Hari pernikahan Arnam dan Rena.

Hari-hari berlalu begitu cepat.Tidak terasa hari ini adalah hari di mana Arnam akan menikah dengan Rena.

Pesta pernikahan mereka juga dirayakan dengan besar-besaran,banyak tamu undangan dari kalangan para pejabat maupun para artis yang hadir dalam acara pernikahan tersebut.Tentu meski itu pesta besar,hanya beberapa yang tahu akan identitas Arnam yang sengaja Arnam sembunyikan.

Hari ini Arnam memakai kemeja hitam yang dibalut dengan sebuah jas berwarna putih,dan di padukan dengan celana panjang berwarna putih.Itu terlihat sangat indah saat melekat di tubuh Arnam.

Sama halnya dengan Rena yang memakai gaun pesta pernikahan berwarna putih yang indah,serta pernak-pernik yang melekat di gaun tersebut menjadikan gaun tersebut nampak indah dan berkilau.Di tambah manik-manik berlian yang harganya hampir selangit,membuat kesan jika Rena lah Cinderella untuk malam ini.

Dan saat ini Arnam dan Rena sedang duduk di kursi pelaminan,dengan wajah Rena yang terlihat bahagia dan berseri-seri.

“Selamat ya sayang,sekarang kamu sudah menjadi istri Arnam,dengan begitu kamu pasti akan hidup bahagia dan lebih bergelimang harta lagi.Ya meski pun kita juga sudah sangat kaya,tapi kan kita tidak sekaya Arnam yang bisa dapat membeli sebuah negara jika ia mau”ucap Susan yang duduk di samping Rena,ia berkata dengan pelan agar hanya mereka berdua yang mendengar.

Pada dasarnya manusia serakah itu tidak akan puas dengan apa yang dimilikinya,maka sama halnya seperti Susan dan suaminya,ia memiliki ambisi lebih akan kekuasaan dan kekayaan.

“Iya mah,Rena senang banget,akhirnya Rena bisa menjadi istri Arnam.Bukan hanya karena harta Arnam saja yang membuat Rena senang,tapi juga mamah harus tahu kalau orang yang Rena nikahi itulah yang membuat Rena sangat bahagia,lebih dari apapun”ucap Rena senang,wajahnya tak henti-hentinya tersenyum.Arnam memang terlalu mempesona hingga jarang jika ada orang yang kebal akan pesona nya itu.

“Ha..ha.. iya sayang kamu benar juga,tapi yang jadi masalah saat ini,kamu harus buat Arnam bisa mencintai kamu dan tergila-gila pada kamu.Karena dengan begitu posisi perusahaan dan keluarga kita tidak akan terancam oleh siapapun”ucap Susan dengan tertawa pelan.

“Tapi mah,bukannya Arnam nggak pernah terlihat di depan umum,apalagi ia juga tidak pernah hadir di acara perusahaan miliknya”ucap Rena merasa heran.

“Kamu kata siapa?,pasti kata ibunya Arnam kan.Ya meski Arnam tidak banyak di kenal orang-orang,dia masih tetap di hormati oleh orang-orang yang berpengaruh di negara ini.Lagipula kamu kan artis dan model,jadi akan mudah bagi kamu untuk mencari koneksi dan meningkatkan popularitas kamu itu”ucap Susan menjelaskan.

“Tenang saja mah,Arnam pasti bakal mencintai aku,karena aku sangat yakin akan hal itu!”yakin Rena dengan nada percaya diri.

Sedangkan saat ini,Arnam yang sedang duduk cukup jauh dari Rena,ia masih bisa mendengar ucapan Rena dan ibunya itu di karena kan pendengaran Arnam yang sangat tajam.

Arnam hanya diam dan berusaha terlihat acuh dan tak peduli.Mungkin saat ini ia akan diam,seolah mereka telah berhasil.Tapi jika mereka sampai mengganggu orang-orang tersayang nya,maka jangan harap Arnam akan tinggal diam.

Tak lama datanglah sepasang suami istri yang menghampiri Arnam dan Rena.

“Ternyata ini tuan Arnam,saya senang sekali bisa bertemu dengan anda tuan”ucap sang istri.

“Iya,tuan Arnam ini walaupun tidak pernah masuk perusahaan,tapi perusahaan nya tetap saja aman terkendali,karena tak pernah ada yang berani mengusik perusahaan dari tuan Arnam”ucap sang suami dengan nada bangga.

“Anda tak perlu menyanjung saya seperti itu tuan Theo”balas Arnam datar.

Arnam memang bukanlah orang yang akan menjawab ucapan orang lain,tapi di karena kan itu ucapan dari Theo,yang merupakan orang yang jujur dan apa adanya tanpa menjilat seperti pengusaha lainnya,maka tanpa enggan Arnam menjawabnya.

“Ha..ha tuan,ini bukan sebuah sanjungan,melainkan apa yang saya katakan adalah sebuah kenyataan”jawab Theo sedikit tertawa.

“Oh iya tuan ini istri saya,dia ingin sekali bertemu dengan anda,makanya kami segera ke sini untuk menghampiri anda,sekalian kami ingin berpamitan,karena masih ada suatu hal yang harus saya urus”lanjut Theo menjelaskan.

Arnam yang mendengar itu hanya mengangguk sebagai jawaban.Tak lama setelah itu,sepasang suami istri tadi pun pergi meninggalkan Arnam dan Rena yang kini menjadi tokoh utama di pesta pernikahan.

Selepas kepergian suami istri itu,datang lah teman-teman Rena yang menghampiri Rena.

“Rena selamat ya,kamu beruntung banget sih bisa dapat suami seperti tuan Arnam,coba saja kalau itu aku,pasti aku akan sangat bahagia”ucap salah satu teman Rena yang bernama Ririn.Ayahnya merupakan salah satu orang penting,jadi tak heran jika dia tahu identitas Arnam.

“Kalian cuman hanya bisa bermimpi,lagipula dari hal apapun dan sisi manapun kalian jauh berbeda dari aku”ucap Rena terdengar sombong.

‘ Sombong banget sih,kalau saja bukan karena status dan kekayaan keluarganya yang cukup berpengaruh,aku juga nggak akan mau berteman sama kamu dari dulu’. batin Ririn sambil mengepalkan tangannya seolah sedang menahan amarah.

“He..he..iya aku memang tak sebanding dengan kamu yang merupakan seorang bintang besar”ucap Ririn berusaha tetap tersenyum di depan Rena.

“Aku juga ucapkan selamat buat kamu,semoga pernikahan kalian bakal langgeng terus ya”ucap teman satunya lagi yang bernama Mita.

“Oh iya terima kasih”jawab Rena dengan nada bangga yang terlihat jelas.

Melihat ke datangan teman-teman Rena,Arnam hanya diam tanpa menyambut.

...****...

Tak terasa hari berlalu dengan cepat,waktu pun telah menjelang tengah malam.Tamu-tamu pun telah pulang ke rumah mereka masing-masing.

Dan saat ini,Arnam,Rima,dan Rena,beserta kedua orang tua Rena sedang berkumpul di ruang tamu.

“Kalian berdua sekarang telah resmi menjadi suami istri,dan ibu sangat senang akan hal itu,pasti kalian sekarang sudah tak sabar ingin berduaan,jadi sekarang ibu persilahkan kalian untuk masuk ke kamar kalian berdua ”ucap Rima terus berkata dengan senang,tanpa memperhatikan raut wajah Arnam yang terlihat tak bersahabat.

“Ha...ha...,iya nih benar juga apa yang di katakan jeng Rima,kalian pasti ingin berduaan,jadi kami nggak bakal gangguan kalian berdua”Susan menimpali.

“Sudah sudah,kalian ini malah menggoda Pengantin baru,nanti mereka jadi merasa malu”ucap Handoko seolah berusaha membela Rena yang mulai terlihat malu-malu.

Lagi-lagi Arnam hanya diam dengan wajah yang terlihat sangat datar dan dingin.Dan tiba-tiba Arnam bangkit karena merasa tak tahan terus menerus berada di sana,ia pun pergi dari ruang tamu dan berjalan menuju kamarnya.

“Tuh Arnam sepertinya gak sabar nak,ayo sana susul suami kamu!”ucap Rima disertai nada perintah.

Terdengar jelas ia sangat antusias karena hal itu.

“Ah,ibu bisa aja”ucap Rena dengan nada malu-malunya.

Setelah itu,Rena pun bangkit dari duduknya,dan ia pun berjalan menuju kamar yang sama dengan milik Arnam.

Episodes
1 Prolog
2 Cemburu tapi gengsi
3 Hanya Safira
4 Keluarga Safira
5 Mengabaikan Arnam.
6 Di bela Bu RW
7 Obrolan keluarga
8 Tidak memiliki pilihan lain
9 Arnam benci di sentuh wanita selain Safira.
10 Safira galak untuk melindungi adiknya.
11 Mengantar Safira kerja.
12 Makan siang
13 Cinta dalam diam.
14 Penentuan hari pernikahan Arnam dan Rena.
15 Restoran.
16 Makan bersama.
17 Hari pernikahan Arnam dan Rena.
18 Safira tiba-tiba merasa gelisah.
19 Arnam telah mengetahui kejahatan Rena.
20 Demi uang jajan
21 Masa lalu Rey.
22 Safira alergi bunga mawar.
23 Berkunjung ke rumah calon mertua
24 Arnam berniat melamar Safira.
25 Marahnya Arnam
26 Acara makan bersama.
27 Kedatangan Arnam dan ibunya.
28 Membahas masalah pernikahan
29 Menjemput Reno di bandara.
30 Kedatangan kakek dan nenek.
31 Kekesalan Safira.
32 Kedatangan Arnam.
33 Hari pernikahan
34 Hari pernikahan Arnam dan Safira.
35 Baju pengantin.
36 Rencana Arnam.
37 Keputusan Hadi
38 Rara yang tidak ingin berjauhan dari Safira
39 Pindah rumah
40 Rumah baru Safira dan Arnam
41 Sarapan bersama
42 Kecemburuan Arnam
43 Rindu tapi gengsi
44 Keposesifan Arnam.
45 Mulai kerja
46 Mengetahui sebuah fakta.
47 Ikatan batin antara seorang ibu dan anaknya
48 Kemarahan dan Kesedihan Safira.
49 Pertemuan Safira dan Rima.
50 Hari terberat Safira
51 Keberadaan Arnam
52 Kekhawatiran dan rasa bersalah Arnam pada Safira
53 Alasan Toni dan Masa lalu Toni
54 Arnam kembali
55 Kedatangan Arnam
56 Kata terlarang bagi Arnam yang tidak boleh Safira ucapkan
57 Kepedulian Sahabat
58 Kedatangan Sahabat Safira
59 Kemarahan dan kepedulian Sahabat Safira
60 Kesabaran Arnam
61 Masalah
62 Obrolan dan rencana Arnam.
63 Kepedulian Arnam dan sikap cuek Safira
64 Safira hampir tertabrak
65 Sang penyelamat
66 Ulang tahun perusahaan
67 Pemimpin perusahaan
68 Hamil??
69 Awal pertemuan Arnam dan Safira
70 Safira hamil
71 Safira mengunjungi ayahnya
72 Dokter pribadi
73 Safira menghilang??
74 Puncak kemarahan Safira
75 Bukan kamu yang di salahkan,tapi aku yang akan merasa bersalah
76 Berusaha menjelaskan
77 Terpaksa menikahi Rena
78 Rencana Rima
79 Hadiah
80 Tentang Safira
81 Cemilan Sehat
82 Sikap Aneh Safira.
83 Jalan-jalan
84 Makan berdua di sebuah restoran
85 Obrolan antara Rena dan Susan
86 Makan bersama Salma
87 Undangan
88 Merias
89 Kado
90 Pesta ulangtahun
91 Salma
92 Keposesifan Arnam
93 Rena
94 Berita
95 Rencana yang berantakan
96 Bujukan Rima
97 Terpuruk
98 Kedatangan Rima
99 Perceraian
100 Safira menghilang
101 Ungkapan Hati author
102 5 Tahun Kemudian
103 Liburan
104 Berenang
105 Pertemuan tidak terduga
106 Pertemuan Tidak Terduga
107 Menghindar
108 Mengobrol
109 Sabrina menghilang
110 Laki-laki asing
111 Siapa Orang itu??
112 Arnam
113 Alasan Arnam
114 Memenuhi janji
115 Di Awasi
116 6 bulan
117 Menjauh
118 Seberapa hebat kah Arnam??
119 Farrel
120 Rencana Jahat
121 Tidak Seperti yang di bayangkan
122 Masuk Jebakan
123 Kecurigaan
124 Apa itu dia?
125 Aku yakin itu dia
126 Kekesalan Safira
127 Syarat
128 Kejadian yang Sebenarnya
129 Kejadian yang Sebenarnya 2
130 Om mau nggak jadi papah aku?
131 Mengantar Sabrina sekolah
132 Memanfaatkan tahap pertama
133 Memberi pelajaran pada teman yang suka pamer
134 Permintaan Sabrina
135 Jalan-jalan Bertiga
136 Safira mati Kutu
137 Sabrina gagal ikut pentas
138 Penjelasan yang membuat Safira malu
139 Akhirnya ikut pentas
140 Nggak mungkin
141 Bukan anak yang diinginkan
142 Jalan-jalan
143 Meminta penjelasan
144 Alasan Safira
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Prolog
2
Cemburu tapi gengsi
3
Hanya Safira
4
Keluarga Safira
5
Mengabaikan Arnam.
6
Di bela Bu RW
7
Obrolan keluarga
8
Tidak memiliki pilihan lain
9
Arnam benci di sentuh wanita selain Safira.
10
Safira galak untuk melindungi adiknya.
11
Mengantar Safira kerja.
12
Makan siang
13
Cinta dalam diam.
14
Penentuan hari pernikahan Arnam dan Rena.
15
Restoran.
16
Makan bersama.
17
Hari pernikahan Arnam dan Rena.
18
Safira tiba-tiba merasa gelisah.
19
Arnam telah mengetahui kejahatan Rena.
20
Demi uang jajan
21
Masa lalu Rey.
22
Safira alergi bunga mawar.
23
Berkunjung ke rumah calon mertua
24
Arnam berniat melamar Safira.
25
Marahnya Arnam
26
Acara makan bersama.
27
Kedatangan Arnam dan ibunya.
28
Membahas masalah pernikahan
29
Menjemput Reno di bandara.
30
Kedatangan kakek dan nenek.
31
Kekesalan Safira.
32
Kedatangan Arnam.
33
Hari pernikahan
34
Hari pernikahan Arnam dan Safira.
35
Baju pengantin.
36
Rencana Arnam.
37
Keputusan Hadi
38
Rara yang tidak ingin berjauhan dari Safira
39
Pindah rumah
40
Rumah baru Safira dan Arnam
41
Sarapan bersama
42
Kecemburuan Arnam
43
Rindu tapi gengsi
44
Keposesifan Arnam.
45
Mulai kerja
46
Mengetahui sebuah fakta.
47
Ikatan batin antara seorang ibu dan anaknya
48
Kemarahan dan Kesedihan Safira.
49
Pertemuan Safira dan Rima.
50
Hari terberat Safira
51
Keberadaan Arnam
52
Kekhawatiran dan rasa bersalah Arnam pada Safira
53
Alasan Toni dan Masa lalu Toni
54
Arnam kembali
55
Kedatangan Arnam
56
Kata terlarang bagi Arnam yang tidak boleh Safira ucapkan
57
Kepedulian Sahabat
58
Kedatangan Sahabat Safira
59
Kemarahan dan kepedulian Sahabat Safira
60
Kesabaran Arnam
61
Masalah
62
Obrolan dan rencana Arnam.
63
Kepedulian Arnam dan sikap cuek Safira
64
Safira hampir tertabrak
65
Sang penyelamat
66
Ulang tahun perusahaan
67
Pemimpin perusahaan
68
Hamil??
69
Awal pertemuan Arnam dan Safira
70
Safira hamil
71
Safira mengunjungi ayahnya
72
Dokter pribadi
73
Safira menghilang??
74
Puncak kemarahan Safira
75
Bukan kamu yang di salahkan,tapi aku yang akan merasa bersalah
76
Berusaha menjelaskan
77
Terpaksa menikahi Rena
78
Rencana Rima
79
Hadiah
80
Tentang Safira
81
Cemilan Sehat
82
Sikap Aneh Safira.
83
Jalan-jalan
84
Makan berdua di sebuah restoran
85
Obrolan antara Rena dan Susan
86
Makan bersama Salma
87
Undangan
88
Merias
89
Kado
90
Pesta ulangtahun
91
Salma
92
Keposesifan Arnam
93
Rena
94
Berita
95
Rencana yang berantakan
96
Bujukan Rima
97
Terpuruk
98
Kedatangan Rima
99
Perceraian
100
Safira menghilang
101
Ungkapan Hati author
102
5 Tahun Kemudian
103
Liburan
104
Berenang
105
Pertemuan tidak terduga
106
Pertemuan Tidak Terduga
107
Menghindar
108
Mengobrol
109
Sabrina menghilang
110
Laki-laki asing
111
Siapa Orang itu??
112
Arnam
113
Alasan Arnam
114
Memenuhi janji
115
Di Awasi
116
6 bulan
117
Menjauh
118
Seberapa hebat kah Arnam??
119
Farrel
120
Rencana Jahat
121
Tidak Seperti yang di bayangkan
122
Masuk Jebakan
123
Kecurigaan
124
Apa itu dia?
125
Aku yakin itu dia
126
Kekesalan Safira
127
Syarat
128
Kejadian yang Sebenarnya
129
Kejadian yang Sebenarnya 2
130
Om mau nggak jadi papah aku?
131
Mengantar Sabrina sekolah
132
Memanfaatkan tahap pertama
133
Memberi pelajaran pada teman yang suka pamer
134
Permintaan Sabrina
135
Jalan-jalan Bertiga
136
Safira mati Kutu
137
Sabrina gagal ikut pentas
138
Penjelasan yang membuat Safira malu
139
Akhirnya ikut pentas
140
Nggak mungkin
141
Bukan anak yang diinginkan
142
Jalan-jalan
143
Meminta penjelasan
144
Alasan Safira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!