Delina dan Feyrin berada di sebuah kantin, kantin hari ini terlihat sangat penuh bahkan tidak ada sisa kursi dan meja makan.
"Wah! Hari ini kantin benar-benar ramai" ucap Feyrin sembari menyoroti matanya keliling kantin mencari tempat duduk setelah selesai mengambil makanan, Delina yang di sampingnya hanya diam dan mengikuti sorotan mata Feyrin mencari tempat duduk.
Mata Delina berhenti tepat saat dirinya melihat Karl duduk dengan seorang laki-laki di hadapannya, begitu pula dengan Feyrin. Hanya bangku itu saja yang tersisa, Feyrin pun dengan langkah cepat menghampiri Karl dan laki-laki yang ada di hadapannya. Delina yang melihat Feyrin pergi begitu saja, Ia langsung membulatkan matanya sempurna namun tak lama kemudian Delina mengikuti langkah Feyrin.
Sebelum sampai ditempat tujuan, mata Delina dan Karl bertemu. Mereka saling beradu pandang sampai akhirnya Feyrin bersuara, "Permisi" ucap Feyrin setelah tiba di tempat yang Ia tuju.
Delina pun mengakhiri pandangannya, Karl pun beralih menatap Feyrin. Seperti biasa Karl selalu menatap datar setiap ada wanita, Feyrin tersenyum tipis sedikit canggung tapi mau bagaimana lagi? Kursi yang tersisa hanya ada di antara Karl dan laki-laki di hadapannya, "A--apa kami boleh duduk disini? Ha--hari ini kantin terlihat sangat ramai bahkan tidak ada yang tersisa satu bangku saja, sa--saya hanya melihat bangku ini saja yang tersisa" ucap Feyrin gugup setelah melihat wajah datar nan dingin di wajah Karl.
Karl terdiam tidak langsung menjawabnya, pandangan Karl kini beralih menatap Delina sekilas. "Duduklah" ucap Karl dengan nada dinginnya, Feyrin pun berterima kasih lalu Ia menyuruh Delina duduk di samping laki-laki yang ada di hadapan Karl yang tak lain ialah Bastien.
***
"Karl" panggil Bastien.
Karl yang masih sibuk dengan makanannya, hanya menjawab dengan kata "Hmm?".
"Apa kau sudah mendengar kabar Marissa?" Tanya Bastien.
Saat tangan Karl ingin memasuki makanan ke mulutnya berhenti begitu pula dengan Delina, Karl menatap sekilas ke arah Delina yang kebetulan Delina melihat ke arah Karl. Delina dengan cepat mengalihkan pandangannya dan memasuki makanan yang sempat Ia tunda, Karl pun mengalihkan pandangannya ke arah Bastien.
"Tidak! Kau kan tahu aku tidak pernah mendengar kabarnya lagi selama 10 tahun" ucap Karl.
Bastien terdiam sejenak menatap teman SMA sekaligus sahabatnya itu, "Ada apa? Kau sudah mendengar kabarnya?" Tanya Karl yang tidak mendapatkan jawaban dari Bastien.
"Belum" ucap Bastien, ada kebohongan yang Ia selipkan. Bastien memasang wajah untuk meyakinkan Karl, Karl menatap Bastien lama tak lama kemudian "Oh."
***
Setelah makan di kantin, Delina dan Feyrin kembali melanjutkan mengerjakan tugas di perpustakaan. Mereka kini sudah berada di perpustakaan setengah jam yang lalu, tangan mereka satu sama lain sibuk mencari jawaban di buku yang mereka pinjam di perpustakaan namun tangan Delina terhenti saat mengingat perkataan Karl dengan Bastien di kantin tadi.
"Marissa? Siapa dia? Apa dia cinta pertama dosen killer itu?" Ucap Delina pelan namun masih terdengarkan oleh Feyrin.
"Oy! Kenapa kau tiba-tiba mempedulikan cinta pertama dosen Karl?" Tanya Feyrin.
Delina tersentak, "Hah?" Ucap Delina. Feyrin mendengus kesal, "Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Feyrin.
"Tidak! Tidak ada" ucap Delina berbohong, Feyrin mengetahui bahwa Delina sedang berbohong jelas-jelas dirinya tadi mendengar perkataan Delina barusan.
"Jangan berbohong! Memang aku tidak dengar apa yang kau katakan barusan" ucap Feyrin.
"Kau kenapa tiba-tiba jadi mempedulikan asmaranya dosen Karl?" Tanya Feyrin heran.
"Tidak! Siapa juga yang mempedulikan asmaranya dia" ucap Delina.
"Kau! Kau baru saja mempedulikannya!" Ucap Feyrin sedikit berteriak.
◇
◇
◇
◇
◇
◇
◇
Jangan lupa like dan vote^^ Terima kasih..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments