Dara mendengus kesal membaca pesan dari Braga. Tiga puluh menit berlalu. Wajah Dara semakin sebal. Tidak lama, Braga datang dengan nafas sedikit terengah dan langsung menghampiri Dara.
" Maaf,. sudah membuatmu menunggu lama."
Braga menarik kursi dan duduk didepan Dara.
" Kenapa anda terlihat tampan hari ini? seperti ingin bertemu dengan kekasih saja. Ah! tidak tidak! aku tidak boleh terpesona oleh nya. Orang tampan ini, bahkan rela datang jauh-jauh untuk meminta ganti rugi. " Batin Dara.
" Tidak apa-apa tuan.
" Kenapa memanggilku tuan?
" Ah,.. saya merasa, akan sangat aneh jika saya memanggil nama anda.
" Baiklah panggil saja Mas.
" Apa dia bilang tadi? Mas? ya Tuhan. Kenapa anda seperti ini Tuan? bagiku Mas itu panggilan akrab.
" Bagaimana kalau kakak saja? panggilan itu lebih enak di dengar rasanya.
" Apa kau tahu? hanya dengan memanggilku Mas mulai dari sekarang, aku akan membebaskan mu dan tidak akan meminta ganti rugi.
" Baiklah Mas Braga. Saya akan memanggil anda seperti itu.
"Cih. Mulutku licin sekali. Tadi dia bilang mulai dari sekarang? maksutnya kita akan sering bertemu? hah!! tidak mungkin kan. "Batin Dara.
" Ada satu lagi.
" Apa Mas?
ya Tuhan sudah lincah sekali bibirku.
" Jangan menggunakan bahasa formal denganku.
" I, iya. baiklah.
" Kamu belum pesan makanan?
" Tentu saja belum, apa kau tau mahalnya harga menu di tempat ini? aku tidak sudi membuang uang hanya untuk makan ditempat yang serba mahal ini. "Batin Dara
" Belum Tuan, eh maksutnya Mas. Aku tidak tahu kan makanan apa yang kamu mau.
" Baiklah." Braga memanggil pelayan. Pelayan datang membawa daftar menu. Braga memesan makanan dan minuman. Dara masih terdiam.
" Dara,
" Hah!? iya,
" Kamu mau pesan yang mana?
Dara menelan ludah nya sendiri. Lalu menutupi wajahnya dengan daftar menu.
" Ya Tuhan,... makanan disini harganya mengerikan sekali. Kalau dia minta aku untuk membayar makanan ini bagaimana? menu yang dia pesan saja sama dengan uang jajan plus transport ku selama dua bulan. " Batin Dara.
Braga mengetuk meja.
" Dara,
" Iya. "Dara terkejut dan sontak menutup buku menu.
" Kenapa butuh waktu lama sekali, untuk kamu memesan makanan?
" Kau tidak tahu ya? aku hampir jatuh kejang melihat harganya. Kalau kau memaksaku untuk membayar makanan hari ini, bisa-bisa aku menjual satu ginjal ku untuk makananmu." Batin Dara.
" Ah, kalau begitu sama saja dengan punya Mas Braga.
" Kenapa mengikuti ku? apa kamu tidak menyukai menunya?
" Saya suka menunya. Tapi saya tidak suka harganya. Bagaimana caraku membayarnya nanti?. "Batin Dara
" Tidak Mas, justru karena aku suka semua jadi aku bingung.
" Yidak apa. Pesan saja yang kamu mau.
" Tidak! " Dara terkejut bukan main. Harga dua porsi saja sudah membuatnya hampir gila. "Emm....saya tidak bisa makan malam terlalu banyak Mas.
" Ya sudah kalau begitu.
Tidak lama kemudian, pelayan kembali datang dengan nampan yang berisi makanan pesanan mereka. Dara menatap makanannya dengan sendu.
" Oh makanan. Usus ku pasti bergetar karena mu. Batin Dara.
Dara melihat Braga yang mulai menikmati makan malamnya. Sesekali mencuri pandang ke arah Dara.
" Hei,,.apa yang anda lihat tuan?Kau membuat jiwa miskin ku menangis." Batin Dara.
" Kenapa kamu tidak makan?
" Ah,... iya. ini aku baru mau mulai.
Braga tersenyum geli melihat gadis didepannya bertingkah menggemaskan.
" Kangan salahkan aku jika mulai terobsesi padamu." Batin Braga.
Makan malam mereka telah usai. Braga memanggil pelayan meminta bill. Pelayan datang sambil menenteng mesin debit. Saat pelayan memberikan bill nya. Braga tengah mengangkat telephon.
" Apa dia berpura-pura mengangkat telephon? dasar menyebalkan."
Dara mengambil debit card dari dompetnya dan menyodorkan ke pelayan itu. Dara menggigit bibir bawahnya. Sesungguhnya ia sangat tak rela. Dia menangis sekencang kencangnya. Tapi ya hanya dalam hati.
Braga dengan cepat mengakhiri sambungan telephon karena melihat Dara memberikan kartu pada pelayan itu.
" Tunggu! "
Braga memberikan debit card Fara yang telah dipegang oleh pelayan. Lalu menyodorkan card miliknya.
" Pakai yang ini saja.
Dara membulatkan matanya tak percaya.
" Apa? dia membayarnya sendiri? uang jajan untuk empat bulan ku selamat? " Nibir Dara mengembangkan senyum bahagia.
" Hei!! bodoh jangan tersenyum. Terlalu norak juga memalukan kan? " Dara memperbaiki mimik wajahnya. Untunglah Braga tengah fokus memencet pin jadi tak melihat wajah bahagia Fara saat itu.
" Dara, kau sedang mengejek ku ya? "
setelah selesai membayar makanan mereka.
" Apa? aku? kenapa aku mengejek?
" Kenapa kau berniat membayar makan malam ini? kau membuatku malu.
" Oh, aku hanya teringat ponsel yang pecah waktu itu. Lagi pula harga makanan ini tidak sebanding dengan ponselmu kan?
" Ah, menyombong sedikit tidak masalah kan? toh, makanannya sudah ia bayar. Aku tidak perlu cemas. " Batin Dara.
" Kalau kamu sangat ingin melakukanya. Kamu bisa lakukan besok. Akan ku kabari dimana kita akan bertemu.
" Apa!? " Dara bertanya dengan nada terkejut.
" Maksut ku baiklah.
" Apa dia sudah tidak waras ya? kenapa aku mengucapkan kata-kata itu tadi. Kenapa jadi begini. Ah!!! sepertinya aku harus kerja paruh waktu mulai besok." Batin Dara.
Dara menyunggingkan senyumnya. Dia tahu benar yang dipikirkan dara saat itu.
" Akan ku buat kau tidak bisa lepas dariku." Batin Braga.
" Kamu sudah ingin pulang? atau ingin ketempat lain dulu?
" Hei,, jangan meminta pulang. Ayo kita habiskan waktu sedikit lebih lama lagi " Batin Braga.
" apa-apaan dia?!. ini jantungku kenapa berdebar-debar?. Sudah gila ya?!. " Batin Dara.
" Aku mau langsung pulang saja Mas. Pacar atau istri mas pasti menunggu.
" Apa aku sudah gila ya?. kenapa mengatakan hal itu sih?. Seolah aku ingin mencari tau status nya. Menjijikan! " Batin Dara.
" Aku tidak punya pacar. Apalagi istri. Tapi ada gadis yang aku suka.
" Hei. Jangan salah paham Tuan. Bukan itu maksut ku. Tapi,, pria kaya dan tampan seperti dia mana mungkin tidak punya pasangan. Apa dia,.. ah! tidak! tidak! bukan main gilanya otak ku ini. " Batin Dara.
" Semoga berhasil dengan gadis itu.
" Terimakasih. Aku akan melakukan apapun caranya agar berhasil.
" Aku penasaran sekali, gadis seperti apa dia?, pasti sangat beruntung gadis itu.
" Ayo kita pulang." Ajak Braga.
Dara dan Braga menuju mobil.
Dara terperangah melihat mobil Braga.
" Gila! mobilnya keren sekali. " Batin Dara.
Braga membukakan pintu untuk Dara.
" Ayo masuk.
Dara membulatkan matanya terkejut.
" Aku, aku naik bus saja.
Braga menarik tangan Dara dan menuntunnya masuk kedalam mobil.
" Apa kau tahu? seumur hidupku, aku tidak pernah membuka pintu mobil untuk wanita. Sekali aku melakukanya, kau ingin menolak. berani sekali dia melakukan ini padaku. " Batin Braga.
Braga melajukan mobilnya.
" Dimana alamat rumahmu?
" Di jalan x
" Berapa usiamu?
" Dua puluh tahun.
" Kamu kuliah jurusan apa? " Tanya braga tetap fokus menyetir mobil.
" Akutansi.
Braga menganggukan wajahnya. " Kamu memiliki pacar?
" Sial!! dari sekian banyak pertanyaan kenapa pertanyaan ini yang keluar dari mulutku." Batin Braga.
" Tidak. " Dara memalingkan wajahnya menatap jendela mobil.
" Dia pasti sedang mengumpat dalam hatinya. Ini yang membuatku sangat tertarik padamu. Biasanya wanita akan senang hati mengejarku. " Batin Braga.
" Baguslah. Aku tidak perlu merasa bersalah karena kamu tidak memiliki pacar.
...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Andini sartika
next
2021-01-11
0
Dahlia putri isyani
next we lah
2020-12-26
0