BAB sudah di revisi
Karl yang dari awal sudah menolak perjodohan ini terpaksa harus menyetujui, Aldric sempat mengancam Karl bahwa dirinya tidak akan memberikan warisan sepersen pun. Ancamannya itu membuat Karl kelabakan, mau tidak mau Karl menyetujui perjodohan ini.
Setelah Aldric menyuruh anaknya mengganti baju, Karl langsung menuju kamarnya. Sebenarnya Ia enggan datang ke rumah Tuan Brake, tak lama kemudian Ia telah berpakaian rapih. Merasa dirinya sudah siap, Ia keluar kamar dan menemui orang tuanya.
Setelah melihat anaknya sudah siap, mereka langsung menuju ke rumah Tuan Brake. Aldric menyuruh anaknya membawa mobil sendiri, bisa saja Karl kabur jika membawa mobil sendiri tetapi Ia tidak memiliki niat untuk kabur dari perjodohan ini. Andai saja Aldric tidak mengancamnya, Karl bisa saja saat ini langsung pergi menemui Bastien sahabatnya yang sedang berada di Selandia Baru.
\*\*\*
Mobil mereka tiba di halaman rumah Brake, melihat orang tuanya langsung keluar dari mobil. Karl pun mengikutinya, Aldric mengetuk pintu berwarna cat putih. Tak lama kemudian Bi Meoly membuka pintu, Bi Meoly menyuruh Aldric berserta Anak dan istrinya masuk.
"Tuan! Silahkan duduk disini terlebih dahulu, saya akan panggilkan Tuan Brake" ucap Bi Meoly.
Aldric pun mengiyakan, Karl sebenarnya merasa familiar dengan rumah ini setelah tiba di halaman rumah tadi. Ia merasa pernah melihat rumah ini sebelumnya, tak lama kemudian Brake berserta Melky dan Delina datang. Karl tertegun saat melihat Delina, begitu pula dengan Delina namun Ia lebih terkejut saat melihat Tuan Aldric yang ternyata pemilik mini market.
"KAU!?"
"BAPAKl!?"
Mendengar suara terkejutnya mereka, Orang tua mereka memasang wajah bingung.
"Kalian sudah saling kenal?" Tanya Ibu Karl.
"Ah! Bibi, dia dosen saya" ucap Fredelina dengan wajah tidak suka menatap kearah Karl.
"Dosen?" Ucap Ayah Fredelina.
Fredelina mengangguk, "Wah! Bagus sekali, jadi saya bisa tahu aktifitas anak saya selama di kampus" ucap Brake
"Haha, duduklah! Perkenalkan ini anak saya Fredelina Giza, sebenarnya saya ingin menjodohkan Kakaknya kepada anak anda Tuan Aldric seperti saya katakan di telpon waktu itu tapi anak sulung saya tidak ada dirumah selama pekerjaannya diluar negri selama 2 tahun jadi saya sebagai gantinya ingin menjodohkan anak terakhir saya" ucap Brake.
Mendengar perkataan Ayahnya, Delina tertegun begitu pula dengan Karl. Namun mereka memilih diam.
"Menggantinya? Kau yakin?" Tanya Aldric, dari hati kecilnya Ia merasa senang bahwa Delina yang akan menikah dengan anaknya.
Brake meyakinkannya.
"Berapa usia anakmu? Dia terlihat sangat muda jika dibandingkan dengan anak saya" Ucap Aldric.
"Haha, tentu saja. Fredelina baru usia 20 tahun, walaupun dia lebih muda dari anak Anda tapi dia satu-satunya harapan saya" Ucap Brake.
\*\*\*
Setelah mengajak keluarga Aldric makan malam, mereka kembali berbincang di ruang tengah. Banyak sekali yang mereka bicarakan, sesekali perkataan Karl membuat Delina merasa kesal setiap Karl menjawab pertanyaan dari Brake.
Tak terasa hari semakin malam, setelah membicarakan hal serius tentang pertunangan mereka yang akan di laksanakan minggu depan. Bukannya Aldric berpamitan pulang tetapi Ia masih ingin melanjutkan pembicaraan kepada Brake, Delina berpamitan pergi melanjutkan mengerjakan tugasnya.
Melihat Delina pergi dari sana, Karl memutuskan untuk berbicara dengannya. Tetapi Karl berpamitan kepada orang tuanya untuk ke kamar mandi, saat Delina ingin menaiki anak tangga. Karl memanggilnya, Delina pun mengurungkan niatnya.
"Ada apa?" Tanya Delina dengan tatapan yang masih kesal terhadapnya.
"Ada yang mau saya bicarakan" ucap Karl.
"Tunggulah di halaman belakang, saya mau ganti baju dulu" ucap Delina.
Delina pun menaiki anak tangga menuju kamarnya, Karl bukannya menuju halaman belakang rumah Delina. Ia malah mengikuti Delina dari belakang tanpa sepengetahuan Delina, Delina masuk ke kamar tanpa menutup pintu kembali. Karl pun dengan leluasa masuk begitu saja ke kamar Delina, Ia melihat sekeliling kamar Delina yang berkombinasi warna abu-abu kalem dan dusty pink.
Saat Delina membalikkan tubuhnya, Ia terkejut saat Karl sudah berdiri di meja belajarnya. Karl menatap buku yang ada di meja belajar Delina yang belum sempat Delina rapihkan, Karl membaca tulisan yang ada di buku Delina.
"Astaga! Bapak kenapa masuk ke kamar saya, saya kan sudah bilang tunggu saya di halaman belakang! Kenapa Bapak memasuki kamar saya" ucap Delina kesal.
Mata Karl yang awalnya menatap dan membaca setiap huruf dibuku Delina kini menatap ke arahnya, seperti biasa tatapan dingin yang selalu Karl tunjukan kepada setiap wanita.
"Saya hanya mau melihat tugas saya yang saya berikan kepada mu sudah sampai mana" ucap Karl datar.
"Tetapi kan Bapak bisa tunggu saya di halaman belakang!" Ucap Delina kesal.
Delina yang awalnya ingin ganti baju kini niatnya terurungkan saat Karl memasuki kamarnya, baju yang baru saja di ambil dari dalam lemari Ia letakkan di atas tempat tidur. Kini Ia berjalan mendekati meja belajarnya dan merapihkan buku-buku yang belum sempat Ia rapihkan, saat Delina ingin menutup binder tangan Karl menahannya dan Ia mengambil binder tersebut dan membaca lagi setiap huruf yang ada di binder tersebut.
^
^
^
^
^
^
^
Jangan lupa like dan vote ya^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments