* Sementara itu...
Saat ini Safira tiba-tiba terbangun dari tidurnya.Perasaanya tiba-tiba gelisah dan tak enak,ia melihat ke arah jam yang telah menunjukkan pukul dua belas malam.
Safira ingin tidur lagi,tapi perasaan gelisah dan tak nyaman itu seakan mengganggu nya,membuat ia bertanya-tanya tentang mengapa perasaannya seperti ini.Berusaha mengabaikan perasaannya itu.
Safira pun bangkit dan berjalan keluar dari kamarnya.Saat Safira telah keluar dari kamarnya itu, tiba-tiba ia mendengar suara televisi yang samar-samar terdengar di telinganya.
Safira menutup pintu kamarnya,kemudian ia berjalan menuju ruang tamu tempat dimana suara televisi itu berasal.
Dan pada saat Safira telah sampai di ruang tamu,ia melihat adiknya yang sedang menonton televisi.
“Kamu belum tidur?”tanya Safira yang berhasil mengejutkan Rara yang sepertinya tengah begadang sendirian.
“Oh kakak”ucap Rara karena terkejut.
“Ku kira siapa”lanjut Rara,meski suka begadang tapi Rara sedikit penakut,takut sama hantu tentunya.
Maka nya ia gak pernah mau nonton yang seram-seram.
“Dih dasar!!”seolah tahu pikiran adiknya,ia hanya bisa memutar bola matanya seolah mengejek.
“Belum tidur?”ulang Safira.
“Belum,Rara lagi asyik nonton bola.Emangnya kenapa?,kakak juga kok tumben belum tidur,apa jangan-jangan kakak nggak bisa tidur ya?”tanya Rara tapi masih fokus ke arah televisi.Kalau nonton bola Rara paling fokus dan tidak mau di ganggu gugat saat acara favoritnya itu di tayangkan.
“Iya nih,tadi kakak sudah tidur,tapi tiba-tiba kakak bangun.Entah kenapa perasaan kakak tiba-tiba gak enak”ungkap Safira menjelaskan.
Safira pun ikut duduk di bawah lantai yang telah di lapisi karpet.Ia duduk tepat di samping Rara.
“Kenapa kakak nggak bisa tidur?,terus kenapa juga perasaan kakak tiba-tiba merasa gelisah?,atau mungkin kakak punya masalah kali?”tanya Rara menoleh ke arah Safira dan menatapnya langsung.
“Kakak juga nggak tahu kenapa,padahal tadi kakak sedang tidur dengan pulas,tapi tiba-tiba kakak bangun dengan sendirinya”ucap Safira jujur dan berkata seadanya.
Sedangkan Rara yang mendengar itu,ia hanya diam tidak tahu harus merespon seperti apa,suasana pun menjadi hening untuk sejenak,seolah tengah menyelami pemikiran mereka masing-masing.
Dan secara tiba-tiba Safira mengambil kacang yang ada di toples yang berada tepat di hadapan Rara.
“Kakak! itu milik Rara,jangan di makan!”ucap Rara yang melihat Safira mengambil cemilan miliknya.Padahal itu kacang yang ia beli dari uang jajannya,sengaja karena tahu malam ini ada tayangan acara favoritnya itu.
“Ya ampun pelit banget sih kamu Ra,cuman dikit doang,nggak usah pelit gitu dong!”ucap Safira tak suka dan tak mau kalah.Ia pun langsung membuka kulit kacang dan memakan isi nya.
“Kamu nonton malam-malam begini,memangnya kamu besok nggak sekolah?,udah jam berapa ini?!”lanjut Safira sambil mengunyah kacang dengan nada sedikit marah saat mengatakan itu.
“Sebentar lagi kak,tanggung ini lagi-lagi seru-seru nya,udah masuk babak final nih”ucap Rara yang kini kembali fokus menatap ke arah televisi.Ia abai walau kacang nya di makan oleh kakaknya.
“Dih bukan nya gitu,takutnya nanti pas kamu di sekolah kamu ngantuk,kan jadinya kamu nggak bisa fokus belajarnya”terang Safira menjelaskan,dengan nada menasehatinya
Sedangkan Rara yang mendengar itu masih saja cuek,tanpa menghiraukan ucapan kakak nya itu.
Safira yang melihat adiknya cuek,dan tetap fokus dengan apa yang ia tonton.Ia pun hanya dapat menghela nafas panjang,sedikit kesal karena merasa di abaikan.
“Seenggak nya kakak udah ingatkan kamu ya,nanti besok kalau kamu terlambat sekolah,jangan salahkan kakak atau ayah sama ibu,itu salah kamu sendiri yang tidak mau mendengar nasehat kakak”ucap Safira memperingati.
Setelah itu,Safira pun bangkit dari duduknya dan berjalan menuju dapur.Ia mengambil gelas di sebuah rak dan mengisinya dengan air putih untuk di minum.
Safira berjalan kembali menuju ruang tamu dengan membawa air minum yang ia bawa di tangannya.Ia kembali duduk dan mulai meminum air putih itu.
“Kak tau nggak?.Adi pernah bilang katanya dia merasa agak takut sama kakak”adu Rara yang langsung terkekeh setelah mengatakan itu.Membayangkan muka teman nya yang bernama Adi itu,ia merasa heran,karena biasanya di sekolah tidak ada yang berani ngelawan apalagi ngajak ribut dengan Adi.Selain karena wataknya yang keras Adi juga bisa bela diri.
Safira hanya diam tanpa berniat menjawab.
Rara yang merasa tidak kunjung mendapat jawaban dari sang kakak,ia pun menoleh,dan saat melihat kakaknya sedang melamun.
Tatapan Safira terlihat sedikit kosong dan hanya diam sambil menatap ke arah gelas yang di pegangnya.
“Kak,kakak dengar nggak sih apa yang Rara katakan tadi?”tanya Rara sambil menepuk pelan pundak Safira.
Safira yang merasa kan tepukan di pundaknya itu,ia pun tersadar dari lamunannya.“Iya Ra ada apa?,maaf tadi kakak nggak dengar ucapan kamu”ucap Safira begitu sadar dari lamunannya itu.
“Dih maka nya kalau lagi ngomong tuh di dengerin,bukan malah melamun!”ucap Rara dengan nada menasehati.
“Memangnya kenapa sih kak?,kok kakak melamun?, ada masalah?,kalau ada masalah kakak bisa cerita sama Rara,mungkin Rara bisa bantu masalah kakak”lanjut Rara merasa khawatir.Walau sering adu mulut dan tak mau kalah,mereka tetap saling menyayangi satu sama lain.
“Nggak,kakak cuman lagi bingung aja,kenapa akhir-akhir ini Arnam nggak telepon kakak?,padahal sudah tiga hari ini loh dia nggak telepon atau kirim pesan sama kakak,nggak biasanya juga kayak gini”jelas Safira.Biasanya jangankan sehari,hampir setiap jam Arnam mengirim pesan dan meneleponnya,tapi kini Arnam bahkan sudah 3 hari tanpa kabar.Dan itu membuat Safira gelisah dan khawatir.
“Kenapa?,kakak ada masalah sama kak Arnam,atau kakak sedang berantem lagi sama kak Arnam”tebak Rara.
“Nggak sih,kami nggak ada masalah apa-apa,tapi mungkin saja Arnam saat ini sedang sibuk dengan pekerjaannya,ya mungkin begitu,jadi kakak akan berusaha mengerti akan keadaan Arnam”ucap Safira berusaha mengerti akan keadaan Arnam yang tak pernah mengabarinya.Lagipula Arnam sempat mengungkapkan keinginannya untuk melamarnya,
jadi Safira berusaha berfikir positif,kalau mungkin Arnam sedang mencari uang untuk ia dan Arnam menikah nanti.
“Ya udahlah jangan di pikirin,sudah sana kakak tidur saja!,besok kan kakak harus kerja”ucap Rara mengingatkan,sedikit mengusir
“Iya kamu benar juga,ya sudah kakak tidur duluan,kamu setelah selesai nonton tv langsung tidur ya!” ucap Safira disertai nada perintahnya.
Selesai menyimpan gelas bekas ia minum,Safira pun berjalan menuju kamar miliknya dan mengunci pintu kamarnya dari dalam.
Safira berjalan menuju kasur miliknya dan merebahkan tubuhnya itu.Ia mengambil ponsel miliknya dan menyalakan ponsel itu,jari-jari nya yang ramping dan indah mulai berselancar di layar ponsel,seolah mencari panggilan masuk ataupun pesan terkirim dari Arnam yang mungkin tidak terjawab olehnya.
“Kok nggak ada sih,aku sebenarnya sedikit khawatir sama dia,tapi aku harus tetap berfikir positif dan jangan sampai berfikir macam-macam tentang dia”Safira berusaha meyakinkan untuk menenangkan dirinya sendiri.
“Sudahlah tidur aja,besok kan harus kerja,semoga aja Arnam nggak kenapa-napa”ucap Safira berharap.
Safira tidur sambil memeluk bantal guling, berkali-kali ia menggerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri,berusaha mencari posisi ternyaman dalam tidur.Beberapa menit kemudian akhirnya ia pun tertidur dengan pulas.
...*****...
Jangan lupa like nya ya guys 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments