Mengabaikan Arnam.

Hadi dan Rara yang awalnya tengah mengobrol itu pun langsung mengalihkan pandangannya dan menatap kearah Safira yang kini ikut duduk di antara mereka.

“Bukan masalah penting.Ini cuma rencana adik kamu aja,katanya dia mau ajak teman-temannya main ke sini”jawab Hadi menjelaskan.

“Oh gitu”Safira mengangguk tanda mengerti.

“kak,kok kakak nggak kerja sih?”tanya Rara tiba-tiba.Bukankah kakaknya baru di terima kerja di perusahaan besar?,lalu mengapa kini ada di rumah.

“Nggak,sekarang kakak masih libur”jawab Safira santai.Safira sebenarnya berniat mengundurkan diri,bukan karena tak mampu dalam mengerjakan tugasnya itu.

Dan karena Safira yang merupakan murid pandai,ia sebenarnya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya.Sayangnya ayahnya tidak mengizinkan karena tempat kuliahnya jauh,belum lagi biaya yang harus ia gunakan untuk menyewa kosan,dan ia belum memiliki biaya untuk hal itu.

Entah Safira bisa kuliah atau tidak,ia pun tak yakin.Bisa saja beasiswa nya akan hangus jika tidak segera di ambil,dan apapun keputusan ayahnya Safira hanya bisa menerima itu.

“Kak,tumben kok kak Arnam gak datang kesini?”tanya Rara tiba-tiba.

“Gak tahu,dan gak peduli”jawab Safira cuek.

Setelah mengatakan itu,Safira pun langsung mengambil ponselnya dan memainkannya.

“Dih,di tanya gitu aja udah marah,sensi amat sih kalau bahas kak Arnam pasti langsung marah”sindir Rara.

“Bodo amat,gak peduli juga aku nya.Lagipula kalau aku yang cuek,kenapa kamu yang pusing?”ucap Safira yang lagi-lagi hanya menjawab dengan nada cuek.Tatapan matanya juga terlihat fokus memperhatikan layar ponselnya,dengan tangan yang sibuk mengutak-atik ponselnya.

“Ayah lihat tuh kakak,pasti lagi ribut lagi sama Kak Arnam,kebiasaan banget ya,yah?,memang kak Safira itu belum dewasa”ucap Rara di akhiri dengan sebuah sindiran.

Safira yang mendengar itu hanya diam cuek,tapi di dalam hatinya ia juga merasa kesal akan sindiran adiknya itu.

“Safira sini duduk di dekat ayah”ucap Hadi memanggil Safira tiba-tiba.

Safira yang mendengar itu,ia pun langsung bangkit,dan duduk di sebelah kanan ayahnya, sedangkan adiknya duduk di sebelah kiri ayahnya.

“Ada apa yah?”tanya Safira setelah ia duduk di samping ayahnya.

“Kamu kenapa lagi sama Arnam?,pasti ada masalah,iya kan?”tanya Hadi sambil mengusap kepala Safira dengan sayang.

Safira pun hanya menyenderkan kepalanya di pundak ayahnya,ia diam untuk sejenak sambil fokus menatap layar ponselnya.

“Nggak sih yah,Safira cuman lagi kesel aja,kenapa sih Arnam itu diam aja saat ada cewek yang berusaha untuk dekatin dia?”ucap Safira dengan nada ketusnya.Terdengar mengadu juga mengeluh.

“Wajar dong kak Arnam kan tampan,siapa juga yang nggak mau sama dia?,pasti gak ada!.Rara aja pernah berfikir kalau saja kak Arnam itu bukan pacar kakak,udah Rara tikung kali”ucap Rara ikut menimpali.Rara berucap hanya berniat bercanda untuk membuat kakaknya kesal.

Safira yang mendengar itu pun langsung mengangkat kepalanya,dan menoleh menatap kearah Rara dengan tatapan cemburu.

“Enak aja!,Arnam itu punya kakak ya!,jadi jangan coba-coba untuk rebut dia dari kakak!.Awas kamu kalau berani kakak pites-pites kamu!!”ucap Safira dengan nada penuh ancaman.

Setelah mengatakan itu,Safira pun bangkit dari duduknya.

“Mau kemana kak?”tanya Rara saat melihat Safira yang sudah berdiri hendak berjalan keluar.

“Mau keluar sebentar,ayah Safira main dulu sama teman-teman,dan kalau nanti ibu nanyain bilang aja Safira sedang main sama teman”pamit Safira pada Hadi.

Hadi yang mendengar itu,ia hanya menjawab dengan anggukan.Dan setelah itu Safira pun berjalan pergi,tapi sebelum Safira keluar,suara ayahnya berhasil menghentikan langkahnya

“Hati-hati,dan ingat pulangnya jangan malam-malam!”ucap Hadi yang berkata disertai nada peringatan.

Safira yang berhenti tepat di depan pintu itu,ia pun berbalik“Oke bos”jawab Safira sambil tersenyum.

Setelah mengatakan itu,Safira langsung membuka pintu dan keluar dari rumahnya.

Begitu melihat angkot,Safira menghentikan angkot dan naik.

“Ini pak uangnya”ucap Safira saat telah sampai di tempat yang ia tuju,ia langsung membayar ongkos dan turun.Safira masuk ke dalam sebuah restoran,di sana ia melihat jika sudah ada Rey,Roni,Reno,juga Salma.Mereka semua merupakan sahabatnya.

* Reno Barack sahabat yang paling tua,ia memimpin sebuah perusahaan milik keluarganya.Dan ia juga yang paling tua di antara yang lainnya.

* Roni Permana,si dokter muda nan tampan yang terkenal irit bicara itu,ia merupakan seorang dokter di usia nya yang masih muda.Tapi meski begitu Roni adalah sahabat paling dewasa di antara yang lainnya.

* Reynald Pratama,si playboy yang suka gonta-ganti cewek,ia adalah pengangguran yang banyak acara,tentu dengan pacar-pacar nya itu,hanya saja Safira dan Salma tidak tahu akan hal itu.

* Dan terakhir Salma Aprilia,si cantik yang terkenal juteknya minta ampun.Dia memiliki butik yang terkenal dengan karyanya yang banyak di sukai.

****

Melihat para sahabatnya kini sedang duduk di sebuah kursi dengan sebuah meja yang melingkar berada tepat di hadapan mereka.Safira pun langsung menghampiri mereka,dan ia pun duduk dengan di apit oleh Salma yang berada di sisi kanannya,dan Rey yang mengapit di sisi kirinya.

“Apa kabar kalian semua?”tanya Safira setelah ia duduk.

“Baik”jawab semuanya dengan kompak.

Tiba-tiba Rey yang berada di samping Safira itu,ia pun tersenyum menggoda kearah Safira.

“Diam!,aku nggak lagi nanya sama kamu”ucap Safira dengan nada menyindir.

“Ya ampun,kamu kenapa selalu gitu sama aku”ucap Rey dengan nada seolah merasa tersakiti.

Selalu begitu,di depan Safira Rey kadang bertingkah caper,itu pun saat tak ada Arnam,bisa habis ia di hajar jika Arnam melihat Rey menggoda Safira.Dan kadang Rey juga akan cari perhatian pada Salma,tapi tidak bermaksud apapun,hanya sekedar hobi membuat kedua sahabat perempuan nya jengkel akan sikapnya.

“Bodo amat”jawab Safira cuek.

“Kamu datang sendirian?”tanya Salma dengan suara lembut miliknya.Memang wajahnya terkenal jutek pada orang tak di kenal,apalagi pada laki-laki.Hanya saja Salma akan bersikap lembut pada Safira yang notabenenya sahabat baiknya.

“Iya aku sendiri emang kenapa?”tanya Safira cuek.

“Ya ampun fi,kamu itu kenapa sih?,di tanya kok kayaknya sensi amat?!”tanya Roni pelan dengan suara lembut yang menjadi ciri khasnya.

“Oh ada dokter muda ternyata?,maaf ya dokter muda kalau merasa terganggu dengan ucapan saya tadi,saya saat ini lagi datang bulan,jadi kalau ngomong suka sensi”ucap Safira sedikit menyindir kearah sahabatnya itu.Biasanya Roni hanya akan diam dan sekali-kali berbicara,tapi apa memang sikap cueknya keterlaluan?sampai Roni pun angkat bicara.

Roni yang mendengar itu,ia pun hanya diam.

“Gimana kabar kamu saat ini Fi?”tanya Salma berusaha mengalihkan topik.Ia tidak merasa tersinggung sama sekali dengan sikap Safira tadi.

“Baik”jawab Safira langsung.

Tak lama saat mereka sedang asik mengobrol, tiba-tiba Arnam datang dengan wajahnya yang datar.

Arnam berjalan mendekati tempat dimana Safira dan sahabat-sahabatnya berada.Begitu sampai,ia pun diam sejenak dan memandang kearah Safira yang seakan mengabaikan kedatangannya.

“Minggir!!”usir Arnam pada Rey yang duduk di samping Safira.

“Oh Arnam?,oke aku pindah ya”ucap Rey sambil menatap kearah Arnam dengan tatapan sedikit takut dan memelas.

Entah apa kesalahannya,hingga raut wajah Arnam begitu menakutkan bagi Rey.Hingga Rey pun tak berani komentar banyak.Dan Rey yang awalnya berniat pindah,tapi sebelum itu,Safira seolah mencegahnya.

“Jangan!,kalau kamu sampai pindah dari situ,awas aja!.Aku akan buat perhitungan sama kamu!”tiba-tiba Safira berkata dengan nada mengancam.

Seolah bukan ia yang mengancam Rey,Safira pun berpura-pura fokus menatap layar ponselnya kembali.

Melirik ke arah Arnam dan Safira,seolah tengah memperhatikan raut wajah keduanya.Rey kini merasa bingung,antara ia harus pindah atau tidak.Tapi saat ia kembali melirik Arnam,ia melihat tatapan datar dan dingin Arnam menjadi lebih dingin lagi kepadanya,hal itu membuat Rey akhirnya memilih untuk pindah,tapi sebelum itu,Safira pun menginjak kaki Rey dengan keras karena kesal.

Bukkk...safira menginjak kaki Rey keras seolah sedang meluapkan emosinya itu.

“Adauwww”Teriak Rey refleks karena kesakitan.Tenaga Safira saat menginjak kakinya benar -benar bukan main-main.

‘Duh,Sialan! sakit banget lagi,ini cewek atau bukan sih,untung lucu’batin Rey sedikit mengeluh.

“Aku bilang jangan! ya jangan!,kenapa sih penakut banget?!”ucap Safira dengan nada kesalnya,ia berkata tanpa rasa bersalah.

Sedangkan Rey yang mendengar itu,ia tetap berjalan pindah meski dengan kaki yang sedikit terseret-seret.

‘Apa sih salahku?,kenapa aku yang jadi korban diantara pertengkaran mereka’.batin Rey seolah merasa teraniaya.

‘Gak apa-apa lah cuman diinjak doang kan sama Safira,dari pada harus berurusan dengan Arnam’ batin Rey setelah ia duduk di kursi yang lainnya.

Arnam yang melihat itu,ia pun segera duduk di tempat Rey tadi.

Arnam hanya diam sambil tangan yang menjadi penopang dagunya,ia memandang kearah Safira yang terlihat cuek kepadanya.Karena Safira saat ini seolah hanya fokus memandang ke arah layar ponselnya.

Sedangkan para sahabatnya yang melihat itu,mereka hanya diam saling melirik satu sama lain.

“Ekhm,sadar woy!,di sini itu lagi banyak orang,nggak malu apa?”sindir Rey keceplosan.

Arnam yang mendengar itu,ia pun langsung menatap kearah Rey dengan tatapan tajam.

“Ha..ha..,maaf-maaf,saya nggak bicara sama kamu,saya bicara sama yang lain, he..he..”ucap Rey cengengesan,sambil menatap kearah pasangan lain yang sedang pacaran.Hingga pasangan itu langsung menatap tak suka kearah Rey,tapi Rey abaikan.

Meskipun mereka semua itu sahabatan,tapi tetap saja Arnam bersikap datar dan dingin pada mereka semua,kecuali Safira,dan hanya Safira seorang.

“Udahlah Rey,jangan takut! hajar aja! hajar!,gitu aja takut,dasar lemah banget sih”ucap Safira tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya.Seolah enggan jika tatapan nya nanti bertemu dengan mata Arnam.

“Masa sih,memangnya kamu yakin jika kamu rela aku sampai dihajar oleh Rey?”tanya Arnam meledek sambil menatap kearah Safira,tanpa merubah posisinya.

“Aku gak peduli!,mau kamu di hajar,atau di pukuli,bodo amat!”jawab Safira dengan nada ketusnya.

Sedangkan Rey yang seakan menjadi pelampiasan mereka berdua hanya bisa membatin.

‘Please,jangan sampai aku jadi samsaknya Arnam.Aku masih sayang sama ginjal.Fi berhentilah,emang kamu nggak kasian jika teman kamu masuk rumah sakit’ batin Rey

Rey hanya bisa diam sambil membatin saat melihat perdebatan mereka.

Episodes
1 Prolog
2 Cemburu tapi gengsi
3 Hanya Safira
4 Keluarga Safira
5 Mengabaikan Arnam.
6 Di bela Bu RW
7 Obrolan keluarga
8 Tidak memiliki pilihan lain
9 Arnam benci di sentuh wanita selain Safira.
10 Safira galak untuk melindungi adiknya.
11 Mengantar Safira kerja.
12 Makan siang
13 Cinta dalam diam.
14 Penentuan hari pernikahan Arnam dan Rena.
15 Restoran.
16 Makan bersama.
17 Hari pernikahan Arnam dan Rena.
18 Safira tiba-tiba merasa gelisah.
19 Arnam telah mengetahui kejahatan Rena.
20 Demi uang jajan
21 Masa lalu Rey.
22 Safira alergi bunga mawar.
23 Berkunjung ke rumah calon mertua
24 Arnam berniat melamar Safira.
25 Marahnya Arnam
26 Acara makan bersama.
27 Kedatangan Arnam dan ibunya.
28 Membahas masalah pernikahan
29 Menjemput Reno di bandara.
30 Kedatangan kakek dan nenek.
31 Kekesalan Safira.
32 Kedatangan Arnam.
33 Hari pernikahan
34 Hari pernikahan Arnam dan Safira.
35 Baju pengantin.
36 Rencana Arnam.
37 Keputusan Hadi
38 Rara yang tidak ingin berjauhan dari Safira
39 Pindah rumah
40 Rumah baru Safira dan Arnam
41 Sarapan bersama
42 Kecemburuan Arnam
43 Rindu tapi gengsi
44 Keposesifan Arnam.
45 Mulai kerja
46 Mengetahui sebuah fakta.
47 Ikatan batin antara seorang ibu dan anaknya
48 Kemarahan dan Kesedihan Safira.
49 Pertemuan Safira dan Rima.
50 Hari terberat Safira
51 Keberadaan Arnam
52 Kekhawatiran dan rasa bersalah Arnam pada Safira
53 Alasan Toni dan Masa lalu Toni
54 Arnam kembali
55 Kedatangan Arnam
56 Kata terlarang bagi Arnam yang tidak boleh Safira ucapkan
57 Kepedulian Sahabat
58 Kedatangan Sahabat Safira
59 Kemarahan dan kepedulian Sahabat Safira
60 Kesabaran Arnam
61 Masalah
62 Obrolan dan rencana Arnam.
63 Kepedulian Arnam dan sikap cuek Safira
64 Safira hampir tertabrak
65 Sang penyelamat
66 Ulang tahun perusahaan
67 Pemimpin perusahaan
68 Hamil??
69 Awal pertemuan Arnam dan Safira
70 Safira hamil
71 Safira mengunjungi ayahnya
72 Dokter pribadi
73 Safira menghilang??
74 Puncak kemarahan Safira
75 Bukan kamu yang di salahkan,tapi aku yang akan merasa bersalah
76 Berusaha menjelaskan
77 Terpaksa menikahi Rena
78 Rencana Rima
79 Hadiah
80 Tentang Safira
81 Cemilan Sehat
82 Sikap Aneh Safira.
83 Jalan-jalan
84 Makan berdua di sebuah restoran
85 Obrolan antara Rena dan Susan
86 Makan bersama Salma
87 Undangan
88 Merias
89 Kado
90 Pesta ulangtahun
91 Salma
92 Keposesifan Arnam
93 Rena
94 Berita
95 Rencana yang berantakan
96 Bujukan Rima
97 Terpuruk
98 Kedatangan Rima
99 Perceraian
100 Safira menghilang
101 Ungkapan Hati author
102 5 Tahun Kemudian
103 Liburan
104 Berenang
105 Pertemuan tidak terduga
106 Pertemuan Tidak Terduga
107 Menghindar
108 Mengobrol
109 Sabrina menghilang
110 Laki-laki asing
111 Siapa Orang itu??
112 Arnam
113 Alasan Arnam
114 Memenuhi janji
115 Di Awasi
116 6 bulan
117 Menjauh
118 Seberapa hebat kah Arnam??
119 Farrel
120 Rencana Jahat
121 Tidak Seperti yang di bayangkan
122 Masuk Jebakan
123 Kecurigaan
124 Apa itu dia?
125 Aku yakin itu dia
126 Kekesalan Safira
127 Syarat
128 Kejadian yang Sebenarnya
129 Kejadian yang Sebenarnya 2
130 Om mau nggak jadi papah aku?
131 Mengantar Sabrina sekolah
132 Memanfaatkan tahap pertama
133 Memberi pelajaran pada teman yang suka pamer
134 Permintaan Sabrina
135 Jalan-jalan Bertiga
136 Safira mati Kutu
137 Sabrina gagal ikut pentas
138 Penjelasan yang membuat Safira malu
139 Akhirnya ikut pentas
140 Nggak mungkin
141 Bukan anak yang diinginkan
142 Jalan-jalan
143 Meminta penjelasan
144 Alasan Safira
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Prolog
2
Cemburu tapi gengsi
3
Hanya Safira
4
Keluarga Safira
5
Mengabaikan Arnam.
6
Di bela Bu RW
7
Obrolan keluarga
8
Tidak memiliki pilihan lain
9
Arnam benci di sentuh wanita selain Safira.
10
Safira galak untuk melindungi adiknya.
11
Mengantar Safira kerja.
12
Makan siang
13
Cinta dalam diam.
14
Penentuan hari pernikahan Arnam dan Rena.
15
Restoran.
16
Makan bersama.
17
Hari pernikahan Arnam dan Rena.
18
Safira tiba-tiba merasa gelisah.
19
Arnam telah mengetahui kejahatan Rena.
20
Demi uang jajan
21
Masa lalu Rey.
22
Safira alergi bunga mawar.
23
Berkunjung ke rumah calon mertua
24
Arnam berniat melamar Safira.
25
Marahnya Arnam
26
Acara makan bersama.
27
Kedatangan Arnam dan ibunya.
28
Membahas masalah pernikahan
29
Menjemput Reno di bandara.
30
Kedatangan kakek dan nenek.
31
Kekesalan Safira.
32
Kedatangan Arnam.
33
Hari pernikahan
34
Hari pernikahan Arnam dan Safira.
35
Baju pengantin.
36
Rencana Arnam.
37
Keputusan Hadi
38
Rara yang tidak ingin berjauhan dari Safira
39
Pindah rumah
40
Rumah baru Safira dan Arnam
41
Sarapan bersama
42
Kecemburuan Arnam
43
Rindu tapi gengsi
44
Keposesifan Arnam.
45
Mulai kerja
46
Mengetahui sebuah fakta.
47
Ikatan batin antara seorang ibu dan anaknya
48
Kemarahan dan Kesedihan Safira.
49
Pertemuan Safira dan Rima.
50
Hari terberat Safira
51
Keberadaan Arnam
52
Kekhawatiran dan rasa bersalah Arnam pada Safira
53
Alasan Toni dan Masa lalu Toni
54
Arnam kembali
55
Kedatangan Arnam
56
Kata terlarang bagi Arnam yang tidak boleh Safira ucapkan
57
Kepedulian Sahabat
58
Kedatangan Sahabat Safira
59
Kemarahan dan kepedulian Sahabat Safira
60
Kesabaran Arnam
61
Masalah
62
Obrolan dan rencana Arnam.
63
Kepedulian Arnam dan sikap cuek Safira
64
Safira hampir tertabrak
65
Sang penyelamat
66
Ulang tahun perusahaan
67
Pemimpin perusahaan
68
Hamil??
69
Awal pertemuan Arnam dan Safira
70
Safira hamil
71
Safira mengunjungi ayahnya
72
Dokter pribadi
73
Safira menghilang??
74
Puncak kemarahan Safira
75
Bukan kamu yang di salahkan,tapi aku yang akan merasa bersalah
76
Berusaha menjelaskan
77
Terpaksa menikahi Rena
78
Rencana Rima
79
Hadiah
80
Tentang Safira
81
Cemilan Sehat
82
Sikap Aneh Safira.
83
Jalan-jalan
84
Makan berdua di sebuah restoran
85
Obrolan antara Rena dan Susan
86
Makan bersama Salma
87
Undangan
88
Merias
89
Kado
90
Pesta ulangtahun
91
Salma
92
Keposesifan Arnam
93
Rena
94
Berita
95
Rencana yang berantakan
96
Bujukan Rima
97
Terpuruk
98
Kedatangan Rima
99
Perceraian
100
Safira menghilang
101
Ungkapan Hati author
102
5 Tahun Kemudian
103
Liburan
104
Berenang
105
Pertemuan tidak terduga
106
Pertemuan Tidak Terduga
107
Menghindar
108
Mengobrol
109
Sabrina menghilang
110
Laki-laki asing
111
Siapa Orang itu??
112
Arnam
113
Alasan Arnam
114
Memenuhi janji
115
Di Awasi
116
6 bulan
117
Menjauh
118
Seberapa hebat kah Arnam??
119
Farrel
120
Rencana Jahat
121
Tidak Seperti yang di bayangkan
122
Masuk Jebakan
123
Kecurigaan
124
Apa itu dia?
125
Aku yakin itu dia
126
Kekesalan Safira
127
Syarat
128
Kejadian yang Sebenarnya
129
Kejadian yang Sebenarnya 2
130
Om mau nggak jadi papah aku?
131
Mengantar Sabrina sekolah
132
Memanfaatkan tahap pertama
133
Memberi pelajaran pada teman yang suka pamer
134
Permintaan Sabrina
135
Jalan-jalan Bertiga
136
Safira mati Kutu
137
Sabrina gagal ikut pentas
138
Penjelasan yang membuat Safira malu
139
Akhirnya ikut pentas
140
Nggak mungkin
141
Bukan anak yang diinginkan
142
Jalan-jalan
143
Meminta penjelasan
144
Alasan Safira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!