Menunggu selama hampir sepuluh menit, Rapa, juga kelima temannya yang di kantin tadi siang, duduk di kursi panjang yang berada di depan kelas Cleona. Bel padahal sudah berbunyi, dan guru pun sudah keluar, satu persatu murid berhamburan keluar bahkan hampir habis, tapi Cleona dan ketiga temannya belum juga menampakan diri.
Tidak ada kata bosan bagi keenamnya, karena ini pun menjadi ajang cuci mata untuk mereka. Rapa bangkit dari duduknya berjalan masuk ke kelas Cleona dan senyumnya kemudian tersungging saat mendapati bahwa gadis itu masih duduk di bangkunya mengobrol tanpa menghiraukan keberadaan Rapa yang berjalan mendekat.
“Di kantin tadi lo bilang telat lima menit pulang sendiri, dan sekarang lo harus tanggung jawab karena gue udah nunggu lo lebih dari lima menit, Queen.” Ucapan bernada rendah itu tidak sama sekali Cleona hiraukan. Ia malah bangkit dan berjalan melewati Rapa begitu saja membuat laki-laki itu menganga di tempatnya.
“Untung gue sayang!" decak Rapa melangkah mengikuti Cleona yang sudah menjauh.
Shafa, Alisya dan Nirmala setelah melihat kepergian kakak kelasnya yang mendumel itu saling tatap kemudian ikut bangkit dan menyusul Cleona dengan sedikit berlari.
“Baru kali ini gue lihat lo di abaikan cewek, bro," celetuk Chiko terkekeh geli.
“Ck, kalian gak tahu aja seberapa manjanya tuh cewek sama gue, dulu,” ucap Rapa yang berjalan beberapa langkah di belakang Cleona di ikuti kelima sahabatnya juga Shafa, Nirmala dan Alisya.
“Masa?” Akbar berkata dengan nada tidak percaya.
“Apa yang di bilang Bang Rapa benar, kok, kak. Cleo itu manja banget sama Bang Rapa, tapi dua tahun ini entah kenapa jadi galak dan benci banget sama Bang Rapa, padahal Bang Rapa orangnya ganteng, manis dan penyayang juga. Alisya aja suka.”
Ucapan Alisya tersebut membuat semua orang itu menoleh termasuk Cleona yang berada tidak jauh dari mereka. Bahkan perempuan cantik itu sampai menghentikan langkahnya dan menatap tajam pada sahabatnya itu, sedangkan Alisya malah menampilkan kepolosannya. Membuat semua geram sekaligus gemas.
Shafa menoyor kepala sahabat satunya itu. “Polos apa bego sih lo, Sya!” gemas Shafa.
Cleona melanjutkan langkahnya, masa bodo dengan teman-temannya yang masih berdebat dan menghujat Alisya, karena yang saat ini Cleona inginkan adalah pulang dan tidur di kasur empuknya.
Berdiri di samping motor besar Rapa sambil melipat kedua tangannya di dada, menunggu laki-laki menyebalkan itu datang. Panas yang membuat gemas dan kesal Cleona, apalagi laki-laki tampan itu tidak datang-datang juga, membuat Cleona akhirnya meraih ponsel dari saku roknya, menghubungi nomor yang sudah begitu dirinya hapal.
“Buruan atau gue pulang sendiri!”
Setelah mengucapkan itu dengan nada kesal, Cleona langsung memutuskan sambungan dengan cepat tanpa mau memberi kesempatan untuk orang itu menjawab. Di depan sana terlihat Rapa berlari cepat menghampirinya menampilkan senyum tampan yang akan membuat siapa saja terpesona dan bertekuk lutut yang sayangnya tidak membuat kekesalan Cleona luruh.
“Pakai dulu helmnya dong, Queen,” ucap lembut Rapa seraya menyerahkan helm pink yang biasa perempuan itu gunakan sejak dulu.
Helm itu Rapa beli khusus dan special untuk Queennya dan tidak boleh ada yang menggunakannya selaian Cleona bahkan oleh sepupu dan adik Rapa sekali pun. Dan dulu, itu membuat Cleona bahagia dan menyukai sikap manis Rapa, tapi tidak berlaku sejak dua tahun lalu.
Hendak mengancingkan tali helm tersebut dengan cepat Cleona menepis tangan Rapa. “Gue bisa sendiri!” ketusnya membuat Rapa hanya menghela napas pasrah. Jujur, dirinya tidak tahu apa salahnya hingga membuat Cleona yang manis dan manja itu berubah jadi galak dan judes seperti saat ini.
Rapa membunyikan klakson motornya beberapa kali untuk pamit saat dilihat teman-temannya baru memasuki parkiran, sedangkan dirinya sudah melajukan motor sportnya itu bersama Cleona di boncengan.
“Pegangan Queen,” kata Rapa di tengah-tengah laju motornya.
“Ini gue udah pegangan juga,” jawab Cleona dengan sedikit teriak karena takut laki-laki itu tidak mendengar.
“Maksud gue pegangannya di pinggang jangan di pundak. Lo kira gue tukang ojeg!”
“Lah, kan memang iya?” balas Cleona tenang. Rapa memelankan laju motornya, kemudian menghela napas pelan.
“Pegangannya ke pinggang Queen, biar lebih aman,” lembut Rapa berucap.
“Ck, gak usah modus deh lo, Rap,” decak Cleona memutar bola matanya malas.
“Gue mau ngebut ini, makanya pegangan.”
“Lo mau ngebut? Silahkan, tapi gue loncat nih,”
“Gue serius mau ngebut Queen!” gemas Rapa.
“Gue juga serius Rapa! Lo ngebut gue loncat," balas Cleona keras kepala. “Lo tahu gue gak pernah main-main dengan ucapan gue, Rapa?” lanjut Cleona membuat Rapa akhirnya menyerah dan tidak lagi memaksa perempuan dalam boncengannya itu untuk memeluk. Padahal Rapa ingin sekali merasakan kembali pelukan hangat itu.
Memang dulu mereka begitu dekat, tapi semenjak dirinya naik ke kelas tiga SMP saat itu tiba-tiba Cleona menjauh dan berubah cuek, perlahan gadis itu menghindarinya sampai membuat hubungan mereka merenggang. Jika biasanya Cleona akan langsung berhambur kedalam pelukannya saat ia datang membawa coklat, tapi tidak sejak saat itu. Berkali pun dirinya meminta kejelasan atas kemarahan gadis itu, tetap saja Rapa tidak pernah mendapatkannya. Perempuan cantik itu hanya mengatakan bahwa dia membencinya.
Sejak masuk SMA bahkan hubungan kedunya semakin merenggang dan itu sukses menjadi pertanyaan orang tua mereka. Rapa semakin jarang bertemu dengan Cleona karena memang sudah tidak lagi satu sekolah, saat datang ke rumah perempuan itu pun, Cleona tidak pernah turun dari kamarnya. Dan hingga saat ini, Rapa tidak tahu alasan gadis itu menjauh.
“Rapa kelewat itu rumahnya,” tegur Cleona menepuk bahu Rapa yang sejak tadi melamun. Beruntung mereka tidak sampai kecelakaan saat di perjalanan tadi.
“Sorry,” ucap Rapa seraya memutar balik motornya, berhenti di depan gerbang rumah Cleona dan membuka helmnya, menoleh pada gadis cantik itu yang baru saja turun dari motornya dan melepaskan helm yang di kenakannya sedikit kesusahan.
“Sini gue bukain,” ucap Rapa hendak meraih tali helm yang di kenakan Cleona.
“Gak perlu!” tepis Cleona dengan kasar.
“Ck, dasar keras kepala.” Decak Rapa menarik paksa Cleona mendekat dan membuka kancing tali helm tersebut, membuat Rapa tersenyum saat berhasil melepaskan helm pink itu dari kepala Cleona.
“Makasih.”
Satu kata itu cukup membuat Rapa menyunggingkan senyum meski gadis di depannya mengucapkan dengan wajah judes dan nada ketus yang langsung melengos begitu saja, tanpa menunggu Rapa menjawab.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Riska Wulandari
pasti kamu ngelakuin kesalahan di mata Queen tapi kamu g nyadar ya Rapa??
2021-11-08
0
Sita Aryanti
kalo sayang bilang..kalo cburu blg..aneh jg...di tinggal Rapa nangis lho
2021-03-14
3
Ratifah
Queen nya Cemburu,,,,
2020-12-13
0