“Bella sedang apa tuh senyum-senyum sendiri di depan rumah, siapa pria itu?” tanya Lisa menjulurkan kepalanya keluar jendela, bertanya lebih kepada diri sendiri daripada ke pacarnya, Evan. Evan yang sedang menyetir ikut melirik kearah rumah Bella.
“Mana? ngga kelihatan?” ujarnya mengerutkan keningnya mencondongkan badannya kearah Lisa.
“Dah, ngga usah liat-liat parkir aja yang bener dulu, ntar nabrak lagi”! balas Lisa mendorong tubuh pacarnya kembali ke kursinya. Evan masih mencoba melihat tapi akhirnya menyerah.
“Iya deh” jawab Evan patuh, kemarin dia baru saja menyerempet tiang listrik, dia tidak mau menggores cat mobilnya lagi.
Mereka memarkir mobil mereka di tempat yang biasa dan segera turun dari mobil. Seperti biasa Lisa sudah jauh berjalan meninggalkan Evan yang membawakan tasnya.
“Permisi, Bella ada?” tanya Lisa kepada pria gondrong yang berdiri didepan rumah Bella.
Lisa sebenarnya melihat Bella berdiri di teras rumah, ia bertanya hanya sebagai alasan untuk menegur pria itu. Tetapi pria itu hanya terdiam sambil membuang sampah yang ditangannya, lalu memandangnya. Seketika Lisa seperti tersihir dengan tatapan matanya yang dalam. Paras pria ini membuatnya tertegun.
“Bella ada di dalam.” jawabnya dengan suara berat.
“Oh di dalam.” jawab Lisa hanya membeo. Evan akhirnya sampai disampingnya.
“Kamu kenapa?” tanya Evan kepada Lisa, sambil lalu, lalu masuk kedalam rumah meninggalkan Lisa sendiri diluar. Pria itu juga sudah ikut masuk di belakang Evan. Lisa terbangun dari lamunannya lalu ikut lari masuk.
"Hai Bell!" teriak Evan dari jauh. Bella mengangkat tangannya menyambutnya.
“Bell, mama lo ada di rumah ga? laper nih?” tanya Evan saat memasuki halaman rumah Bella.
Lisa dan Evan memang sering datang saat makan siang. Karena kepintaran masak mama Bella, mereka rajin berkunjung untuk makan enak.
“Ada, cuma bentaran sibuk ada pesanan Bu Joko.” balas Bella acuh memandangi Lisa yang berjalan dibelakang Aji memberi kode-kode bertanya perihal pria dibelakang Evan.
Bella pura-pura tidak mengerti perntanyaannya. Lisa menjadi frustasi.
“Wah Bu Joko arisan mulu” ujar Evan sambil melepas sepatu lalu segera masuk kedalam teras.
“Katanya tadi mau main mobile legend, trus makan bakso, kok malah jadi nyasar ke rumah gw juga akhirnya?” tanya Bella sebal pada sahabatnya. Lisa tertawa terkikik.
“Ih kamyuuuu jangan marah begitu dongs, tuh gara-gara si Evan, tadi katanya mau makan bakso habis main. Eh dari tadi kita kalah mulu, dapet tim yang kagak enak, jadi ga napsu makan bakso” jelas Lisa merangkul Bella. Bella mencibir.
“Terus kita jadi laper deh tuh ceritanya, terus inget sama masakan mama Bella yang terkenal itu lho, jadi kita main deh kesini biar bisa perbaikan gizi juga.“ sambungnya lagi sambil terus merangkul Bella masuk kedalam teras.
Lisa adalah sahabat Bella sejak SMA, dia bertubuh mungil, berambut keriting sebahu tetapi suaranya sangat lantang, tidak beda jauh seperti mama Bella.
“Tante, Evan dateng nih.” teriak Evan begitu masuk pintu depan rumah. Pria gondrong itu mengikutinya dari belakang, setelah melepas sepatunya dengan tetap diam.
“Bell itu siapa?” Bisik Lisa penasaran, matanya memandang pria yang tingginya seperti tiang itu. Evan sebenarnya sudah tinggi, tapi masih kalah tinggi dengan pria itu. Evan hanya sedagu Cowo itu.
“Ada deh, want to know ajah” jawab Bella iseng, lalu masuk agak berlari meninggalkan Lisa yang penasaran. Wajahnya langsung cemberut, karena rasa ingin tahunya tidak terpuaskan.
“Awas ya lo Bell.” panggil Lisa kepada Bella. Ia segera melepaskan sendalnya untuk masuk ke dalam rumah.
Saat masuk ke rumah, Lisa kembali mencari-cari dimana pria itu berada. Tindak tanduknya terbaca oleh Evan. Pacarnya itu langsung mendekati Lisa.
“Hayo, cari siapa ya?” bisik Evan meniup telinga Lisa. Lisa merasa geli sehingga menggeliat.
“Ih geli tau.“ serunya mencubit Evan pelan. Rambutnya yang keriting diacak-acak oleh Evan karena gemas.
“Dia masuk ke kamarnya.” ujarnya memberi petunjuk. Pacarnya itu sangat mengenalnya. Evan tahu Lisa sangat penasaran dengan pria baru di rumah Bella. Lisa tersenyum lebar dengan mata berseri-seri karena mendapatkan info baru.
“Oh, berati dia tinggal disini ya, wah siapa ya dia, sodara kali ya? Tapi, baru kali ini kelihatan ya? Kok tadi Bella tidak cerita siy pas Wa-an. Masa ada pria hot kek gini ga diceritain siy” Lisa segera berpidato dengan lirih, sebal dengan sohibnya. Evan tertawa sebal dengan rasa penasaran pacarnya.
"Pria HOT? hot mana sama aku?" bisiknya lagi menutupi pandangan Lisa tapi Lisa segera mendorongnya menjauh dan menyambut mama yang mendekati mereka.
“Eh nak Evan datang, tau begitu tante masakin kacang panjang tauco.” ujar Mama masuk ke ruang tengah menyambut Evan dan Lisa.
“Ih Tante, kan ada Lisa juga lho, kok cuma Evan aja siy yang diingat.” seru Lisa manja dari belakang Evan.
Mama tertawa atas kelakuan Lisa, mirip sekali merajuknya seperti Bella. Tidak heran mereka berdua menjadi sahabat dekat. Bella sendiri sudah duduk manis di kursi meja makan.
“Hoi, ayo duduk aja disini langsung, mama buat sayur …” ucapan Bella langsung dipotong Lisa.
“Wah, masa Lodeh lagi tante?” tanya Lisa ke mama. Mama tertawa lagi.
“Iyah begitu deh dan lauknya pun juga sama.” jawab mama
“Telur dadar daun bawang yah?” kali ini Evan yang menjawab lalu mereka tertawa bersama.
Pria jangkung tadi tiba-tiba keluar dari kamarnya lalu dengan tenang berjalan diam kearah dapur. Dia lalu keluar dari dapur membawa semangkuk besar sayur lodeh dari dapur dan meletakkannya di tengah meja makan. Lalu dia berjalan lagi dengan santai ke dapur mengambil piring berisi telur dadar dan menyajikannya juga di meja makan.
Bella terlihat malu, karena dia malah duduk santai di sana tapi dia tidak bisa apa-apa karena pria itu sudah melakukan semuanya dengan dengan cepat. Lalu setelah meletakkan semua itu dimeja makan dia bukannya duduk di kursi meja makan tapi malah kembali ke kamarnya.
Semua yang ada disitu memperhatikan dia dengan bingung, tapi pria itu seperti tidak sadar dan melakukan itu semua dengan diam dan tenang.
“Eh ya udah yuk mari kita makan.” ucap mama yang memecahkan keheningan pertama kali.
"Kita makan siang yang kesiangan nih." lanjut mama lagi.
“Yuk yuk mari kita makan sayur lodeh dan telur dadar kesukaan Bella my baybeeh” balas Lisa yang berlari dan duduk di samping sahabatnya. Evan menyusul dan duduk di hadapan Lisa. Mama baru mau duduk lalu sepertinya dia teringat akan pria tadi.
“Loh Bell, Aji mana? Coba panggil nak Aji, ajak dia makan, mungkin dia malu.” Mama menyuruh Bella dengan suaranya yang menggelegar itu.
Lisa memperhatikan Bella yang dengan enggan berdiri berjalan menuju kamar pria itu. Lisa memperhatikan dengan seksama, dia menjulurkan lehernya semaksimal mungkin. Oh nama cowo itu Aji. sepertinya bukan sepupu, teman kak Roni kah? pikirnya menyerap semua informasi.
“Woi, itu leher orang atau leher kura-kura?” tegur Evan hendak memegang leher Lisa. Lisa sudah hafal gerakan pacarnya, dia langsung menarik lehernya kembali dan menutupinya dengan jemarinya. Bella sudah tidak kelihatan. Lisa mendengus kearah pacarnya.
“Iih iseng deh” ujarnya jengkel dengan kelakuan iseng Evan yang tidak ada habisnya.
“Tante, itu siapa siy? Ponakan ya tante?” tanya Lisa tidak bisa menahan rasa ingin tahunya. Mama tertawa sebentar.
“Ga usah dijawab tante, anak kepo kek gini, harusnya ngga usah ikut makan” ujar Evan geli. Mama tertawa lagi.
“Bukan ponakan, namanya Aji, dia teman Roni.” Jawab mama menjelaskan. Benar kan teman kak Roni, ganteng banget, pikir Lisa lagi. Mata Lisa berbinar-binar.
“Oh bukan ponakan….” serunya senang dengan napas tertahan.
"Kenapa? ganteng yah?' tanya mama geli dengan sikap Lisa yang blak-blakan.
“Wah… sepertinya dia dah buat rencana macem-macem nih tante.” Evan memandangi wajah mungil pacarnya yang senyum-senyum sendiri. Bella masih belum kembali.
"Iya ganteng tante, sepertinya single yah?" tanya Lisa lagi to the point. “ Evan menggaruk-garuk kepalanya sedangkan mama tertawa kecil.
"Wah, ngga tau deh klo itu, tanya aja sendiri. Dia baru aja menginap dari semalam, teman Roni SMA katanya.” jelas mama lagi.
“Oh teman Kak Roni, SMA ya tante?” tanya Lisa membeo.
“Tapi baru kali ini kelihatan ya tante, kemarin-kemarin ngga pernah main kemari?” tanya Lisa bersemangat.
"Emang kalau dia dateng harus laporan sama kamu?" ucap Evan memandang Lisa. Lisa mencibirkan bibirnya ke depan.
“Iyah, baru kali ini nih dateng. Anaknya juga pendiam sekali. Tante juga belum sempat tanya-tanya” Mama menjawab kembali.
"Tinggal sampai kapan tante?" Lisa bertanya layaknya wartawan, mama tersenyum geli.
"Kamu tuh nanya kek wartawan aja deh, mang urusannya sama kamu apa? Kepo banget deh ah!" Evan yang menjawabnya dengan sebal.
Mama tertawa geli sama kelakuan mereka. Lisa kesal lalu mencubit Evan yang gagal berusaha kabur.
"Yah kan namanya penasaran ya Tante." gumam Lisa sambil memuntir cubitannya, Evan berteriak meminta ampun.
Lisa kembali memandangi kearah Bella menghilang tadi. Bella lama juga belum kembali. Kali ini Evan ikutan memandangi kearah yang sama. Tiba-tiba Bella muncul diikuti pria itu
“Stt, dah datang tuh” bisik Evan menyikut Lisa yang masih memandangi kearah Bella.
Mimik wajah Bella aneh, Lisa tidak bisa menebak apa yang telah terjadi, dia mencoba menanyakan kenapa tanpa suara kepada Bella, tapi Bella diam saja, tidak ada menjawabnya.
“Asik, Bella dan Kak Aji datang, mari kita mulai makan.” ujar Lisa dengan kegirangan yang agak berlebihan. Dia berusaha menutupi malunya karena ketahuan memandangi mereka terus dari keluar pintu.
“Yuk kita makan, Nak Aji duduk disini yah.” panggil mama menunjuk ke satu-satunya kursi yang kosong di samping Evan sehingga Aji duduk berhadap-hadapan dengan Bella.
“Baik Tante.” jawabnya singkat. Lalu duduk dengan kaku di samping Evan.
Lisa memperhatikan pria itu lalu kembali ke Bella, something happens... pikirnya penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Jujuk
aku datang nij
2021-05-03
1
Fira Ummu Arfi
lanjutttttttttt
2021-04-01
1
Fira Ummu Arfi
penasaran atau kepo 🤔🤔😀😀
salam ASIYAH AKHIR ZAMAN
2021-04-01
1