Aku dengan kesal bangkit dari tempat dudukku. Aku sudah menahan lapar, perutku sudah keroncongan dari tadi. Wangi dari sayur lodeh mama dari tadi sudah menggodaku, saat seharusnya mulai makan malah disuruh panggil Aji.
Aji juga aneh sekali, kenapa bukannya dia duduk di kursi meja makan malah masuk kamar lagi, pikirku bersungut-sungut.
Lisa menyadari kalau aku enggan memanggil Aji, dia menjulurkan lidahnya mengejek, aku membalasnya dengan menjulurkan lidahku juga. Aku berjalan dengan berat hati menuju kamar Aji yang sebenarnya tidak terlalu jauh juga dari ruang makan.
Aku mengetuk kamar Aji pelan, tiga ketukan, dan menunggu, tidak ada jawaban. Aku mengetuk tiga ketukan lagi lebih keras, dan menunggu lagi, tetap masih belum ada jawaban, Aku menghela napas tidak sabaran, masa dia sudah tidur siy? pikirku sebal.
“Aji, makan yuk” aku mengetuk lagi 3 kali semakin keras sambil akhirnya memanggil, aku meletakkan telingaku di pintu, aku seperti mendengar suara samar-samar, apa itu? seperti suara tangisan? jeritan? ... omelan lebih tepatnya. sepertinya Aji sedang menelepon.
“Aji, kalau mau makan, datang aja yah ke ruang makan.” seruku lebih keras untuk mengalahkan suara jeritan itu. Aku berlaga tidak perduli, tapi sama seperti tadi, tidak ada jawaban.
Aku mulai merasa dongkol, aku sudah lapar dan menghabiskan waktuku untuk menunggu di depan pintu. Aku tau jika aku meninggalkan Aji sekarang pasti mama akan menyuruhku untuk kembali memanggil Aji. Aku menghela napas dengan panjang dan kesal.
“Ajiiii!!” panggilku dengan suara lebih keras, suara jeritan omelan tadi masih terdengar.
Ada rasa aneh di hatiku, yang aku tidak bisa jelaskan. Aku ingin tahu siapa yang Aji telepon, aku merasa aku harus tahu siapa yang dia telepon. Siapa sih yang menelepon untuk menjerit-jerit seperti itu? Kalau aku jadi Aji pasti aku matikan langsung, kecuali... apakah mungkin ini pacarnya Aji ya? dadaku terasa lain, mungkin pacarnya marah karena Aji tinggal disini? pikirku lagi semakin melekatkan kupingku di pintu kamar Aji karena penasaran .
Tiba-tiba pintu kamar Aji terbuka, aku yang sedang bersandar penuh jatuh terjerembab ke menimpa Aji yang membuka pintu. Aku menutup mataku saat tau aku mau jatuh, dan saat aku membuka mataku, aku ternyata jatuh di pelukannya.
“Aduh.” Jeritku tertahan.
Ujung hidungku hanya berjarak lima sentimeter dari ujung hidung Aji. Kami berpandangan dengan kaget. Napasku tertahan, saat aku memperhatikan wajah Aji lekat-lekat, poninya tersibak, memperlihatkan bulu matanya yang lentik. Ternyata Aji ganteng juga ya, aku kaget akan pikiranku yang ngelatur sendiri. Jantungku berdebar kencang, perutku terasa mulas.
“Siapa itu?” Suara jeritan dan omelan tadi berubah menjadi suara yang penuh ingin tahu. Handphone Aji terpental jauh masuk ke bawah tempat tidur.
“Maaf.“ Seru Aji meminta maaf kepadaku.
Tangan Aji merangkulku agar aku tidak jatuh langsung ke lantai. Jantungku tidak bisa berhenti berdebar-debar dengan kencangnya, kali ini sangat cepat sampai-sampai ia takut Aji bisa mendengarnya.
“Kak Aji lagi dimana? mas lagi sama siapa? Kok suaranya perempuan?” suara perempuan yang menjerit-jerit itu terdengar lagi dari bawah tempat tidur Aji menuntut untuk dijawab.
Aku segera mencoba berdiri, aku harus menjauhkan diriku dari Aji, tapi tiba-tiba ada rasa sakit tajam di kepalaku, rambutku yang panjang itu tersangkut di kancing kaus polo Aji.
“Aduh!!” Jeritku kesakitan untuk kedua kalinya, tanganku otomatis mencoba melepaskan rambutku yang tersangkut, tapi malah semakin tertarik. Aku mengernyit kesakitan.
“Maaf." ucapnya berulang kembali. Kenapa juga dia yang minta maaf? pikirku sebal karena rambutku tersangkut.
“Rambutku nyangkut!” ucapku ingin segera melepaskan diri dari pelukan Aji, aku takut Aji bisa mendengar detak jantungku yang berdebar-debar. Aku mencoba menarik rambutku secara kasar tetapi malah semakin sakit tertarik.
"Aaw." jeritku kesakitan memegang kulit kepalaku.
"Kak Ajiiii!” jerit telepon dibawah kasur.
“Sabar yah, aku coba lepasin dulu.” seru Aji lembut, mengelus rambutku, sambil mencoba melepaskan belitan rambutku yang tersangkut dikancing bajunya. Aku mencoba menenangkan dirinya, aku diam menunggu dengan perasaan campur aduk.
Kenapa rambutku bisa sampai nyangkut siy? Tapi tubuh Aji yang tadi sekilas kulihat kurus ternyata berotot juga ya? pikiranku mengalir begitu saja, tanpa sadar tanganku meraba dada Aji. Aji masih harum sabun, sabunnya merk apa ya? wanginya enak sekali, pikirnya ngelantur.
“Bell, rambutnya sudah lepas.” setelah beberapa lama kata Aji pelan. Aku tersadar dari lamunanku dengan kaget dan malu. Aku segera bangun dari tubuh Aji masih yang terletang di lantai.
“Oh, ya udah, ayo ikut makan, mama masak sayur lodeh loh!” jawabku mencoba bergaya santai, Aku malu sekali, lagi dan lagi. Aku segera berjalan keluar dari kamar Aji.
“Sebentar ya, nanti kakak telepon lagi.” aku mendengar Aji menjawab pelan tak beberapa lama dari belakangku.
“Tapi kak, tadi itu siapa? jerit perempuan di balik telepon. Tapi Aji sepertinya langsung mematikannya, dan berjalan di belakangku.
“Bella.” Panggilnya.
Aku dengan enggan menengok menatapnya dengan malu-malu.
“Ada apa?” jawabku menatap kaki Aji.
Tiba-tiba Aji memutar badanku dan mengelus seraya merapihkan rambut belakangku. Aku tidak sadar kalau rambutku ternyata kusut sekali dibagian belakang. Jantungku kembali berdetak cepat sekali, napasku tertahan.
“Sebentar.” ucapnya lembut merapihkan rambutku dengan jemarinya. Aku hanya bisa terdiam menurut dengan jantung yang mau meledak. Setelah selesai Aji menepuk lembut pundakku.
“Sudah.” Aji berkata pelan mendorongku halus untuk kembali berjalan. Aku memandang wajah Aji tanpa sadar sesaat, wajahnya tidak berubah, tetap datar seperti biasa. Dia hanya diam menungguku untuk jalan duluan. Aku akhirnya berjalan pelan dengan bingung diikuti Aji di belakangnya.
Tapi sejak kapan aku jadi jantungan begini siy! Pikirku kesal sambil terus berjalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
sariz07
cieh yg d elus rambutnya 😆
Salam
Pasangan Terbaikku
2021-03-22
1
Garcias
Hehe he pas thor
2021-03-04
0
Garcias
AHHH Mau lagiiii
2021-02-25
1