BAB sudah di revisi
Fredelina yang biasa dipanggil Delina oleh teman-teman kini sedang bersiap-siap menuju kampus, setelah merasa siap dirinya menuruni anak tangga menuju ruang makan terlihat kedua Orang tuanya dan Kakaknya sudah berada di ruang makan tersebut.
"Morning everyone" Sapa Fredelina.
kedua Orang tuanya tersenyum dan menyapa balik anak terakhirnya, Fridolin Geishara Kakaknya menyapa balik Adiknya.
"Kau masuk pagi sekarang?" Tanya Geishara.
Fredelina mengangguk.
"Apa aku boleh berangkat bareng Kakak?" Tanya Fredelina.
"Tidak bisa! Aku ada rapat bersama klien Papah, kau berangkat sendiri saja" Ucap Geishara.
Fredelina menggembungkan pipinya.
"Apa Papah juga?" Tanya Fredelina kepada Papah Brake.
"Tentu saja, Nak. Kau akan diantarkan supir Papah nanti" Ucap Brake.
"Baiklah"
Setelah sarapan Fredelina langsung berpamitan kepada Ibunya, sebelumnya Geishara dan Papah Brake sudah berangkat terlebih dahulu. Fredelina memasuki mobil setelah supir pribadi Ayahnya membukakan pintunya, satu minggu yang lalu Fredelina baru saja menyelesaikan OSPEK dan Ia baru saja memulai belajar 2 hari yang lalu.
\*\*\*
Saat dirinya tiba di kampus, Ia segera menuju ke kelasnya namun di koridor kampus ada yang memanggilnya.
"Delina"
Fredelina langsung menghentikan langkahnya dan mengalihkan pandangannya ke asal suara tersebut, Ia tersenyum saat tahu siapa yang memanggil.
"Hai, Fey!" Sapa Fredelina.
Feyrin merangkul lengan Fredelina.
"Bagaimana tugasmu?" Tanya Feyrin.
"Tugas?"
Feyrin mengangguk.
"Jangan bilang Kau lupa? Itu tugas dari Dosen Killer, hari ini kan harus dikumpulkan tugasnya" Ucap Feyrin.
"Astaga aku lupa, aku belum menyelesaikan tugasnya! Hari ini dia mengajar di jam pertama, kan?" Ucap Fredelina.
"Delina, kau ini gimana si! Padahal kemarin sudah di ingatkan sama dosen killer itu di grup, iya. Dia mengajar di jam pertama"
Fredelina menggerutu, Ia dengan langkah cepat menuju kelasnya. Yup, dosen killer yang baru masuk kuliah sudah memberikan tugas banyak dan harus dikumpulkan keesokan harinya.
Sepanjang di koridor, Fredelina hanya menggerutu kesal. Feyrin yang berada disampingnya hanya terdiam, setibanya di kelas Fredelina meminta jawaban dari Feyrin. Feyrin pun mengeluarkan binder dari dalam tas dan memberikannya kepada Fredelina, sebelum jam masuk Fredelina dengan sigap menyelesaikan tugasnya di pagi itu juga.
\*\*\*
"FREDELINA!" Teriak seseorang.
Fredelina yang baru saja memasuki buku kedalam tasnya berniat pindah kelas untuk pelajaran lain, namun mendengar teriakan tersebut Fredelina menelan ludah dan menghampiri laki-laki yang sedang berdiri menata buku muridnya.
"Feyrin! Kau juga kemari" Ucap laki-laki tersebut.
Mendengar namanya disebut juga, Feyrin dengan takut melangkahkan kakinya menuju laki-laki tersebut.
*Brak*!
Lemparan 2 binder tepat di meja terdengar sangat keras membuat mereka bergejolak kaget, Feyrin menatap takut ke arah laki-laki tersebut sedangkan Fredelina hanya menatap datar ke arahnya.
Yup, Laki-laki yang ada dihadapan mereka sekarang ini adalah dosen killer yang membuat para mahasiswa/i merasa jengkel dan ketakutan.
"Jawaban kalian ada yang sama! Saya kan sudah bilang jangan ada jawaban yang sama!" Ucap dosen killer.
"Pak Karl, kita kerja sama mengerjakannya makanya ada yang sama jawabannya" Ucap Fredelina datar.
*Brak*!
Gembrakan meja terdengar lagi dan itu membuat Feyrin terkejut.
"Saya sudah bilang jangan ada yang kerja sama untuk mengerjakannya"
"Pak Karl, bagaimana jawabannya tidak sama? Kan kita cari di buku dan internet yang sama, walaupun kita kerja sama pasti ada jawaban yang sama di binder lain bukan? Bapak tahu itu" Ucap Fredelina dengan santai.
Melihat wajah datar Dosen Killer itu yang menatap tajam kearah Fredelina, Feyrin langsung menggenggam tangan Fredelina. Fredelina menatap Feyrin, Feyrin menggelengkan kepalanya. Dosen killer itu melirik sekilas, lalu Ia melipatkan kedua tangannya di dada bidangnya.
"Jawab jujur! Siapa yang menyalin jawaban? Saya tahu yang mana mengerjakannya sendiri dan menyalin jawaban orang lain"
Mereka terdiam, Feyrin mau menjawabnya namun dengan cepat Fredelina menyelanya.
"Saya! Saya baru mengerjakan setengah tadi malam dan saya tertidur, paginya Feyrin memberitahu saya dan saya baru mengingatnya tadi pagi" Ucap Fredelina.
Dosen killer itu menatap tajam ke arah Fredelina, Fredelina menatap tajam juga kepada dosennya.
*Ah! sial, aku pagi-pagi sudah mendapatkan tatapan tajam itu* - gumam Fredelina
"Nilai kamu dan Feyrin saya kasih B‐ untuk pelajaran saya" Ucap Dosen Killer.
*APA! GILA NIH DOSEN, tidak mau kasih kesempatan apa? Padahal banyak murid dia yang melakukan hal yang sama, kenapa hanya sama kita saja* - gumam Fredelina kesal.
"Apa? Tidak bisa gitu, Pak Karl! Kan banyak yang menyalin jawaban, kenapa hanya nilai kita saja yang dikurangi?" Ucap Fredelina tidak suka.
"Karna tadi kalian berbicara di kelas saya, saya sudah memberitahukan dari awal sebelum mengajar bukan? Dan nilai kau saya kurangi lagi menjadi C" Ucap dosen killer.
"Ap-" Ucapan Fredelina terpotong saat tangan Feyrin menarik tangan Fredelina.
"Sudahlah, kau jangan bikin nilaimu tambah jelek" bisik Feyrin.
"Maaf, Pak Karl. Kita memang salah, tapi apa Pak Karl bisa tidak? Tidak mengurangi nilai Delina lagi? Pak Karl cukup memberi nilai B‐ saja" Ucap Feyrin kepada Dosen killer.
"Tidak bisa!" Ucap Dosen killer meninggalkan mereka.
Melihat tingkah Dosen killer tersebut, Fredelina terlihat sangat kesal.
"Apa! Apa-apaan dosen itu, sungguh menyebalkan"
\*
\*
\*
\*
\*
\*
\*
\*
\*
LIKE DAN VOTE
My IG: VolusHan\_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Nadia Laili
ah Dellina masih untung di kasih C+ Sy dulu protes Krn di kasih nilai C eeh sm dosen di turunkan jadi D😭😭😭ngulang deh semester berikutnya
2021-12-20
0
Rina Parlina
aku suka cerita2 berbau bau dosen killer 😂😂
2021-07-03
0