Melarikan diri atau diselamatkan?

Pagi itu Aku terbangun dengan kaget. Aku dimana? Mataku terbelalak memandangi ke langit-langit rumah. Ingatanku sekonyong-konyong kembali, aku berada di rumah Roni, semalam aku tidur di rumah Roni yang menolongnya tanpa banyak tanya.

Roni, temanku itu mengajakku tinggal di rumahnya, katanya rumahnya ada kamar yang kosong.

Matahari bersinar terang, masuk dengan lugas melalui sela-sela jendela kecil dikamar ini, aku belum bisa menyebut kamar ini kamarku aku masih merasa asing. Kepunyaan ku di kamar ini hanya sebuah tas punggung hitam ku yang terbuka tergeletak di lantai, selain itu semua asing.

Aku duduk sambil mengambil napas panjang, terdengar denting piring dan bau makanan baru matang yang harum.

Perutku berbunyi, bergetar tidak tahu malu. Aku menyentuh perutku yang cekung lalu duduk di kasur membuatku sadar kalau aku lapar.

Terdengar pintu kamar ini diketuk, sudah lama tidak mendengar pintu yang diketuk sopan.

“Pagi, Sudah bangun kah nak Aji? aku mendengar suara perempuan, suaranya lembut, dan penuh kehangatan.

Aku segera berdiri, dinginnya lantai membuatku merasa segar, sudah lama aku tidak tidur pulas. Aku membuka pintu kamar dan tampaklah seorang wanita paruh baya yang cantik walaupun terlihat lelah. Wanita itu kaget waktu aku membuka pintu tiba-tiba, ia tersentak kebelakang.

“Pagi bu.“ aku berkata pelan, lalu melangkah keluar kamar. Roni sudah duduk manis menyantap makanannya dengan lahap.

“Eh iya,... pagi, kamu pasti lapar kan? hayuk dimakan mumpung masih hangat.Tante belum tau kesukaanmu apa, sekarang sarapan yang ada dulu ya, nanti kapan-kapan kamu kasi tau tante kesukaanmu apa, nanti Tante coba buatkan, semoga sesuai sama selera mu yah.” serunya dengan penuh semangat, sambil menggiringku ke meja makan.

Ia mengambil piring dan langsung menyendokkan nasi banyak-banyak. Aku terpana atas apa yang dilakukan oleh mamanya Roni, dia ramah sekali. Aku hanya terpaku  berdiri di dekat meja makan.

“Wah, Ji, makan-makan, ga usah malu-malu, dah piring kedua nih.” sambut Roni dengan cengiran khasnya, menunjukan piringnya yang tinggal setengah terisi. Aku terperangah akan keramahan keluarga ini.

“Ada sayur bayam, bakwan jagung, telor cabe, sama sambal terasi, beugh mantap dah nih.” ucap Roni lagi sambil mencomot bakwan jagung satu lagi. Tiba-tiba kepalanya ditoyor dari belakang.

“Sisain buat Aji dan Bella.” sentak mamanya dari belakang sambil lewat. Kaget dan malu Roni tersenyum lebar. Aku hampir saja tertawa tapi untung bisa ditahan. Aku menerima piring yang berisi nasi panas dari tangan mama.

“Silahkan makan nak, disini makan harus cepat, kalau tidak nanti dimakan semua sama si ikan sapu-sapu tuh.” kata mama sambil melirik tajam ke anak laki-lakinya. Roni hanya terkekeh memandangi mamanya yang berjalan ke dapur.

Suasana pagi ini terasa hangat, Aku tidak biasa dengan keakraban seperti ini. Aku lalu duduk di kursi meja makan di hadapan Roni yang masih seru makan, lalu mengambil sesendok sayur, dan sepotong bakwan. Roni mengambil sendok dan garpu lalu menyerahkannya kepadaku

“Air minum ambil sendiri ya, gelas di sana.” ucapnya sambil menunjuk ke lemari di dapur secara sekilas. Mataku otomatis mengikuti arah tunjukan Roni, sambil mengangguk.

“Galonnya disitu dekat tangga.“ ucapnya santai menunjuk ke tangga. Aku memandang tangga yg memutar naik ke atas.

“Ambilkan donk Ron, Aji kan ga tau dimana!” teriak mamanya dari belakang. Roni kembali terkekeh lalu berdiri untuk menunjukan lemari piring dan gelas, galon air dimana. Aku mengangguk-anggukan kembali kepalaku tanda aku mengerti. Roni langsung menyendokkan sebutir telur cabe kepiringku sebelum duduk kembali ia .

“Cobain deh telur cabenya, maknyus lho rasanya.” ujarnya girang.

Aku menggangguk kaku dengan senyum berterima kasih dan mulai makan, tiba-tiba perutku berbunyi. Aku langsung membatu, Roni pasti dengar, tidak mungkin dia tidak dengar.

Aku langsung melirik ke arah Roni, tapi dia tidak bereaksi apa-apa, malah kembali menyendok sambal seolah tadi tidak ada apa-apa. Aku baru ingat kalau seharian kemarin aku belum makan, perutku agak terasa perih

“Sambalnya seger banget lho, mama emang top markotop deh klo lagi buat sambal ga ada lawannya! pedasnya pas, ga buat sakit perut!” ujarnya lagi bersemangat. Aku memegang perutku, mudah-mudahan tidak berbunyi lagi.

Dalam sekejap makanan di piring Roni bersih. Dia berdiri mengambil air minum. Mama masuk kembali dari dapur sambil teriak-teriak memanggil anaknya yang satu lagi.

Ternyata ada kamar lagi di atas, sepertinya kamar adiknya Roni. Tak lama Mama naik keatas juga karena tidak ada tanggapan dari anak perempuannya.

“Itu anak gadis, heran susah banget bangun pagi,  makanannya kan nanti dingin.” ucap mama dengan tidak sabaran.

Ia naik dengan cepat, sesampainya di atas dia juga masih teriak-teriak memarahi adiknya Roni, suaranya terdengar sama kerasnya seakan-akan mama berteriak disebelahku

Walau penuh teriakan, suasananya rumah ini terasa hangat, Aku merasa hangat dan nyaman. Aku hanya duduk diam, mengamati kejadian tadi seperti sedang menonton TV, bukan sebagai kenyataan, aku duduk disitu hanya sebagai penonton.

Lalu turunlah dia, pertama aku hanya melihat kakinya yang mungil tapi jenjang. Ia memakai sendal bulu-bulu merah muda yang sudah kumal. Kausnya yang kebesaran hampir menutupi celana pendeknya yang bewarna hijau botol. Ia melangkah pelan seperti masih mengantuk.

Roni memang pernah cerita ia memiliki adik perempuan yang berbeda 4 tahun dengan dia, tapi setiap cerita ia seolah menyiratkan adiknya masih kecil, sehingga aku tidak pernah membayangkan kalau adiknya seperti ini. Adiknya bukanlah gadis kecil, tetapi wanita dewasa yang sangat rupawan.

Ia berkulit putih bersih, Rambutnya lurus panjang sepinggang bewarna kecoklatan tergerai hampir menutupi wajahnya yang mungil, rambutnya awut-awutan, ia terus menggosokan tangannya kebelakang kepalanya.

“Morning Tuyul” sapa kakaknya iseng sambil tersenyum lebar. Roni kembali ke meja makan sambil membuka buah jeruk. Gadis itu seperti mau membalas tapi kaget akan kehadiranku.

Aku tersenyum terpaksa, tidak tau harus bagaimana. Gadis itu membalasnya dengan tersenyum kaku juga. Roni meletakkan jeruknya lalu memiting kepala gadis itu.

“Kenalkan ini adikku Tuyul.“ ucapnya sambil menjepit kepala adiknya yang merana. Gadis itu mencoba melepaskan kepalanya dengan sekuat tenaga. Tiba-tiba Roni malah dengan sengaja melepaskan jepitannya sehingga adiknya menjadi terhuyung dan menyenggolku.

Aku memperhatikan dengan terpesona dengan keakraban kakak beradik itu. Gadis itu mencubit pinggang Roni dengan kesal. Dia menjerit kesakitan lalu lari ke bangkunya lalu mulai memakan jeruknya kembali sambil tertawa puas karena sudah membuat adiknya kesal. Aku berdiri untuk memperkenalkan diri dan mengangkat tanganku.

“Aji” seruku singkat. Entah kenapa suaraku tercekat . Gadis itu membalas salamnya.

“Bella” jawabnya pelan. Ia menjabat tanganku pelan, aneh biasanya tangan gadis halus, tapi  dia tidak, tangannya kasar. Lalu Kakaknya mengejeknya kembali.

“Halaah Tuyul aja, Bella kebagusan buat dia!” serunya jahil lalu tertawa senang.

Tiba-tiba kepalanya didorong ke depan oleh ibu yang muncul tiba-tiba dari dapur.

“Pagi-pagi sudah ngajak bertengkar kamu Ron.” Mama memukul kepala anaknya sambil lalu. Mama lalu menatapku dengan tersenyum

“Nak Aji, tante tinggal ya, tante ada keperluan penting.” suaranya berubah, kembali halus. Aku mengangguk-anggukan kepala.

“Baik bu, hati-hati di jalan.“ jawabku sesopan mungkin karena mama seperti menungguku berkata sesuatu. Mama lalu tersenyum dan bergegas mengambil tasnya lalu mengenakan sepatu datarnya tapi tidak lama bejalan ia segera memutar badan kembali.

“Bella, nanti piringnya jangan lupa dibawa kebelakang ya, kalo ga nanti disemutin! Roni, piring mu bawa ke belakang, sekalian handuk mu itu jangan taruh di atas tempat tidur terus, nanti Mama jadikan kain pel saja ya!” ancam Mama dengan suaranya tajam.

Roni tersentak pura-pura kaget lalu segera membawa piringnya kedapur tanpa bicara tetapi sempat cengengesan dulu ke Aji, dan menuju kamarnya untuk menggambil handuknya.

Mataku mengikuti kemana Roni berjalan, lalu tanpa sengaja bertemu mata sesaat dengan Bella. Dia tersenyum malu. Pipinya bersemu merah. Dia cantik sekali. Roni selalu menceritakan seakan adiknya itu gadis kecil yang lucu. Sehingga dibayanganku adiknya itu berumur 6 tahun, tetapi tidak, umur Roni bukan 10 tahun, mereka sebaya, sehingga gadis ini berarti berumur 23 tahun.

“Maaf mama dan kakak memang selalu begitu tiap pagi.“ katanya pelan tertunduk malu sambil mengambil nasi. Aku tidak tahu harus berkata apa, aku hanya tersenyum tipis, lalu kembali menyendokkan nasi ke mulutnya.

Memang benar masakan mama enak sekali, walau sederhana, tapi masakan rumah adalah makanan yang amat dia rindukan. Ia tidak pernah keberatan dengan suasana pagi seperti ini, suasananya ini sangat nyaman.

Entah kenapa ia merasa bisa jujur kepada Bella. Gadis itu duduk di hadapannya, tempat duduk bekas Roni tadi.

“Ga apa-apa, Aku malah jadi senang mereka seperti itu, alami.“ kata- kataku meluncur cepat tanpa bisa aku ditahan setelah beberapa lama.

Aku kaget karena tiba-tiba bisa mengutarakan pikiranku seperti itu, cepat-cepat aku minum air untuk menenangkan diri. Bella juga seperti kaget dengan jawabanku. Ia mengikat rambutnya menjadi satu cepolan dan mulai makan dengan pelan.

Mama keluar dari kamarnya, sudah berganti baju dengan baju yang lebih rapih, ia berjalan menuju pintu depan untuk mengambil kunci mobil lalu tiba-tiba berhenti.

“Bella, nanti kamu di rumah saja kan, tolong lihatin jemuran mama ya, bajumu dari atas sudah di bawa turun belum, semuanya menumpuk kayak apa itu di atas?” serunya cepat.

Bella terkesiap akan ucapan mamanya, gadis itu cepat-cepat menelan makanan yang ada dimulutnya. Dia berdiri dan berjalan kearah mamanya. Aku ikut berdiri memandang ke arah mama, maksudku untuk mengantarnya pergi.

“Bawa turun sekalian ya, BH juga, jangan digantung-gantung begitu.” sambung Mama santai lalu menutup pintu.

Bella berdiri terpaku menatap pintu yang tertutup.

Aku juga terpaku kaget harus bagaimana, Akhirnya aku duduk kembali pura-pura sibuk memotong telur.

Roni kemana sih? lama sekali jemur handuk.

Terpopuler

Comments

Ndhe Nii

Ndhe Nii

mampir thorr... narasi dah kerenn 🤣😘

2022-03-25

0

hiatus

hiatus

dapet salam dari novel romance ku Thor judulnya'What Happens When You Die'

mampir yaa thor 😍🥰

2021-08-26

0

Jujuk

Jujuk

aku dukung karya kakak

2021-05-02

1

lihat semua
Episodes
1 New Chapter
2 Melarikan diri atau diselamatkan?
3 Kakak yang jahil
4 Siapakah dia?
5 Saat terasa nyaman
6 Ditelan Bumi
7 Kecerobohan yang membuat geli
8 Terperangkap dan tertangkap
9 Adik yang kehilangan
10 Mengulang Waktu
11 Dipeluk
12 Mama yang sudah tua
13 Si Pelupa
14 Hanya menolong
15 Sayur Lodeh dan Telor Dadar
16 Teman yang penasaran
17 Jangan Sampai Melakukan Kesalahan Lagi
18 Jantung yang berdebar-debar
19 Pria yang menyesal
20 Kekesalan Alisa
21 Mantan Yang Terindah
22 Perasaan yang baru
23 Ada Rahasia
24 Ice Cream Membawa Hujan
25 Dia yang Bingung
26 Si Playboy
27 Mama yang memperhatikan
28 Pria yang Mulai Berharap
29 Kemarahan atau Penyesalan
30 Makan Malam Keluarga
31 Pagi yang cerah
32 Prasetyo Aji
33 Seseorang yang Berbeda
34 Kecupan yang Manis
35 Terulang kembali
36 Tiba-tiba rapih
37 Kesendirian
38 Bos yang menakutkan?
39 Menyadari ketika terlambat
40 Mengunjungi masa lalu
41 Ketika Dia Pergi
42 Kekecewaan yang mendalam
43 Penderitaan di Masa Lalu.
44 Meminta maaf
45 Matahari Terbit Dari Barat.
46 Ketika Mimpi Menjadi Kenyataan
47 Tiba-tiba Hening
48 Seorang Suami
49 Makan Mie
50 Diusir
51 Kenapa Ma?
52 Bella Si Pemarah
53 Seseorang yang Asing
54 Aku Semua Yang Kamu Butuhkan
55 Resmi
56 Jangan Nakal Ya
57 Berdua di Rumah
58 Maafkan Aku
59 Dimana Aji?
60 Kesalahan Fatal
61 Berbagai mimpi
62 Kesalahan kedua
63 Tolong Urus Aku
64 Hati yang bergemuruh
65 Dinding yang runtuh
66 Permintaan Maaf
67 Menjadi Musuh
68 Akhirnya Aku Mengingat Mu
69 Aku Ada Disini
70 Kenyataan Yang Menyakitkan Hati
71 Dejavu
72 Aku Aji
73 Pak Suami
74 Ingatan yang Kembali
75 Mengagumimu
76 Kunjungan pertama
77 Mencoba mengingatnya
78 Obsesi
79 Berdua lagi di Rumah
80 Rangkaian Memori
81 Mencari koin
82 Cemburu
83 Hari Sabtu
84 Nasi goreng Kak Roni
85 Dilarang senyum
86 Malam Minggu
87 Malam Yang Tidak Akan Aku lupakan
88 Aku Sebenarnya Kecewa
89 Aku Benci Hari Senin
90 Bertemu dokter
91 Kepedihan ku
92 Andai saja
93 Kenapa?
94 Alisa Pratiwi
95 Hidup dalam Aquarium
96 Menikah Dengan Mu
97 Kini Aku bersamamu.
98 Kemana Kak Aji?
99 Aku ikut
100 PTSD
101 Di Bengkel
102 Sop Iga
103 Bertengkar
104 Mengikuti Mu
105 Janji Ingkar Mati
106 Sangkar Emas
107 Memulai Sesuatu Yang Salah
108 Schuberg Indonesia
109 Aku Menyukai Mu
110 Terima Kasih
111 Selamat Tinggal
112 Aku Yang Beruntung
113 Kedua Gadis Kembar
114 Wanita Bermata Kucing
115 Aku Takut
116 Kresek Kresek
117 Diujung Kantuk
118 Hanya Pengganti
119 Tembok Yang Terpasang
120 Dia Tidak Perlu Tahu
121 I Love You
122 Kakak Ipar
123 Berada Dalam Mimpi
124 Aku Pasti Gila
125 Terpukau
126 Terharu
127 Gaun Yang di Tukar
128 Roni Tolong Aku
129 Dia Tunangan Ku
130 Wanita yang Pernah Dicintai nya?
131 21 Juni
132 Terakhir Kali
133 Dia Yang Telah Pergi
134 Oslo, Norwegia
135 Aku pasti bermimpi
136 Aku Harus Melupakanmu
137 Berselingkuh
138 Setelah Tiga Bulan
139 Chopin Etude Op 10 no. 3
140 Adik Ipar Ku Yang Malang
141 Obsesi Mama
142 Bekerja Magang
143 Ketika Rindu Melanda
144 +47
145 Bertemu Kembali
146 Pergi Ke Sana
147 Pergi Menemuinya
148 Disaat Pandangan Bertemu
149 Mencari Kekasihku
150 Akhirnya Aku mendapatkan Mu
151 Ada Yang Cemburu
152 Diam Dan Dengarkan Aku
153 Badai Salju
154 Terlalu Bahagia
155 Visa 90 hari
156 Harus Pulang
157 Selimut
158 Bukan Pacar Yang Baik
159 Hari Terakhir
160 Aku Akan Pulang
161 Kembali ke Jakarta
162 Mari Kita Berteman
163 Melakukan Kewajibanku
164 Pergi Saja Kamu!
165 Kami Akan Menikah
166 Kata pertama Pa...pa
167 Nanti Bosan
168 Sepanjang Jalan Kenangan
169 Aku Marah
170 Saling Jujur
171 Bella Nakal
172 Mencoba Peruntungan
173 Aji Yang Berubah
174 Semua Salahku
175 Keluarga Pak Prasetyo Aji
176 Kehilangan Ingatan
177 Kirim Undangan
178 Si Pahlawan Tampan
179 Menjadi Artis Dadakan
180 Aku Was Was
181 Terpesona, Aku Terpesona
182 Acara Yang Aku Paling Tunggu
183 Hari Bahagia
184 Malam Pertama
185 Bahagia bersamamu
186 Malam Entah Keberapa
Episodes

Updated 186 Episodes

1
New Chapter
2
Melarikan diri atau diselamatkan?
3
Kakak yang jahil
4
Siapakah dia?
5
Saat terasa nyaman
6
Ditelan Bumi
7
Kecerobohan yang membuat geli
8
Terperangkap dan tertangkap
9
Adik yang kehilangan
10
Mengulang Waktu
11
Dipeluk
12
Mama yang sudah tua
13
Si Pelupa
14
Hanya menolong
15
Sayur Lodeh dan Telor Dadar
16
Teman yang penasaran
17
Jangan Sampai Melakukan Kesalahan Lagi
18
Jantung yang berdebar-debar
19
Pria yang menyesal
20
Kekesalan Alisa
21
Mantan Yang Terindah
22
Perasaan yang baru
23
Ada Rahasia
24
Ice Cream Membawa Hujan
25
Dia yang Bingung
26
Si Playboy
27
Mama yang memperhatikan
28
Pria yang Mulai Berharap
29
Kemarahan atau Penyesalan
30
Makan Malam Keluarga
31
Pagi yang cerah
32
Prasetyo Aji
33
Seseorang yang Berbeda
34
Kecupan yang Manis
35
Terulang kembali
36
Tiba-tiba rapih
37
Kesendirian
38
Bos yang menakutkan?
39
Menyadari ketika terlambat
40
Mengunjungi masa lalu
41
Ketika Dia Pergi
42
Kekecewaan yang mendalam
43
Penderitaan di Masa Lalu.
44
Meminta maaf
45
Matahari Terbit Dari Barat.
46
Ketika Mimpi Menjadi Kenyataan
47
Tiba-tiba Hening
48
Seorang Suami
49
Makan Mie
50
Diusir
51
Kenapa Ma?
52
Bella Si Pemarah
53
Seseorang yang Asing
54
Aku Semua Yang Kamu Butuhkan
55
Resmi
56
Jangan Nakal Ya
57
Berdua di Rumah
58
Maafkan Aku
59
Dimana Aji?
60
Kesalahan Fatal
61
Berbagai mimpi
62
Kesalahan kedua
63
Tolong Urus Aku
64
Hati yang bergemuruh
65
Dinding yang runtuh
66
Permintaan Maaf
67
Menjadi Musuh
68
Akhirnya Aku Mengingat Mu
69
Aku Ada Disini
70
Kenyataan Yang Menyakitkan Hati
71
Dejavu
72
Aku Aji
73
Pak Suami
74
Ingatan yang Kembali
75
Mengagumimu
76
Kunjungan pertama
77
Mencoba mengingatnya
78
Obsesi
79
Berdua lagi di Rumah
80
Rangkaian Memori
81
Mencari koin
82
Cemburu
83
Hari Sabtu
84
Nasi goreng Kak Roni
85
Dilarang senyum
86
Malam Minggu
87
Malam Yang Tidak Akan Aku lupakan
88
Aku Sebenarnya Kecewa
89
Aku Benci Hari Senin
90
Bertemu dokter
91
Kepedihan ku
92
Andai saja
93
Kenapa?
94
Alisa Pratiwi
95
Hidup dalam Aquarium
96
Menikah Dengan Mu
97
Kini Aku bersamamu.
98
Kemana Kak Aji?
99
Aku ikut
100
PTSD
101
Di Bengkel
102
Sop Iga
103
Bertengkar
104
Mengikuti Mu
105
Janji Ingkar Mati
106
Sangkar Emas
107
Memulai Sesuatu Yang Salah
108
Schuberg Indonesia
109
Aku Menyukai Mu
110
Terima Kasih
111
Selamat Tinggal
112
Aku Yang Beruntung
113
Kedua Gadis Kembar
114
Wanita Bermata Kucing
115
Aku Takut
116
Kresek Kresek
117
Diujung Kantuk
118
Hanya Pengganti
119
Tembok Yang Terpasang
120
Dia Tidak Perlu Tahu
121
I Love You
122
Kakak Ipar
123
Berada Dalam Mimpi
124
Aku Pasti Gila
125
Terpukau
126
Terharu
127
Gaun Yang di Tukar
128
Roni Tolong Aku
129
Dia Tunangan Ku
130
Wanita yang Pernah Dicintai nya?
131
21 Juni
132
Terakhir Kali
133
Dia Yang Telah Pergi
134
Oslo, Norwegia
135
Aku pasti bermimpi
136
Aku Harus Melupakanmu
137
Berselingkuh
138
Setelah Tiga Bulan
139
Chopin Etude Op 10 no. 3
140
Adik Ipar Ku Yang Malang
141
Obsesi Mama
142
Bekerja Magang
143
Ketika Rindu Melanda
144
+47
145
Bertemu Kembali
146
Pergi Ke Sana
147
Pergi Menemuinya
148
Disaat Pandangan Bertemu
149
Mencari Kekasihku
150
Akhirnya Aku mendapatkan Mu
151
Ada Yang Cemburu
152
Diam Dan Dengarkan Aku
153
Badai Salju
154
Terlalu Bahagia
155
Visa 90 hari
156
Harus Pulang
157
Selimut
158
Bukan Pacar Yang Baik
159
Hari Terakhir
160
Aku Akan Pulang
161
Kembali ke Jakarta
162
Mari Kita Berteman
163
Melakukan Kewajibanku
164
Pergi Saja Kamu!
165
Kami Akan Menikah
166
Kata pertama Pa...pa
167
Nanti Bosan
168
Sepanjang Jalan Kenangan
169
Aku Marah
170
Saling Jujur
171
Bella Nakal
172
Mencoba Peruntungan
173
Aji Yang Berubah
174
Semua Salahku
175
Keluarga Pak Prasetyo Aji
176
Kehilangan Ingatan
177
Kirim Undangan
178
Si Pahlawan Tampan
179
Menjadi Artis Dadakan
180
Aku Was Was
181
Terpesona, Aku Terpesona
182
Acara Yang Aku Paling Tunggu
183
Hari Bahagia
184
Malam Pertama
185
Bahagia bersamamu
186
Malam Entah Keberapa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!