Lelaki itu berdiri dengan gagah, menunggunya di altar. Lelaki yang memiliki wajah tampan, bahkan sudah masuk kategori terlalu tampan. Rahangnya yang tegas, leher yang kokoh, dan jika diamati lebih dekat, ia terlalu tampan untuk menjadi manusia.
Lindsey tersenyum. Sepertinya hidupnya akan berubah setelah menikah. Mungkin nantinya ia akan merasakan bagaimana rasanya dicintai dan diinginkan.
Lucas Jeffry Jefferson, nama lelaki itu. Baru tadi pagi ia mengetahui namanya. Mamanya memberitahukan nama calon suaminya baru tadi pagi. Entah kenapa mamanya merahasiakan nama calon suaminya, ia tidak tahu. Setidaknya ia sudah tahu sekarang.
Meskipun sebenarnya Lindsey sudah penasaran tentang calon suaminya itu, tapi ia tidak bisa bertanya karena sudah pasti tidak akan ada yang memberitahunya. Jadi ia hanya diam dan menunggu. Tapi sampai sekarang pun tidak ada yang memberitahu hal-hal tentang calon suaminya.
Membuat Lindsey sadar kalau ia akan menikah dengan orang asing.
Tapi melihat bagaimana gembira dan bahagianya wajah sang mama saat diwawancara oleh salah satu stasiun televisi, membuat ia tersenyum kecut.
Dengan alasan tidak ingin melihat mamanya marah, akan lebih baik jika ia diam dan menurut. Menunggu penjelasan dari mamanya.
Setelah kabar pernikahan Lindsey Collins putri sulung pemilik agensi model terbesar di London mengudara, banyak acara talk show yang mencoba mengundangnya dan bertanya secara langsung. Bahkan beberapa orang menawarkan untuk mewawancarainya langsung di rumah, tapi tetap tidak bisa. Mamanya melarang.
Sebagai gantinya, mamanya menggantikan dirinya untuk menghadiri semua talk show itu. Lindsey bisa melihat mamanya dari televisi, bagaimana kebahagiaan seorang ibu yang akan menikahkan putri kesayangannya.
Tapi sayang, bukan itu yang Lindsey baca dari raut wajah mamanya di setiap talk show. Bukan wajah kebahagiaan karena pernikahan putrinya, melainkan wajah kebahagiaan karena melepas sebuah beban.
Satu-satunya ekspresi yang ia lihat dari wajah sang mama adalah rasa lega dan bahagia karena berhasil ‘mengusir’ putrinya dari rumah. Bahkan mungkin mengusir putrinya dari kehidupannya.
Sangat mudah dibaca dan dipahami. Ya, 'kode' dan 'maksud' yang diberikan oleh mamanya bisa ia pahami dengan baik.
Lindsey sebisa mungkin menghilangkan rasa kecewa dari hatinya. Bagaimanapun juga, ia tidak akan bisa mengungkapkan setiap rasa kecewa itu pada siapa pun. Ia sendiri juga tidak akan bisa jika harus memendam rasa kecewa ini seumur hidupnya.
Jadi lebih baik ia melupakan dan menghilangkan kekecewaan ini agar rasa itu tidak berubah jadi dendam.
Lindsey berjalan perlahan dengan papanya menuju altar. Lelaki itu menatapnya dengan tajam dan lekat. Tatapannya mengikuti setiap langkah kaki Lindsey yang bergerak mendekat.
Lindsey merasa salah tingkah sendiri. Bagaimana mungkin ia tidak salah tingkah jika lelaki yang sedang memperhatikannya itu sangat tampan bak seorang dewa Yunani.
Namun salah tingkah itu tidak berlangsung lama, karena sedetik kemudian Lindsey sadar. Teringat bahwa lelaki yang sedang menunggunya itu tidaklah sama seperti lelaki normal pada umumnya. Lelaki yang akan menjadi suaminya itu tidak tertarik padanya sekalipun ia telanjang bulat dan menari.
Langkah kaki Lindsey dan papanya akhirnya berhenti setelah mereka sampai di depan altar. Di hadapan laki-laki itu.
Lucas mengulurkan tangannya menerima tangan Lindsey dengan raut wajah datar. Tidak ada senyum di wajah lelaki itu. Berbeda dengan Erick -ayahnya- yang tersenyum saat menyerahkan putrinya pada Lucas.
Lindsey meraih tangan Lucas dan berdiri berhadapan dengannya sambil berpegangan tangan. Mereka bertatapan selama pendeta berbicara.
Lucas menatapnya datar tanpa ekspresi. Yah, sedikit banyak berhasil membuat Lindsey merasa kesal.
Dengan gemas, Lindsey *******-***** dengan telapak tangan Lucas. Membuat lelaki itu mengernyit dan menatapnya bingung dengan sebelah alis terangkat.
Tampan, batin Lindsey.
Melihat sang calon suami meresponnya, Lindsey lalu memberi isyarat pada Lucas agar tersenyum melalui bibirnya yang bergerak membentuk senyuman.
Setidaknya lelaki ini harus tersenyum di hari bahagia mereka. Pikir Lindsey, walau sendiri bingung dengan perasaannya. Apa ia bahagia?
Sayangnya Lucas menatapnya semakin bingung. Kali ini kedua alisnya merenggut hampir menyatu. Tapi itu tidak bertahan lama karena sang pendeta memanggil nama Lucas dan menginstruksikan agar ia mengulangi apa yang pendeta itu ucapkan. Mengucapkan janji suci sekali untuk selamanya.
Lucas mengucapkan janjinya tetap dengan raut datarnya. Sama sekali tidak ada keinginan untuk tersenyum atau sekedar memperlihatkan raut wajah semangatnya. Hal ini berbanding terbalik dengan Lindsey yang mengucapkannya dengan senyum ceria, seolah tidak ada beban yang ditanggung oleh wanita itu.
Lucas menatap tepat ke manik mata Lindsey ketika perempuan itu sedang mengucapkan janji sucinya. Entah kenapa perasaan Lucas sedikit aneh tatkala mendengar janji yang Lindsey ucapkan penuh dengan binar kebahagiaan.
Sejenak Lucas merasa bahwa dunianya berhenti di senyuman Lindsey. Hatinya sedikit bergetar melihat raut wajah ceria yang ditunjukkan oleh calon istrinya itu. Dan secara tidak sadar, Lucas juga ikut tersenyum, tipis. Sangat tipis bahkan mungkin Lindsey juga tidak akan tahu kalau lelaki itu sedang tersenyum.
Setelah mengucapkan janji suci, mereka kemudian bertukar cincin lalu setelah itu pendeta meresmikan bahwa mereka sekarang sudah sah menjadi suami istri di hadapan Tuhan dan dihadapan negara.
Pendeta itu lalu mempersilahkan agar mempelai laki-laki mencium mempelai perempuannya.
Mendengar instruksi itu, Lindsey merasa sedikit gugup. Ia akan berciuman dengan lelaki bak dewa Yunani yang ada dihadapannya saat ini. Ah, ini kali pertama ia berciuman. Damn!
Lucas membuka veil Lindsey dengan perlahan lalu mendekatkan wajahnya. Dengan lembut ia menangkup kedua pipi Lindsey, memiringkan kepalanya dan mengecup bibir Lindsey sekilas. Ya hanya sekilas, bahkan sebelum para tamu undangan beretepuk tangan, ciuman itu sudah selesai. Mungkin lebih tepatnya kecupan.
Tidak terasa apa-apa.
Seseorang yang berada di kursi tamu tiba-tiba berdiri dan berteriak agar Lucas mengulangi ciuman mereka. Lelaki itu meneriakkan kalau yang baru saja Lucas lakukan bukan ciuman, melainkan tempel bibir saja.
Mendengar itu, wajah Lindsey bersemu merah karena malu. Malu ketiak orang lain sekali lagi akan melihat mereka berciuman!
memangnya yang tadi bukan ciuman? Setahunya, bibir jika bertemu dengan bibir yang lain maka itu artinya berciuman. Benar kan?
Tapi sepertinya Lucas mengindahkan teriakan tamu tersebut. Buktinya lelaki itu kembali mendekati Lindsey dan memiringkan kepalanya. Kembali ia merengkuh tengkuk Lindsey dan mencium bibir wanita itu dengan lembut. Kali ini Lindsey merasakan perbedaan dengan yang sebelumnya. Lucas ******* bibirnya dengan lembut dan lebih lama dari sebelumnya, dan melepaskannya ketika suara riuh tepuk tangan dan siulan dari tamu undangan bergema.
Apa itu namanya ciuman? Rasanya berbeda dan ehm... lebih nikmat.
“Tenang saja, aku tidak akan menyentuhmu lagi. Ini yang terakhir."
Lindsey membuka matanya dan mendapati Lucas menatapnya dengan raut wajah datar. Kalimat yang barusan ia dengar dari lelaki itu kembali menyadarkannya dengan kenyataan.
Ia tidak munafik kalau ciuman Lucas barusan membuatnya melayang, bibir lembut lelaki itu menyentuh bibirnya dengan pelan dan ia sangat menyukainya. Ia menikmati ciuman Lucas sampai ia lupa cara untuk membalas ciuman itu.
Tapi mengingat apa yang baru saja lelaki itu ucapkan, membuatnya kembali sadar. Ia tidak akan punya harapan untuk lelaki di hadapannya ini. Ia tidak akan punya kesempatan untuk memiliki lelaki ini sepenuhnya.
Ia tidak munafik kalau ciuman Lucas barusan membuatnya melayang, bibir lembut lelaki itu menyentuh bibirnya dengan pelan dan ia sangat menyukainya. Ia menikmati ciuman Lucas sampai ia lupa cara untuk membalas ciuman itu.
Tapi mengingat apa yang baru saja lelaki itu ucapkan, membuatnya kembali sadar. Ia tidak akan punya harapan untuk lelaki di hadapannya ini. Ia tidak akan punya kesempatan untuk memiliki lelaki ini sepenuhnya. Ia tidak akan bisa mendapatkan lelaki yang berdiri dihadapannya ini. Lelaki yang sedang menatapnya dengan datar, lelaki ini, suaminya.
Lindsey menghela napas pelan kemudian tersenyum mengangguk pada Lucas. Lindsey meratapi hidupnya dan kesialannya. Sepertinya hidupnya tidak akan akan banyak berubah meskipun ia sudah tinggal dengan orang tuanya lagi.
Lucas dan Lindsey sudah menghadap pada undangan yang menghadiri pemberkatan mereka. Sebagian besar orang yang hadir adalah para rekan kerja ayahnya dan Lucas.
Lindsey tersenyum melihat ada George di kursi undangan itu. Sahabat satu-satunya yang ia miliki, yang paling mengerti dirinya bahkan melebihi kedua orangtuanya. Dan ia bersyukur George mendukung setiap keputusannya, walau sebelumnya lelaki itu bolak-balik bertanya mengenai kesungguhannya menikahi Lucas. Tapi akhirnya George tersenyum dan mendukungnya.
George melambai dan tersenyum penuh semangat pada Lindsey. Melihat itu, Lindsey balas tersenyum pada George, senyum yang selalu disukai oleh sahabatnya itu. Karena George selalu melihatnya menangis, jadi sekali Lindsey tersenyum, lelaki itu langsung menyukainya. Senyuman manis dan ceria khas-nya.
Lindsey sedikit terkejut saat merasakan tangannya di genggam oleh Lucas dengan erat. Ia menatap ke arah Lucas dan melihat lelaki itu sedang melihat ke arah George tapi langsung beralih ke salah satu undangan.
Lindsey mengikuti arah tatap Lucas dan mendapati suaminya itu sedang menatap seorang lelaki, yang juga sedang menatap mereka berdua dengan raut wajah yang tidak bisa ia dibaca. Mungkin karena terlalu jauh.
Lindsey menatap ke arah Lucas. Sedikit memajukan langkahnya agar bisa menatap keseluruhan wajah lelaki itu. Dan ia melihat Lucas sedang tersenyum pada lelaki itu.
Lucas, suaminya yang tidak pernah tersenyum sejak dari tadi mereka berhadapan dan mengucap janji suci, langsung tersenyum kepada orang yang menatap mereka dari jauh itu. Hal ini kembali mengingatkan Lindsey mengenai satu hal. Ia menghela napas pelan.
Ah, suaminya ini adalah seorang gay.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Nurwana
sama masih huruf a semua.
2022-05-25
2
🌹Bu e Najwa🌹
wuih kayaknya bagus nih cerita.. mdh2 an beda dgn yg lain..
2021-07-18
0
Kadek Pinkponk
suka 😍😍
2021-05-29
0