Tak lama setelah kepergian Safira,datang lah sebuah mobil yang mengawasinya dari tadi.
Mobil tersebut pun berhenti tepat di sampingnya, Arnam yang melihat itu,ia pun langsung masuk ke dalam mobil.
* Di dalam mobil.
“Tuan,apakah anda ingin mengejar nona Safira?”tanya sang asisten yang bernama Toni,dengan wajah tanpa ekspresi,tapi karena wajahnya yang tampan,menjadikan ia banyak di kagumi wanita.
“Tidak usah!.Lagipula saya jauh lebih tahu bagaimana sifatnya itu.Dia saat ini hanya sedang marah,tapi saya yakin dia tidak akan bisa marah untuk waktu yang lama”jawab Arnam dengan wajah dingin dan datar.
Memang begitulah sifat Arnam sebenarnya,yaitu datar dan dingin,ia hanya akan tersenyum dan berbuat lembut hanya untuk Safira.
Apakah Arnam memiliki sifat ganda??
Entahlah,yang jelas Arnam merasa ia tidak memiliki penyakit ataupun sifat ganda.
Setelah itu mobil tersebut pun berjalan menuju sebuah mansion milik Arnam.Dan tak lama mobil tersebut pun memasuki gerbang mansion.
Saat telah sampai,Arnam pun turun dari dalam mobil dengan Toni yang membukakan pintu untuknya.Kemudian ia langsung berjalan masuk ke dalam mansion,dan di saat ia hendak melewati ruang tamu,langkahnya tiba-tiba terhenti karena sebuah panggilan.
“Arnam”ucap seseorang wanita yang terasa familiar di telinga Arnam.
Sontak Arnam yang mendengar itu,ia lalu berbalik dan melihat kearah seorang wanita yang sudah berusia hampir setengah abad tapi masih terlihat cantik.
Arnam pun berjalan mendekat kearah wanita yang saat ini sedang duduk.Ia berhenti tepat dihadapan wanita yang ia panggil dengan sebutan 'ibu'.
“Kenapa bu?”tanya Arnam dengan nada datar dan sedikit dingin.
Setelah mengatakan itu,Arnam hanya diam sambil memandang datar ke arah ibunya.Pandangan yang Arnam tunjukkan kepada ibunya itu,dikarenakan oleh didikan ibunya yang terlalu keras kepadanya.Dan Arnam selalu di tuntun untuk bisa segala hal yang ibunya inginkan.
“Kamu habis dari mana?,pasti kamu habis menemui wanita jelek itu!.Kenapa?,kamu masih berhubungan dengan wanita itu?!”ucap wanita yang bernama Rima.Selfprima,itu lah nama lengkapnya.
“Safira!,itu namanya”tegas Arnam yang tak suka saat Rima menyebut Safira dengan panggilan wanita itu', apalagi saat Rima menyebut Safira dengan sebutan wanita jelek.Jelas Arnam tahu betapa menggemaskan kekasihnya itu!!!
“Kenapa?,apa alasan ibu tidak pernah suka dengannya?,dan apa masalahnya jika saya masih berhubungan dengannya!?”ucap Arnam dengan nada datar,dan pandangan yang tak suka saat ibunya merendahkan orang yang ia sayang.
Nada yang formal,seakan menjelaskan betapa tidak dekat nya mereka.Meski memiliki darah yang sama,tapi seakan ada penghalang yang membuat mereka tidak bisa bersikap layaknya ibu dan anak.
“Semenjak kamu kenal sama dia,semua yang berhubungan sama dia itu sudah membuat kamu hilang kendali!.Seperti sekarang ini!,kamu berani jawab ucapan ibu,dan ibu tak suka akan hal itu!!”ucap Rima marah.
“Karena Saya tidak mungkin hanya diam saat mendengar ibu merendahkan nya!”tekan Arnam,berusaha menahan emosi nya.
Selama ini Arnam tidak pernah membangkang sekalipun ucapan Rima,bukan karena ia penakut! atau tidak punya pendirian!.Tapi karena apa yang selama ini ibunya inginkan itu tidak pernah bertentangan dengan keinginan nya.
Seberapa sulitnya keinginan ibunya itu,akan Arnam kabulkan,dan Arnam tahu jika ia tidak bisa melampiaskan amarahnya itu kepada ibunya,seberapa pun marahnya dirinya.
“Pokoknya ibu nggak peduli!,ibu gak akan pernah terima hubungan kamu dengan dia,karena sebentar lagi ibu akan jodohkan kamu dengan anak dari sahabat ibu”ucap Rima dengan nada mutlak tanpa ingin dibantah.
“Hanya Safira”jawab Arnam tak kalah mutlak,dengan wajah yang semakin datar.Hal itu membuat Rima langsung menatap Arnam dengan tatapan marahnya.
“Hanya Safira yang akan menjadi istri saya”lanjut Arnam kukuh dan penuh penekanan,ia mengabaikan tatapan marah ibunya.
“Kamu lupa bahwa aku ini ibu kamu?!,dan harus kamu ingat jika hanya aku yang kamu miliki di dunia ini!!”ucap Rima sedikit berteriak.
Arnam hanya diam saat mendengar hal itu,ia menarik nafas dalam-dalam lalu ia keluarkan dengan kasar.Seolah sedang membuang emosinya jauh-jauh.
Arnam tahu itu,ia sadar jika kini ia hanya memiliki ibunya seorang.Dan Arnam sadar jika ia juga sangat menyayangi dan mencintai ibunya.
Arnam duduk di sofa yang ada di dekatnya,ia seolah sedang berusaha untuk menenangkan emosinya itu.
“Ibu harusnya mengerti dengan apa yang saya inginkan,dan jangan memaksa saya terus-menerus untuk menuruti kemauan ibu!.Kenapa?,apa yang ibu perlukan lagi?.Saya akan melakukan semuanya,tapi tidak dengan satu hal itu!”ucap Arnam pelan tapi tak menghilangkan wajah datarnya.
“Ibu hanya ingin kamu menikah dengan Rena anak sahabat ibu,karena hanya dia yang pantas menjadi menantu ibu”ucap Rima masih dengan nada mutlaknya.
Lagi-lagi Arnam hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar saat mendengar permintaan ibunya itu.
“Apalagi yang ibu inginkan.Bukankah perusahaan Arnam itu sepuluh kali lipat,bahkan jauh di atas perusahaan keluarga Rena.Jadi,buat apa kita melakukan pernikahan yang seperti itu”ucap Arnam datar.
“Tapi bagaimana pun perusahaan keluarga Rena adalah perusahaan yang paling besar diantara yang lainnya”ucap Rima kekeh.
Arnam yang mendengar itu,ia pun langsung bangkit dan hendak berjalan pergi meninggalkan ibunya,tapi sebelum itu kata-kata dari ibunya kembali berhasil menghentikan langkahnya.
“Kamu nggak inginkan kehilangan ibu?,dan kamu harus ingat kalau kamu tidak memiliki siapa-siapa lagi selain ibu,jadi kamu hanya bisa untuk menuruti semua kemauan ibu!!”ucap Rima yang lagi-lagi dengan nada mengancam.Seolah terus mengingatkan kata-kata itu secara berulang-ulang.
Tanpa berkata,Arnam pun berjalan pergi meninggalkan ibunya yang sedang naik pitam karena marah.
Arnam pun berjalan dengan langkah cepat menuju kamarnya,saat sampai ia pun langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengunci kamarnya dari dalam.
Arnam pun duduk di kasur miliknya sambil menahan amarah.
‘Aku memang orang yang sangat ambisius dalam segala hal,dan semua yang aku lakukan dan aku inginkan pasti akan aku dapatkan.Tapi di balik sisi ambisius aku ini,aku tidak pernah menentang keinginan ibu,karena ibu lah alasan aku ambisius!’pikir Arnam dengan pikiran yang kini sedang kacau balau tak menentu.
Tak lama handphone miliknya pun berbunyi.Arnam pun langsung membuka handphone miliknya dan setelah itu ia melihat sebuah notifikasi dari Safira.
Yang berisikan sebuah pesan.
Tanpa menunggu lama Arnam pun membuka pesan tersebut.
"Kita putus" itulah isi pesan yang dikirim kan Safira padanya.
Arnam yang melihat itu bukannya marah,
tapi ia malah terkekeh tanpa menjawab pesan tersebut,itu seperti sebuah lelucon di tengah suasana hatinya yang kacau ini.Karena Arnam yakin jika itu hanya sebuah ancaman atau gertakan dari Safira,dan Arnam juga yakin,jika ia akan selalu memiliki cara untuk meluluhkan hati Safira.
Setelah itu Arnam pun langsung membaringkan tubuhnya di kasur miliknya.
‘Sekarang aku sadar jika aku bukanlah robot yang tidak memiliki perasaan seperti yang aku katakan dulu.Karena sebenarnya aku juga memiliki rasa sayang dan cinta sama seperti manusia pada umumnya’pikir Arnam sambil menatap langit-langit kamarnya.
Setelah itu,Arnam pun hanya diam sambil tersenyum, handphone miliknya ia letakkan di atas dadanya seakan tengah membayangkan jika suatu hari nanti Safira lah yang akan ia peluk.Ia saat ini seakan tidak marah lagi setelah mendapatkan sebuah pesan dari Safira meskipun itu berisi sebuah ancaman.
‘Selamat tidur My little wife’batin Arnam sambil tersenyum.Ia kini sudah mengklaim Safira sebagai istrinya.Walau nyatanya mereka belum menikah
Dan tanpa sadar Arnam pun tertidur.
*****
Sementara itu di tempat lain.
Safira yang saat ini menunggu Arnam untuk membalas pesan miliknya itu,tetapi tak kunjung mendapat jawab.Hingga ia merasa kesal dan jengah karena terus menunggu.
“Dasar!”ucap Safira marah saat pesannya di abaikan oleh Arnam.
Safira pun bangkit dari kasurnya,ia membuka pintu kamarnya dan keluar dari kamar.
Safira berjalan menuju ke arah dapur,dan saat ia telah sampai,tanpa sengaja matanya melihat mie instan.
“Duh karena aku sedang lapar,lebih baik aku seduh saja lah mie insan ini,lumayan buat mengganjal perut ku yang keroncong saat ini”ucap Safira pada dirinya sendiri.
Akhirnya ia pun langsung menyeduh mie instan itu,saat sudah jadi,Safira berjalan ke ruang tamu dimana adiknya sedang menonton TV.
“Kamu itu perempuan dek,kok suka banget nonton bola”ucap Safira pada Rara.
Begitu selesai bicara,Safira pun duduk dan menaruh mangkuk yang berisi mie di atas meja,dan langsung memakan mie instan tersebut dengan lahap.
Rara yang mendengar itu,ia mengalihkan pandangan matanya dari TV,dan menatap kearah Safira.
“Bagi kak,kok cuman satu sih,bikin lagi dong kak buat Rara”ucap Rara dengan tatapan memelas.Ia berkata tanpa menjawab ucapan Safira.Sebelumnya author mau mengucapkan terima kasih buat yang udah baca cerita yang tidak seberapa ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments