* Di restoran.
Saat ini Arnam,Safira,dan sahabat-sahabatnya sedang memakan makanan yang telah mereka pesan.
Sebenarnya Arnam masih merasa kenyang dengan makanannya tadi,tapi karena Safira yang menawarinya makan,maka ia pun merasa tak tega untuk menolak hal itu.
“Senang banget aku pasti kalau nanti setiap Reno ada tugas kita akan ditraktir makan terus.Duh membayangkannya saja sudah membuat aku senang banget.Sering-sering aja ya Ren tugas nya,biar kita dapat traktiran dan makan gratis kayak gini,kan aku jadi merasa untung”ucap Rey sambil mengunyah makanannya.
“Terus aja terus kamu ngomong sambil makan,nanti kalau sudah tersedak baru tahu rasa kamu”ucap Safira yang duduk di samping Rey.Walau terlihat jika Arnam dari tadi muka nya sedikit di tekuk karena cemburu,tapi ia seakan tak bisa komentar banyak untuk saat ini.Lagipula Arnam kini juga telah duduk di samping Safira.
“Dih malah nyumpahin aku biar tersedak.Kalau kamu yang tersedak gimana?”ucap Rey tak mau kalah.
Safira yang mendengar itu,ia hendak angkat suara,tapi seperti ucapan nya berbalik padanya,ia pun terbatuk berkali-kali.
" ukkhhh ukkhhh " Safira terbatuk karena tersedak.
Arnam yang melihat hal itu,ia pun langsung mengambil air minum yang ada di hadapannya,dan menyerahkan air itu kepada Safira,Arnam terlalu terburu-buru karena khawatir,jadi ia tak bisa berfikir panjang.
Dan Safira yang merasa tenggorokannya terasa sakit,ia pun langsung mengambil minuman yang di berikan oleh Arnam,ia meneguk habis minuman itu dalam satu tegukan.
“Uhhhh lega banget,terima kasih ya”ucap Safira kepada Arnam.Safira benar-benar merasa Arnam seperti penyelamat di tengah musibah kekeringan.
“Iya,tapi nggak apa-apa kan?,aku khawatir sama kamu,jadi aku sembarangan ambil minuman yang ada di hadapan aku langsung”ucap Arnam menatap ke arah Safira,berharap agar Safira tidak marah padanya.
“Maksud kamu minuman ini bukan punyaku,terus ini minuman milik siapa?”tanya Safira dengan nada sedikit terkejut.Safira pun menatap bergantian ke arah para sahabat-sahabatnya itu.Tapi nyatanya tidak ada yang merasa jika minumannya itu milik mereka.
“Sebenarnya itu minuman milik aku,mungkin karena panik dan khawatir sama kamu,jadi aku ambil minum yang salah”jelas Arnam mengakui bahwa minuman yang Safira minum adalah miliknya.
“Kamu?,jadi ini minuman milik kamu?,kenapa kamu kasih minuman milik kamu ke aku sih?.Bukannya yang tadi kamu kasih itu minuman milik aku ya?”tanya Safira memastikan,ia masih merasa sedikit tak percaya dengan ucapan Arnam tadi.
Arnam hanya diam dan menatap ke arah minuman milik Safira,jelas minuman Safira berbeda dari yang lain,karena hanya Safira yang memesan jus alpukat.
“Cie berarti itu bisa di sebut ciuman secara tidak langsung dong”ucap Rey dengan nada meledek.Menujuk ke arah Safira dan Arnam bergantian dengan wajah usil dan jahilnya.
Merasa kesal karena ledekan Rey,Safira langsung menginjak kaki Rey dengan keras,tanpa perasaan
“Auwww,Gila! Safira sakit banget tau.Kamu itu laki-laki atau perempuan sih?!,kenapa tenaganya kayak besar banget seperti laki-laki?!”ucap Rey dengan sedikit lebay.Tapi rasa sakitnya itu memang benar-benar nyata tanpa di buat-buat.
“Dih! kamu kan laki-laki,tapi kok lebay banget sih.Laki-laki itu kayak Arnam.Nih aku bakal pukul dia dan nanti dia pasti nggak akan bereaksi seperti kamu”ucap Safira.Tanpa berkata apa-apa Safira pun meninju pundak Arnam dengan keras.
Bruggh....
Safira memukul Arnam sekuat tenaga karena refleks,hingga tangannya sendiri pun mulai merasa kesakitan.
Arnam yang di pukul oleh Safira itu,ia hanya diam dengan ekspresi terlihat santai.Lagipula benar apa yang Safira katakan tadi,bahwa Arnam itu kuat,
karena pukulan Safira tadi memang tak berarti apa-apa bagi Arnam.Rasanya seperti Arnam di pukul oleh tenaga anak kecil,tidak terasa sakit tapi tentu ia sadar jika ia telah di pukul.
“Apakah terasa sakit?,maaf tadi aku nggak sengaja kelepasan sampai pukul kamu pakai tenaga.Pasti itu sakit banget ya?,tapi kok kamu diam aja sih?,kalau kamu memang merasa sakit bilang aja.”ucap Safira yang melihat Arnam hanya diam.Biasanya laki-laki yang Safira pukul,meski tidak mati ya minimal masuk rumah sakit karena patah tulang.
“Nggak,masih aman kok”ucap Arnam santai sambil tersenyum ke arah Safira,berusaha menenangkan Safira yang terlihat khawatir padanya.
Arnam yang melihat wajah Safira masih khawatir kepadanya itu,ia pun langsung mengusap kepala Safira dengan sayang,dan menggerakkan tangan yang sempat Safira pukul untuk meyakinkan kalau ia baik-baik saja.
“Nggak apa-apa,ini benar-benar nggak terasa sakit,jadi gak usah khawatir”ucap Arnam lagi dengan tatapan meyakinkan.
Safira yang mendengar itu,ia hanya tersenyum dengan sedikit terpaksa.Masih ada rasa bersalah,padahal Safira yakin walau tadi ia menginjak kaki Rey tanpa perasaan,tapi tidak separah saat ia meninju Arnam.
‘Kalau kamu nggak merasa sakit,tapi kok tangan aku yang merasa sakit saat mukul kamu ya?!’pikir Safira sambil menahan rasa sakit ditangannya yang sedikit berdenyut.
“Dih malas banget lihat adegan kayak begini, hati-hati kamu Arnam,bisa-bisa kamu over dosis karena terlalu sayang sama Safira”ucap Rey secara tiba-tiba.Jengah juga kalau harus melihat orang mesra-mesraan,meski ia juga punya pacar,dan banyak pula.
‘Memangnya Arnam bisa sakit jika di pukul oleh Safira?,bukannya Arnam memiliki kekuatan fisik yang terlatih,pasti kuatlah!!'pikir Rey,ia pernah melihat sekali,saat di mana Arnam menyelamatkannya seorang diri dari dari segerombolan preman.Dan saat ditanya Arnam menjawab ia awalnya ingin jadi tentara tapi tidak jadi karena beberapa alasan.
“Dih syirik aja kamu Rey”bela Salma dengan nada sedikit menyindir.Wajahnya terkenal jutek tapi cantik nya minta ampun,bahkan Rey pikir ia mungkin bisa naksir pada Salma jika Salma bisa ramah sedikit saja.
“Dih kamu kok ikut-ikutan!,aku kan cuman ngomong sama Arnam,kenapa kamu jadi ikut-ikutan ngomong sih?!”ucap Rey dengan nada tak suka.Mau di lawan tapi Salma cewek,dan masih satu dua dengan Safira dalam sifatnya,jadi Rey harus memaklumi hal itu.
“Sudah sudah,kalian ini ribut aja,nggak malu apa,kita ini sedang berada di tempat umum,nggak enak menggangu orang lain yang sedang makan”akhirnya Roni buka suara sebagai orang yang paling tua diantara mereka semua.
“Iya nih,dasar si Rey!,nggak bisa apa jaga omongan.Tuh kan pak dokter sampai angkat suara nih”ucap Safira ikut menimpali,dan menjadi kan Rey kambing hitamnya.
“Gak tau juga nih,kenapa ya si Rey suka banget ngomong?,kayak perempuan aja.Lemes banget mulutnya”ucap Salma lagi dengan nada menyindir.Jika masalah menistakan Rey,mungkin Safira dan Salma akan maju paling depan.
“Enak aja aku tuh laki-laki tahu”ucap Rey tak terima.Kenapa juga ia yang di salahkan atas semua ini?,memang nasib cowok harus selalu ngalah walau ia ngerasa nggak salah.
Safira yang tiba-tiba merasa jengah akan perdebatan itu,ia pun langsung bangkit dari duduknya.
“Aku pulang duluan ya,aku tiba-tiba pusing lihat kalian berdua ribut terus”ucap Safira tiba-tiba,hingga membuat Rey terkesiap dengan kata-kata Safira yang menurutnya terdengar ajaib.
Jadi kini mereka berdua yang di salah kan?,tapi dengan siapa Rey di salahkan?,Salma atau Roni?
“Kamu nggak apa-apa?,kenapa bisa?,memangnya kamu sakit apa?”tanya sahabat-sahabat yang lain.
“Nggak,aku gak apa-apa cuman ingin pulang aja”jawab Safira dengan nada yang terdengar malas.Lebih tepatnya Safira masih memiliki urusan,mau mengecek adiknya Rara,yang sudah pulang atau belum,takutnya lagi pergi bareng si Adi lagi.
“Biar aku antar kamu pulang,aku khawatir terjadi apa-apa sama kamu”ucap Arnam yang ikut bangkit.
“Naik mobil teman kamu lagi?”tanya Safira langsung,agak sedikit curiga tapi tak berani bertanya banyak.
Arnam yang mendengar ucapan Safira,ia akhirnya sadar jika mobilnya itu telah di bawa oleh Toni.Meski pun ia masih memiliki banyak mobil yang lain,tapi Arnam bingung harus beralasan seperti apa kepada Safira jika ia memakai mobil yang berbeda.
“Aku lupa kalau mobil teman aku lagi di bengkel”ucap Arnam beralasan.
“Kenapa?,kamu naik mobilnya kebut-kebutan ya,terus kamu nanti ganti ruginya gimana?”tanya Safira beruntun,terdengar khawatir.
“Nggak bukan begitu,cuman mobil teman aku lagi di servis aja,biasa lah servis rutin biar nggak membahayakan penggunanya”ucap Arnam beralasan dengan nada yang lebih meyakinkan.
“Ya udah kalau begitu kalian naik mobil yang sama dengan ku saja”tawar Reno
Arnam yang mendengar itu,ia pun langsung memeluk pinggang Safira erat,Arnam sudah tahu jika Reno diam-diam menyukai Safira,meski Safira tak menyadari hal itu.Dari tatapan yang Reno berikan kepada Safira,Arnam dapat melihat dengan jelas jika itu tatapan kagum dan suka.
“Ya sudah kalau nggak ngerepotin sih boleh-boleh saja,iya kan?”tanya Safira kepada Arnam,berusaha melepaskan pelukan Arnam dari pinggangnya yang terasa sesak karena saking eratnya itu.
‘Kenapa sih dia hari ini aneh banget’pikir Safira saat Arnam telah melepaskan rangkulannya dari pinggangnya dengan tak rela.
Seandainya Safira tahu jika Arnam akan memeluknya seperti itu,pasti ia sudah lari menghindar,tapi sayangnya ia tidak bisa menebak akan perbuatan Arnam tadi.
“Kita naik angkutan umum aja,nggak usah merepotkan Reno,takutnya dia sibuk”ucap Arnam yang merasa enggan jika Safira harus diantar oleh Reno.
“Memangnya kamu kuat naik angkutan umum?.Kok aku merasa belum pernah lihat kamu naik angkutan umum ya.Dan nanti aku takutnya kamu bakal mabuk kendaraan.”ucap Safira disertai sedikit ledekan.
“Iya sudah ayo Ren,biarin aja Arnam naik angkutan umum sendirian”ajak Safira,ia diam-diam tersenyum.
Safira tahu jika kini Arnam sedang cemburu kepada Reno,dan bukan hanya Reno saja bahkan hampir semua laki-laki yang dekat dengan Safira Arnam akan merasa cemburu akan hal itu.
“Kalau begitu aku juga ikut”ucap Arnam.
‘Jangan harap bisa berduaan dengan laki-laki lain selain aku!!,sekali nya milikku tetap milikku!!!’. batin Arnam dengan yakin.
Akhirnya mereka bertiga pun keluar dari restoran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments