Safira galak untuk melindungi adiknya.

Keesokan harinya

Safira yang saat ini telah bangun dari tidurnya itu,ia pun duduk sambil meregangkan ototnya agar lebih rileks.

Safira kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan menuju lemari pakaian miliknya,ia memilih salah satu pakaian yang akan ia gunakan untuk bekerja.

Setelah itu,Safira pun langsung berjalan keluar dari kamarnya.Sepeti biasa,jika Safira akan ke kamar mandi ia pasti akan melewati ruang tamu,dan tidak seperti kemarin,kini Safira melewati ruang tamu begitu saja tanpa menghentikan langkahnya.

Selesai mandi,Safira pun keluar dengan mengenakan pakaian yang telah ia pilih tadi.

Safira bergegas melangkah mendekati meja makan dimana saat ini keluarganya sedang berkumpul.

“Kamu hari ini sekolah?”tanya Safira setelah ia sampai di ruang makan dan mulai duduk di samping adiknya.

“Iya,sekarang Rara sekolah”jawab Rara yang sedang sarapan

Hanya mengangguk tanda paham,Safira pun mulai mengambil piring,ia meletakan nasi beserta lauk pauknya di piring tersebut dan memakannya.

“Kamu sekolahnya naik apa?”tanya Safira sambil memakan sarapannya.Ia seakan lupa jika ayahnya melarang berbicara di saat sedang makan.

“Nanti teman Rara bakal jemput”jawab Rara seadanya.

“Safira! Rara! kalau makan itu jangan sambil ngobrol,nanti tersedak”ucap Hadi menasehati kedua anaknya

Safira yang awalnya ingin bertanya lagi kepada Rara pun menjadi bungkam setelah ia mendengar ucapan Hadi tadi.Safira dan Rara hanya mengangguk kompak,mereka pun mulai melanjutkan sarapan mereka.

Tak lama setelah itu sarapan pun selesai.

Safira bangkit dari duduknya,ia menghampiri tempat ibu dan ayahnya duduk.“Bu Safira berangkat kerja dulu ya”pamit Safira sambil mencium kedua pipi ibunya.

“Ayah Safira berangkat kerja dulu”di susul dengan Safira yang juga mencium kedua pipi ayahnya.

“Dih,kakak udah besar juga,masih aja suka cium pipi ayah sama ibu”ledek Rara dengan nada mengejek.

Setelah mengatakan hal itu,Rara pun bangkit dari duduknya.Dan kini justru ia pun melakukan hal yang sama seperti yang Safira lakukan,yaitu berpamitan sambil mencium kedua pipi orang tuanya.

“Syirik aja kamu,lagipula kenapa juga kamu ikut-ikutan dengan apa yang kakak lakukan?!!”ucap Safira tak terima akan ucapan Rara yang justru mengikuti apa yang ia lakukan tadi.

“Yah Rara gak apa-apa lah.Rara kan masih kecil,jadi terserah Rara lah”ucap Rara tidak mau kalah.

Saat Safira hendak buka suara,untuk berkomentar, tapi sebelum itu ayahnya langsung angkat bicara.

“Sudah-sudah,kalian ini kayak anak kecil aja”ucap Hadi menengahi pertengkaran yang terjadi antara Rara dan Safira.

Jika sang ayah telah angkat suara,maka Safira dan Rara pun bungkam dan tak berani bersuara.“Ya udah lah kalau begitu kami berangkat dulu”ucap Safira dan Rara tiba-tiba yang terdengar kompak.

“Cie barengan”ledek Rina pada anak-anaknya.

“Ibu”ucap Rara dan Safira lagi-lagi kompak,mereka tak terima akan ucapan ibunya tadi,entah karena apa.

“Ya udah kalian berangkat sana!”ucap Hadi seperti perintah.

Setelahnya,mereka berdua keluar dari rumah.Begitu di luar rumah.

“Rara aku di sini”terdengar panggil seorang laki-laki yang memakai motor di sebrang jalan.

Rara yang melihat itu pun langsung berjalan mendekati laki-laki tersebut,dengan sedikit berlari.

“Kamu sudah sampai di”ucap Rara kepada laki-laki yang bernama Adi.Teman sekelas Rara yang diam-diam naksir pada Rara,hampir setiap pulang sekolah Adi akan mengajak Rara pulang bareng dengannya.

“Iya aku udah dari tadi nungguin kamu”jawab Adi,ia pun mengambil helm dan berniat untuk memakaikan helm tersebut ke kepala Rara,tapi tiba-tiba terdengar nada galak yang menghentikan aksinya.

“Tunggu!”teriak Safira yang berkata dari jarak yang cukup jauh dari tempat mereka berdua.tanpa ba-bi-bu Safira pun langsung berjalan mendekat ke arah Rara dan Adi berada.

“Kamu siapa?”tanya Safira dengan nada yang semakin galak.

“Saya temannya Rara kak”ucap Adi sedikit takut.Mata Safira seakan ingin mengulitinya,walau harus Adi akui jika kakak dari gebetannya terlihat sangat imut saat sedang marah.

“Kak,kamu bilang?,saya bukan kakak kamu”ucap Safira lagi dengan nada yang tak bersahabat.

“Kakak sudah jangan marah-marah,dia teman Rara, namanya Adi,dia juga anaknya baik kok”bela Rara,ia paham akan sikap kakaknya yang bersikap galak kepada Adi,karena Rara tau Safira berperilaku seperti itu hanya untuk melindunginya.

“Beneran dia anak baik?”tanya Safira memastikan.Ia masih terlihat tak yakin dan tak percaya.Bagi Safira tidak ada laki-laki yang baik secara cuma-cuma,

kecuali punya maksud dan tujuan.

“Iya kak,Adi itu anak baik”jawab Rara yakin,dengan pandangan yang berusaha untuk meyakinkan kakaknya.

“Awas aja kamu kalau berani macam-macam sama adik saya,saya bakal colok mata kamu!!”ucap Safira menatap Adi lebih garang,dengan kedua jari berbentuk V,dan diarahkan langsung ke depan wajahnya dan kearah Adi,seolah berniat mengancam Adi agar tak berbuat macam-macam pada adiknya.

“Iya kak,saya nggak akan berbuat macam-macam kok,hanya satu macam,cuman ingin dekat sama Rara”ucap Adi berniat bercanda.Tapi respon Safira lagi-lagi membuat nyalinya ciut.

“Apa kamu bilang tadi?”tanya Safira,bukan hanya wajah yang semakin galak tapi nadanya pun tak kalah bertambah galak juga.

“Tidak kak,saya cuman bercanda he...he...” jawab Adi cengengesan

’Duh galak banget sih kakaknya,untung imut banget wajahnya,terus kalau gini gimana cara dapetin adik nya coba,orang kakaknya aja kayak harimau yang lagi jagain anaknya’.batin Adi.

“Ya udah kak,Rara berangkat dulu,kakak juga cepetan berangkat sana!,nanti telat loh kerjanya”ucap Rara mengingatkan.

“Oh iya kakak hampir lupa,kalau begitu kakak berangkat kerja dulu,kalian hati-hati naik motornya.Dan kamu! awas kalau macam-macam,saya ulek-ulek wajah kamu biar jadi sambal”ancam Safira menatap Adi dengan sengit dan tampang bengisnya.

“Galak banget ya kakak kamu,untung wajahnya itu imut banget,dan cantik.Tapi tetap aja sih aku merasa sedikit takut sama kakak kamu”ucap Adi memberitahu apa yang sedang ia rasakan saat ini.Ia berkata saat Safira telah pergi dan berjarak cukup jauh dari mereka berdua.Mana berani ia bicara seperti itu langsung di depan orangnya,takut nggak dapat restu dari Safira.

“Ha..ha...,kamu tenang aja.Kakak aku itu sebenarnya gak jahat kok,dia itu orangnya baik,cuman dia bersikap galak sama laki-laki yang nggak dia suka”ucap Rara menjelaskan.

“Berarti aku juga termasuk ke dalam orang-orang yang tidak di sukai kakak kamu?”tanya Adi dengan nada yang tiba-tiba terdengar sedih.

“Ha...ha,kamu ada-ada aja,kakak aku itu galak ke kamu,karena ia takut jika kamu bakal nyakitin,ia juga nggak mau sampai kamu berbuat macam-macam sama aku,ya udah lah ayo kita berangkat nanti telat!”ucap Rara mengalihkan topik.

Mereka pun berangkat menuju sekolah dengan menaiki motor milik Adi.

...*****...

Sementara itu,di tempat lain.

Saat ini Safira sedang berdiri di pinggir jalan,ia sedang menunggu angkutan datang.

“Duh mana sih kok lama banget datangnya,bisa telat kalau begini”ucap Safira menggerutu,ia menatap ke kanan dan ke kiri.

Tak lama setelah itu datang sebuah mobil yang waktu itu pernah Arnam pakai untuk mengantarnya pulang.

“Safira kamu mau kerja kan?”tanya Arnam menatap ke arah Safira melalui kaca mobil yang terbuka.

“Iya”jawab Safira singkat.

“Kalau begitu kamu naik aja,biar aku antar”ucap Arnam memberi usul.Safira yang mendengar itu,ia ragu-ragu antara harus ikut atau tidak.Ia takut jika hal itu akan merepotkan Arnam.

“Kamu nggak kerja?”tanya Safira.

“Ya nanti”jawab Arnam asal

“Ayo cepetan dari pada kamu terlambat”lanjut Arnam lagi.Ia melihat Safira hendak bertanya tapi tersela oleh ucapannya itu.

Karena tanpa sepengetahuan Safira,Arnam telah menyuruh Toni untuk melarang segala macam angkutan umum,entah itu ojek,

bus,angkot,atau apapun itu untuk tidak melewati jalan yang biasa Safira lewati khusus untuk hari ini.

Walau mungkin harus mengeluarkan biaya yang tak sedikit,karena jalanan yang biasa Safira lewati itu adalah jalanan umum.Dan ini pertama kalinya Arnam menyetir untuk seseorang secara langsung.

Episodes
1 Prolog
2 Cemburu tapi gengsi
3 Hanya Safira
4 Keluarga Safira
5 Mengabaikan Arnam.
6 Di bela Bu RW
7 Obrolan keluarga
8 Tidak memiliki pilihan lain
9 Arnam benci di sentuh wanita selain Safira.
10 Safira galak untuk melindungi adiknya.
11 Mengantar Safira kerja.
12 Makan siang
13 Cinta dalam diam.
14 Penentuan hari pernikahan Arnam dan Rena.
15 Restoran.
16 Makan bersama.
17 Hari pernikahan Arnam dan Rena.
18 Safira tiba-tiba merasa gelisah.
19 Arnam telah mengetahui kejahatan Rena.
20 Demi uang jajan
21 Masa lalu Rey.
22 Safira alergi bunga mawar.
23 Berkunjung ke rumah calon mertua
24 Arnam berniat melamar Safira.
25 Marahnya Arnam
26 Acara makan bersama.
27 Kedatangan Arnam dan ibunya.
28 Membahas masalah pernikahan
29 Menjemput Reno di bandara.
30 Kedatangan kakek dan nenek.
31 Kekesalan Safira.
32 Kedatangan Arnam.
33 Hari pernikahan
34 Hari pernikahan Arnam dan Safira.
35 Baju pengantin.
36 Rencana Arnam.
37 Keputusan Hadi
38 Rara yang tidak ingin berjauhan dari Safira
39 Pindah rumah
40 Rumah baru Safira dan Arnam
41 Sarapan bersama
42 Kecemburuan Arnam
43 Rindu tapi gengsi
44 Keposesifan Arnam.
45 Mulai kerja
46 Mengetahui sebuah fakta.
47 Ikatan batin antara seorang ibu dan anaknya
48 Kemarahan dan Kesedihan Safira.
49 Pertemuan Safira dan Rima.
50 Hari terberat Safira
51 Keberadaan Arnam
52 Kekhawatiran dan rasa bersalah Arnam pada Safira
53 Alasan Toni dan Masa lalu Toni
54 Arnam kembali
55 Kedatangan Arnam
56 Kata terlarang bagi Arnam yang tidak boleh Safira ucapkan
57 Kepedulian Sahabat
58 Kedatangan Sahabat Safira
59 Kemarahan dan kepedulian Sahabat Safira
60 Kesabaran Arnam
61 Masalah
62 Obrolan dan rencana Arnam.
63 Kepedulian Arnam dan sikap cuek Safira
64 Safira hampir tertabrak
65 Sang penyelamat
66 Ulang tahun perusahaan
67 Pemimpin perusahaan
68 Hamil??
69 Awal pertemuan Arnam dan Safira
70 Safira hamil
71 Safira mengunjungi ayahnya
72 Dokter pribadi
73 Safira menghilang??
74 Puncak kemarahan Safira
75 Bukan kamu yang di salahkan,tapi aku yang akan merasa bersalah
76 Berusaha menjelaskan
77 Terpaksa menikahi Rena
78 Rencana Rima
79 Hadiah
80 Tentang Safira
81 Cemilan Sehat
82 Sikap Aneh Safira.
83 Jalan-jalan
84 Makan berdua di sebuah restoran
85 Obrolan antara Rena dan Susan
86 Makan bersama Salma
87 Undangan
88 Merias
89 Kado
90 Pesta ulangtahun
91 Salma
92 Keposesifan Arnam
93 Rena
94 Berita
95 Rencana yang berantakan
96 Bujukan Rima
97 Terpuruk
98 Kedatangan Rima
99 Perceraian
100 Safira menghilang
101 Ungkapan Hati author
102 5 Tahun Kemudian
103 Liburan
104 Berenang
105 Pertemuan tidak terduga
106 Pertemuan Tidak Terduga
107 Menghindar
108 Mengobrol
109 Sabrina menghilang
110 Laki-laki asing
111 Siapa Orang itu??
112 Arnam
113 Alasan Arnam
114 Memenuhi janji
115 Di Awasi
116 6 bulan
117 Menjauh
118 Seberapa hebat kah Arnam??
119 Farrel
120 Rencana Jahat
121 Tidak Seperti yang di bayangkan
122 Masuk Jebakan
123 Kecurigaan
124 Apa itu dia?
125 Aku yakin itu dia
126 Kekesalan Safira
127 Syarat
128 Kejadian yang Sebenarnya
129 Kejadian yang Sebenarnya 2
130 Om mau nggak jadi papah aku?
131 Mengantar Sabrina sekolah
132 Memanfaatkan tahap pertama
133 Memberi pelajaran pada teman yang suka pamer
134 Permintaan Sabrina
135 Jalan-jalan Bertiga
136 Safira mati Kutu
137 Sabrina gagal ikut pentas
138 Penjelasan yang membuat Safira malu
139 Akhirnya ikut pentas
140 Nggak mungkin
141 Bukan anak yang diinginkan
142 Jalan-jalan
143 Meminta penjelasan
144 Alasan Safira
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Prolog
2
Cemburu tapi gengsi
3
Hanya Safira
4
Keluarga Safira
5
Mengabaikan Arnam.
6
Di bela Bu RW
7
Obrolan keluarga
8
Tidak memiliki pilihan lain
9
Arnam benci di sentuh wanita selain Safira.
10
Safira galak untuk melindungi adiknya.
11
Mengantar Safira kerja.
12
Makan siang
13
Cinta dalam diam.
14
Penentuan hari pernikahan Arnam dan Rena.
15
Restoran.
16
Makan bersama.
17
Hari pernikahan Arnam dan Rena.
18
Safira tiba-tiba merasa gelisah.
19
Arnam telah mengetahui kejahatan Rena.
20
Demi uang jajan
21
Masa lalu Rey.
22
Safira alergi bunga mawar.
23
Berkunjung ke rumah calon mertua
24
Arnam berniat melamar Safira.
25
Marahnya Arnam
26
Acara makan bersama.
27
Kedatangan Arnam dan ibunya.
28
Membahas masalah pernikahan
29
Menjemput Reno di bandara.
30
Kedatangan kakek dan nenek.
31
Kekesalan Safira.
32
Kedatangan Arnam.
33
Hari pernikahan
34
Hari pernikahan Arnam dan Safira.
35
Baju pengantin.
36
Rencana Arnam.
37
Keputusan Hadi
38
Rara yang tidak ingin berjauhan dari Safira
39
Pindah rumah
40
Rumah baru Safira dan Arnam
41
Sarapan bersama
42
Kecemburuan Arnam
43
Rindu tapi gengsi
44
Keposesifan Arnam.
45
Mulai kerja
46
Mengetahui sebuah fakta.
47
Ikatan batin antara seorang ibu dan anaknya
48
Kemarahan dan Kesedihan Safira.
49
Pertemuan Safira dan Rima.
50
Hari terberat Safira
51
Keberadaan Arnam
52
Kekhawatiran dan rasa bersalah Arnam pada Safira
53
Alasan Toni dan Masa lalu Toni
54
Arnam kembali
55
Kedatangan Arnam
56
Kata terlarang bagi Arnam yang tidak boleh Safira ucapkan
57
Kepedulian Sahabat
58
Kedatangan Sahabat Safira
59
Kemarahan dan kepedulian Sahabat Safira
60
Kesabaran Arnam
61
Masalah
62
Obrolan dan rencana Arnam.
63
Kepedulian Arnam dan sikap cuek Safira
64
Safira hampir tertabrak
65
Sang penyelamat
66
Ulang tahun perusahaan
67
Pemimpin perusahaan
68
Hamil??
69
Awal pertemuan Arnam dan Safira
70
Safira hamil
71
Safira mengunjungi ayahnya
72
Dokter pribadi
73
Safira menghilang??
74
Puncak kemarahan Safira
75
Bukan kamu yang di salahkan,tapi aku yang akan merasa bersalah
76
Berusaha menjelaskan
77
Terpaksa menikahi Rena
78
Rencana Rima
79
Hadiah
80
Tentang Safira
81
Cemilan Sehat
82
Sikap Aneh Safira.
83
Jalan-jalan
84
Makan berdua di sebuah restoran
85
Obrolan antara Rena dan Susan
86
Makan bersama Salma
87
Undangan
88
Merias
89
Kado
90
Pesta ulangtahun
91
Salma
92
Keposesifan Arnam
93
Rena
94
Berita
95
Rencana yang berantakan
96
Bujukan Rima
97
Terpuruk
98
Kedatangan Rima
99
Perceraian
100
Safira menghilang
101
Ungkapan Hati author
102
5 Tahun Kemudian
103
Liburan
104
Berenang
105
Pertemuan tidak terduga
106
Pertemuan Tidak Terduga
107
Menghindar
108
Mengobrol
109
Sabrina menghilang
110
Laki-laki asing
111
Siapa Orang itu??
112
Arnam
113
Alasan Arnam
114
Memenuhi janji
115
Di Awasi
116
6 bulan
117
Menjauh
118
Seberapa hebat kah Arnam??
119
Farrel
120
Rencana Jahat
121
Tidak Seperti yang di bayangkan
122
Masuk Jebakan
123
Kecurigaan
124
Apa itu dia?
125
Aku yakin itu dia
126
Kekesalan Safira
127
Syarat
128
Kejadian yang Sebenarnya
129
Kejadian yang Sebenarnya 2
130
Om mau nggak jadi papah aku?
131
Mengantar Sabrina sekolah
132
Memanfaatkan tahap pertama
133
Memberi pelajaran pada teman yang suka pamer
134
Permintaan Sabrina
135
Jalan-jalan Bertiga
136
Safira mati Kutu
137
Sabrina gagal ikut pentas
138
Penjelasan yang membuat Safira malu
139
Akhirnya ikut pentas
140
Nggak mungkin
141
Bukan anak yang diinginkan
142
Jalan-jalan
143
Meminta penjelasan
144
Alasan Safira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!