Restoran.

Tak lama setelah itu,mobil yang di kendarai oleh Arnam pun sampai di sebuah restoran yang di tuju.

Toni pun turun dari dalam mobil.Ia langsung berjalan menuju tempat di mana Arnam duduk dan membuka kan pintu untuk Arnam turun,dan tak lama Arnam pun turun dari dalam mobil.

Sedangkan saat ini Rena yang sedang duduk di kursi belakang,ia hanya diam menunggu Toni membukakan pintu untuknya.

Tapi bukannya membukakan pintu untuknya,Toni malah berjalan mengikuti Arnam yang telah masuk ke dalam restoran.

“Awas kamu Toni,lihat saja nanti!,jika aku sudah menjadi istri sah dari Arnam,aku pasti bakal suruh Arnam buat pecat kamu!”ucap Rena dengan menggerutu kesal,tidak terima saat dirinya tak dianggap.

Dengan marah dan tidak terima,Rena membuka mobil secara kasar dan menutupnya asal.

Brukkk...

Suara pintu mobil terbanting.Sedikit terkesiap karena sadar jika ia terlalu emosi hingga membuat pintu yang ia tutup berbunyi keras.Melihat ke arah Arnam dan Toni di depan,rupanya mereka telah masuk,dan Rena pun bernafas lega karena hal itu,ia pasti akan malu jika Arnam tahu ia kini sedang emosi,dan Rena tidak ingin kesan pertama Arnam padanya itu buruk.

Menenangkan emosi,Rena pun ikut berjalan masuk ke dalam restoran.Tak lama setelah itu,mereka bertiga pun sampai di dalam restoran.Kemudian Arnam dan Rena pun duduk di tempat mereka masing-masing.Mereka berdua duduk dengan saling berhadapan,dan hanya sebuah meja yang jadi pembatas.

“Tuan kalau begitu saya akan memesan makanan untuk anda dan nona Rena”ucap Toni yang langsung pergi meninggalkan Arnam dan Rena yang sedang duduk.

“Kamu sering datang ke sini?”tanya Rena basa-basi.

Arnam yang mendengar itu,ia hanya diam dengan wajah datar,tanpa berniat menjawab ucapan Rena tadi.Seperti tak ada Rena,Arnam memilih fokus pada ponselnya

Rena yang menyadari jika Arnam sedang mengabaikan nya,hal itu membuat ia sangat marah.Tapi meski begitu ia pun hanya bisa diam,sambil mengepalkan tangannya di bawah meja,

seakan ia tengah menahan amarahnya agar tidak ia luapkan saat ini juga.

Toni pun datang dengan membawa dua orang pelayan yang membawakan makanan untuk Arnam dan Rena.Pelayan itu langsung menaruh makanan dan minuman itu di atas meja,setelah itu kedua pelayan itu langsung pamit dan berjalan pergi.

“Ayo kamu juga makan bareng sama kita”ajak Arnam kepada Toni yang hanya diam sambil berdiri.

“Tidak tuan,saya bisa makan di tempat lain,biar kalian makan berdua,saya tidak ingin menggangu kalian berdua”ucap Toni menolak halus,.

“Kamu tidak mendengar perintah saya?.Kamu itu bukan orang asing bagi saya”ucap Arnam dengan wajah datar dan dingin.Jika bersama dengan Rena saat ini,kehadiran Toni adalah sebuah anugerah bagi Arnam.Tapi jika Arnam sedang bersama dengan Safira,dan Toni ada di sana,itu baru dianggap sebagai pengganggu bagi Arnam

Arnam mematikan ponsel miliknya dan memasukan ponselnya ke dalam saku celananya.

“Baik tuan”ucap Toni patuh.Ia paham maksud tuan nya itu.Mungkin tuanya akan sangat berterimakasih karena kehadirannya saat ini.

Meski begitu,Toni merasa senang akan ucapan Arnam tadi,karena ia tahu dibalik wajah Arnam yang datar itu tersimpan ketulusan yang tidak bisa orang lain lihat.Karena sekalinya Arnam mengatakan jika ia bukan orang asing,berarti maknanya Arnam telah menganggap nya penting'.Tapi meski Toni merasa senang,tetap saja ekspresinya tidak berubah,yaitu tidak memiliki ekspresi apapun.

Setelah itu,mereka bertiga pun makan dalam suasana hening.

‘Kenapa harus diajak makan bareng sih si muka rata ini,aku kan jadi gak berselera makan’. batin Rena dengan kesal dan hampir mendengus karena tak suka.

“Kenapa kamu terus menatap Toni dari tadi?”tanya Arnam tanpa melihat ke arah Rena.

Rena yang mendengar itu,ia pun langsung menatap ke arah Arnam.“Tidak,saya tidak bermaksud apa-apa”ucap Rena sambil tersenyum.

‘ *K*ok Arnam tahu jika aku dari tadi menatap ke arah Toni?,apa jangan-jangan Arnam sudah dari tadi memperhatikanku?,atau jangan-jangan Arnam itu sebenarnya telah jatuh cinta padaku?,ia juga sih,nggak ada yang bisa menolak pesonaku ini ’.Batin Rena yakin dan terlihat senang saat menatap ke arah Arnam.

“Kenapa kamu menatap saya juga?!,kalau memang kamu ingin menatap Toni,saya merasa tidak masalah”ucap Arnam acuh tak acuh,dan nada bicaranya juga terdengar tak peduli.

Rena awalnya hanya diam sambil menatap ke arah Arnam sambil tersenyum,tapi tiba-tiba senyum di wajahnya hilang begitu ia mendengar ucapan Arnam itu.

Rena pun memilih melanjutkan acara makanannya.Ia tidak ingin terlalu fokus pada emosinya,jelas tujuan untuk menikahi Arnam belum tercapai,ia tidak ingin Arnam berubah pikiran nanti nya

...****...

Sementara itu,saat ini Safira beserta ke empat sahabatnya telah turun dari dalam mobil.

“Asyik Reno bakal traktir makan nih”ucap Rey membuka pembicaraan.

“Dih,giliran traktiran aja kamu girang banget,

padahal aku ini kan bakal pergi buat tugas kerja ke luar kota.Dan bukannya kamu merasa sedih akan hal ini,tapi malah terlihat bahagia banget saat ini”ucap Reno dengan nada tak suka.

“Ya iyalah.Kapan lagi bisa ditraktir sama kamu,kan biasanya Roni atau Salma yang traktir”ucap Rey dengan nada semangat.

“Tapi nggak apa-apa nih,ini kan restoran mahal,memangnya kamu nggak masalah dengan harga makanannya itu?”tanya Safira tiba-tiba.

“Ya gak apa-apa lah Fi,sekali-kali Reno yang traktir kita makan di restoran.Lagipula Reno kan orang kaya,jadi nggak masalah buat dia”ucap Rey mendahului Reno yang hendak berbicara.Rey memang kaya,bahkan perusahaan ayahnya masuk top 10 di negara ini,hanya saja perusahaan nya masih jauh di bandingkan dengan perusahaan Reno.

“Ya udah yuk masuk!”ajak Reno.

...****...

Sedangkan saat ini Arnam yang telah menyelesaikan acara makannya itu,tiba-tiba saat Arnam menatap ke arah dinding restoran yang terbuat dari kaca.Arnam melihat Safira dan sahabat-sahabatnya sedang berjalan menghampiri restoran tempat di mana ia makan.

“Toni antar Rena pulang,saya masih memiliki urusan”ucap Arnam tiba-tiba.

Toni yang telah selesai membayar makanan yang di makan mereka bertiga itu,ia hanya diam dengan wajah tanpa ekspresi,ia sebenarnya merasa bingung untuk sesaat.Tapi saat Toni mengikuti arah ke mana Arnam menatap,dan saat ia tahu siapa yang sedang Arnam perhatikan,akhirnya Toni pun paham.

“Kalau begitu mari nona ikut dengan saya,biar saya antar anda pulang”ucap Toni sopan.

“Tapi aku ingin pulang bareng sama

Arnam”ucap Rena berusaha menolak perintah Arnam.

“Nona tolong jangan mempersulit tuan,karena ia masih memiliki urusan yang harus ia urus,jadi mari ikut saya”ucap Toni lagi.

Dengan terpaksa Rena pun mengikuti Toni.Ia tidak ingin Arnam memandangnya buruk karena terus memaksa untuk berada di sana.

Dan saat mereka berdua berjalan keluar melalui pintu restoran dari arah samping.Rena merasa curiga tetap ia tak bisa bicara banyak.

Tepat saat Toni dan Rena berada di luar,saat ini Safira dan ke empat sahabatnya telah memasuki restoran.

“Arnam kamu ada disini?”ucap Safira kaget saat ia melihat Arnam terlihat tenang di meja nya sambil memainkan ponsel.

Sama seperti halnya Safira,keempat sahabat nya yang lain pun terlihat kaget,tapi mereka memilih untuk berjalan menghampiri tempat Arnam duduk.

“Iya aku ada di sini,tadi bos aku mengajak ketemuan di sini,biasalah urusan kantor”ucap Arnam beralasan.

“Oh begitu”ucap Safira yang langsung percaya akan ucapan Arnam.Baginya,Arnam tak mungkin berbohong.

Setelahnya,mereka berlima pun duduk di meja yang sama di tempat Arnam duduk tadi.

“Kalian mau pesan apa,biar sekalian aku pesanman”ucap Reno menawarkan.

“Kalau aku sih makanan yang paling mahal di sini aku pesan,lagian kamu juga yang bayar,bolehlah kuras habis dompet kamu”ucap Rey semangat.

“Mau seberapa sering kamu di traktir sama Reno,tetap aja uang Reno juga nggak akan pernah habis”ucap Salma menimpali.

“Iya tuh dasar si Rey,suka banget yang namanya gratisan”ucap Safira dengan nada menyindir.

“Kayak kamu nggak aja,kamu juga kan suka banget yang namanya traktiran”ucap Rey membalas ledekan Safira.

Episodes
1 Prolog
2 Cemburu tapi gengsi
3 Hanya Safira
4 Keluarga Safira
5 Mengabaikan Arnam.
6 Di bela Bu RW
7 Obrolan keluarga
8 Tidak memiliki pilihan lain
9 Arnam benci di sentuh wanita selain Safira.
10 Safira galak untuk melindungi adiknya.
11 Mengantar Safira kerja.
12 Makan siang
13 Cinta dalam diam.
14 Penentuan hari pernikahan Arnam dan Rena.
15 Restoran.
16 Makan bersama.
17 Hari pernikahan Arnam dan Rena.
18 Safira tiba-tiba merasa gelisah.
19 Arnam telah mengetahui kejahatan Rena.
20 Demi uang jajan
21 Masa lalu Rey.
22 Safira alergi bunga mawar.
23 Berkunjung ke rumah calon mertua
24 Arnam berniat melamar Safira.
25 Marahnya Arnam
26 Acara makan bersama.
27 Kedatangan Arnam dan ibunya.
28 Membahas masalah pernikahan
29 Menjemput Reno di bandara.
30 Kedatangan kakek dan nenek.
31 Kekesalan Safira.
32 Kedatangan Arnam.
33 Hari pernikahan
34 Hari pernikahan Arnam dan Safira.
35 Baju pengantin.
36 Rencana Arnam.
37 Keputusan Hadi
38 Rara yang tidak ingin berjauhan dari Safira
39 Pindah rumah
40 Rumah baru Safira dan Arnam
41 Sarapan bersama
42 Kecemburuan Arnam
43 Rindu tapi gengsi
44 Keposesifan Arnam.
45 Mulai kerja
46 Mengetahui sebuah fakta.
47 Ikatan batin antara seorang ibu dan anaknya
48 Kemarahan dan Kesedihan Safira.
49 Pertemuan Safira dan Rima.
50 Hari terberat Safira
51 Keberadaan Arnam
52 Kekhawatiran dan rasa bersalah Arnam pada Safira
53 Alasan Toni dan Masa lalu Toni
54 Arnam kembali
55 Kedatangan Arnam
56 Kata terlarang bagi Arnam yang tidak boleh Safira ucapkan
57 Kepedulian Sahabat
58 Kedatangan Sahabat Safira
59 Kemarahan dan kepedulian Sahabat Safira
60 Kesabaran Arnam
61 Masalah
62 Obrolan dan rencana Arnam.
63 Kepedulian Arnam dan sikap cuek Safira
64 Safira hampir tertabrak
65 Sang penyelamat
66 Ulang tahun perusahaan
67 Pemimpin perusahaan
68 Hamil??
69 Awal pertemuan Arnam dan Safira
70 Safira hamil
71 Safira mengunjungi ayahnya
72 Dokter pribadi
73 Safira menghilang??
74 Puncak kemarahan Safira
75 Bukan kamu yang di salahkan,tapi aku yang akan merasa bersalah
76 Berusaha menjelaskan
77 Terpaksa menikahi Rena
78 Rencana Rima
79 Hadiah
80 Tentang Safira
81 Cemilan Sehat
82 Sikap Aneh Safira.
83 Jalan-jalan
84 Makan berdua di sebuah restoran
85 Obrolan antara Rena dan Susan
86 Makan bersama Salma
87 Undangan
88 Merias
89 Kado
90 Pesta ulangtahun
91 Salma
92 Keposesifan Arnam
93 Rena
94 Berita
95 Rencana yang berantakan
96 Bujukan Rima
97 Terpuruk
98 Kedatangan Rima
99 Perceraian
100 Safira menghilang
101 Ungkapan Hati author
102 5 Tahun Kemudian
103 Liburan
104 Berenang
105 Pertemuan tidak terduga
106 Pertemuan Tidak Terduga
107 Menghindar
108 Mengobrol
109 Sabrina menghilang
110 Laki-laki asing
111 Siapa Orang itu??
112 Arnam
113 Alasan Arnam
114 Memenuhi janji
115 Di Awasi
116 6 bulan
117 Menjauh
118 Seberapa hebat kah Arnam??
119 Farrel
120 Rencana Jahat
121 Tidak Seperti yang di bayangkan
122 Masuk Jebakan
123 Kecurigaan
124 Apa itu dia?
125 Aku yakin itu dia
126 Kekesalan Safira
127 Syarat
128 Kejadian yang Sebenarnya
129 Kejadian yang Sebenarnya 2
130 Om mau nggak jadi papah aku?
131 Mengantar Sabrina sekolah
132 Memanfaatkan tahap pertama
133 Memberi pelajaran pada teman yang suka pamer
134 Permintaan Sabrina
135 Jalan-jalan Bertiga
136 Safira mati Kutu
137 Sabrina gagal ikut pentas
138 Penjelasan yang membuat Safira malu
139 Akhirnya ikut pentas
140 Nggak mungkin
141 Bukan anak yang diinginkan
142 Jalan-jalan
143 Meminta penjelasan
144 Alasan Safira
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Prolog
2
Cemburu tapi gengsi
3
Hanya Safira
4
Keluarga Safira
5
Mengabaikan Arnam.
6
Di bela Bu RW
7
Obrolan keluarga
8
Tidak memiliki pilihan lain
9
Arnam benci di sentuh wanita selain Safira.
10
Safira galak untuk melindungi adiknya.
11
Mengantar Safira kerja.
12
Makan siang
13
Cinta dalam diam.
14
Penentuan hari pernikahan Arnam dan Rena.
15
Restoran.
16
Makan bersama.
17
Hari pernikahan Arnam dan Rena.
18
Safira tiba-tiba merasa gelisah.
19
Arnam telah mengetahui kejahatan Rena.
20
Demi uang jajan
21
Masa lalu Rey.
22
Safira alergi bunga mawar.
23
Berkunjung ke rumah calon mertua
24
Arnam berniat melamar Safira.
25
Marahnya Arnam
26
Acara makan bersama.
27
Kedatangan Arnam dan ibunya.
28
Membahas masalah pernikahan
29
Menjemput Reno di bandara.
30
Kedatangan kakek dan nenek.
31
Kekesalan Safira.
32
Kedatangan Arnam.
33
Hari pernikahan
34
Hari pernikahan Arnam dan Safira.
35
Baju pengantin.
36
Rencana Arnam.
37
Keputusan Hadi
38
Rara yang tidak ingin berjauhan dari Safira
39
Pindah rumah
40
Rumah baru Safira dan Arnam
41
Sarapan bersama
42
Kecemburuan Arnam
43
Rindu tapi gengsi
44
Keposesifan Arnam.
45
Mulai kerja
46
Mengetahui sebuah fakta.
47
Ikatan batin antara seorang ibu dan anaknya
48
Kemarahan dan Kesedihan Safira.
49
Pertemuan Safira dan Rima.
50
Hari terberat Safira
51
Keberadaan Arnam
52
Kekhawatiran dan rasa bersalah Arnam pada Safira
53
Alasan Toni dan Masa lalu Toni
54
Arnam kembali
55
Kedatangan Arnam
56
Kata terlarang bagi Arnam yang tidak boleh Safira ucapkan
57
Kepedulian Sahabat
58
Kedatangan Sahabat Safira
59
Kemarahan dan kepedulian Sahabat Safira
60
Kesabaran Arnam
61
Masalah
62
Obrolan dan rencana Arnam.
63
Kepedulian Arnam dan sikap cuek Safira
64
Safira hampir tertabrak
65
Sang penyelamat
66
Ulang tahun perusahaan
67
Pemimpin perusahaan
68
Hamil??
69
Awal pertemuan Arnam dan Safira
70
Safira hamil
71
Safira mengunjungi ayahnya
72
Dokter pribadi
73
Safira menghilang??
74
Puncak kemarahan Safira
75
Bukan kamu yang di salahkan,tapi aku yang akan merasa bersalah
76
Berusaha menjelaskan
77
Terpaksa menikahi Rena
78
Rencana Rima
79
Hadiah
80
Tentang Safira
81
Cemilan Sehat
82
Sikap Aneh Safira.
83
Jalan-jalan
84
Makan berdua di sebuah restoran
85
Obrolan antara Rena dan Susan
86
Makan bersama Salma
87
Undangan
88
Merias
89
Kado
90
Pesta ulangtahun
91
Salma
92
Keposesifan Arnam
93
Rena
94
Berita
95
Rencana yang berantakan
96
Bujukan Rima
97
Terpuruk
98
Kedatangan Rima
99
Perceraian
100
Safira menghilang
101
Ungkapan Hati author
102
5 Tahun Kemudian
103
Liburan
104
Berenang
105
Pertemuan tidak terduga
106
Pertemuan Tidak Terduga
107
Menghindar
108
Mengobrol
109
Sabrina menghilang
110
Laki-laki asing
111
Siapa Orang itu??
112
Arnam
113
Alasan Arnam
114
Memenuhi janji
115
Di Awasi
116
6 bulan
117
Menjauh
118
Seberapa hebat kah Arnam??
119
Farrel
120
Rencana Jahat
121
Tidak Seperti yang di bayangkan
122
Masuk Jebakan
123
Kecurigaan
124
Apa itu dia?
125
Aku yakin itu dia
126
Kekesalan Safira
127
Syarat
128
Kejadian yang Sebenarnya
129
Kejadian yang Sebenarnya 2
130
Om mau nggak jadi papah aku?
131
Mengantar Sabrina sekolah
132
Memanfaatkan tahap pertama
133
Memberi pelajaran pada teman yang suka pamer
134
Permintaan Sabrina
135
Jalan-jalan Bertiga
136
Safira mati Kutu
137
Sabrina gagal ikut pentas
138
Penjelasan yang membuat Safira malu
139
Akhirnya ikut pentas
140
Nggak mungkin
141
Bukan anak yang diinginkan
142
Jalan-jalan
143
Meminta penjelasan
144
Alasan Safira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!