Lucas mengangkat sebelah alisnya, bingung. Entah apa lagi yang sudah terjadi karena saat ini ia kembali mendapati raut wajah istri seksinya itu kurang bersahabat dengannya.
"Apa aku melakukan kesalahan? Aku sudah mandi." ucap Lucas bingung. Saking bingungnya ia bahkan kembali mengendus tubuhnya untuk memastikan kalau aroma parfum feminim sialan itu sudah hilang total.
Tidak ada jawaban dari Lindsey. Wanita itu hanya diam dan mempersiapkan makanan untuk Lucas. Setelah selesai ia memberikan piring itu pada Lucas, lalu mengambil makan untuknya. Lindsey memakan makanannya dalam diam. Sedangkan Lucas masih menatapnya bingung.
"Lindsey?" Panggil Lucas. Sekalipun aura istrinya itu kurang bersahabat, tapi ia masih memperhatikan Lucas. Bukankah itu unik? Ah, Istrinya ini memang unik.
Tidak ada jawaban, tapi Lindsey menoleh dan menatap Lucas datar bercampur sedih sekaligus. Lindsey bisa melihat ekspresi kebingungan dari Lucas, membuatnya terdiam beberapa saat sebelum kemudian tersenyum seperti biasa.
"Tidak apa-apa, makanlah." senyum itu masih menghiasi wajah Lindsey, tapi bukan berarti Lucas tidak bisa melihat raut sedih itu. Sayangnya senyum itu memang selalu berhasil membuatnya lemah.
"Apa kau yakin? Katakan padaku apa yang kau tidak suka?" Lucas kembali bertanya. Jujur saja ia sebenarnya berharap kalau Lindsey kembali terbuka seperti sebelumnya.
Ia sangat senang saat menyadari kalau istri seksinya ini sudah mencoba jujur tentang perasaannya. Walau ia sempat merasa ngeri sesaat, tapi itu lebih baik karena ia bisa mulai memahami sikap Lindsey sedikit demi sedikit.
Tapi sekarang Lindsey kembali lagi seperti semula. Istri seksinya itu kembali memendam perasaanya dan itu bukanlah hal yang baik. Kapan Lindsey akan terbuka dan berterus terang?
"Aku tidak apa-apa Lucas, lebih baik kita makan." Senyum Lindsey masih terus bertahan, membuat Lucas kembali lemah dan mengangguk pelan. Ia akhirnya mulai memakan makanannya.
Mereka makan dalam keadaan hening. Tidak ada yang berusaha memulai pembicaraan. Lucas sadar ada yang terjadi selama ia mandi. Tapi ia tidak tahu apa.
Mereka hanya makan malam berdua, namun pandangan Lucas beralih pada kursi yang ada di dekatnya yang berseberangan dengan Lindsey. Kursi itu kosong, tapi sepertinya kursi itu baru saja diduduki oleh seseorang. Mungkin selama ia mandi tadi, tapi siapa yang duduk?
Apa Liliana yang sebelumnya duduk di kursi itu? Kalau memang perempuan gila itu yang duduk di sana, lalu kemana sekarang perempuan itu? Tidak mungkin jika Lindsey yang lemah seperti itu mengusir Liliana.
Apalagi mengingat saat mereka masih di London, Lindsey lah yang selalu di pojok kan. Bahkan istrinya ini tidak pernah dilirik dan di perhatikan sama sekali oleh keluarganya sendiri. Orang tua kandungnya.
Lucas kembali berpikir, apa mungkin Patrick? Bisa jadi Patrick yang duduk si sana. Tapi sepertinya itu juga tidak mungkin mengingat Patrick bukanlah orang yang akan langsung duduk jika tidak dipersilahkan. Kadang, sekalipun dipersilahkan untuk duduk, Patrick akan lebih memilik berdiri karena katanya ia tidaklah pantas makan bersama bosnya.
Lalu siapa yang duduk bersama Lindsey tadi? Siapa yang membuat istri seksinya ini kembali badmood?
Lucas meradang. Ia menatap Lindsey yang tengah memakan makanannya dengan pelan dan anggun. Ia tidak tahu harus bagaimana sekarang. Lindsey memang sudah menunjukkan senyumnya dan berkata kalau dia baik-baik saja. Tapi Lucas tahu kalau Lindsey tidak sedang baik-baik saja. Tapi apa yang harus ia lakukan?
"Kau tidak makan?" suara Lindsey menginterupsi pikiran Lucas.
Suara itu membawanya kembali ke keadaan sekarang di mana mereka sedang makan malam. Tapi hanya Lindsey yang makan karena sedari tadi Lucas hanya fokus memikirkan siapa yang membuat mood istri seksinya ini memburuk?
"Eh!" Lucas terkejut membuat Lindsey mengangkat sebelah alisnya.
"Apa makanannya tidak enak?" sedari tadi Lindsey makan, ia tidak merasa ada yang kurang dari masakannya. Menurutnya semua takaran bumbunya pas.
"Ah, tidak, bukan begitu. Aku hanya sedang berpikir." Lucas menatap Lindsey gugup.
Damn! Seorang Lucas Jefferson, pebisnis paling kejam sedang gugup dihadapan istrinya yang jika disuruh membunuh semut juga tidak akan tega?!
"Apa yang sedang kau pikirkan?" Lindsey meletakkan sendoknya dan mengalihkan perhatiannya pada Lucas, membuat lelaki itu semakin gugup. Damn it!
"Ha-hanya se-sesuatu yang tidak penting!" Lucas mulai gelagapan. Seriously! He's never been so nervous like this before. C'mon Lucas you need to control yourself, batinnya sendiri.
"Itu pasti sesuatu yang penting karena kau memikirkannya sampai lupa makan." ucap Lindsey lembut dan tersenyum berusaha membuat Lucas nyaman padanya. Mungkin ia harus mulai bertindak saat ini. Ia tidak ingin menyesal kemudian hari.
Memang penting! siapa yang membuatmu badmood tadi? batin Lucas jengkel. Tapi sayangnya ia tidak ingin bertanya seperti itu sekarang. Ia ingin Lindsey yang terbuka padanya. Bukan ia yang memaksa.
Senyuman yang diberikan Lindsey entah kenapa membuatnya sedikit tenang. Senyum itu terlihat tulus dan lembut, tidak seperti senyum yang selama ini istri seksinya itu tunjukkan. Senyum yang penuh dengan kepura-puraan.
"Bukan apa-apa, ayo lanjutkan makanmu." Lucas sudah bisa mengontrol tubuh dan pikirannya lagi seperti semula. Lagipula kenapa ia bisa gugup seperti itu di dekat Lindsey? Memalukan.
Lindsey kembali tersenyum dan mulai melanjutkan makannya. Sesekali menatap Lucas yang memakan masakannya.
"Masakanmu enak, aku suka." Lucas mengatakan kalimat yang singkat dan sederhana dengan nada datarnya yang khas. Tapi itu membuat Lindsey sangat senang, membuatnya tersenyum lebar tanpa sadar dan kembali memakan makanannya.
Senyum itu tidak luput dari pandangan Lucas. Senyum lebar yang pertama kali ia lihat dari istrinya, senyum tanpa beban dan bebas. Ia ingin melihat senyum seperti itu setiap hari, kalau bisa selamanya.
"Aku akan senang jika kau mau memasak untukku seperti ini setiap hari." Lucas kembali berucap datar.
Kalimat itu, lagi-lagi hanya kalimat sederhana, namun memiliki makna yang mendalam untuk Lindsey. Apa boleh Lindsey merasakan perasaan seperti ini selamanya? Ini pertama kalinya ia merasakan perasaan seperti ini.
"Aku akan memasak untukmu setiap hari." Lindsey tersenyum malu-malu dengan pipinya yang berwarna merah muda dan bercahaya karena merasa bahagia.
Lucas menatap Lindsey yang malu-malu kucing dihadapannya. Berapa usia istrinya ini? Kenapa sangat menggemaskan? Apa boleh Lucas membawanya ke ranjang dan membuat istrinya itu tidak bisa berjalan besok pagi? Oh, demi para dewa yang sudah mengutuk flying dutchmen, Lucas sangat sanggup untuk melakukan hal itu bersama Lindsey seharian.
Namun sekelebat bayangan Lindsey yang pernah diperkosa oleh orang yang tidak dikenal membuat Lucas mengatupkan rahangnya. Ia menggenggam sendok yang ada di tangannya sangat kuat.
Tidak, bukan masalah Lindsey masih perawan atau tidak yang membuat Lucas marah. Ia takut kalau setelah kejadian itu Lindsey menjadi trauma. Apalagi mengingat bahwa istrinya ini bahkan tidak pernah memiliki kekasih sebelumnya. Namun Lindsey menerima menikah dengannya dan selama ini juga istrinya itu terlihat baik-baik saja, tidak ada yang aneh.
Lindsey menyentuh tangan Lucas dengan lembut membuatnya tersentak kaget. Lucas menatap lembut karena sadar jika yang menyentuhnya adalah istri seksinya.
"Ada apa?" Lindsey menatap Lucas lembut sambil membelai punggung tangan Lucas lembut, "apa kau kembali memikirkan hal yang kau pikirkan sebelumnya?" tersirat nada khawatir di kalimat yang diucapkan Lindsey, dan itu membuat Lucas tersenyum tipis, sangat tipis.
"Sepertinya begitu." jawabnya datar, menatap manik mata Lindsey lembut.
"Kau bisa bercerita padaku, jangan memendamnya sendiri nanti kau bisa sakit." Mungkin kalimat itu sangat tepat jika dikatakan padanya sendiri. Dan ia sadar akan itu. Lindsey tersenyum masam. Bagaimana bisa ia berkata seperti itu pada orang lain jika ia sendirilah yang paling butuh kata-kata motivasi seperti itu.
Lucas menatap Lindsey intens membuat wanita itu salah tingkah karena malu. "Aku akan bercerita kalau aku sudah siap." ucapnya. Mungkin sebenarnya dan sejujurnya ia sedang menyindir istrinya yang selalu terlihat kuat seperti hercules itu.
"Wah Lucas sudah datang." suara seseorang menginterupsi mereka berdua.
Tidak perlu menoleh karena mereka berdua -Lucas dan Lindsey- sudah tahu siapa yang bersuara dan menginterupsi mereka.
'Pengganggu' batin Lucas.
"Apa aku boleh ikut makan? sepertinya enak." Liliana duduk dan bersikap masa bodo pada pasangan suami istri yang sedang menatapnya datar itu.
'Munafik' batin Lindsey.
"Kak, bisa kau ambilkan piring makanan untukku?" pinta Liliana dengan raut wajah anteng dan santainya.
Lindsey menatap Liliana sebelum berdiri dan mencoba mengambil piring. Tapi tangan Lucas sudah menggenggam tangannya terlebih dahulu dan tidak membiarkan Lindsey beranjak.
"Bukankah kau punya kaki yang masih berfungsi Liliana?" Lucas menatap Liliana datar. Sedangkan yang ditatap saat ini juga sedang menatapnya dengan penuh minat dan senyum sok cantik.
"Ayolah Lucas, aku malas mengambilnya sendiri." Liliana kembali merengek manja di hadapan Lucas, membuat lelaki itu ingin muntah melihat wajah Liliana yang menurutnya memuakkan.
Tidak sampai di situ, Liliana juga dengan berani menyentuh punggung tangan Lucas yang lebar dan besar.
"Aku merindukanmu." ucap Liliana pelan dengan raut wajah yang benar-benar membuat Lucas ingin muntah.
"Terima kasih, tadi siang kau sangat hebat. Aku masih bisa merasakan sisa-sisanya sampai saat ini." kalimat ambigu dan vulgar itu sukses membuat Lindsey langsung menarik tangannya dari cengkraman tangan Lucas.
Lindsey berjalan ke dapur dan mengambil sebuah piring, kemudian memberikannya pada Liliana. "Kalian makanlah berdua, aku sudah selesai makan. Aku naik." pamitnya lalu meninggalkan Lucas dengan Liliana.
Lindsey bahkan menulikan telinganya saat Lucas memanggil namanya. Lucas hendak berlari menyusul Lindsey tapi tangannya sudah di genggam terlebih dahulu oleh Liliana.
"Sudah ku katakan kalau kau milikku Lucas. Selamanya." Liliana tesenyum manis menatap Lucas yang sudah memerah menahan amarah.
Namun wajah penuh amarah itu tidak bertahan lama karena sedetik kemudian senyum sinis yang sangat mengerikan sudah terpatri menggantikan amarah itu. Liliana melepaskan cengkraman tangannya pada tangan Lucas.
"Benarkah?" desis Lucas tajam.
Liliana merasakan atmosfer yang sangat menakutkan sekarang. Senyum tipis Lucas membuatnya merinding. Tapiapi ia mendongak dan menatap Lucas, memberanikan dirinya yang sebenarnya sudah mulai ketakutan.
"Aku sudah pernah mengatakannya sebelumnya bukan?" Liliana masih bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, tapi kenyataanya ia sudah ketakutan, tatapan Lucas sudah benar-benar menakutan.
"Aku tidak melakukan kekerasan pada perempuan sebelumnya, tapi sepertinya pengecualian untuk perempuan sepertimu." Lucas melangkah mendekati Liliana.
Secara reflek langkah kaki Lliliana mundur seiring dengan langkah kaki Lucas yang maju mendekatinya.
"Ini peringatan terakhir dariku Liliana, ini adalah hari terakhir aku melihatmu di kediamanku. Jika besok pagi aku masih melihatmu maka katakan selamat tinggal pada hidupmu." ucap Lucas kembali datar namun tatapan matanya yang tajam masih melekat pada mata perempuan gila itu.
"Dan apapun yang kau katakan pada Lindsey selama aku mandi tadi, aku yakinkan agar kau tidak mengulanginya lagi." Lucas meninggalkan Liliana yang sudah berdiri di tembok dengan keringat dingin mulai bercucuran.
Liliana menatap punggung Lucas datar dan senyum sinis tersungging di bibirnya yang seksi. "Baiklah, aku akan pergi besok, tapi aku akan kembali lagi untuk mengambilmu Lucas."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Indahindah15
wong edyan 😌😌😌
2021-07-02
0
Rhenii RA
Gak masuk di akal, si Liliana itu kan notabenenya cuma anak angkat (anak pungut) tapi kok bisa dia lebih sok berkuasa dibanding anak kandung? Lucasnya juga karakternya kurang tegas gitu😁
2021-05-28
0
Hasni Jaya Almahdaly
jadi perempuan terlalu muraa lebi mahal ikan di pasar,tiada punya martabat dan pendirian, urat malu so putus mungkin, biar cantik kalau jadi pelakor, tetap akan jadi sampah, biar pake parum 1 ember tetap akan Bauu di mata orang ataupun sang pemilik HIDUP,😠😠😠😠😠
2021-02-04
1