Setelah meninggalkan kertas note diatas meja kerjanya, Geishara menuruni anak tangga. Siang itu rumah benar-benar sepi, Melky yang bekerja di rumah sakit sebagai Dokter belum kembali dari pekerjaannya begitu pula dengan Delina yang masih sibuk dengan kuliahnya belum kembali. Ia menuju ruang tengah menghampiri seseorang yang sedang menunggunya, seseorang itu ialah Dion. Teman semasa SMA dan sahabat yang kebetulan Dion ingin bekerja di London selama 2 tahun, ide gila ini muncul dari otak Dion yang membantu Geishara kabur dari perjodohan ini.
"Kau benaran yakin mau tinggal di London selama 2 tahun?" Tanya Dion meragukan, Dion sebenarnya ragu dengan ide gila yang dia ciptakan. Bisa saja Geishara tinggal di London selama beberapa bulan lalu kembali lagi ke Selandia Baru, tetapi Geishara ingin tinggal di sana selama 2 tahun sekaligus mengurus perusahaan Brake yang ada di London.
Geishara mengangguk kepalanya meyakinkan Dion, tak lama setelah Dion yakin dengan keputusan Geishara mereka pun meninggalkan rumah.
***
Malamnya menjelang makan malam. Melky memanggil anak-anaknya untuk siap-siap makan malam dan menyapa keluarga Tuan Aldric, namun saat Melky memasuki kamar anak sulungnya tidak terdapat sosok anak sulungnya. Ia menuju kamar mandi namun tidak ada, Melky panik sampai akhirnya melihat selembar kertas note di atas meja kerja anak sulungnya dan membacanya setelah membacanya Melky membulatkan matanya.
Melky segera keluar dari kamar anak sulungnya dan menghampiri Brake di ruang kerjanya, Melky tanpa mengetuk pintu langsung masuk begitu saja membuat Brake menghentikan aktifitasnya.
"Ada apa?" Tanya Brake heran melihat kepanikan istrinya.
Melky memberikan selembar kertas note dan berkata, "Hara pergi ke London" ucap Melky. Brake dibuat terkejut dengan perkataan Melky, "APA!?" Ucap Brake terkejut. Dokumen yang awalnya terbuka kini Ia tutup dan mengambil selembar kertas note dari tangan Melky, Ia mengepal jemari tangannya dengan kesal setelah membaca pesan singkat dari Geishara.
"Bagaimana ini? Sebentar lagi keluarga Tuan Aldric akan datang, kita harus bicara apa kepada Tuan Aldric atas kepergian Hara ke London?" Tanya Melky panik.
Brake terdiam sejenak, seketika wajah Delina muncul di pikirannya. Tanpa ragu Brake langsung memutuskan Delina untuk menggantikan Kakaknya, namun saat Brake berkata seperti itu Melky menolaknya.
"Tidak ada pilihan lain, Sayang! Delina satu-satunya harapan kita" ucap Brake.
"Tapi dia masih sangat muda untuk menikah!" Ucap Melky menolaknya.
"Aku tahu! Tapi tidak ada pilihan lain, Delina pasti mengerti kondisi kita saat ini" ucap Brake.
Tidak mau berdebat dengan suaminya, Melky pun terpaksa mengikuti keinginan suaminya tersebut.
***
Fredelina Giza sedang sibuk mengerjakan tugas dari Karl yang belum selesai, suara pintu membuat Delina berhenti sejenak dan Ia menyuruh seseorang yang dibalik pintu masuk. Delina menatap arah pintu dan menunjukan sosok wanita paruh baya yang tak lain ialah Melky, melihat kehadiran Melky di kamarnya Delina menghentikan aktifitasnya.
"Ada apa, Bu?" Tanya Delina.
Melky menarik nafasnya lalu membuangnya dengan kasar, Ia sebenarnya tidak ingin anak terakhirnya menikah di usia muda. Namun mau bagaimana lagi? Ia harus mengikuti kemauan suaminya tersebut, Delina mengerutkan keningnya saat Ibunya tidak kunjung bicara. Tak lama kemudian Ibunya berkata, "Kau harus menggantikan Kakakmu" ucap Melky.
Delina tidak mengerti apa maksud Melky bicara seperti itu, " Apa maksud Ibu?" Tanya Delina heran
"Kakak mu pergi ke London, jadi Papah ingin kau menggantikan perjodohan ini" ucap Melky
Fredelina menolaknya, namun Ibunya membujuk dirinya supaya mau menggantikan Kakaknya.
"Ayo lah, Nak! Kakakmu kabur dan dia meninggalkan pesan ini" ucap Melky sembari memberi selembar kertas note yang sedikit lusuh akibat Brake meremas kertas tersebut kepada anak terakhirnya.
Fredelina mengambil kertas note dari tangan Melky, Ia membaca isi kertas note tersebut.
"Ibu! Biarkan saja Kakak pergi, lagian juga Ibu kenapa harus menjodohkan Kakak? Zaman sekarang bukan Zaman orang tua yang sering menjodohkan anaknya, Bu" ucap Fredelina setelah membaca pesan Kakaknya.
"Tapi, Nak. Perusahan Papahmu sedang diujung tebing yang artinya perusahaan Papahmu akan bangkrut, ini jalan satu-satunya yang bisa membantu perusahaan Papahmu" ucap Ibunya lagi.
Fredelina terdiam menatap dalam mata Melky, terlihat jelas tatapan mata Melky mengharapkan Fredelina yang satu-satunya harapan. namun beberapa detik kemudian Fredelina berbicara,
"Apa tidak ada rencana lain, Bu? Selain menjodohkan anak Ibu?" Tanya Fredelina.
"Tidak ada, Nak! Kau harus menggantikan Kakakmu" ucap Melky memasang wajah memohon kepada anaknya.
Fredelina menghela nafasnya kasar, Ia tidak tega melihat ekspresi wajah Ibunya yang memelas dan juga Ia tidak mau perusahaan Ayahnya yang dibangun dari usaha keras Ayahnya dari nol hancur begitu saja.
"Baiklah." Ucap Fredelina pasrah
Mendengar perkataan anaknya, Ibu Fredelina tersenyum senang dan langsung berdiri menuju lemari baju anaknya.
"Kalau gitu kau harus ganti baju sekarang" ucap Ibunya sembari mencari baju yang cocok di hari penting ini.
"Apa!? Sekarang?" Ucap Fredelina terkejut, Ia tidak tahu bahwa malam itu adalah malam dimana Kakaknya akan dipertemukan oleh laki-laki pilihan Orang tuanya.
"Iya, malam ini keluarga Tuan Aldric akan datang jadi sekarang kau ganti baju mu dengan ini" ucap Ibunya sembari memberi Dress selutut berwarna biru dongker bermotif bunga.
^
^
^
^
Jangan lupa like dan vote jika kalian menyukai cerita ini^^ Jangan lupa follow Instagram ku @Dmyntpuspa.02 dan @hans_meydina terima kasih^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments