Setelah masuk kedalam kamar. Dara tidak ingin keluar dari kamar. Mengingat kejadian tadi siang membuat hatinya sedikit mengeluh. sebenarnya bukan hal baru bagi Dara di perlakuakan seperti itu. Hanya saja selalu menyisakan sedikit luka dihati. Tidak ada yang namanya kebal. Toh setiap diperlakukan buruk, Dara selalu diam-diam menangis.
Braga masih sibuk diruang kerja pribadinya. setelah selesai, Braga keluar dari ruang kerja menuju kamarnya. Saat menuju ke kamarnya, Braga melewati kamar Mama. Braga menghentikan langkahnya dan masuk kedalam kamar mama. Dilihatnya Mama sedang berbaring.
"Ma,
"Eh braga. Ada apa nak?
Braga mendekati Mama lalu menarik kursi dan memindahkannya disamping ranjang ditempat Mama berbaring.
"Mah, Braga dan Dara ingin pisah rumah. Braga sudah melihat beberapa pilihan melalui photo yang Braga minta dari sekretaris Braga.
mungkin satu minggu lagi Braga akan pindah. setelah semuanya beres.
Mendengar ucapan Braga, Mama menjadi sangat marah.
" Tidak! kalau memang istrimu mau pindah rumah, suruh saja istrimu sendiri. jangan bawa kamu.
Braga meraih tangan mamanya dengan lembut. " Ma, Braga memang sudah harus punya rumah sendiri kan Ma? lagi pula ini ide Braga Ma, tidak ada hubungannya dengan Dara.
Mama menepis tangan Braga." Braga, Mama mau istirahat."
"Ma,
"Braga!" wajah Mama sudah benar benar sangat marah. " Selangkah saja kamu meninggalkan rumah ini dengan niat pindah rumah. Mama pastikan keesokan harinya kamu melihat mayat Mama."Ancam Mama.
Braga menjadi gelagapan. Akhirnya Braga memutuskan untuk mengalah." Ma, Braga ke kamar dulu ya. Mama lanjutkan istirahatnya."
Mama hanya diam tidak menjawab.
Braga masuk kedalam kamarnya. Dia melihat istrinya sedang tertidur pulas. d
Dia mengusap kening istrinya pelan. Dara menggeliat dan terbangun.
Dilihatnya Braga tengah tersenyum memandanginya.
"Eh mas, kamu sudah selesai? Dara bangkit dan duduk diranjang.
Braga mengangguk. dengan perasaan bersalah, Braga menyampaikan bahwa Mama tidak menyetujui mereka pindah rumah.
Dara tersenyum. Sebenarnya, dia sudah menduga.Berharap mendapatkan izin pindah rumah, sama saja mengharapkan turun salju di negara kita.
"Mas, aku pikir, ini adalah rumah tangga kita.
" Maksut kamu?
"Bukan apa apa Mas.
"Dara, aku tau kamu kecewa. aku sadar bahwa kamu istri aku. Tapi aku tidak bisa mengabaikan Mama. Kamu tau, dulu Mama sempat kritis karena menolong aku yang hampir tertabrak mobil. Jika bukan karena Mama, mungkin aku sudah tidak ada di dunia ini.
"Kamu selalu mengungkit ini Mas, maaf kalau kata kata ku menyakiti hati kamu dan Mama. Tapi, kalau aku diberi kesempatan untuk menjadi seorang ibu, aku juga akan melakukan hal yang sama. Jangankan kritis Mas, bahkan mati demi anak aku juga rela. dan aku akan berusaha sekuat tenaga Jangan sampai membuat hati anak ku terluka dan tersakiti.
Braga sudah mulai kesal dengan ucapan Dara. Tapi dia tetap menahan kekesalannya.
" Tapi kamu lihat, Mama juga tidak pernah melukai aku.
Dara menyunggingkan senyum dan mengusap wajahnya. " Kamu bohong Mas, Mama kamu selalu menentang hal yang membuat kita bahagia. Kamu selalu berada di posisi tidak berdaya. Kamu menyayangi Mamamu dan kamu mencintaiku. Mamamu membenciku dan ingin memisahkan kita. tapi kamu mau kita tetap bersama. apa kamu belum paham juga Mas? " Dara mengusap air matanya yang mulai berjatuhan.
Braga menghembuskan nafas kasarnya. Dia tidak ingin melanjutkan percekcokan ini. Hatinya juga sakit melihat istrinya menangis. tapi, dia juga tidak tega melihat hati ibunya terluka. Akhirnya Braga memilih untuk kembali keruang kerja.
waktu makan malam tiba. Mama dan Papa sudah duduk di meja makan. Melihat Braga dan Dara datang. Wajah Mama menatap marah Dara.
" kamu masih berani kesini setelah kamu membujuk Braga agar meninggalkan saya?
Dara terdiam dengan mata berkaca kaca.
"Ma! " bentak Braga. " Cukup Ma, Mama sudah kelewatan.
Mama menyunggingkan senyum dan menatap tidak percaya. " Braga kamu membentak Mama?
"Maaf Ma, bukan maksut,.-
Ucapan Braga dihentikan oleh Mama.
" Lihat! apa yang anak saya lakukan. dia membentak saya. Apalagi kalau bukan karena kamu yang mempengaruhi.
Papa meletakan sendok yang dia pegang dengan kasar. Melihat Papa yang sudah sangat emosi, akhirnya Dara memutuskan untuk kembali ke kamar.
" Maaf Ma, maafkan saya." Dara berjalan menuju kamar dengan isak tangis.
...........................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Soraya
pungsi papa nya Braga apa masa sebagai kepala kluarga gak punya power istri bersikap buruk diem aja gak punya wibawa sebagai suami
2025-03-12
0
Sandisalbiah
ternyata Dara menikahi laki² yg gak bisa jauh dr ketek ibunya dan mirisnya lagi dia selalu menuruti semua kata² tanpa memikirkan perasaan istrinya... kalau Braga begitu tunduk pd ibunya dan lebih mengutamakan ibunya, kenapa dia gak nikahin ibunya aja sekalian...
2023-10-14
0
antha mom
itu mulut mertua apa perlu di hekter ya thor,,aku kog jd gregetan ya 😀
2022-09-29
0