" Braga, nanti malam kamu dan Hana, hadiri pesta pernikahan putrinya tante Rumi ya, gantiin Mama dan Papa.
Braga mengerutkan dahinya bingung.
" Kenapa Hana? Istri Braga Dara Ma. Jadi Braga pergi sama Dara.
" Tidak boleh! kamu tahu kan, tante kamu itu tidak menyukai istri kamu? tante Rumi sudah tahu semua. jadi tidak ada alasan kamu tidak datang bersama Hana dan anak kamu. Tante kamu ingin melihat anak kamu ga.
tubuh Dara seakan kehilangan nyawa. Dara memegang pinggiran meja untuk menopang tubuhnya yang lemas. Entah bagaiman lagi mendefinisikan perasaan yang berkecamuk dihatinya. Perasaan marah, kecewa, sedih, terhina, penyesalan. semua mengerumuni dan memenuhi hati yang tengah hancur.
Dara sekuat mungkin mencoba untuk berdiri tegak. Entah mengapa saat ini tidak ada keberanian untuk sekedar menatap wajah Mama.
Braga terdiam tidak menjawab. Mengambil tas yang telah Dara siapkan. Mendekati Dara lalu mencium keningnya.
" Aku berangkat sayang."
Braga berlalu tanpa mengatakan apapun. Sesungguhnya hatinya juga hancur. Melihat ibu yang dia sayangi membenci wanita yang dia cintai. Sebagai seorang ayah, dia juga ingin menggendong dan mencium bayi perempuannya yang telah lahir. Tapi dia takut istrinya akan sakit hati melihatnya.
Dara masih terdiam di tempatnya. Sementara Mama, terus memandangi Dara dengan tatapan benci.
" Kenapa kamu sangat tidak tahu diri? saya membenci kamu sampai ke urat nadi. Jangan
pernah berharap, saya akan membuat kamu nyaman dirumah ini. Kamu seharusnya lebih sadar diri! " Mama meninggalkan kamar dan menutup pintu dengan kasar.
Dara terperanjak terkejut. Ia tak mampu lagi menahan air mata yang sedari tadi meronta ingin bebas mengalir di pipinya. Dara menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur.
" Ya tuhan.... apakah ini karma darimu? apakah ini yang kudapatkan dari perbuatan ku?
* flash back *
"Pokoknya Dara mau menikah dengan mas Braga. Setuju atau tidak Ibu dan Ayah harus terima. " Bentak Dara.
plakkkk!
Dara meringis memegangi pipinya.
" Kamu pikir untuk apa Ayah dan Ibu membesarkan kamu? kamu berani membentak kedua orang tua kamu? " Ayah.
Dengan isak tangis dan menahan sakit bekas tamparan Ayah, Dara semakin mengeraskan suaranya.
" Kenapa Ayah melarang Dara menikah? Dara hanya ingin menikah yah. Seharusnya Ayah sebagai salah satu orang tua Dara harus mendukung."
" Ayah dan Ibu tidak melarang kamu menikah Dara. Setidaknya menikahlah dengan laki-laki yang seiman. " Bentak Ayah.
Sementara Ibu menangis melihat suami dan anak nya bersitegang.
" Cinta tidak mengenal iman yah! pokoknya Dara akan tetap menikah sama Mas Braga!
" Baik kalau begitu mau kamu. Suruh braga datang kemari temui Ayah dan buat dia seiman dengan kita.
Dara menghembuskan nafas kasarnya.
" Ayah! jangan meminta hal yang tidak mungkin Mas Braga penuhi. Mas Braga tidak pernah memaksa Dara untuk menjadi seiman sama Mas Braga. Seharusnya Ayah bisa mentoleransi ini kan?
Ucapan dara membuat Ayah semakin marah.
" Dengar ya Dara. Kamu benar-benar sudah melewati batas. Kemana anak Ayah yang tidak pernah melawan? kemana anak Ayah yang selalu berfikir jernih? apa ini yang kamu dapatkan saat bersama laki-laki itu? "
" Ayah!
" Cukup Dara!! saut Ibu.
Kamu benar-benar keterlaluan. Apa kamu tidak sadar sudah menyakiti perasaan kami? apa kamu hamil? sampai kamu ingin cepat menikah?
" Ibu dan Ayah yang sudah menyakiti Dara. Dara hanya ingin menikah dengan laki-laki yang Dara cintai. Jangan sangkut paut kan Mas Braga. Dia tidak ada kaitanya.
" Lihat lah! lihat! kamu bahkan membentak kami untuk membela laki-laki itu. Sekarang terserah. silahkan pergi ke laki-laki itu. Ayah dan Ibu tidak akan mencegah. Jangan datang saat kamu terluka karena laki-laki itu. " Ucap Ayah yang sudah kehabisan kata-kata.
Dara berlari menuju kamarnya. Meraih koper dan menyusun barang barangnya dengan mata yang masih basah Dara bergegas melewati Ibu dan Ayahnya tanpa mengatakan apapun. Saat Dara sampai di pintu keluar, langkah nya terhenti saat Ibu memanggil.
"Dara... boleh Ubu menanyakan sesuatu?
" a
Apa ? "
jawab Dara tanpa memandang ibunya.
" Apa kamu yakin? yang Ibu tahu, kamu baru beberapa bulan mengenal laki-laki itu.
" Dara yakin. Sangat yakin.
" Baiklah. Apa Ibu dari laki-laki itu merestui pernikahan kalian nanti?
Dara menghembuskan nafas kasarnya.
" Yang akan menikah Dara dan Mas Braga bu. kami tidak perduli yang lain."
Sepintas dara melihat Ibu dengan ekor matanya. Ibu terdiam sesaat menahan tangis.
" Dara, mungkin untuk kalian itu tidak penting. tapi mungkin, suatu hari nanti, kamu akan sangat mengerti arti dari restu orang tua. sekarang, kamu mau pergi demi laki-laki yang baru kamu kenal dan meninggalkan kami keluarga kandungmu yang sudah bersamamu selama dua puluh tahun, berarti kamu harus siap dengan semua resikonya nanti.
" Dara sudah tahu bu. Jadi tidak perlu memberikan ceramah ini.
" Pergilah nak, pergi kemana kamu ingin pergi. Ibu tidak punya hak untuk melarang. semoga kamu bahagia selalu. " Ibu menutup pintu dan menangis.
Dara mendengar tangisan Ibu dari luar pintu. tapi hatinya juga sangat marah. Yang dia minta hanya restu. Kenapa mereka tidak memberikan itu untukku. Batin Dara.
* flash back end *
Dara masih terus memandangi langit-langit. tiba-tiba perut dara berbunyi. Dara turun kebawah menuju meja makan. sudah ada Hana Mama dan Papa yang terlihat sedikit marah pagi ini.
sesampainya dimeja makan, dara menyapa.
" Pagi pa, ma , "Dara melihat ke arah Hana dan terdiam.
Mama diam tak menganggap sapaan Dara.
" Pagi dara. kamu agak pucat pagi ini, apa kamu masih sakit?
" Tidak pa, " Dara meletakan telapak tangan di keningnya.
" Ha sudah. duduklah mari makan.
Dara menarik kursi dan duduk.
" Dara, " panggil papa.
" Iya pa,
" Papa tahu keadaan ini membuatmu gila.
Kamu hanya perlu sedikit bersabar. Apapun yang terjadi, jangan sungkan meminta bantuan Papa. " Ucap Papa sembari mengusap tangan Dara. Dara tersenyum senang melihat Papa yang begitu mencemaskannya.
wajah tak suka terpancar dari wajah Mama dan Hana.
Saat sedang menikmati sarapan, Mama dan Hana tak berhenti mengobrol.
" Hana, Mama sudah menyiapkan gaun cantik untuk kamu. Agak sedikit terbuka. Tapi pasti Braga suka. " Sesekali mama melirik Dara.
Dara tersenyum malu." Makasih ma, Mama tidak perlu repot repot. Hana sudah ada gaun.
" Pakai yang Mama siapkan saja. Itu khusus Mama pesan untuk kamu dari desain ternama loh,
Dara mencoba untuk tidak terpancing. Dia terus melanjutkan sarapannya.
" Iya ma, "jawab Hana.
" Nanti, tante Rumi sudah menyiapkan hotel untuk kalian berdua. jadi kalian.,..
trengg!
Papa membanting sendok di piringnya dengan kasar.
" Kamu benar-benar keterlaluan Ma! " Bentak Papa.
Hana terdiam karena terkejut. Papa hendak melanjutkan kata katanya, tapi telephon rumah berdering. Dengan cepat Mama mendekati dan mengangkatnya. Tentu saja untuk menghindari kemarahan Papa.
hallo
ya ampun maria. iya nak. syukurlah,... mama mau kasih kabar nak, keponakan kamu sudah lahir . iya mama serius. iya mama tunggu ya sayang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Satu keluarga gila semua kecuali Dara
sungguh miris.....minta cerai dan keluar dari rumah terkutuk itu
2023-03-10
0
Mega
hahahaha,,, awalan baca aja udh mnjdi anak durhaka,dan 1 hall yg mesti kita ingat,kl kita melawan ortu,itu pasti akan datang karma yg lebih menyakitkan,bahkan membuat malu smpai se rendah2nya,,,, di gunia nyata aja banyak ttagedi yg sptri dan banyak pula ujung2nya sengsara,sebab bagai mana pun hubungan dara anak dan ortu tdk bisa di elakkan,,,, dan ini seorang perempuan pula,,,, aduhhhh,,,, karma mu akan mutlak pasti datang,tinggl mnggu harinya km merasakan dara,jg tnggl mggu aja kl ortu km msh mau menerima km msh bersukur,tp kl tdk bisa menerima km yg siap2 aja se umur hidup menanggung dosa,,,,
2023-01-24
0
Endang Priya
dara salah dari awal. beda keimanan dan menghardik ortu yg coba memberi nasehat.
2022-08-18
0