Setelah lama menimang-nimang akhirnya Safira memilih ikut bersama Arnam.Lagipula Safira takut jika nanti ia akan telat.Setidaknya Safira akan berusaha melakukan pekerjaannya dengan baik dan tidak ingin mengecewakan Reno.
Safira pun langsung membuka pintu mobil,ia pun langsung masuk dan duduk di samping Arnam.
Setelah itu,mobil itu pun mulai berjalan untuk membelah jalanan.
* Di dalam mobil.
“Teman kamu baik banget ya,kamu bisa pakai mobilnya hampir setiap hari gini loh.Tapi dia nggak marah kan sama kamu?”ucap Safira memulai pembicaraan.Safira merasa sedikit kagum dengan sahabat yang Arnam ceritakan.Di zaman sekarang mana ada yang mau meminjamkan mobil sebebas Arnam,mahal pula harganya.Ia saja kadang dengar curhatan dari teman kalau pinjam sedikit uang aja susah.
“He...he... iya teman aku itu baik banget,dia gak pernah mempermasalahkan jika aku bawa mobilnya,bahkan teman aku juga merasa gak masalah jika aku bawa mobilnya setiap hari”ucap Arnam cengengesan untuk menutupi kebohongannya.
‘Lagipula siapa yang berani marah sama aku,orang mobil ini milik aku sendiri’. batin Arnam seakan ingin tertawa.
“Wow,berarti dia luar biasa baiknya,jadi pengen kenal deh sama dia”ucap Safira bercanda.
“Buat apa?,kamu gak usah kenal sama dia,karena aku gak akan izinkan!”ucap Arnam tegang dengan wajah tak suka,takut kebohongannya terungkap.
Beda halnya dengan Safira yang melihat Arnam tegang,dan wajah Arnam yang menatap ke arahnya dengan tatapan tak suka.Safira berfikir jika hal itu terjadi karena Arnam sedang cemburu.
“Ha..ha...,tenang aja,aku gak akan menduakan kamu,cuman kamu yang aku sayang”ucap Safira sambil memukul pelan pundak Arnam.Nadanya terdengar becanda,walau Safira sadar jika ia merasa geli karena belum terbiasa menggombal.
Arnam yang mendengar itu,ia pun merasa sedikit lega,karena Safira tak curiga kepadanya.
“Ya udah sekarang tempat kerja kamu ada di mana?”tanya Arnam berpura-pura tidak tahu,padahal Arnam selalu tahu bagaimana aktivitas Safira melalu pengawal yang ia suruh untuk mengawasi Safira secara diam-diam.
“Aku bekerja di perusahaan Sanjaya”ucap Safira memberitahu.
“Oke,aku antar kamu ke sana”jawab Arnam cepat.
Setelah mengatakan itu Arnam pun langsung menuju ke perusahaan tempat Safira bekerja.Begitu mereka sampai di perusahaan tersebut,Arnam pun langsung turun dari dalam mobil,ia berjalan ke arah pintu mobil di mana Safira duduk,lalu membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Safira untuk turun.
“Arnam kamu nggak usah perlakukan aku segitu baiknya,kayak aku ratu aja”ucap Safira yang telah turun dari mobil.Merasa tak nyaman saat ada beberapa orang yang melihatnya.Jangan-jangan nanti bakal ada gosip baru tentangnya.
“Memang benar kamu itu seorang ratu”ucap Arnam santai sambil menutup pintu mobil,tempat dimana Safira keluar.
“Hah,maksud kamu apa?”tanya Safira penasaran menatap kearah Arnam karena sedikit bingung,mungkin efek tadi karena ia sempat melamun.
“Iya,kamu kan ratu di hati aku”ucap Arnam dengan yakin dan mata bersungguh-sungguh
“Ha..ha.., kamu bisa aja ngomongnya”ucap Safira menganggap itu sebagai sebuah candaan.Walau sedikit geli,sejak kapan Arnam pandai menggombal?,
se-ramah apapun Arnam padanya,Safira tidak pernah mendengar Arnam menggombal seperti itu.
“Iya benar aku gak bohong!”ungkap Arnam meyakinkan.
“Iya iya aku percaya,ya udah aku masuk duluan ya”ucap Safira pamit.Ia benar-benar tak nyaman saat
mulai banyak orang-orang yang melihat ke arah mereka berdua,di tambah lagi dengan tatapan para perempuan yang seakan menatap Arnam dengan tatapan tak biasa.Kagum dan penuh dengan tatapan seolah mendamba,entah mengapa Safira mulai merasa panas akan hal itu.
“Iya kamu hati-hati”ucap Arnam sambil mengusap kepala Safira dengan sayang.Banyak yang melihat adegan itu terlihat menggigit jari,entah kesal atau apalah itu Safira pun tak mengerti.
Setelahnya,Safira pun langsung masuk ke dalam perusahaan itu,ia pun berjalan masuk melewati banyak pasang mata yang menatapnya tak biasa.
Setelah cukup lama berjalan,akhirnya Safira sampai di sebuah lift.
Safira pun memencet tombol lift,kemudian ia pun masuk,menekan angka yang akan menuju tempat di mana ruangan Safira berada,yaitu di lantai tiga.
Sedikit menghela nafas lega karena hanya ada dia yang berada di lift tersebut.
Ting
Bunyi lift tanda ia telah sampai.
Saat lift telah terbuka,Safira pun berjalan keluar dan melangkah masuk ke ruangan kerja miliknya.Ia duduk di tempatnya.
“Cie,tadi kamu diantar sama siapa nih”ucap Raisa salah satu teman Safira di kantor.Hanya Raisa lah yang benar-benar akrab dengannya,karena yang lain seolah memusuhi dirinya.
“Kepo deh Raisa”ucap Safira cuek,ia mengabaikan Raisa dan hanya menatap ke arah komputer nya berada,dan lama kelamaan Safira pun fokus mengerjakan pekerjaannya.
Sebenarnya,Safira kini hanya sedang berusaha untuk tidak menjawab pertanyaan Raisa,takut ada yang mendengar nya lalu menyebarkan gosip,apalagi kadang gosip itu suka di lebih-lebih kan dari kenyataannya langsung.
“Dih,Safira suka gitu,main rahasia-rahasiaan.Tapi ngomong-ngomong laki-laki tadi yang nganterin kamu itu,ganteng banget ya”ucap Raisa menatap kearah Safira yang duduk di sampingnya,meja kerja mereka saling berdekatan.Di ruangan mereka terdapat sepuluh pekerja yang mengerjakan bagian dan tugasnya masing-masing.
“Biasa aja”ucap Safira berusaha terlihat cuek.
“Dih mata kamu rabun atau apa sih,orang itu ganteng di bilang biasa aja.Ya udah kalau kamu nggak mau,tolong kenalin sama aku dong,nanti buat jadi gebetan aku gitu”ucap Raisa lagi sambil tersenyum tak jelas.Ia berniat meledek Safira dan ingin melihat respon Safira,Raisa yakin Safira memiliki hubungan dengan orang yang tadi mengantarnya.
“Enak aja,dia itu kekasih aku tau”jawab Safira langsung menatap kearah Raisa dengan tajam.
“Oh kekasih kamu,kalau gitu aku gak jadi deh,he..he..,jangan marah dong,nanti imutnya ilang”ucap Raisa dengan nada bercanda.Raisa tak menyangka Safira bisa galak juga,biasanya saat ada yang menggangu di kantor,hanya Raisa lah yang membela Safira.Sedangkan Safira hanya diam dan berkata jika ia malas meladeni karena takut timbul keributan.
Melihat Safira hanya diam,dan tetap fokus menatap ke arah komputernya itu.Raisa merasa tak enak,takut benar-benar telah menyinggung Safira.
“Jangan marah dong,nanti aku traktir makan deh”rayu Raisa pada akhirnya.
“Bohong! aku gak percaya tuh”ucap safira masih cuek dan terdengar acuh.
“Beneran aku traktir kamu makan gak bohong deh”ucap Raisa yakin,sambil mengangkat kedua jarinya ke atas.
“Suer tekewer-kewer,nggak bakal bohong!”lanjut Raisa dengan wajah serius.
“Kalau itu sih aku gak akan nolak”ucap Safira santai,ia sebenarnya ingin tertawa saat itu juga,tapi masih bisa ia tahan dan berpura-pura terlihat tenang.
“Dih! giliran makan aja,langsung semangat banget”ucap Raisa dengan nada sedikit menyindir.
“Kalau kamu gak berniat traktir aku makan,aku juga merasa gak masalah”jawab Safira kembali cuek.
“Enggak,aku cuman bercanda kok!,kamu jangan marah gitu dong”ucap Raisa cepat,terdengar membujuk.
“Siapa yang marah,orang aku cuman lagi fokus ngerjain pekerjaan aku ini”ucap Safira,kini ia menatap Raisa sambil tersenyum seakan mengatakan jika ia berhasil mengerjai Raisa.
Melihat itu Raisa kesal bukan main,“Sialan”
umpatnya.Ingin menarik ucapannya tapi sudah janji,akhirnya ia hanya bisa memendam kekesalannya itu.
Setelah itu mereka pun mulai fokus terhadap pekerjaan mereka masing-masing.
Tak lama waktu makan siang pun tiba.
“Safira,ayo makan siang yuk!”ajak Raisa yang telah berdiri dari duduknya.
“Sebentar,ini pekerjaan aku masih ada sedikit lagi,tanggung”ucap Safira yang masih fokus pada pekerjaannya.Safira paling tidak suka kalau harus menunda pekerjaan,jadi sebisa mungkin ia akan menyelesaikan itu secepat mungkin.
“Udah itu nanti aja kerjainnya kalau kita udah makan siang”ucap Raisa lagi.Sedikit sebal dengan Safira yang apa-apa harus sempurna dalam pekerjaan,Raisa yakin jika Safira telah kuliah bisa-bisa ia hanya remahan reginang jika di bandingkan dengan Safira.
Walau masih dalam tahap belajar selama sebulan ini,entah mengapa Raisa merasa jika kemajuan Safira sangat pesat hingga ia kadang merasa sedikit malu pada Safira.
“Aku merasa nggak tenang kalau gak di kerjain langsung,sebentar aku ngerjainnya cepat kok”jawab Safira sambil mengerjakan pekerjaan itu.
“Ya udahlah kalau begitu aku makan siang sendiri aja”ucap Raisa yang hendak melangkah,tapi tangan Safira langsung menahannya.
“Raisa masa kamu tega makan dan tinggalin aku sendirian”ucap Safira dengan wajah memelas,ia paling membenci jika harus makan siang sendirian.
“Iya deh aku tungguin,tapi jangan lama-lama ya!?”ucap Raisa yang kembali menatap kearah Safira.
Kemudian Raisa pun duduk kembami di tempatnya,ia hanya diam sambil menatap kearah Safira yang sibuk bekerja.
“Yuk makan!”ajak Safira cepat setelah ia mengerjakan pekerjaannya.
“Kamu udah ngerjainnya?,kok cepat banget sih”tanya Raisa yang langsung bangkit dari duduknya.Padahal belum 5 menit ia duduk,ia kira bakal 10 atau 15 lah maksimal,tapi ternyata lebih cepat dari yang di duga.
“Kan tadi aku bilang cuman sebentar,ya berarti sebentar”jawab Safira bangkit dari duduknya.
Mereka pun berjalan keluar dari ruangan kerja tempat mereka bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments