malam semakin larut. tak ada kantuk yang dirasakan braga. dia duduk ditempat tidur. matanya lekat tertuju pada istrinya yang tengah terlelap. hatinya gelisah melihat photo istrinya bersama dengan sahabat dekatnya. hatinya bergelut dengan banyak pertanyaan. braga menarik nafas dan menghembuskan pelan. ia melorotkan tubuhnya untuk mengambil posisi tidur.
dara menggeliat dan terbangun.
" mas,
panggil dara. terkejut mendapati suaminya sudah ada dihadapannya.
" maaf, aku membangunkan mu. " braga memiringkan tubuhnya membelakangi dara.
dara mengerutkan dahinya bingung.
" mas, kamu baru pulang?
" tidak. sudah sekitar tiga jam yang lalu.
" kenapa kamu membelakangi ku?
"bagian tubuh kiri ku sedang sakit. maaf aku tidur seperti ini.
dara bangkit dari posisinya. duduk bersimpuh dibelakang punggung braga. dara memijit pelan tubuh braga.
" kamu tidak perlu melakukan ini. tidurlah, ini sudah hampir pagi. " ucap braga tanpa menatap dara.
" tidak apa mas. aku tidak melakukan pekerjaan apapun dirumah ini. setidaknya, aku ingin sedikit berguna untukmu. " dara terus memijit tubuh dan kaki bagian kiri braga.
braga membalik posisi menghadap dara. membuat tangan dara berhenti memijit.
" ada apa mas? apa terlalu kuat? apa tubuhmu menjadi lebih sakit? " tanya dara yang kebingungan melihat braga membalikkan tubuh.
" tidak. apa aku boleh menanyakan sesuatu?
" tentu saja. tentang apa?
" bagaimana hari mu hari ini?
dara tersenyum. " mas hanya ingin bertanya tentang ini? mengapa harus bertanya tentang izin?
" jawab saja.
" hari ini, aku sangat senang mas.
" oya? memang apa yang membuatmu senang?
" aku bertemu orang yang ku rindukan.
" siapa?
" salah satu sahabatku mas. kita sudah lama tidak bertemu.
braga mencengkram sprei kuat. " apa kau ingin mengganti kata sahabat itu dengan bima? mengapa kalian ada disana? mengapa kau membohongiku? aku ingin menanyakan ini. tapi bibirku seperti tak ingin bicara lagi. " batin braga.
" baiklah,.. ayo kita tidur.
dara membaringkan tubuhnya. memeluk braga. tak lama kemudian, dara terlihat sudah terlelap. braga memandangi wajah dara dari dekat.
" kau begitu cantik, jika aku melepaskan mu, maka akan banyak laki laki yang akan menggantikan posisiku. kau memiliki hati yang baik. sungguh, aku tidak pernah berniat menyakiti mu. aku sungguh mencintaimu. aku ingin menanyakan tentang bima, tapi aku takut kau akan marah dan pergi. aku harap, kau akan tetap mencintaiku dan terus bersamaku. " ucap braga dalam hati. tanganya sibuk mengelus kepala dara.
tak terasa, hari mulai pagi. mata braga tak kunjung terpejam. hatinya masih belum merasa tenang. ini kali pertama baginya mencurigai istrinya sendiri.
" jika aku menuntut dara untuk setia, lalu aku ini apa? aku bahkan tidak bisa setia padanya.
parahnya, ibu dari anak ku ada disini. kita tinggal di satu atap. bahkan, membayangkan perasaan dara aku tidak sanggup. " ucap braga dalam hati.
dara terbangun. " mas, kamu sudah bangun?
" iya.
dara menatap mata braga.
"mata kamu merah mas. kamu tidak tidur ya mas?
" tidak sayang, aku baru saja membuka mata. wajar saja mataku merah.
dara mengecup bibir braga. mengelus rambutnya pelan.
" mas, kamu tidak membohongiku kan?
" tidak. aku sudah pernah mengatakan padamu. aku tidak akan berbohong lagi tentang apapun.
" kamu tidak bisa tidur semalam? ada apa?
" itu, hanya, hanya masalah dikantor.
dara menghela nafas. " mas, maafkan aku ya?
braga mulai salah tingkah.
" memang ada apa denganmu?
dara memeluk tubuh braga. menciumi pundak braga.
" kemarin aku berbohong padamu.
" tentang apa?
detak jantung braga mulai tak beraturan.apa dia bisa membaca pikiranku? batin braga.
" kemarin, aku sebenarnya pergi ke sebuah pesta pernikahan. aku tidak mengajakmu karena aku tahu mas. sehari sebelumnya, kamu tidak datang ke kantor. pekerjaanmu pasti akan menumpuk. kalau aku mengajakmu pergi, pasti nanti kamu akan lebih sibuk lagi. maafkan aku mas.
" tidak apa apa. kamu pergi dengan siapa?
" mulanya aku pergi sendiri mas. diantar pak sopir. lalu ban kempes dijalan. aku menunggu diluar ditepi jalan. tidak lama,mobil mas bima menepi mendekati ku. lalu bertanya aku akan kemana, ternyata, mas bima adalah sahabat dari mempelai pria. jadi aku pergi bersamanya mas.
" benarkah?
" hemmm,.
dara menghadapkan wajahnya di depan wajah braga.
" apa aku terlihat berbohong mas?
braga menatap wajah dara lekat. bibirnya tersenyum.
" tidak,. kamu terlihat sangat jujur.
dara menyunggingkan senyumnya. braga mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir dara. dara mendorong braga.
" mas, aku bangun tidur.
" memang kenapa?
" tentu saja seluruh tubuhku ini tidak segar mas.
" aku tidak perduli. kau terlihat segar sepanjang hari.
braga menarik tengkuk dara. mencium bibir dara dengan buasnya. menendang selimut. dan mulai menjalankan ciumannya. tubuh mereka sudah polos tanpa busana. hari memang sudah pagi, tapi siapa yang perduli, jika sedang melakukan kegiatan ini. beberapa kali pintu kamar dara dan braga diketuk, suara pembantu membangunkan dara dan braga untuk sarapan. jangankan menjawab. mendengarnya saja tidak.
setelah mereka selesai dengan kegiatannya, braga merebahkan tubuhnya. tidak tidur semalaman ditambah lelah dengan kegiatan pagi ini, membuat braga terlelap dengan cepat. dara menutupi tubuh polos suaminya menggunakan selimut. dara memandangi suaminya yang tertidur pulas.
" kamu pasti benar benar tidak tidur semalaman ya mas. apa pekerjaanmu sangat berat? sampai sampai kamu memikirkan pekerjaanmu dan tidak tidur. " ucap dara. dia belum menyadari jika braga tengah mencurigainya.
dara mencium pipi kiri suaminya dan pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai mandi dan mengenakan baju, dara berniat membangunkan braga. tapi, saat memandang braga yang terlelap dengan wajah kelelahan membuat dara mengurungkan niatnya.
" sepertinya, nanti kamu akan membutuhkan bantuanku mas. sekarang tidurlah dulu.
dara meninggalkan braga di kamar sendirian. dara menuju dapur untuk sarapan. entah mengapa akhir akhir ini, dara kesulitan menahan lapar. sesampainya di meja makan. semua orang sedang menunggu dara dan braga turun untuk sarapan. dara berjalan dengan wajah tak enak hati.
" dari mana saja kamu?! " kalimat pertanyaan tapi terdengar seperti mengancam. sudah pasti, hanya mama yang selalu mengucapkannya.
" apa kau tau? sudah berapa kali bibi membangunkan mu? membuat kami kelaparan saja.
" maaf kan saya ma, tadi saya sedang mandi.dan mas braga sedang tidur. mencoba mencari alasan yang masuk akal. tidak mungkinkan aku memberitahu yang sebenarnya. batin dara.
" sudah ma! " bentak papa.
" ini masih terlalu pagi untuk mendengar kemarahan mu.
" papa benar sekali. setiap kali berbicara kepada kak dara, mulut mama seperti bom atom yang siap dijatuhkan. saut maria.
mama membanting sendok yang tengah dipegangnya. hana terdiam tanpa exspresi.
" maaf kan aku pa, maria dan,.
" ah, tidak usah meminta maaf kak.
" aku tau, pasti kakak kesulitan kan menyebut nama wanita ini. aku menyelamatkan mu kak. batin maria.
" tidak perlu meminta maaf dara. ayo duduk dan makanlah.
dara mengambil posisi duduk. sesaat mata dara tak sengaja menatap mata mama mertua dan hana yang lekat tertuju padanya. tatapan itu seperti ingin membunuh batin dara. mama dan hana tak suka dengan perlakuan papa yang begitu lembut pada dara. sedangkan papa, menganggap hana seperti tak ada di hidupnya.
" heiii,.... tidak perlu menatap kak dara seperti itu. kalian ingin mencekik kak dara dengan tatapan itu? tanya maria yang ditunjukan untuk mama dan hana.
............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Sandisalbiah
good job Maria ... aku suka gayamu...
2023-10-14
0
Mogu
maria oy maria km yg trbaik
2021-10-24
0
Andini sartika
next
2021-01-11
0