Bastien berpamitan kepada Karl setelah berbincang di ruangannya, Bastien memasuki mobilnya tak menunggu Bastien pergi. Karl kembali memasuki gedung kampus, Bastien yang melihat kepergian Karl hanya mendengus pelan merasa bersalah.
"Maaf, Karl! Bukannya aku tidak mau memberitahu mu, Ini keinginan Marissa" ucap Bastien.
Tak lama kemudian, Bastien mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.
***
Ting
Satu pesan masuk dari ponsel masing-masing, Delina dan Feyrin pun serentak membuka satu pesan tersebut.
KETOS RESE : HARI INI KITA AKAN MENGADAKAN REUNI DI RESTORAN XX PADA PUKUL 19:00 SEMUA DI HARUSKAN HADIR
Pesan yang penuh dengan capslock berhasil mengalihkan perhatian mereka yang sedari tadi mengerjakan tugasnya, kini mereka menjadikan pembicaraan tentang reuni. Nama dari pesan yang di ponsel mereka masing-masing ialah Ketua Osis sekaligus teman sekelas di masa SMA, dengan kelakuan yang membuat orang selalu merasa kesal itu membuat mereka memberikan nama kontak di ponsel masing-masing dengan nama KETOS RESE.
"Hah! Tak ku sangka si Ketos Rese itu mengajak reuni terlebih dahulu" ucap Feyrin.
"Wajar saja jika dia mengajak reuni terlebih dahulu, toh. Kita juga sudah 2 tahun tidak bertemu dengan teman sekelas kita, jadi apa kau akan datang ke tempat reuni?" Tanya Delina.
"Entahlah"
***
Malamnya. Karl menemani Bastien di salah satu restoran mewah, tadi siang Bastien meminta Karl untuk menemani makan malam karna besok pagi Ia harus kembali ke AS. Bastien keturunan AS dan Wellington, keluarganya memiliki bisnis di AS dan Ia harus meneruskan bisnis keluarganya. Sesekali Bastien kembali ke Wellington hanya menemui Ibunya, fyi. Orang tua Bastien sudah bercerai sejak Bastien usia 8 tahun dan Ibunya menikah lagi dengan orang Wellington, setelah kelulusan SMA Ayah kandung Bastien meminta Bastien melanjutkan bisnisnya.
Awalnya Bastien menolak namun setelah Ibunya membujuk Bastien, Bastien pun menerima tawaran Ayahnya.
"Apa hubungan mu dengan cewek tadi siang?" Tanya Bastien.
Karl mengerutkan alisnya bingung, "Apa maksudmu?" Tanya Karl bingung.
Bastien tersenyum lalu Ia meminum anggur merah di gelas yang berada di sampingnya. "Aku melihat kau terus menerus menatap wanita itu selama makan siang, Apa kau sudah melupakan Marissa?" Tanya Bastien.
Aku harap kau sudah melupakan Marissa, Karl. Aku tidak mau kau sakit hati setelah mengetahui kebenarannya - Gumam Bastien dalam hati.
"Dia hanya murid ku!" Ucap Karl sembari memasuki potongan daging ke mulutnya.
"Benarkah?" Tanya Bastien tidak yakin.
Karl mengiyakan.
***
Delina dan teman-teman masa SMA baru saja datang ke tempat yang di sebutkan oleh teman sekelasnya, Feyrin yang sempat tidak tahu akan datang atau tidak Ia pun pada akhirnya datang ke tempat reuni. Ketos rese yang mengirim pesan lewat grup kelasnya pun melambaikan tangannya saat mengetahui Delina dan beberapa temannya datang, Ketos rese itu tersenyum kepada Delina namun Delina dengan wajah datarnya hanya melewati Ketos rese itu dan menarik tangan Feyrin duduk di sampingnya.
"Wah! Daniel, Ayahmu benar-benar kaya! Kau bahkan menyiapkan tempat reuni kita di tempat seperti ini" ucap teman wanita sekelasnya.
Dengan gaya yang sombong, Daniel merapihkan jas dan dasi yang Ia kenakan. "Haha, tentu saja! Kalian makanlah sepuasnya, aku yang traktir" ucap Ketos rese itu yang tak lain ialah Daniel.
Daniel menarik kursi yang ada di samping Delina, Delina menatap tajam ke arahnya. "Astaga, Del! Kau tidak pernah berubah ya selalu menatapku seperti itu" Ucap Daniel.
Fyi, Daniel sempat mengatakan perasaan terhadap Delina tetapi dengan sikap Daniel yang rese dan sedikit menyombongkan diri membuat Delina tidak menyukainya bukan hanya itu saja. Delina yang mengetahui Feyrin menyukai Daniel, Ia pun segera menolaknya agar temannya ini tidak merasa dikhianati.
"Delina! Aku dengar Ayahmu sedang banyak hutang ya?" Tanya teman sekelas yang suka membuat gosip sesuka hatinya.
Delina terdiam sejenak menatap tidak suka ke arah wanita yang baru saja menanyakan hal seperti itu, waktu SMA wanita itu lah yang membuat gosip bahwa dirinya berpacaran dengan Daniel dan membuat persahabatan Delina dan Feyrin hampir rusak.
Tak ada jawaban dari Delina, Teman satunya yang suka ikut membuat gosip sesuka hatinya berkata "Wah! Kau pasti menyesal setelah menolak Daniel, Daniel sekarang kan bisnis ayahnya sedang naik" ucapnya.
Delina masih terdiam, Ia menahan emosinya agar tidak keluar. Delina hanya menatap tajam ke arah mereka berdua dan berkata "Kalian masih tidak takut jika aku melakukan hal yang sama saat di sekolah?" Ucap Delina.
Deg!
Mereka yang sempat menelan ludah merasa takut akan hal yang Delina lakukan saat di sekolah waktu itu, namun salah satu dari temannya itu melawan rasa takut. "Cih! Kau sudah tidak punya kuasa lagi, Delina. Ayahmu sedang dililit hutang" ucapnya.
Delina mengepalkan tangannya merasa kesal, Ia beranjak berdiri berniat menghampiri temannya itu. Teman wanita yang berbicara tersebut hanya menelan ludahnya ketakutan, namun dengan cepat Daniel menahannya.
"Hei hei! Sudahlah jangan cari ribut, kita disini mau mengenang masa indah di sekolah bukan cari masalah" ucap Daniel.
♧
♧
♧
♧
♧
♧
Jangan lupa like dan vote^^ Terima Kasih..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments