Semilir angin malam menusuk kulit. Suara sunyi yang melegakan membuat Dara dan Braga masih betah duduk sembari berpelukan. Bagi Dara, suara sunyi seperti saat ini sangatlah berarti. tidak ada suara Mama yang terdengar. Hanya ada suara jangkrik yang tengah bernyanyi. Tak terasa mereka juga telah melewati makan malam. Braga melihat jam di pergelangan tangannya.
" Sayang, apa kamu tidak merasa lapar?
" Lapar mas. Tapi aku belum ingin pulang kerumah. " Jawab dara yang masih menyenderkan kepala di bahu Braga dan matanya masih terpejam.
" Kalau begitu, kita makan di luar saja ya.
" Iya.
Tiga puluh menit braga dan dara sudah menghabiskan waktu untuk menuju tempat makan yang Braga tuju.
" Mas, kamu mau kemana? kita sudah melewati beberapa restauran Mas.
" Sebentar lagi sampai sayang.
Tak berapa lama, Braga memarkirkan mobil. Dara masih terdiam dan bingung.
" Ayo sayang,
" Mas, kita kenapa makan di hotel sih.
" Nanti juga kamu tau sayang.
Braga meraih jemari dara lalu menggandengnya. Braga menuntun Dara untuk mengikuti langkahnya. Mereka masuk kedalam lift. Braga dan Dara menuju satu kamar yang terlihat sangat mewah. Braga menghentikan langkahnya. Berjalan kebelakang tubuh Dara dan menutup mata dara dengan telapak tangan kirinya. Braga menuntun Dara untuk masuk kedalam.
" Mas, sebenarnya ada apa? kita hanya mau makan malam kenapa harus tutup mata segala.
Braga melepaskan tanganya dari wajah Dara. membuat Dara membuka matanya perlahan. Dara mematung tidak percaya. Sebuah kamar hotel yang lumayan luas. Dipenuhi dengan hiasan-hiasan yang cantik. Bunga mawar bertebaran menghiasi tempat tidur. Sebuah meja makan juga telah tersedia. Lengkap dengan menu kesukaan dara. Lilin cantik menghiasi meja makan. Serta dua gelas anggur telah berdiri dengan rapihnya. Satu cake bertuliskan happy birthday ber lilin angka dua puluh lima.
" Ah benar, ini hari ulang tahunku. Tapi mengapa aku tidak sebahagia tahun kemarin? kenapa rasanya aku hanya ingin menangis hari ini? " Batin Dara.
Braga melihat tidak ada raut kebahagian diwajah Dara. Braga memeluk tubuh Dara yang terdiam mematung.
" Maafkan aku sayang. Ulang tahunmu kali ini membuat kesan menyakitkan yang mungkin akan kamu ingat seumur hidupmu.
Dara masih terdiam. Tidak tau apa yang akan dia katakan. " Baiklah. suamiku menghianati ku karena ingin bersama ku. Aku yang bersalah karena tidak bisa memberikan anak. berusaha menerima mungkin jalan yang terbaik." Batin Dara. Dara melepaskan pelukan Braga perlahan. Memutar tubuhnya menghadap Braga. " Terimakasih Mas. Kamu memang benar, aku sangat sedih hari ini. Tapi, mari kita lupakan sejenak hari yang menyakitkan ini. " Dara tersenyum. Braga mengangguk dan tersenyum.
Mereka menuju meja makan. Dara meniup lilin ulang tahunnya dengan bahagia. dilanjutkan dengan meminum anggur lalu mereka menikmati makan malam bersama. ditengah tengah kegiatan makan malam mereka, Dara merasa sedikit pusing. Perutnya seperti menolak makanan yang Dara makan. Braga melihat perubahan wajah Dara.
" Sayang, kamu kenapa?
Dara menggelengkan kepala. " Aku nggak tau Mas, sepertinya mag aku kambuh lagi Mas. tapi ini lebih parah dari biasanya. "
Braga mengeluarkan ponselnya hendak menghubungi seseorang.
" Mau ngapain mas?
" Telepon dokter Shisil.
" Jangan Mas, aku tidak mau ada yang datang kesini. Sebentar lagi juga sembuh.
Dara menghentikan niatnya dan memasukan kembali ponselnya ke dalam saku celana.
" Kamu yakin? tapi, wajah kamu pucat sayang.
" Yakin Mas, aku makan nya sudah ya Mas.
Braga mengangguk." kamu mau makan buah?
" Boleh mas. Aku mau strawberry ya mas.
Braga mengerutkan dahinya." sayang, kamu tidak suka buah itu kan?
" Iya mas, tapi membayangkan asamnya aku sedikit tergoda Mas.
" Tapi mag kamu nanti bagaimana?
" Mas, sudah dong. Aku maunya strawberry Mas.
Braga tidak punya pilihan lain selain menuruti istrinya itu. Dia menghubungi pihak hotel untuk menyiapkan buah strawberry dan beberapa buah lain yang sudah siap dimakan.
Tak berapa lama buah yang Braga pesan sudah diantar ke kamar. Dara langsung memakan buah strawberry. Dan benar saja. hanya buah strawberry yang dimakan sampai habis. Braga mengerutkan dahi tidak percaya. sejak kapan istrinya menyukai buah strawberry. Setelah selesai, Dara meletakan sisa buahnya di meja. Braga memandangi sisa buah yang sama sekali tidak nampak sisa strawberry.
" Sayang, sejak kapan kamu suka buah strawberry?
" Aku juga tidak tahu Mas, cuma terbayang dipikiran sepertinya enak. Ternyata benar enak Mas.
Braga terdiam memperhatikan istrinya yang berjalan mendekati tempat tidur. Braga mengikuti langkah kaki Dara. Dara masih diam memperhatikan tempat tidurnya.
" Mas,
" Iya
" Jujur aku senang dengan makan malam romantis ini. Tapi aku terganggu dengan bunga-bunga ini Mas.
" Memang kenapa dengan bunganya? tapi cantik kan?
" Memang cantik Mas, tapi bunga lebih cantik di pohonnya mas.
Braga menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
" Ayo pulang mas, sudah malam. Dara menarik lengan suaminya.
Braga menahan langkah Dara.
" Kenapa kita pulang? kita tidur disini.
" Kasihan bunganya Mas kalau ditindih badan kita.
Braga terkekeh." Ya sudah bunganya kita pindahin ya.
" Tapi aku malas Mas.
" Ya sudah Mas saja yang bereskan.
Braga menyingkirkan bunga-bunga yang sengaja disusun rapi membentuk lambang hati. Baginya tidak masalah melakukan apapun selama istrinya merasa nyaman. setelah bersih Dara merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Braga menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah Braga selesai, Dara memutuskan mandi juga.
Dara telah selesai. Dara menuju tempat tidur dan langsung merebahkan tubuhnya disamping Braga. Tadinya braga ada diposisi telentang, tapi saat Dara merebahkan tubuhnya, Braga langsung memiringkan tubuhnya dan memeluk Dara. entah mengapa, mendapat pelukan tiba-tiba dari Braga membuat Dara merasa risih dan mengingat saat Braga tidur dengan Hana.
'' Mas, minggir ah. Aku sesak.
Braga mengendurkan pelukanya. " Maaf,
" Ya tuhan, bantu aku menangani hatiku yang hancur ini. Jujur, aku sangat takut Mas Braga meninggalkan aku. Aku ingin menghukumnya, tapi setiap kali aku ingin sedikit menunjukan kemarahan ku, justru aku yang hancur. Aku selalu teringat bahwa mas braga menghianati ku, karena aku tidak bisa memiliki anak. tuhan..... bantu aku menjalani ini semua. bantu aku menghadapi ke sakitanku. Bantu aku untuk lebih sabar tuhan... " Batin Dara.
Dara memiringkan tubuhnya menghadap ke Braga. Meletakan telapak tangannya dipipi Braga dan tersenyum. Braga memeluk tubuh Dara dengan mesra. Mulai mencium bibir leher dan setiap lekuk tubuh Dara. Mereka menghabiskan malam bersama dihari ulang tahun Dara.
ke esokan paginya, Braga dan Dara bergegas untuk kembali ke rumah karena akan ada meeting penting yang harus dihadiri Braga. sesampainya dirumah Mama dan Hana tengah bercanda ria bersama bayi yang tengah digendong Hana. Tak nampak Papa pagi hari ini. Braga dan Dara berjalan melewati Mama dan Hana.
" Braga! " Panggil Mama.
Braga berhenti seketika mendengar mama memanggil.
" Ada apa Ma?
" Sejak kapan kamu mulai tidak sopan sama Mama?
" Maaf Ma, Braga lelah. Dan sekarang harus buru-buru ke kantor karena ada meeting penting.
" Semenjak kamu menikah dengan wanita itu, kamu banyak sekali berubah Braga. Mama kecewa. Wanita itu membawa dampak buruk bagi kamu.
Dara menggigit bibir bawahnya." Kenapa Ma? kenapa selalu aku yang salah? apakah aku benar-benar tidak ada harganya di mata Mama? apakah aku sehina itu? " ucap ayu dalam hati. pertanyaan demi pertanyaan menghujam hati Dara.
" Ma, maaf kalau Mama merasa Braga sedikit berubah. Tapi tidak ada hubungannya dengan Dara. Jangan terus menyalahkan Dara Ma,
Braga harap, Mama ingat janji Mama. "
Ucapan Braga membuat Mama kehilangan kata-kata. Braga dan Dara melanjutkan langkahnya menuju kamar. Dara membantu menyiapkan keperluan Braga. Setelah selesai mandi, Braga dengan cepat memakai setelan jas yang telah disiapkan Dara. Dara mengambil sepatu Braga dan mendekatkan ke Braga. Dara membuka laci yang berisikan dasi dan mengambil satu yang cocok untuk setelan jas Braga. Setelah Braga selesai memakai sepatu, Braga berdiri sembari mengancingkan kancing lengannya. Dara mendekat ke arah Braga dan memasangkan dasi dileher Braga.
Braga tersenyum senang, melihat istrinya begitu memperhatikan dirinya. Dia mencium bibir Dara yang tengah sibuk memakaikan dasi dilehernya. Dara terkejut dan tersenyum. Braga mengulangi kecupan dibibir Dara lagi.
tiba-tiba suara pintu terbuka. membuat Dara dan Braga terkejut dan menoleh ke arah pintu.
dilihatnya Mama dan Hana yang tengah menggendong bayi berada didepan pintu kamar yang telah terbuka.
Mama terdiam sesaat melihat kemesraan Dara dan Braga. Sementara Dara dan Braga berdiri mematung karena terkejut.
Mama masuk kedalam kamar tanpa permisi.
Dara dengan cepat menyelesaikan kegiatannya dan beranjak untuk meletakan baju kotor Braga.
" Braga, nanti malam kamu dan Hana, hadiri pesta pernikahan tante rumi ya, gantiin Mama dan Papa.
.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Ayanih
iyalah gimana ga mao nangis romantis kaya gitu tetep aja nyakitin jln terus gimana ga sakit coba tau tau perempuan dtg bawa anak sakiiiit banget rasanya
2023-01-12
1
anggrymom
dasar mertua yg tdk pengertian
2021-06-28
0
Kadek Pinkponk
shiiit mertua sialan...maaaf aku jdi mengumpat habisnya kesel banget thor
2021-04-20
4