Demi uang jajan

Safira yang telah bangun dari tidurnya.Ia pun duduk sejenak untuk mengumpulkan kesadarannya,dan meregangkan badannya agar lebih rilexs.

Keluar dari kamarnya,Safira berjalan menuju ruang makan,begitu ia sampai ia merasa heran karena adiknya tidak terlihat di sana.

“Bu,Rara belum bangun ya?”tanya Safira pada Rina yang saat itu sedang menuangkan nasi ke piring suaminya.

Rina menoleh dan menatap ke arah anaknya“Belum,

tadi ibu sudah berusaha untuk membangunkan Rara. Tapi sayangnya dia belum bangun juga,dan tadi dia bilang kalau dia masih mengantuk”jawab Rina menjelaskan.

“Ya sudah biar Safira saja yang bangunkan Rara”ucap Safira yang berniat untuk membangunkan adiknya.

Safira pun langsung berjalan menuju kamar adiknya yang berada tepat di samping kamarnya.

Tok Tok Tok...

Safira mengetuk pintu kamar milik adiknya,awalnya masih pelan tapi karena lama kelamaan tak mendapat respon,ia pun semakin keras mengetuk nya.

“Ra,bangun Ra sudah pagi!,nanti kamu telat sekolah nya”teriak Safira dari luar kamar Rara.

“Nanti dulu kak,Rara masih ngantuk sebentar lagi Rara bangun”ucap Rara dengan mata yang masih terpejam.Nada suaranya terdengar malas hingga Safira mencebik saat mendengar itu.

“Ayo bangun! nanti terlambat sekolahnya,

kamu sih! sudah kakak bilang juga,jangan terlalu malam nonton televisinya,jadi begini kan?!”Teriak Safira terdengar kesal dan menggerutu.

Rara yang mendengar kakaknya terus saja mengoceh,ia pun merasa kesal karena terganggu, Rara mengusap matanya dengan sedikit kasar,dan dengan terpaksa Rara pun bangkit dari tidurnya.Ia berjalan dengan langkah gontai dan sempoyongan menuju pintu kamarnya.

Cklek....

“Iya kak,Rara janji nggak bakal nonton televisi sampai malam lagi”ucap Rara dengan wajahnya yang suntuk begitu ia telah membuka pintu.

Safira yang melihat adiknya masih terlihat mengantuk,ia pun hanya bisa menghela nafas panjang.

“Ya sudah,kakak mandi duluan,nanti setelah itu kamu juga mandi.Mungkin saja nanti setelah kamu mandi rasa kantuk kamu akan hilang”ucap Safira sambil mengusap sayang rambut adiknya.Inginya sih ia menjitak adiknya yang tidak menurut,tapi tak mungkinkan pagi-pagi sudah ribut,yang ada ayahnya akan marah.

Safira juga merasa tak tega jika langsung memaksa Rara mandi.Alhasil biar ia duluan yang mandi dan membiarkan Rara sadar dari tidur secara menyeluruh.

Berjalan ke kamar miliknya,Safira keluar dengan membawa baju ganti dan melihat Rara yang sedang duduk di meja makan sambil mengucek matanya.

Mengabaikan itu,Safira tetap melangkah menuju kamar mandi.Begitu selesai mandi dan telah mengenakan pakaian dengan lengkap yang melekat indah di tubuhnya.Safira pun berjalan menuju ruang makan.

“Ayo sana mandi!.Wajah kamu kayak ngantuk banget,maka nya lain kali jangan kayak gini lagi,awas aja kalau sampai kamu susah di omongin sama kakak!,nggak akan kakak kasih kamu uang jajan!!”ancam Safira,lama kelamaan kesal juga jika nasehat nya di abaikan oleh sang adik,ia juga ingin agar adiknya merasa jera dan tidak melakukan hal itu lagi.

Rara yang awalnya sedang menyenderkan kepalanya di meja makan sambil malas-malasan.Ia seketika itu juga langsung membuka matanya lebar-lebar.Ini ancaman yang tidak biasa baginya!,dan Rara tidak ingin kehilangan uang tambahan dari sang kakak.

“Jangan dong kak,nanti uang jajan Rara berkurang.Jangan ya kak please...,Rara janji nggak akan begadang sampai malam lagi,asal kakak tetap kasih Rara uang jajan”ucap Rara sambil menunjukkan tatapan memelas dengan tampil layaknya kucing yang penurut.

Ini uang jajan loh!

Kalau di suruh beres-beres ataupun cuci piring Rara rela yang penting uang jajan nya nggak berkurang,

bukan masalah matre atau bagaimana,tapi ya maklum aja seusia Rara lagi butuh-butuhnya banyak biaya,untuk beli segala macam kebutuhan wanita.

“Oke! kalau begitu sana kamu mandi!,cepetan nanti kamu telat sekolahnya”ucap Safira dengan nada perintahnya.

“Iya kak,Rara bakal mandi,sekalian Rara ganti baju Rara menggunakan baju sekolah di kamar mandi”ucap Rara dengan semangat.Biasanya ia juga begitu,selalu mengganti baju di kamar mandi,

mungkin karena terlalu bersemangat atau karena tidak ingin jika tidak dapat uang jajan,akhirnya Rara mengatakan itu,sekedar basa-basi.

Setelahnya Rara pun berjalan ke kamar mandi sambil membawa baju sekolah miliknya.Sedangkan Safira yang melihat itu,ia hanya dapat menggelengkan kepalanya dengan pelan.

Safira pun menggeser salah satu kursi kosong,dan ia pun langsung duduk di kursi tersebut.“Kamu hari ini kerja nak?”tanya Rina menatap ke arah anaknya yang telah duduk.

“Iya Bu,Safira hari ini masuk kerja”jawab Safira,rencana pengunduran dirinya ia undur karena Reno tidak ingin ia berhenti kerja.

Akhirnya Safira pun memulai sarapannya,dan Rara yang telah datang pun ikut memulai sarapannya.

Seperti biasa,mereka akan memakan sarapannya dengan hening.

Tak lama mereka pun selesai sarapan bersama.

Selesai berpamitan Safira pun keluar,Rara yang melihat itu ikut pamit dan menyusul sang kakak.

“Kak Safira tunggu!”ucap Rara sedikit berlari mengejar sang kakak.

Sontak hal itu membuat langkah Safira terhenti.

Melihat hal itu Rara pun semakin semangat melangkah untuk mendekati kakaknya.

“Iya ada apa?,apa ada sesuatu yang kamu perlukan?”tanya Safira begitu menoleh menatap ke arah sang adiknya.

“Kakak,tadi kan kakak bilang mau kasih Rara uang jajan.Dan sekarang Rara mau menagih janji kakak.Ingat janji itu hutang,dan hutang harus di bayar.Tunai ya kak!!”ucap Rara sambil mengulurkan telapak tangannya dengan senyum secerah mungkin.

Rasanya Safira bisa melihat cahaya matahari yang bersinar dari senyum adiknya yang ada mau nya itu,dan karena ingin mengerjai sang adik Safira pun berpura-pura lupa“Kapan ya?,masa sih?,tapi kok Kakak gak ingat ya?.Mungkin itu perasaan kamu aja kali”jawab Safira dengan raut wajah yang terlihat lupa.

“Kak!,jangan gitulah.Kakak kan yang bilang kalau aku masih nonton tv sampai malam kakak gak bakal nggak kasih aku uang jajan lagi.Tapi kan aku sudah janji buat nggak nonton tv sampai malam”jelas Rara dengan nada yang terdengar menggerutu.

“Iya iya kakak ingat kok,maka nya jangan suka nonton tv sampai malam”nasehat Safira,ia tak tega begitu melihat adiknya yang sangat kesal dan terlihat akan menangis karena saking kesalnya nya itu.

Begitu mendengar itu Rara kembali semangat dan tersenyum lebih lebar lagi

“Iya kakak ku yang baik,baiknya kayak ibu peri.Rara janji nggak akan lakuin itu lagi.Ya udah mana uangnya,dari tadi tangan Rara sudah gatal nih!”ucap Rara dengan telapak tangan yang semakin mendekat ke arah Safira.Sesekali ia menggoyang-goyangkan tangannya seakan tak sabar.

“Iya sabar nanti kakak ambil dulu,tunggu sebentar!”ucap Safira dengan sedikit kesal.Adiknya ini cepat sekali berubahnya jika sudah mengenai duit.

Kelihatan sekali semangat nya!.

Tapi walau begitu,Safira tetap mengambil dompet miliknya,dan mengambil 3 lembar uang seratus ribu dari dompetnya,dan ia pun menyerahkannya uang itu ke arah adiknya.

“Nih,buat seminggu ya,jangan boros-boros jajan nya!”ucap Safira dengan nada perintah disertai nasehat.

Rara yang melihat itu,ia pun langsung mengambil uang itu secepat kilat,hingga membuat Safira melongo akan hal itu.

Untung adiknya!

“Makasih kak,tapi Rara nggak bisa janji buat habisin uang ini dalam satu Minggu.Lagian ini paling habis tiga hari,kan Rara masih memiliki banyak keperluan lain”ucap Rara dengan sedikit cengengesan yang hanya di balas dengusan.

Kebetulan gaji Safira lumayan besar dan masih bisa menabung walau kadang suka beri adiknya uang jajan.

“Dih bukannya ayah sudah kasih kamu uang jajan juga kan?”tanya Safira tak mengerti,jika Safira jarang membeli segala keperluan wanita,karena kadang Arnam hampir setiap bulan membelikan itu untuknya,ingin menolak tapi Arnam tidak menerima penolakan!

“Itu beda lagi kak,sudah lah kakak nggak bakal tau urusan anak muda”celetuk Rara sombong.

‘Di kira aku sudah tua gitu?,umur Kita kan cuman beda 2 tahun,dasar Rara!’pikir Safira kesal jika dianggap tua.

“Dih enak saja,kakak juga pernah muda kayak kamu kali.Tapi ingat,kamu harus bisa jaga diri,masih ingat nggak jurus bela diri yang kakek ajarkan ke kita”ucap Safira dengan nada bertanya.

“Ingat dong kak,walau cuman sedikit.Ya sudah Rara berangkat sekolah dulu”pamit Rara.

Dengan semangat Rara berjalan melewati Safira.

Melihat itu Safira hanya dapat geleng-geleng kepala.

*****

Kayaknya Rara nggak beda jauh dengan sama author,sama-sama suka uang🤭.

Siapa yang rela di suruh beres-beres demi uang jajan?,kalau author sih pasti mau🤣

Btw jangan lupa like and vote nya semua🤗

Episodes
1 Prolog
2 Cemburu tapi gengsi
3 Hanya Safira
4 Keluarga Safira
5 Mengabaikan Arnam.
6 Di bela Bu RW
7 Obrolan keluarga
8 Tidak memiliki pilihan lain
9 Arnam benci di sentuh wanita selain Safira.
10 Safira galak untuk melindungi adiknya.
11 Mengantar Safira kerja.
12 Makan siang
13 Cinta dalam diam.
14 Penentuan hari pernikahan Arnam dan Rena.
15 Restoran.
16 Makan bersama.
17 Hari pernikahan Arnam dan Rena.
18 Safira tiba-tiba merasa gelisah.
19 Arnam telah mengetahui kejahatan Rena.
20 Demi uang jajan
21 Masa lalu Rey.
22 Safira alergi bunga mawar.
23 Berkunjung ke rumah calon mertua
24 Arnam berniat melamar Safira.
25 Marahnya Arnam
26 Acara makan bersama.
27 Kedatangan Arnam dan ibunya.
28 Membahas masalah pernikahan
29 Menjemput Reno di bandara.
30 Kedatangan kakek dan nenek.
31 Kekesalan Safira.
32 Kedatangan Arnam.
33 Hari pernikahan
34 Hari pernikahan Arnam dan Safira.
35 Baju pengantin.
36 Rencana Arnam.
37 Keputusan Hadi
38 Rara yang tidak ingin berjauhan dari Safira
39 Pindah rumah
40 Rumah baru Safira dan Arnam
41 Sarapan bersama
42 Kecemburuan Arnam
43 Rindu tapi gengsi
44 Keposesifan Arnam.
45 Mulai kerja
46 Mengetahui sebuah fakta.
47 Ikatan batin antara seorang ibu dan anaknya
48 Kemarahan dan Kesedihan Safira.
49 Pertemuan Safira dan Rima.
50 Hari terberat Safira
51 Keberadaan Arnam
52 Kekhawatiran dan rasa bersalah Arnam pada Safira
53 Alasan Toni dan Masa lalu Toni
54 Arnam kembali
55 Kedatangan Arnam
56 Kata terlarang bagi Arnam yang tidak boleh Safira ucapkan
57 Kepedulian Sahabat
58 Kedatangan Sahabat Safira
59 Kemarahan dan kepedulian Sahabat Safira
60 Kesabaran Arnam
61 Masalah
62 Obrolan dan rencana Arnam.
63 Kepedulian Arnam dan sikap cuek Safira
64 Safira hampir tertabrak
65 Sang penyelamat
66 Ulang tahun perusahaan
67 Pemimpin perusahaan
68 Hamil??
69 Awal pertemuan Arnam dan Safira
70 Safira hamil
71 Safira mengunjungi ayahnya
72 Dokter pribadi
73 Safira menghilang??
74 Puncak kemarahan Safira
75 Bukan kamu yang di salahkan,tapi aku yang akan merasa bersalah
76 Berusaha menjelaskan
77 Terpaksa menikahi Rena
78 Rencana Rima
79 Hadiah
80 Tentang Safira
81 Cemilan Sehat
82 Sikap Aneh Safira.
83 Jalan-jalan
84 Makan berdua di sebuah restoran
85 Obrolan antara Rena dan Susan
86 Makan bersama Salma
87 Undangan
88 Merias
89 Kado
90 Pesta ulangtahun
91 Salma
92 Keposesifan Arnam
93 Rena
94 Berita
95 Rencana yang berantakan
96 Bujukan Rima
97 Terpuruk
98 Kedatangan Rima
99 Perceraian
100 Safira menghilang
101 Ungkapan Hati author
102 5 Tahun Kemudian
103 Liburan
104 Berenang
105 Pertemuan tidak terduga
106 Pertemuan Tidak Terduga
107 Menghindar
108 Mengobrol
109 Sabrina menghilang
110 Laki-laki asing
111 Siapa Orang itu??
112 Arnam
113 Alasan Arnam
114 Memenuhi janji
115 Di Awasi
116 6 bulan
117 Menjauh
118 Seberapa hebat kah Arnam??
119 Farrel
120 Rencana Jahat
121 Tidak Seperti yang di bayangkan
122 Masuk Jebakan
123 Kecurigaan
124 Apa itu dia?
125 Aku yakin itu dia
126 Kekesalan Safira
127 Syarat
128 Kejadian yang Sebenarnya
129 Kejadian yang Sebenarnya 2
130 Om mau nggak jadi papah aku?
131 Mengantar Sabrina sekolah
132 Memanfaatkan tahap pertama
133 Memberi pelajaran pada teman yang suka pamer
134 Permintaan Sabrina
135 Jalan-jalan Bertiga
136 Safira mati Kutu
137 Sabrina gagal ikut pentas
138 Penjelasan yang membuat Safira malu
139 Akhirnya ikut pentas
140 Nggak mungkin
141 Bukan anak yang diinginkan
142 Jalan-jalan
143 Meminta penjelasan
144 Alasan Safira
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Prolog
2
Cemburu tapi gengsi
3
Hanya Safira
4
Keluarga Safira
5
Mengabaikan Arnam.
6
Di bela Bu RW
7
Obrolan keluarga
8
Tidak memiliki pilihan lain
9
Arnam benci di sentuh wanita selain Safira.
10
Safira galak untuk melindungi adiknya.
11
Mengantar Safira kerja.
12
Makan siang
13
Cinta dalam diam.
14
Penentuan hari pernikahan Arnam dan Rena.
15
Restoran.
16
Makan bersama.
17
Hari pernikahan Arnam dan Rena.
18
Safira tiba-tiba merasa gelisah.
19
Arnam telah mengetahui kejahatan Rena.
20
Demi uang jajan
21
Masa lalu Rey.
22
Safira alergi bunga mawar.
23
Berkunjung ke rumah calon mertua
24
Arnam berniat melamar Safira.
25
Marahnya Arnam
26
Acara makan bersama.
27
Kedatangan Arnam dan ibunya.
28
Membahas masalah pernikahan
29
Menjemput Reno di bandara.
30
Kedatangan kakek dan nenek.
31
Kekesalan Safira.
32
Kedatangan Arnam.
33
Hari pernikahan
34
Hari pernikahan Arnam dan Safira.
35
Baju pengantin.
36
Rencana Arnam.
37
Keputusan Hadi
38
Rara yang tidak ingin berjauhan dari Safira
39
Pindah rumah
40
Rumah baru Safira dan Arnam
41
Sarapan bersama
42
Kecemburuan Arnam
43
Rindu tapi gengsi
44
Keposesifan Arnam.
45
Mulai kerja
46
Mengetahui sebuah fakta.
47
Ikatan batin antara seorang ibu dan anaknya
48
Kemarahan dan Kesedihan Safira.
49
Pertemuan Safira dan Rima.
50
Hari terberat Safira
51
Keberadaan Arnam
52
Kekhawatiran dan rasa bersalah Arnam pada Safira
53
Alasan Toni dan Masa lalu Toni
54
Arnam kembali
55
Kedatangan Arnam
56
Kata terlarang bagi Arnam yang tidak boleh Safira ucapkan
57
Kepedulian Sahabat
58
Kedatangan Sahabat Safira
59
Kemarahan dan kepedulian Sahabat Safira
60
Kesabaran Arnam
61
Masalah
62
Obrolan dan rencana Arnam.
63
Kepedulian Arnam dan sikap cuek Safira
64
Safira hampir tertabrak
65
Sang penyelamat
66
Ulang tahun perusahaan
67
Pemimpin perusahaan
68
Hamil??
69
Awal pertemuan Arnam dan Safira
70
Safira hamil
71
Safira mengunjungi ayahnya
72
Dokter pribadi
73
Safira menghilang??
74
Puncak kemarahan Safira
75
Bukan kamu yang di salahkan,tapi aku yang akan merasa bersalah
76
Berusaha menjelaskan
77
Terpaksa menikahi Rena
78
Rencana Rima
79
Hadiah
80
Tentang Safira
81
Cemilan Sehat
82
Sikap Aneh Safira.
83
Jalan-jalan
84
Makan berdua di sebuah restoran
85
Obrolan antara Rena dan Susan
86
Makan bersama Salma
87
Undangan
88
Merias
89
Kado
90
Pesta ulangtahun
91
Salma
92
Keposesifan Arnam
93
Rena
94
Berita
95
Rencana yang berantakan
96
Bujukan Rima
97
Terpuruk
98
Kedatangan Rima
99
Perceraian
100
Safira menghilang
101
Ungkapan Hati author
102
5 Tahun Kemudian
103
Liburan
104
Berenang
105
Pertemuan tidak terduga
106
Pertemuan Tidak Terduga
107
Menghindar
108
Mengobrol
109
Sabrina menghilang
110
Laki-laki asing
111
Siapa Orang itu??
112
Arnam
113
Alasan Arnam
114
Memenuhi janji
115
Di Awasi
116
6 bulan
117
Menjauh
118
Seberapa hebat kah Arnam??
119
Farrel
120
Rencana Jahat
121
Tidak Seperti yang di bayangkan
122
Masuk Jebakan
123
Kecurigaan
124
Apa itu dia?
125
Aku yakin itu dia
126
Kekesalan Safira
127
Syarat
128
Kejadian yang Sebenarnya
129
Kejadian yang Sebenarnya 2
130
Om mau nggak jadi papah aku?
131
Mengantar Sabrina sekolah
132
Memanfaatkan tahap pertama
133
Memberi pelajaran pada teman yang suka pamer
134
Permintaan Sabrina
135
Jalan-jalan Bertiga
136
Safira mati Kutu
137
Sabrina gagal ikut pentas
138
Penjelasan yang membuat Safira malu
139
Akhirnya ikut pentas
140
Nggak mungkin
141
Bukan anak yang diinginkan
142
Jalan-jalan
143
Meminta penjelasan
144
Alasan Safira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!