Kakak yang jahil

Roni segera mengangkat piringnya setelah mamanya menyuruhnya. Mamanya itu walau badannya kecil tapi suaranya sungguh menggelegar, dan kalau sampai kena cubit mamanya, rasanya sakit sekali. Ia menaruh piringnya pelan-pelan di pinggir bak cucian piring.

Bella dan Aji mulai berbicara. Ia merasa mereka berdua sangat cocok berdua, walau kaku setidaknya mereka sudah bertegur sapa.

Ia berjalan pelan-pelan ke kamarnya yang tidak jauh dari ruang makan. Sebenarnya kamarnya selalu rapih, tetapi dia memang selalu lupa untuk menaruh handuknya kembali ke jemuran belakang. Biasanya tiap pagi mamanya yang melakukan itu dengan omelan panjang, tapi mungkin hari ini mama sedang terburu-buru sekali.

Roni mengangkat handuknya dari kasur, bagian yang tertutup handuk tadi jadi agak basah dan lembab. Ia membuka gorden dan jendela kamarnya lebar-lebar agar seprainya segera kering. Komplek perumahan terlihat sepi, bau matahari dan rumput memenuhi kamarnya, sepertinya pak Joko tetangga sebelah mulai memotong rumput, Roni mengambil napas dalam-dalam. Ia sangat suka bau rumput yang baru dipotong.

Ia melakukan itu semua dengan sengaja berlambat-lambat, setelah puas menghirup udara pagi, ia kembali mendengarkan pembicaraan dua orang itu ketika dia tak ada.

Suara mereka terdengar sayup-sayup, sepertinya Bella malu dengan kebiasaan mereka berbicara tiap pagi. Kalau ada orang lain baru merasa malu, biasanya suara dia yang paling keras, pikirnya sambil mendengus geli.

Bella meminta maaf dengan suara yang dibuat-buat, hahahaha, sepertinya Bella merasa risih sendiri dengan kelakuan mama dan kakaknya.

Setiap pagi mereka selalu ramai seperti itu, berteriak sana sini. Tidak ada hari tanpa mereka saling berteriak, tapi hari ini ia memang sengaja super iseng, maksudnya agar suasana tidak terlalu kaku. Roni menantikan untuk melihat wajah Bella yang malu-malu, adiknya itu lucu sekali.

Aji, temannya itu sangat pendiam, sedangkan adiknya itu super cerewet, Roni penasaran dengan interaksi kedua orang itu.

Aji, yang dia kenal tidak pernah mengajak bicara duluan, bahkan jika ditanya dulu kebanyakan dia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, menggeleng atau hanya tersenyum tipis. Aji hanya berbicara jika terpaksa. Dia selalu berkesan menarik diri, dan menutup perasaannya.

Roni mengenal Aji saat SMA dulu, mereka teman sekelas di tahun kedua SMA. Aji adalah anak pindahan yang sangat tertutup, pendiam dan cenderung dilupakan oleh orang lain, bahkan oleh guru, tapi Aji sepertinya tidak pernah keberatan untuk dilupakan, malah sebisa mungkin dia tidak menarik perhatian orang lain.

Kemarin, Roni hampir tidak percaya saat bertemu dengan Aji. Ia memperhatikan Aji yang duduk di lantai depan minimart dekat rumahnya. Aji duduk diam dan melamun. Tas punggung hitam kumalnya yang penuh barang yang dipaksa tertutup ada disebelahnya. Pandangannya kosong, seperti berada di dunia lain.

Roni memanggilnya berkali-kali tapi dia masih tidak sadar. Sampai akhirnya Roni mengguncang-guncangkan tubuhnya baru dia tersadar. Roni tak banyak tanya, hanya mengajaknya ikut, dan anehnya Aji juga langsung ikut tanpa bertanya-tanya lagi.

Tapi tadi pagi sungguh menarik, Roni memperhatikan dari jauh kalau dia mengangkat tangannya duluan untuk berkenalan dengan Bella, aneh rasanya, seperti bukan Aji yang biasanya.

Roni merasakan entah bagaimana, dia tidak bisa menjelaskan tapi ia merasa dekat dengan Aji, walaupun Aji pendiam dan misterius, dia yakin kalau Aji adalah seorang yang baik hati.

Mereka masih makan dengan diam, mama sepertinya sudah berangkat. Roni mengintip dari balik pintu. Bella sibuk merapikan rambutnya yang panjang, ia membuat cepolan dari rambutnya seperti biasa. Sedangkan Aji, yah, seperti biasanya dia makan dengan diam.

Tapi tiba-tiba Aji seperti mengatakan sesuatu, apa itu? Roni mencoba mendengarkan, Roni mendekatkan telinganya ke pintu kamarnya yang terbuka sedikit, tapi dia tidak bisa menangkap apa yang dibicarakan, suara Aji terlalu lirih, lebih seperti berbicara pada diri sendiri. Ia melihat Bella seperti agak kaget tapi tidak berkata apa-apa lagi, malah suara mama yang kembali terdengar, ternyata mama belum berangkat.

Seperti biasa mama berbicara separuh berteriak. Roni separuh prihatin dengan adiknya separuh geli membayangkan wajah adiknya sekarang.

Dia harus segera menyelamatkan adiknya, ia lalu membuka pintu kamarnya dan berjalan cepat menuju meja makan. Pura-pura tidak tahu, Roni mengambil air dalam botol lalu siap-siap berangkat kerja.

“Tuyul, jangan lupa angkat jemuran ya, ntar mama marah loh” ucapnya sambil minum air, matanya melirik Aji yang sedang sibuk dengan telur cabe nya.

Bella memutar badannya yang tadi mematung, mukanya memerah karena malu, mama memang paling bisa membuat anak malu.

Pasti Bella berharap segera ditelan bumi. Kasian adikku malang. Tapi, Bella ternyata bersikap tegar, dia kembali duduk dan melanjutkan makannya seperti tidak ada apa-apa. Padahal Roni berpikir gadis itu akan segera naik ke kamarnya karena malu.

Roni berjalan mengambil tasnya di sofa, memasukan botol di samping tas, masih sengaja berlambat-lambat. Mereka berdua hanya diam, tidak berbicara makan dengan kaku.

“Tuyul, kakak berangkat dulu ya!" ia berpamitan dengan adiknya. Bella hanya diam, masih memandangi piringnya.

"Ji, lo mo ikut gw atau mau di rumah dulu?” Roni berusaha membuka pembicaraan. Dua orang ini terlalu tegang. Bella memalingkan wajahnya dari piring, akhirnya menatap Roni.

“Kak Roni, ...” ia berhenti. Wajahnya memelas meminta pertolongan.

“Apa?” jawab Roni pura-pura santai, sambil menutup tas punggungnya

"Aku ikut dong, aku mau ke toko buku, penting nih." ucapnya pelan setelah beberapa lama.

Ia menatap matanya penuh harap, berharap kakaknya mengerti, Bella pasti mau kabur dari rumah karena malu.

"Oh tidak bisa, anda telah dimandatkan oleh baginda ratu untuk menunggu jemuran, kakak mendengar dengan jelas tadi, adinda putri tidak boleh beranjak dari rumah. " jawab Roni dengan nada berat sengaja di berat - beratkan. Adiknya segera mencibir dengan kesal.

"Hemph" dia menghembuskan napasnya keras-keras, lalu cepat-cepat menghabiskan sarapannya.

Aji melihat sekilas kearah Bella, memang adiknya itu agak menggemaskan kalau lagi marah, hanya sekilas tapi Roni menyadarinya, Aji memandang Roni sambil berdiri.

"Gw sepertinya ga dulu, mau merapihkan barang-barang gw." jawab Aji, dia juga sudah menyelesaikan sarapannya.

Roni mengambil jaketnya yang tadi sudah dia siapkan di sofa. Dalam waktu sebentar juga, Bella selesai dan langsung naik tangga menuju kamarnya lagi. Sedangkan Aji membawa piringnya dan piring Bella ke dapur. Sepertinya Roni harus mencari kesempatan dilain hari lagi.

Terpopuler

Comments

Jujuk

Jujuk

semoga sukses selalu

2021-05-02

2

zien

zien

aku hadir disini ❤❤ semoga sukses selalu❤❤🌹🌹💗💗

2021-04-09

2

Diah Fiana

Diah Fiana

like mampir lagi
semangat kak 😉

2021-04-04

2

lihat semua
Episodes
1 New Chapter
2 Melarikan diri atau diselamatkan?
3 Kakak yang jahil
4 Siapakah dia?
5 Saat terasa nyaman
6 Ditelan Bumi
7 Kecerobohan yang membuat geli
8 Terperangkap dan tertangkap
9 Adik yang kehilangan
10 Mengulang Waktu
11 Dipeluk
12 Mama yang sudah tua
13 Si Pelupa
14 Hanya menolong
15 Sayur Lodeh dan Telor Dadar
16 Teman yang penasaran
17 Jangan Sampai Melakukan Kesalahan Lagi
18 Jantung yang berdebar-debar
19 Pria yang menyesal
20 Kekesalan Alisa
21 Mantan Yang Terindah
22 Perasaan yang baru
23 Ada Rahasia
24 Ice Cream Membawa Hujan
25 Dia yang Bingung
26 Si Playboy
27 Mama yang memperhatikan
28 Pria yang Mulai Berharap
29 Kemarahan atau Penyesalan
30 Makan Malam Keluarga
31 Pagi yang cerah
32 Prasetyo Aji
33 Seseorang yang Berbeda
34 Kecupan yang Manis
35 Terulang kembali
36 Tiba-tiba rapih
37 Kesendirian
38 Bos yang menakutkan?
39 Menyadari ketika terlambat
40 Mengunjungi masa lalu
41 Ketika Dia Pergi
42 Kekecewaan yang mendalam
43 Penderitaan di Masa Lalu.
44 Meminta maaf
45 Matahari Terbit Dari Barat.
46 Ketika Mimpi Menjadi Kenyataan
47 Tiba-tiba Hening
48 Seorang Suami
49 Makan Mie
50 Diusir
51 Kenapa Ma?
52 Bella Si Pemarah
53 Seseorang yang Asing
54 Aku Semua Yang Kamu Butuhkan
55 Resmi
56 Jangan Nakal Ya
57 Berdua di Rumah
58 Maafkan Aku
59 Dimana Aji?
60 Kesalahan Fatal
61 Berbagai mimpi
62 Kesalahan kedua
63 Tolong Urus Aku
64 Hati yang bergemuruh
65 Dinding yang runtuh
66 Permintaan Maaf
67 Menjadi Musuh
68 Akhirnya Aku Mengingat Mu
69 Aku Ada Disini
70 Kenyataan Yang Menyakitkan Hati
71 Dejavu
72 Aku Aji
73 Pak Suami
74 Ingatan yang Kembali
75 Mengagumimu
76 Kunjungan pertama
77 Mencoba mengingatnya
78 Obsesi
79 Berdua lagi di Rumah
80 Rangkaian Memori
81 Mencari koin
82 Cemburu
83 Hari Sabtu
84 Nasi goreng Kak Roni
85 Dilarang senyum
86 Malam Minggu
87 Malam Yang Tidak Akan Aku lupakan
88 Aku Sebenarnya Kecewa
89 Aku Benci Hari Senin
90 Bertemu dokter
91 Kepedihan ku
92 Andai saja
93 Kenapa?
94 Alisa Pratiwi
95 Hidup dalam Aquarium
96 Menikah Dengan Mu
97 Kini Aku bersamamu.
98 Kemana Kak Aji?
99 Aku ikut
100 PTSD
101 Di Bengkel
102 Sop Iga
103 Bertengkar
104 Mengikuti Mu
105 Janji Ingkar Mati
106 Sangkar Emas
107 Memulai Sesuatu Yang Salah
108 Schuberg Indonesia
109 Aku Menyukai Mu
110 Terima Kasih
111 Selamat Tinggal
112 Aku Yang Beruntung
113 Kedua Gadis Kembar
114 Wanita Bermata Kucing
115 Aku Takut
116 Kresek Kresek
117 Diujung Kantuk
118 Hanya Pengganti
119 Tembok Yang Terpasang
120 Dia Tidak Perlu Tahu
121 I Love You
122 Kakak Ipar
123 Berada Dalam Mimpi
124 Aku Pasti Gila
125 Terpukau
126 Terharu
127 Gaun Yang di Tukar
128 Roni Tolong Aku
129 Dia Tunangan Ku
130 Wanita yang Pernah Dicintai nya?
131 21 Juni
132 Terakhir Kali
133 Dia Yang Telah Pergi
134 Oslo, Norwegia
135 Aku pasti bermimpi
136 Aku Harus Melupakanmu
137 Berselingkuh
138 Setelah Tiga Bulan
139 Chopin Etude Op 10 no. 3
140 Adik Ipar Ku Yang Malang
141 Obsesi Mama
142 Bekerja Magang
143 Ketika Rindu Melanda
144 +47
145 Bertemu Kembali
146 Pergi Ke Sana
147 Pergi Menemuinya
148 Disaat Pandangan Bertemu
149 Mencari Kekasihku
150 Akhirnya Aku mendapatkan Mu
151 Ada Yang Cemburu
152 Diam Dan Dengarkan Aku
153 Badai Salju
154 Terlalu Bahagia
155 Visa 90 hari
156 Harus Pulang
157 Selimut
158 Bukan Pacar Yang Baik
159 Hari Terakhir
160 Aku Akan Pulang
161 Kembali ke Jakarta
162 Mari Kita Berteman
163 Melakukan Kewajibanku
164 Pergi Saja Kamu!
165 Kami Akan Menikah
166 Kata pertama Pa...pa
167 Nanti Bosan
168 Sepanjang Jalan Kenangan
169 Aku Marah
170 Saling Jujur
171 Bella Nakal
172 Mencoba Peruntungan
173 Aji Yang Berubah
174 Semua Salahku
175 Keluarga Pak Prasetyo Aji
176 Kehilangan Ingatan
177 Kirim Undangan
178 Si Pahlawan Tampan
179 Menjadi Artis Dadakan
180 Aku Was Was
181 Terpesona, Aku Terpesona
182 Acara Yang Aku Paling Tunggu
183 Hari Bahagia
184 Malam Pertama
185 Bahagia bersamamu
186 Malam Entah Keberapa
Episodes

Updated 186 Episodes

1
New Chapter
2
Melarikan diri atau diselamatkan?
3
Kakak yang jahil
4
Siapakah dia?
5
Saat terasa nyaman
6
Ditelan Bumi
7
Kecerobohan yang membuat geli
8
Terperangkap dan tertangkap
9
Adik yang kehilangan
10
Mengulang Waktu
11
Dipeluk
12
Mama yang sudah tua
13
Si Pelupa
14
Hanya menolong
15
Sayur Lodeh dan Telor Dadar
16
Teman yang penasaran
17
Jangan Sampai Melakukan Kesalahan Lagi
18
Jantung yang berdebar-debar
19
Pria yang menyesal
20
Kekesalan Alisa
21
Mantan Yang Terindah
22
Perasaan yang baru
23
Ada Rahasia
24
Ice Cream Membawa Hujan
25
Dia yang Bingung
26
Si Playboy
27
Mama yang memperhatikan
28
Pria yang Mulai Berharap
29
Kemarahan atau Penyesalan
30
Makan Malam Keluarga
31
Pagi yang cerah
32
Prasetyo Aji
33
Seseorang yang Berbeda
34
Kecupan yang Manis
35
Terulang kembali
36
Tiba-tiba rapih
37
Kesendirian
38
Bos yang menakutkan?
39
Menyadari ketika terlambat
40
Mengunjungi masa lalu
41
Ketika Dia Pergi
42
Kekecewaan yang mendalam
43
Penderitaan di Masa Lalu.
44
Meminta maaf
45
Matahari Terbit Dari Barat.
46
Ketika Mimpi Menjadi Kenyataan
47
Tiba-tiba Hening
48
Seorang Suami
49
Makan Mie
50
Diusir
51
Kenapa Ma?
52
Bella Si Pemarah
53
Seseorang yang Asing
54
Aku Semua Yang Kamu Butuhkan
55
Resmi
56
Jangan Nakal Ya
57
Berdua di Rumah
58
Maafkan Aku
59
Dimana Aji?
60
Kesalahan Fatal
61
Berbagai mimpi
62
Kesalahan kedua
63
Tolong Urus Aku
64
Hati yang bergemuruh
65
Dinding yang runtuh
66
Permintaan Maaf
67
Menjadi Musuh
68
Akhirnya Aku Mengingat Mu
69
Aku Ada Disini
70
Kenyataan Yang Menyakitkan Hati
71
Dejavu
72
Aku Aji
73
Pak Suami
74
Ingatan yang Kembali
75
Mengagumimu
76
Kunjungan pertama
77
Mencoba mengingatnya
78
Obsesi
79
Berdua lagi di Rumah
80
Rangkaian Memori
81
Mencari koin
82
Cemburu
83
Hari Sabtu
84
Nasi goreng Kak Roni
85
Dilarang senyum
86
Malam Minggu
87
Malam Yang Tidak Akan Aku lupakan
88
Aku Sebenarnya Kecewa
89
Aku Benci Hari Senin
90
Bertemu dokter
91
Kepedihan ku
92
Andai saja
93
Kenapa?
94
Alisa Pratiwi
95
Hidup dalam Aquarium
96
Menikah Dengan Mu
97
Kini Aku bersamamu.
98
Kemana Kak Aji?
99
Aku ikut
100
PTSD
101
Di Bengkel
102
Sop Iga
103
Bertengkar
104
Mengikuti Mu
105
Janji Ingkar Mati
106
Sangkar Emas
107
Memulai Sesuatu Yang Salah
108
Schuberg Indonesia
109
Aku Menyukai Mu
110
Terima Kasih
111
Selamat Tinggal
112
Aku Yang Beruntung
113
Kedua Gadis Kembar
114
Wanita Bermata Kucing
115
Aku Takut
116
Kresek Kresek
117
Diujung Kantuk
118
Hanya Pengganti
119
Tembok Yang Terpasang
120
Dia Tidak Perlu Tahu
121
I Love You
122
Kakak Ipar
123
Berada Dalam Mimpi
124
Aku Pasti Gila
125
Terpukau
126
Terharu
127
Gaun Yang di Tukar
128
Roni Tolong Aku
129
Dia Tunangan Ku
130
Wanita yang Pernah Dicintai nya?
131
21 Juni
132
Terakhir Kali
133
Dia Yang Telah Pergi
134
Oslo, Norwegia
135
Aku pasti bermimpi
136
Aku Harus Melupakanmu
137
Berselingkuh
138
Setelah Tiga Bulan
139
Chopin Etude Op 10 no. 3
140
Adik Ipar Ku Yang Malang
141
Obsesi Mama
142
Bekerja Magang
143
Ketika Rindu Melanda
144
+47
145
Bertemu Kembali
146
Pergi Ke Sana
147
Pergi Menemuinya
148
Disaat Pandangan Bertemu
149
Mencari Kekasihku
150
Akhirnya Aku mendapatkan Mu
151
Ada Yang Cemburu
152
Diam Dan Dengarkan Aku
153
Badai Salju
154
Terlalu Bahagia
155
Visa 90 hari
156
Harus Pulang
157
Selimut
158
Bukan Pacar Yang Baik
159
Hari Terakhir
160
Aku Akan Pulang
161
Kembali ke Jakarta
162
Mari Kita Berteman
163
Melakukan Kewajibanku
164
Pergi Saja Kamu!
165
Kami Akan Menikah
166
Kata pertama Pa...pa
167
Nanti Bosan
168
Sepanjang Jalan Kenangan
169
Aku Marah
170
Saling Jujur
171
Bella Nakal
172
Mencoba Peruntungan
173
Aji Yang Berubah
174
Semua Salahku
175
Keluarga Pak Prasetyo Aji
176
Kehilangan Ingatan
177
Kirim Undangan
178
Si Pahlawan Tampan
179
Menjadi Artis Dadakan
180
Aku Was Was
181
Terpesona, Aku Terpesona
182
Acara Yang Aku Paling Tunggu
183
Hari Bahagia
184
Malam Pertama
185
Bahagia bersamamu
186
Malam Entah Keberapa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!