Malam mulai datang. Mama terus membujuk Braga untuk menghadiri pesta bersama Hana. Braga sudah mencoba menolak. Tapi Mama terus mendesaknya dengan ancaman-ancaman mematikan. Akhirnya Braga mengalah dan menuruti keinginan Mama.
Dara menyiapkan setelan jas lengkap dengan dasi. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dia lakukan.
" Kenapa ini tidak masuk akal? aku merasa sudah tidak waras. Aku menyiapkan pakaian, untuk suamiku pergi bersama wanita lain. Jujur saja ini sedikit menjijikan. " Batin Dara.
Braga mendekati Dara dan memeluknya.
" Sayang maaf ya, aku janji, tidak akan terjadi apapun.
" Nemang kamu tahu, apa yang aku pikirkan?
" Tentu saja.
Dara menghembuskan nafas kasarnya.
" Apa itu sebuah kesalahan?
" Tidak,
" Kalau begitu berjanjilah Mas. " Dara memutar tubuhnya berhadapan dengan Braga. " Tidak akan terjadi hal yang membuat aku cemburu."
" Baiklah. aku berjanji sayang." Braga mencium kening Dara.
Braga dan Hana serta bayi mungil itu, masuk kedalam mobil. Braga terus mengarahkan pandanganya ke arah Dara.
Dara tersenyum tipis ke arah Braga. Mobil mulai melaju meninggalkan Dara yang masih menatap mobil yang kini tengah melesat meninggalkannya.
Dara masuk kedalam rumah. Langsung menuju kamar. Dara menghempaskan tubuh langsingnya ke tempat tidur. Matanya mulai berkelana menyusuri langit-langit. Nafas kasar sesekali terdengar.
" Baiklah. Aku tahu, Mama pasti sudah meyiapkan bom atom untuk menghancurkan hatiku. Tidak aku sangka, dia melakukan segala cara untuk membuangku." Dara menarik nafas dalam dalam dan menghembuskan nya perlahan.
" Sekarang, aku harus menguatkan hatiku untuk kemungkinan yang menyakitkan. Mama kan selalu merasa bahagia melihat kesedihanku. maaf kan aku Mama,.. mungkin aku akan lebih kuat mulai hari ini." Batin Dara.
Dua jam perjalanan, Braga dan Hana sampai ditujuan. Kedatanganya disambut hangat oleh Tante Erlin dan keluarganya. Ada yang mengucap selamat atas lahirnya bayi cantik yang bernama Ameera. Ada juga yang sibuk memuji kecantikan Hana. Braga mendengus kesal. Bagaimana bisa, tidak ada satupun dari mereka yang menanyakan tentang Dara sedikitpun.
" Braga, anak kamu cantik ya, wajahnya mirip kamu ga. " Ucap Tante Erlin sembari mengelus pelan pipi Ameera.
" Iya Tante, terimakasih.
" Kamu beruntung sekali ya menikahi perempuan secantik dan sebaik Hana.
Braga mengerutkan dahinya. Hana tersenyum malu.
" Maaf Tante, istri Braga itu Dara.
" Iya ga, Hana kan istri kamu juga.
" Ini hanya sampai Ameera berumur satu tahun. " jawab Braga yang sudah mulai kesal.
" Tidak boleh begitu braga, memang kamu tidak merasa kasihan.
Oertanyaan Tante Erlin membuat Braga menyipitkan matanya bingung.
" Maksutnya kasihan?
" Memang kamu tega?, memisahkan ibu dan anaknya? lagi pula, tidak ada ibu yang tulus menyayangi seorang anak. Kalau bukan darah dagingnya sendiri.
Braga menghela nafasnya.
" Tante, Braga sangat mengenal Dara. Dia adalah istri yang paling sempurna untuk Braga.
Ucapan Braga membuat wajah bahagia Hana memudar. Erlin dan anggota keluarga menatap Hana dengan iba.
" Braga, kalau istrimu sempurna, sudah pasti kamu tidak akan menikah lagi kan?
" Braga kira, Mama sudah menceritakan semuanya. Tapi ternyata banyak yang Tante tidak tahu.
" Memang apa yang tante tidak tahu? istri kamu itu bukan menantu yang baik. Mama kamu sering menangis karena istri kamu.
Braga sudah mulai jengah dengan pokok pembahasan yang tidak berkesudahan. Semua hipotesa tentang Dara sudah Braga bantah. Tapi tetap saja, ketika otak manusia terlalu banyak sisi negativ, akan sangat sulit mencerna sisi positif. Akhirnya Braga memilih untuk diam. Tidak ada lagi sepatah katapun yang keluar dari bibirnya. Bagi Braga satu kata yang keluar dari mulutnya, adalah bumerang.
Acara selesai. Braga menggendong Ameera yang tengah tertidur menuju kamar hotel. Hana mengikuti langkah kaki Braga. Braga merebahkan ameera ditempat tidur. Braga langsung pergi ke kamar mandi dan langsung membawa baju ganti untuk tidur. Setelah selesai, Hana juga melakukan hal yang sama. tak berapa lama Hana telah selesai. Dia menggunakan baju tidur yang hampir transparan dan terkesan seksi. Sebelum tidur, Hana duduk di depan meja rias. Memoles wajahnya dengan cream dan wewangian untuk tubuhnya.
Braga merebahkan tubuhnya di sofa dekat jendela. Dia terus memandangi langit yang nampak cerah malam ini. Dilihatnya bintang yang nampak sangat terang malam ini. Braga tersenyum tipis mengingat hari pertama bertemu Dara.
* flash back *
Sekelompok anak muda berseragam bertuliskan nama salah satu universitas perguruan tinggi, tengah bercengkrama dengan bahagia. Braga melihat kedekatan mereka, mengingatkan tentang betapa indahnya saat saat dia mengecap pendidikan disalah satu kampus favorit ternama. Tanpa sadar, matanya memperhatikan satu persatu wajah anak muda yang tengah bercengkrama itu. Matanya terhenti memandang gadis muda yang cantik tengah tertawa riang. Semakin Braga memandangnya semakin cantik gadis itu terlihat. Bagaimana seseorang bisa tertawa seriang dan secantik itu? batin Braga.
" Ga!
Braga terperanjak kaget. " Eh iya.
" Kamu kenapa melamun?
" Ah tidak bim. Aku hanya ingat saat kita kuliah dulu. Kita juga sebahagia mereka juga kan?
" Mungkin iya. Mungkin juga tidak.
" Kenapa? kita pernah berkumpul seperti itu, kita juga sering tertawa bersama.
" Mungkin saja. Tapi saat kita dulu, sangat sulit mencari teman yang tulus ga. Tapi coba lihat mereka. Mereka terlihat sangat akrab seperti tidak ada batasan." Dia menyipitkan matanya. dia kan gadis yang,.-
" Gadis apa? yang mana Bim?
Bima nyengir, bingung ingin menjelaskan tapi ada hal yang tidak ingin diketahui oleh Braga.
" Ah,. bukan apa-apa Ga. Sepertinya aku mengenal salah satu dari mereka.
" Yang mana? laki-laki atau perempuan Bim?
Bima kebingungan. Sejak kapan braga punya rasa ingin tahu tentang hal receh seperti ini. batin Bima.
" Wda apa ga? sepertinya kamu tertarik sekali.
" Ah,,...tidak juga. Melihat mereka membuatku menjadi semangat. Hanya itu bim.
Bima menjebikan bibirnya sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.
" Baiklah kalau begitu. Kita bisa mulai fokus dengan tujuan kita bertemu disini?
Mata Braga masih sibuk memandangi gadis cantik yang sedari tadi dia perhatikan.
Bima menggelengkan kepala kebingungan.
" Hei bung! apakah ada wanita yang membuat anda tertarik? " Tanya Bima dengan nada sedikit meninggi.
" Ah iya! " Jawab Braga spontan.
Braga membulatkan mata. Bibirnya sedikit terbuka. Terkejut mendengar ucapannya sendiri.
Bima terkekeh melihat Braga menjawab cepat dan spontan. Yang lebih menggemaskan lagi, wajah terkejut Braga sangat lucu saat itu.
" Hei Tuan Braga. Siapa yang membuatmu kehilangan fokus hari ini. Fia laki-laki atau gadis?
Braga menatap tajam Bima.
" Sudah gila ya kamu bim! mana mungkin aku tertarik dengan laki-laki. " Braga mendengus kesal.
" Hei Braga! semenjak putus dengan mantan pacarmu dulu, kamu menjaga jarak dari para wanita. Wajar saja kalau aku berpikir, kamu sudah berpindah haluan. " Ucap Bima meledek.
" Kamu mau aku pukul?
" Tidak!
" Kalau begitu jangan membuat keinginan untuk memukulmu timbul.
" Baiklah sahabatku Braga yang ku hormati dan ku cintai.
" Hentikan! aku tidak sudi mendapat cinta terkutuk mu!
" Wuah! bicaramu kasar sekali.
" Sudahlah. Ayo kita bahas tujuan kita bertemu disini.
Akhirnya mereka membahas masalah pekerjaan di sana.
............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Annie Soe..
Karya yg menarik cumaaa banyak typo,,
Gpp tor, ttp semangat..
2025-03-15
0
Andini sartika
sukses ya kak bagus ceritanya
2021-01-11
0
Dahlia putri isyani
mataku ngantuk tapi masih pgn baca
2020-12-26
0