Chapter 3

Lindsey menatap Lucas gugup. Apa ia harus memberitahukan masalah keluarganya pada Lucas? Tapi ini adalah masalah antara dirinya dengan keluarganya, ini bukanlah sesuatu yang harus diketahui oleh orang lain.

Tapi saat ini Lucas bukanlah orang lain. Lelaki itu suaminya. Dan status itu sah, baik di mata Tuhan maupun di mata hukum yang ada di negaranya. Tapi tetap saja ia belum bisa jika harus memberitahukan masalah ini pada Lucas.

Lucas sendiri masih terus menatap Lindsey dengan datar. Menunggu wanita itu berbicara. Tapi yang didapatnya adalah gadis itu sedikit gugup dan gelisah. Ia tidak tahu apa yang membuat istrinya ini gelisah.

Ah, istri. Ia sudah beristri. Lucas menggelengkan kepalanya berusaha kembali ke topik semula. Apa pertanyaannya salah?

Lama menunggu tapi tetap tidak ada jawaban. Lucas sadar mungkin pertanyaannya terlalu ikut campur, tapi ia terlalu penasaran kenapa keluarga istrinya tampak  tidak baik-baik saja.

“Kenapa tidak menjawab?” tanyanya lagi.

Lindsey menautkan jari-jarinya karena gugup. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan Lucas. Bukan tidak bisa, melainkan belum bisa. Menceritakan hal itu saat ini bukanlah waktu yang tepat. Hanya akan mengusik rasa benci yang selama ini ia coba kubur dalam-dalam.

Ia bukanlah orang yang memiliki sifat pembenci, apalagi jika harus membenci kedua orang tuanya. Mereka sudah sangat berjasa dengan membesarkannya dengan baik, hingga ia bisa seperti saat ini. Tapi mungkin perlakuan kedua orang tuanya padanya dan adiknya berbeda, dan hal itu pernah menimbulkan rasa benci pada mereka. Ia tidak ingin lagi membenci kedua orangtuanya.

Karena rasa benci itu, ia pernah membuat kesalahan yang besar yang membuatnya semakin terasingkan lebih dari sebelumnya, dan itu bukan sesuatu yang menyenangkan.

Terasingkan di keluargamu sendiri bukanlah sesuatu yang diinginkan setiap orang apalagi seorang anak.

Itulah mengapa Lindsey mencoba menjadi seperti sebelumya. Menjadi penurut dan tidak pernah membantah. Setidaknya itu lebih baik karena kedua orang tuanya mulai bersikap kembali seperti semula. Tidak terlalu diasingkan. Lindsey mencoba menghilangkan rasa benci itu dari hatinya, walau tidak bisa. Ia akan terus mencobanya.

Namun semakin ia mencoba menghilangkan rasa benci itu, maka semakin kuat dan besar juga rasa itu menekannya. Jadi ia memutuskan untuk melupakan rasa benci itu dan menguburnya dalam-dalam.

Rasa benci itu sedikit demi sedikit mulai pudar karena tertanam dengan rasa yang lain. Ia berpura-pura bahagia sampai ia lupa kalau ia sedang berpura-pura. Meyakinkan diri akan rasa bahagia itu terasa nyata dan hal itu mulai memudarkan rasa benci itu.

Bahagia itu semu namun terasa nyata. Lindsey sudah berusaha selama dua tahun, berpura-pura bahagia agar rasa benci itu hilang. Tapi sayangnya rasa itu tidak hilang melainkan hanya pudar bahkan bukan padam maupun lenyap. Dan itu cukup untuk membuatnya kembali seperti semula, cukup jangan ungkit masalah keluarganya dan semuanya akan baik-baik saja.

Tapi apa yang harus ia katakan pada Lucas sekarang? Lelaki itu masih menatapnya dan menantikan jawaban. Lindsey menghela napas rendah. Ia akan berbohong pada Lucas tapi nanti ia berjanji kalau ia akan memberitahukan kebenarannya. Karena bagaimanapun juga Lucas tetaplah suaminya.

“Lindsey.”

“Iya, ada masalah antara aku dengan mereka.”

Lucas terlihat tidak terkejut dan tetap menatapnya datar. Tapi ia mengernyit karena melihat Lindsey kembali tersenyum seperti biasanya. Senyum ceria seakan tidak memiliki masalah apapun.

“Tapi itu bukanlah masalah besar Lucas, hanya sedikit miss communication kemarin saat menjelang pernikahan kita,” ucap Lindsey dengan senyum tulusnya yang, palsu.

“Menjelang pernikahan kita?” tanya Lucas.

“Iya, beberapa hari yang lalu.”

“Jadi selama beberapa hari yang lalu kau tidak makan malam?” tanyanya lagi.

“Eh?”

“Mereka tidak memanggilmu makan malam seperti malam ini bukan?”

“Eh, I..Iya.”

“Jadi selama beberapa hari ini mereka tidak mengajakmu makan malam karena miss communication itu?”

Entahlah, tapi nada suara Lucas terdengar sangat tidak bersahabat. Lindsey merasa kalau ini bukanlah sesuatu hal yang baik. Ini bukanlah sesuatu yang ia inginkan jadi ia ha harus memperbaikinya.

“Lucas bukan seperti itu,” Lindsey tersenyum sangat tulus membuat Lucas sejenak merasa menghangat. Tapi tetap saja ia masih kekeuh.

“Mereka memanggilku makan malam kok, hanya saja mungkin karena aku yang terlalu gugup menjelang pernikahan kita jadi aku tidak merasa lapar sama sekali,” ucap Lindsey lembut membuat Lucas hanya terdiam dan menatapnya datar.

Lelaki itu tidak lagi berbicara dan memilih menyelesaikan makannya. Setelah selesai, ia meminta Lindsey untuk naik terlebih dahulu. Lindsey mengangguk dan meninggalkan Lucas yang saat ini berjalan menuju pintu utama sebelum langkahnya kembali di hentikan oleh mertuanya.

“Lucas.”

Lucas berbalik dan menatap Erick berjalan ke arahnya dengan datar. Ia tidak bersuara tapi mimik wajahnya sudah cukup menunjukkan kalau ia menunggu apa yang akan dikatakan oleh lelaki yang ada di hadapannya ini.

“Bagaimana Lindsey?”

Lucas mengernyit tidak mengerti.

“Apa ia baik padamu?” Erick memperjelas pertanyaannya begitu melihat raut wajah Lucas yang tidak mengerti.

Lucas tersenyum sinis membuat Erick sedikit was-was.

“Ia baik padaku tapi aku tahu kalau itu semua adalah kebohongan!” ucap Lucas tajam.

Nada tajam dan tatapan dingin Lucas membuat Erick semakin was-was. Ia masih membutuhkan suntikan dana dari Lucas untuk perusahaanya. Bukan maksudnya untuk mengorbankan Lindsey tapi ia tidak punya pilihan lain. Perusahaanya hampir bangkrut.

Menangkap raut wajah Erick yang sepertinya gelisah membuat Lucas tersenyum miring. Ia tahu kenapa lelaki tua dan egois yang ada di hadapannya ini gelisah.

“Tenang saja, suntikan dana dariku belum akan berhenti. Selama Lindsey bersamaku, kau akan tetap mendapatkan uangmu.”

Dan sontak saja setelah mengucapkan kalimatnya, Lucas bisa menangkap raut wajah lega dari Erick dan itu semakin membuatnya tersenyum miring. Tamak! Batin Lucas emosi.

Ia kemudian berbalik hendak meninggalkan Erick yang masih berdiri ditempatnya, tapi langkahnya kembali berhenti saat mendengar ucapan Erick lagi.

“Jangan sakiti Lindsey karena bagaimanapun juga dia adalah putriku satu-satunya.” ucap Erick serak.

Lucas berbalik dan menatap Erick tajam sekaligus dingin.

“Jangan sakiti putrimu?” Lucas tersenyum miring mengucapkan kalimatnya, “kau sudah memberikannya padaku kalau-kalau kau lupa, dan aku bebas melakukan apapun padanya. Dia milikku sekarang, bukan milikmu.”

Lucas tidak lagi menghiraukan ucapan Erick dan memilih meninggalkan lelaki itu yang terlihat frustasi. Manusia gila, batin Lucas.

Lucas mengendarai mobilnya membelah jalanan kota London yang terlihat sudah mulai lengang. Ia memasuki salah satu club malam miliknya dengan langkah tegap.

Seorang lelaki langsung menghampirinya menunduk hormat kemudian mempersilahkannya menuju ruangan yang dibuat khusus untuknya.

Ruangan itu tidak terlalu luas, tapi cukup untuk menampung setidaknya dua puluh manusia di dalamnya. Club itu adalah salah satu properti miliknya yang ada di London, jadi wajar kalau ia memiliki ruangan khusus untuknya sendiri.

Lelaki itu yang diketahui bernama Bernard itu kemudian memberikan beberapa dokumen pada Lucas sambil menunduk.

“Tebal sekali.” ucap Lucas datar.

“Itu adalah data yang berhasil didapatkan oleh agen kita sir, cukup sulit untuk mendapatkan data itu karena sepertinya nyonya Lindsey benar-benar menutup kehidupannya dari dunia sejak dua belas tahun lalu.”

“Dua belas tahun lalu? Itu artinya dia sudah berubah sejak berusia sebelas tahun?”

“Tidak bisa dikatakan berubah sir, karena saat nyonya berusia sebelas tahun ia pernah membuat masalah yang besar dan masalah itu membuatnya diasingkan oleh keluarganya sendiri. Tapi begitu nyonya menginjak usia empat belas tahun, sifat nyonya sudah kembali seperti semula sir.”

‘Bahkan sampai saat ini ia masih diasingkan,’ batin Lucas kesal. Entah kenapa juga ia bisa se-kesal ini?

Sedetik kemudian Lucas mengernyit seakan menyadari sesuatu. Kenapa ia merasa kehidupan istrinya ini sangat menarik, “apa yang dilakukannya selama dua tahun sampai usia tiga belas tahun?”

“Itulah yang tidak kami temukan sir, nyonya menghilang selama dua tahun dan saat ia kembali semuanya kembali seperti semula, sepertinya nyonya sengaja menghapus ingatannya.”

Lucas lagi-lagi mengernyit, Lindsey menghilang di usianya yang masih sebelas tahun? Bukankah istrinya itu masih terlalu muda untuk bisa menghilang? Lagipula kenapa Lindsey bisa menghilang selama dua tahun?

“Apa orang tuanya tidak mencarinya selama ia menghilang?” Lucas penasaran dengan yang satu ini dan jawaban yang diberikan Bernard seakan sudah ditebak olehnya.

“Tidak sir.”

Lucas tersenyum miring, ternyata Lindsey sudah dewasa sejak dua belas tahun yang lalu.

Sedikit banyak ia sudah bisa menyimpulkan apa yang telah terjadi. Walau tidak tahu tepatnya seperti apa. Jujur saja, sebenarnya ia sangat tidak tertarik untuk menyelidiki masa lalu istrinya itu. Karena baginya, masa lalu Lindsey bukanlah urusannya. Tapi karena ia melihat Lindsey lebih suka sendiri dan bahkan memilih diam di hadapan keluarganya sendiri, sedangkan di tampilan media, istrinya itu sangat berbeda. Sangat ceria.

Wajar sebetulnya seorang publik figur memiliki sikap seperti itu, pencitraan kata lainnya.

Namun letak ketidakwajarnya adalah Lindsey sangat kaku dihadapan keluarganya dan sangat ceria dihadapan orang lain. Bukankah itu aneh?

Tapi satu hal yang ia tahu pasti, sifat yang ditunjukkan oleh istrinya itu bukanlah sifatnya yang sebenarnya. Ia merasa bahwa istrinya itu memiliki sesuatu yang memang sengaja disembunyikan. Tidak, bukan disembunyikan melainkan berusaha untuk dilupakan.

Lucas melirik ke pigura foto yang ada di mejanya dengan tatapan tertarik. Ia meraih pigura ukuran 4R itu, menatapnya lama kemudian menarik napas dan menghembuskannya pelan. Sedetik kemudian raut wajahnya yang datar itu tergantikan  dengan raut wajah... licik. Senyum miring yang tipis tercetak di bibirnya yang seksi.

“Aku akan menunggu mu, tapi tidak selamanya. Mari kita lihat sampai sejauh mana kau bisa berbohong padaku dengan senyum sialan mu itu.” ucap Lucas pelan dengan senyum miringnya.

*****

Terpopuler

Comments

L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦

L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦

Dari prolong sampai chspter 3 isinya huruf aja 🤭🤭🤭

2022-08-25

1

Nurwana

Nurwana

huhuhuhu sampai bab ini masih huruf a semua tulisannya.

2022-05-25

0

Kadek Pinkponk

Kadek Pinkponk

semoga lucas tidak jahat

2021-05-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!