Keluarga Safira

Safira yang mendengar ucapan Rara tadi,ia pun langsung menghentikan aktifitas makannya dan menatap kearah Rara dengan ekspresi tak suka.

“Enak banget ya jadi kamu!.Bisanya suruh-suruh kakak terus,kalau lapar bikin sendiri dong!,kenapa harus minta kakak terus sih?!,buat sendiri sana!”ucap Safira dengan nada mencebik tak suka.

Safira dan Rara adalah tipe adik kakak yang kalau sudah dekat nggak akan bisa akur,ada saja hal yang mereka perdebatkan,contoh seperti saat ini,masalah mie instan!.

“Dih pelit banget sih kak!.Gitu aja marah,sensi banget sih!,dari mana nya coba Kak Arnam suka sama kakak,nggak ada bagus-bagusnya juga,apalagi kakak ini orangnya galak lagi terus keras kepala”ucap Rara dengan nada menyindir.

“Kamu ini!,jadi anak suka banget ya menjelek-jelekan kakak kamu sendiri.Lagian juga kenapa harus bahas tentang Arnam sih,kesel kan kakak jadinya!”ucap Safira dengan nada menggerutu tak suka.

Memang ya!,adiknya ini tidak ada pengertiannya sama sekali,ia tidak tahu apa jika Safira kini sedang kesal dengan Arnam karena pesan nya di abaikan!.

Safira pun kembali memakan mienya dengan lahap.Ia melampiaskan kekesalannya lewat mie yang langsung ia telan tanpa di kunyah lebih dulu.

Rara yang melihat itu hanya bisa menatap heran sambil nyengir,sekali-kali ia akan menelan ludahnya saat melihat tingkah Safira.

Keluarga Safira boleh dikatakan sederhana,tetapi meski begitu keluarga mereka adalah keluarga yang tidak kekurangan,karena keluarganya itu adalah keluarga yang lumayan berkecukupan.

Dan untuk kuliah seperti nya itu terlalu tak mungkin,maka dari itu sambil bekerja,dan diam-diam Safira menabung demi biaya kuliah nanti.

“Dih marah!,emang benar kok itu kenyataannya,kak itu tomboi,suka taekwondo,terus apa lagi itu ya?,ah iya,pokoknya kakak itu suka banget yang berbaur menantang.Tapi giliran ada cowok deketin kakak,malah kakaknya yang menjauh dari cowok itu.”Rara terus saja berceloteh tanpa melihat wajah bengis Safira yang seakan ingin mencincang mulut adiknya itu.

“Tapi masih untung juga sih kalau kakak suka sama kak Arnam,berarti kakak masih punya rasa tertarik ke lelaki,padahal dulu Rara kira kakak itu suka cewek”ucap Rara dengan sedikit meledek,tatapannya tak lepas dari tv dan tetap fokus memperhatikan permainan sepak bola.

“Gila kamu!!,dasar nggak nyadar diri"ucap Safira sambil melotot kearah Rara.

Tatapan Rara abai dan tak merespon ucapan Safira.

“Enak aja,aku ini masih normal ya.Aku juga masih ada rasa tertarik sama laki-laki,kamu kira aku ini apa?,lagi pula aku hanya sedikit tomboi,tapi nggak tomboi tomboi amat”lanjut Safira kekeh.

“Sama aja kak,kakak itu tomboi,dan bukan sedikit ya,tapi tombol banget.Lagipula kalau nonton bola masih di tahap wajar”jawab Rara tak mau kalah.

‘Dasar!’umpat Safira kesal karena ucapan adiknya itu seakan tak mau kalah.

Merasa kesal,dan sadar jika tak akan ada habisnya berdebat dengan adik yang sama keras kepala Sepertinya,Safira pun bangkit dari duduknya dan membawa mangkuk bekas mie

Sebelum melewati Rara yang terlihat sedang fokus menonton bola itu.Safira pun mencubit telinga Rara dengan keras,lalu setelah itu ia pun langsung berjalan ke dapur dengan langkah terburu-buru.Untung mangkuk di tangannya terbuat dari plastik,dan kuahnya telah habis ia minum karena haus,anggap saja itu pengganti air putih.

“Kakak!”ucap Rara berteriak tak terima akan perlakuan kakaknya tadi.Suaranya menggelegar seakan bisa membuat tetangga mengira itu suara geluduk versi pelan.

Sedangkan Safira yang sedang berjalan ke arah dapur itu,ia hanya terkekeh pelan.

“He..he..,rasain tuh,dasar anak kecil!!”ucap Safira sambil terkekeh pelan.

Dan tak lama Safira pun sampai di dapur,ia segera mencuci mangkuk bekas mie miliknya tadi.

Begitu selesai Safira pun terlihat berfikir.

“Kasian juga sih kalau nggak di buatin,aku kan tadi bilang begitu cuman mau gertak doang,lagipula Rara mana mau gerak kalau sudah fokus nonton TV”ucap Safira pada dirinya sendiri.

Setelah itu Safira pun langsung memasak mie instan untuk Rara.

Tak berapa lama Safira pun datang dengan semangkuk mie ditangannya,ia mulai mendekati Rara yang sedang duduk di lantai berlapis sebuah karpet.

“Nih buat kamu,tadi kan kamu yang minta kakak buatin mie jadi kakak buatin”ucap Safira sambil memberikan mie tersebut kepada Rara.

Sedangkan Rara yang melihat itu hanya memicing curiga akan maksud kakaknya.

“Kakak nggak berbuat aneh-aneh kan?, jangan-jangan ini ada racun nya?”ucap Rara dengan mata memicing,seolah ia merasa curiga pada kakaknya.Tapi walupun begitu ia tetap memakan mie yang di buat oleh Safira.

“Racun?,terus kenapa kamu makan makanan itu kalau takut kakak kasih racun?!”tanya Safira dengan nada tak suka

“Ya karena Rara lapar,lagian kalau kakak kasih racun di makanan Rara,kakak juga yang rugi, kan nanti kakak yang bakal masuk penjara”ucap Rara dengan nada santai.

“Tapi makasih ya kakak ku yang imut,udah mau buatin makanan buat Rara”lanjut Rara memuji sambil mengejek Safira yang tak suka di sebut imut

“Iya,memangnya kamu baru sadar kalau kakak itu imut”ucap Safira berlagak sombong,dan acuh akan ledekan adiknya itu.

“Dih,baru juga di bilang imut belum di puji cantik,tapi udah sombong aja”ucap Rara sambil nyengir tak suka.

Setelah mengatakan itu,Rara pun melanjutkan memakan mienya sambil menatap kearah tv.

“Dek”panggil Safira.Entah ada setan apa tiba-tiba Safira memanggil Rara dengan sebutan Dek',biasanya juga ia akan memanggil nama Rara langsung.

“Hmmm”jawab Rara sambil tetap fokus pada TV di depannya.Seperti sadar ada maksud tertentu dari ucapan kakaknya itu.

“Tinggal kakak dong nonton tv nya,gantian gitu”ucap Safira dengan nada merayu.

“Nggak mau!,sekarang kan waktunya Rara yang nonton TV, dan lagi sekarang kan masih jatah Rara buat nonton TV”ucap Rara yang tidak luluh akan rayuan Safira.

“Kayak apa aja pakai di jatah segala”ucap Safira menggerutu pelan.

“Eh,apa?,kak tadi kakak ngomong apa?”tanya Rara pada Safira,ia seperti kurang jelas mendengar ucapan kakaknya tadi.

“Nggak,ya udah kakak ke kamar dulu”ucap Safira mengalihkan topik.

Safira bangkit dan berjalan menuju kamarnya.

Begitu sampai di kamarnya,Safira pun mengunci kamarnya dari dalam,dan ia pun berjalan ke arah kasurnya lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya.

Safira pun mengambil handphone miliknya,ia ingin mengecek apakah Arnam membalas pesannya atau tidak.

Tapi saat Safira melihat Arnam tidak menjawab pesan nya itu,ia pun langsung menggerutu tak suka.

“Oke,karena kamu hanya lihat pesan aku,dan tidak balas satu kata pun,lihat aja nanti aku bakal cuekin kamu terus”ucap Safira yakin dengan rencananya.

Safira pun langsung menaruh kembali ponselnya dengan sedikit kasar.

Tak lama setelah itu Safira pun tertidur dengan pulas.

Keesokan harinya.

Safira yang sedang tertidur itu,ia pun langsung terbangun dari tidurnya saat merasakan sedikit cahaya matahari masuk melalui celah kamarnya.

“Duh sudah pagi ternyata”ucap Safira dengan suara serak karena baru bangun tidur.

Safira mengusap matanya pelan,ia duduk sejenak untuk mengumpulkan kesadarannya yang belum pulih.

“Lebih baik aku cepat-cepat mandi karena sebentar lagi sarapan pagi akan segera siap”ucap Safira saat kesadarannya sudah pulih.

Lalu Safira pun bangkit dari kasurnya,dan ia langsung berjalan keluar dari kamarnya.

Safira pun terus berjalan menuju ke kamar mandi,tetapi saat ia akan melewati ruang makan,ia tiba-tiba berhenti saat melihat ibunya yang sedang mempersiapkan sarapan untuk mereka semua.

Safira yang melihat itu,ia pun langsung berjalan mendekat ke arah meja makan.

Di sana sudah ada ayah dan adiknya yang sedang duduk,begitu sampai Safira langsung menggeser salah satu kursi kosong,kemudian ia pun duduk di kursi itu yang ternyata dekat dengan kursi adiknya.

“Kakak mandi dulu sana!,bau banget tau kalau belum mandi”ucap Rara sambil menutup hidungnya seolah Safira sangat bau,padahal itu Rara lakukan agar kakaknya cepat mandi.

“Enak aja!,kakak itu tetap wangi walaupun belum mandi ”ucap Safira sambil menatap ke arah Rara dengan tatapan tak suka.

Safira pun mengambil gelas kosong dan mulai menuangkan air putih ke dalam gelas kosong itu,ia menegak air putih itu hingga habis.

“Gak ada ya yang namanya orang baru tidur itu langsung wangi tanpa harus mandi!,itu nggak ada kak!!”ucap Rara lagi tak mau kalah akan ucapan Safira tadi.

“Ya adalah,ini kakak orangnya”jawab Safira dengan percaya diri.

“Kak,mandi dulu sana!”ucap Rinanti,panggilannya Rina dan merupakan ibu dari Safira dan Rara.

Safira yang mendengar itu,ia pun langsung bangkit“siap bu!,kalau begitu Safira mandi dulu”jawab Safira yang langsung patuh dengan perintah ibunya.

Lalu tanpa menunggu lama Safira pun langsung berjalan menuju kamar mandi.

“Tuh,giliran ibu ngomong aja langsung di turutin,tapi giliran aku yang ngomong,jangankan dituruti,di dengar pun belum tentu,dasar kakak itu!”ucap Rara saat melihat kakaknya langsung pergi hanya dengan ucapan beberapa kata dari ibunya.

Tapi tiba-tiba Safira kembali berjalan melewati ruang makan.

“Kakak,kenapa belum mandi?!”tanya Rara saat melihat kakaknya belum mandi.

“Kakak lupa bawa baju ganti,ya jadi kakak balik lagi mau ambil baju ganti di kamar”ucap Safira menjelaskan dengan santai.

Lalu setelah mengatakan itu,Safira pun kembali berjalan menuju kamarnya.Tak lama,Safira pun keluar dengan membawa baju ganti dan langsung berjalan menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi,Safira pun keluar dengan baju yang telah lengkap,ia pun kembali berjalan menuju ruang makan,dan duduk di tempatnya tadi.

“Ya sudah karena semua sudah berkumpul,mari kita mulai acara makannya!”ucap Hadi Tama yang merupakan ayah Safira dan Rara.

Mereka pun langsung mulai acara makannya itu dalam keadaan hening.

Begitu acara sarapan telah selesai,Safira pun bangkit hendak membantu ibunya untuk mencuci piring.

“Ibu biar Safira aja yang cuci piring,tapi ibu masih bisa kok kerjain pekerjaan yang lain,tapi yang ringan-ringan aja ya.Biar nanti tugas rumah yang berat biar Safira aja yang kerjainnya”ucap Safira setelah sampai di tempat cucian piring.

“Ya udah ibu kerjain tugas yang lain dulu”ucap Rina sambil tersenyum dan menepuk pundak anaknya pelan.

Setelah itu Rina pun pergi meninggalkan Safira yang sedang mencuci piring.

Tak terasa Safira pun selesai mencuci piring,dan juga ia telah menyelesaikan pekerjaan lainnya secara menyeluruh.

“Akhirnya selesai juga”ucap Safira dengan nada sedikit kelelahan.

Merasa lelah,Safira pun istirahat sejenak untuk meregangkan pinggang nya yang terasa pegal.

“Ayah sama Rara kemana ya?,ah mungkin mereka saat ini sedang berada di ruang tamu,ya sudah aku ke sana aja lah”ucap Safira yang berniat untuk menghampiri adik dan ayahnya.

“Lagi pada ngomongin apa sih?,kok kayak asik nih,pengen tau dong?”ucap Safira begitu sampai di ruang tamu.Ia melihat ayah dan adiknya yang tengah asik berbincang.

Episodes
1 Prolog
2 Cemburu tapi gengsi
3 Hanya Safira
4 Keluarga Safira
5 Mengabaikan Arnam.
6 Di bela Bu RW
7 Obrolan keluarga
8 Tidak memiliki pilihan lain
9 Arnam benci di sentuh wanita selain Safira.
10 Safira galak untuk melindungi adiknya.
11 Mengantar Safira kerja.
12 Makan siang
13 Cinta dalam diam.
14 Penentuan hari pernikahan Arnam dan Rena.
15 Restoran.
16 Makan bersama.
17 Hari pernikahan Arnam dan Rena.
18 Safira tiba-tiba merasa gelisah.
19 Arnam telah mengetahui kejahatan Rena.
20 Demi uang jajan
21 Masa lalu Rey.
22 Safira alergi bunga mawar.
23 Berkunjung ke rumah calon mertua
24 Arnam berniat melamar Safira.
25 Marahnya Arnam
26 Acara makan bersama.
27 Kedatangan Arnam dan ibunya.
28 Membahas masalah pernikahan
29 Menjemput Reno di bandara.
30 Kedatangan kakek dan nenek.
31 Kekesalan Safira.
32 Kedatangan Arnam.
33 Hari pernikahan
34 Hari pernikahan Arnam dan Safira.
35 Baju pengantin.
36 Rencana Arnam.
37 Keputusan Hadi
38 Rara yang tidak ingin berjauhan dari Safira
39 Pindah rumah
40 Rumah baru Safira dan Arnam
41 Sarapan bersama
42 Kecemburuan Arnam
43 Rindu tapi gengsi
44 Keposesifan Arnam.
45 Mulai kerja
46 Mengetahui sebuah fakta.
47 Ikatan batin antara seorang ibu dan anaknya
48 Kemarahan dan Kesedihan Safira.
49 Pertemuan Safira dan Rima.
50 Hari terberat Safira
51 Keberadaan Arnam
52 Kekhawatiran dan rasa bersalah Arnam pada Safira
53 Alasan Toni dan Masa lalu Toni
54 Arnam kembali
55 Kedatangan Arnam
56 Kata terlarang bagi Arnam yang tidak boleh Safira ucapkan
57 Kepedulian Sahabat
58 Kedatangan Sahabat Safira
59 Kemarahan dan kepedulian Sahabat Safira
60 Kesabaran Arnam
61 Masalah
62 Obrolan dan rencana Arnam.
63 Kepedulian Arnam dan sikap cuek Safira
64 Safira hampir tertabrak
65 Sang penyelamat
66 Ulang tahun perusahaan
67 Pemimpin perusahaan
68 Hamil??
69 Awal pertemuan Arnam dan Safira
70 Safira hamil
71 Safira mengunjungi ayahnya
72 Dokter pribadi
73 Safira menghilang??
74 Puncak kemarahan Safira
75 Bukan kamu yang di salahkan,tapi aku yang akan merasa bersalah
76 Berusaha menjelaskan
77 Terpaksa menikahi Rena
78 Rencana Rima
79 Hadiah
80 Tentang Safira
81 Cemilan Sehat
82 Sikap Aneh Safira.
83 Jalan-jalan
84 Makan berdua di sebuah restoran
85 Obrolan antara Rena dan Susan
86 Makan bersama Salma
87 Undangan
88 Merias
89 Kado
90 Pesta ulangtahun
91 Salma
92 Keposesifan Arnam
93 Rena
94 Berita
95 Rencana yang berantakan
96 Bujukan Rima
97 Terpuruk
98 Kedatangan Rima
99 Perceraian
100 Safira menghilang
101 Ungkapan Hati author
102 5 Tahun Kemudian
103 Liburan
104 Berenang
105 Pertemuan tidak terduga
106 Pertemuan Tidak Terduga
107 Menghindar
108 Mengobrol
109 Sabrina menghilang
110 Laki-laki asing
111 Siapa Orang itu??
112 Arnam
113 Alasan Arnam
114 Memenuhi janji
115 Di Awasi
116 6 bulan
117 Menjauh
118 Seberapa hebat kah Arnam??
119 Farrel
120 Rencana Jahat
121 Tidak Seperti yang di bayangkan
122 Masuk Jebakan
123 Kecurigaan
124 Apa itu dia?
125 Aku yakin itu dia
126 Kekesalan Safira
127 Syarat
128 Kejadian yang Sebenarnya
129 Kejadian yang Sebenarnya 2
130 Om mau nggak jadi papah aku?
131 Mengantar Sabrina sekolah
132 Memanfaatkan tahap pertama
133 Memberi pelajaran pada teman yang suka pamer
134 Permintaan Sabrina
135 Jalan-jalan Bertiga
136 Safira mati Kutu
137 Sabrina gagal ikut pentas
138 Penjelasan yang membuat Safira malu
139 Akhirnya ikut pentas
140 Nggak mungkin
141 Bukan anak yang diinginkan
142 Jalan-jalan
143 Meminta penjelasan
144 Alasan Safira
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Prolog
2
Cemburu tapi gengsi
3
Hanya Safira
4
Keluarga Safira
5
Mengabaikan Arnam.
6
Di bela Bu RW
7
Obrolan keluarga
8
Tidak memiliki pilihan lain
9
Arnam benci di sentuh wanita selain Safira.
10
Safira galak untuk melindungi adiknya.
11
Mengantar Safira kerja.
12
Makan siang
13
Cinta dalam diam.
14
Penentuan hari pernikahan Arnam dan Rena.
15
Restoran.
16
Makan bersama.
17
Hari pernikahan Arnam dan Rena.
18
Safira tiba-tiba merasa gelisah.
19
Arnam telah mengetahui kejahatan Rena.
20
Demi uang jajan
21
Masa lalu Rey.
22
Safira alergi bunga mawar.
23
Berkunjung ke rumah calon mertua
24
Arnam berniat melamar Safira.
25
Marahnya Arnam
26
Acara makan bersama.
27
Kedatangan Arnam dan ibunya.
28
Membahas masalah pernikahan
29
Menjemput Reno di bandara.
30
Kedatangan kakek dan nenek.
31
Kekesalan Safira.
32
Kedatangan Arnam.
33
Hari pernikahan
34
Hari pernikahan Arnam dan Safira.
35
Baju pengantin.
36
Rencana Arnam.
37
Keputusan Hadi
38
Rara yang tidak ingin berjauhan dari Safira
39
Pindah rumah
40
Rumah baru Safira dan Arnam
41
Sarapan bersama
42
Kecemburuan Arnam
43
Rindu tapi gengsi
44
Keposesifan Arnam.
45
Mulai kerja
46
Mengetahui sebuah fakta.
47
Ikatan batin antara seorang ibu dan anaknya
48
Kemarahan dan Kesedihan Safira.
49
Pertemuan Safira dan Rima.
50
Hari terberat Safira
51
Keberadaan Arnam
52
Kekhawatiran dan rasa bersalah Arnam pada Safira
53
Alasan Toni dan Masa lalu Toni
54
Arnam kembali
55
Kedatangan Arnam
56
Kata terlarang bagi Arnam yang tidak boleh Safira ucapkan
57
Kepedulian Sahabat
58
Kedatangan Sahabat Safira
59
Kemarahan dan kepedulian Sahabat Safira
60
Kesabaran Arnam
61
Masalah
62
Obrolan dan rencana Arnam.
63
Kepedulian Arnam dan sikap cuek Safira
64
Safira hampir tertabrak
65
Sang penyelamat
66
Ulang tahun perusahaan
67
Pemimpin perusahaan
68
Hamil??
69
Awal pertemuan Arnam dan Safira
70
Safira hamil
71
Safira mengunjungi ayahnya
72
Dokter pribadi
73
Safira menghilang??
74
Puncak kemarahan Safira
75
Bukan kamu yang di salahkan,tapi aku yang akan merasa bersalah
76
Berusaha menjelaskan
77
Terpaksa menikahi Rena
78
Rencana Rima
79
Hadiah
80
Tentang Safira
81
Cemilan Sehat
82
Sikap Aneh Safira.
83
Jalan-jalan
84
Makan berdua di sebuah restoran
85
Obrolan antara Rena dan Susan
86
Makan bersama Salma
87
Undangan
88
Merias
89
Kado
90
Pesta ulangtahun
91
Salma
92
Keposesifan Arnam
93
Rena
94
Berita
95
Rencana yang berantakan
96
Bujukan Rima
97
Terpuruk
98
Kedatangan Rima
99
Perceraian
100
Safira menghilang
101
Ungkapan Hati author
102
5 Tahun Kemudian
103
Liburan
104
Berenang
105
Pertemuan tidak terduga
106
Pertemuan Tidak Terduga
107
Menghindar
108
Mengobrol
109
Sabrina menghilang
110
Laki-laki asing
111
Siapa Orang itu??
112
Arnam
113
Alasan Arnam
114
Memenuhi janji
115
Di Awasi
116
6 bulan
117
Menjauh
118
Seberapa hebat kah Arnam??
119
Farrel
120
Rencana Jahat
121
Tidak Seperti yang di bayangkan
122
Masuk Jebakan
123
Kecurigaan
124
Apa itu dia?
125
Aku yakin itu dia
126
Kekesalan Safira
127
Syarat
128
Kejadian yang Sebenarnya
129
Kejadian yang Sebenarnya 2
130
Om mau nggak jadi papah aku?
131
Mengantar Sabrina sekolah
132
Memanfaatkan tahap pertama
133
Memberi pelajaran pada teman yang suka pamer
134
Permintaan Sabrina
135
Jalan-jalan Bertiga
136
Safira mati Kutu
137
Sabrina gagal ikut pentas
138
Penjelasan yang membuat Safira malu
139
Akhirnya ikut pentas
140
Nggak mungkin
141
Bukan anak yang diinginkan
142
Jalan-jalan
143
Meminta penjelasan
144
Alasan Safira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!