Chapter 16

Sedari awal sebenarnya mungkin Lindsey bisa menjaga hatinya agar tidak terjatuh terlalu dalam. Tapi Lucas terlalu mudah dicintai, terlebih akhir-akhir ini sikap lelaki itu berbeda padanya. Lebih perhatian.

Tidak pernah terpikirkan oleh Lindsey kalau ia akan jatuh cinta secepat ini pada Lucas. Pernikahannya bisa dibilang masih seumur jagung, tapi ia sudah mencintai Lucas sangat dalam.

Lebih ajaibnya lagi, Ia bahkan baru bertemu dengan Lucas tepat di hari pernikahannya.

Lindsey menyadari kalau ia terjerat dalam pesona Lucas terlalu dalam. Meski mereka bersama belum lama.

Hal itu terbukti saat Liliana benar-benar berhasil membuatnya cemburu. Pernyataan adiknya tadi sore membuatnya cemburu namun juga bingung.

Ia cemburu karena Liliana mengatakan dengan jelas kalau Lucas adalah miliknya, tapi yang membuatnya bingung adalah Liliana yang sangat mengenal Lucas. Tapi Lucas hanya bersikap bodo amat.

Sebenarnya ada apa dengan kedua orang itu? Apa ada sesuatu yang pernah terjadi di antara mereka? Seperti mereka berdua pernah bersama, mungkin.

Tapi jika dilihat lagi, hanya Liliana yang menginginkan Lucas. Lelaki itu tidak.

Suara langkah kaki yang tegas bergerak pada sebuah ruangan. Tak lama kemudian suara pintu yang terbuka dan ditutup dengan keras terdengar.

Seseorang yang berada di dalam ruangan itu tersenyum manis, menyambut kedatangan orang yang baru saja menutup pintu kamarnya dengan keras dan terkesan kasar.

“Kau merindukanku Lucas sayang?” goda perempuan itu dengan nada manja.

“Apa tujuanmu datang ke kediamanku?” tanya Lucas datar tidak mengindahkan pertanyaan yang diajukan Liliana.

“C’mon Lucas, aku hanya tidak ingin jauh darimu.” ucapnya manja.

“Aku kakak iparmu Liliana, sadarlah.” Lagi-lagi suara Lucas terdengar datar.

“Aku tidak pernah ingat merestui mu dengan wanita itu.” desis Liliana tak suka.

“Wanita yang kau sebut itu adalah istriku dan dia kakakmu!” Lucas menekankan kata istri dan kakak pada kalimatnya, membuat Liliana memutar bola matanya malas kemudian mendengus kesal.

“Wanita itu bukan kakakku, dan dia juga akan segera menjadi mantan istrimu karena aku akan menggantikannya.” ucap Liliana kesal lalu tersenyum di akhir kalimatnya.

Lucas menatap Liliana dengan raut wajah malas. Perempuan yang berada di hadapannya ini memang benar-benar tidak waras.

“Mungkin Lindsey memang bukan kakakmu, tapi dia tidak akan pernah menjadi mantan istriku."

Sejauh ini Lucas memang belum berpikir untuk menceraikan Lindsey. Jangankan berpikir untuk cerai, kepikiran kata itu saja tidak sama sekali.

Lucas masih menikmati hari-harinya bersama Lindsey, jadi ia belum berniat untuk menceraikan istrinya itu.

Liliana menatap Lucas tajam. Ia benar-benar tidak suka mendengar kalimat Lucas barusan. Ia memicingkan matanya dan menatap Lucas lebih intens.

“Apa kau mencintainya?” tanya Liliana tajam.

Lucas menatap Liliana datar. Lagi-lagi pertanyaan ini.

“Bukan urusanmu.” Lucas berbalik meninggalkan Liliana.

Tapi Liliana tidak terima. Ia berdiri lalu berlari kearah Lucas, memeluk tubuh lelaki itu dari belakang dengan erat.

“Katakan kalau kau tidak mencintainya Lucas.” pinta Liliana serak.

“Menjauh dariku, Liliana.” Lucas menghentikan langkahnya namun mencoba melepas tangan Liliana yang memeluknya.

Bukannya mengendur, pelukan Liliana malah semakin erat. Lucas mendesah pelan namun bercampur kesal. Ia tidak suka dipeluk seperti ini, apalagi oleh perempuan gila seperti Liliana.

Tapi ia tidak mungkin berbuat kasar pada perempuan. Walau sebenarnya ia ingin melakukannya pada beberapa perempuan. Terutama perempuan-perempuan gila seperti Liliana dan perempuan ular itu.

“Lepaskan tanganmu Liliana.” lagi-lagi Lucas meminta dengan datar, tapi tidak ada tanda-tanda kalau Liliana akan segera melepaskan pelukannya. Lucas bahkan merasakan kalau Liliana menggeleng di punggungnya.

“Katakan kalau kau tidak mencintainya Lucas.”

“Sudah ku katakan itu bukan urusanmu.”

“Tapi aku mencintaimu Lucas!”

“Sayangnya aku tidak mencintaimu.”

“Kau milikku Lucas!”

“Kau bukan siapa-siapa.”

“Lu-”

“Lepaskan tanganmu atau aku akan berbuat kasar padamu!” Lucas tidak lagi berniat mendengar kalimat Liliana. Ia sudah muak.

“Ku mohon.” pinta Liliana sedih.

“Damn Liliana, lepaskan tanganmu dariku!” Lucas sudah tidak tahan, perempuan ini benar-benar gila dan keras kepala, tidak seperti istrinya yang penurut.

Ah, ia merindukan Lindsey.

Padahal ia dan Lindsey baru saja berpisah bahkan belum satu jam. Setelah perempuan gila yang ada di belakangnya ini mengucapkan kalimat laknat itu lalu pergi. Lucas menangkap raut wajah terkejut dan sedih di wajah Lindsey.

Lucas tidak menyukai itu. Ia akhirnya memutuskan untuk menyusul Liliana, tapi sebelumnya ia sudah pamit sebentar pada Lindsey.

Tapi wanita itu hanya diam dan menatapnya kosong. Sudah berapa kali Lucas mengatakan kalau ia tidak suka melihat pandangan Lindsey yang kosong? Wanita itu terlihat menyedihkan di matanya dan ia benci itu.

Perlahan Lucas merasakan pelukan Liliana yang melonggar. Mungkin perempuan itu sedikit ketakutan karena bentakannya barusan. Tapi Lucas tidak peduli, sungguh.

Setelah merasa pelukan itu cukup longgar Lucas langsung menjauh dari Liliana, dan menatap perempuan itu yang sudah berkaca-kaca.

“Aku tahu kau yang sesungguhnya Lucas. Aku pernah melihatmu bergumul dengan jalang.” Liliana tidak ingin kalah.

“Memang kenapa kalau aku bergumul dengan jalang? Apa masalahnya untukmu?”

“Dunia tahu kalau kau adalah seorang gay, tapi aku tahu kalau kau bukan gay. Jadilah milikku Lucas, lagipula kita pernah melakukannya. Kau tidak ingin Lindsey mengetahui kalau ternyata suaminya pernah bercinta dengan adik iparnya bukan?”

“Hanya karena kau tahu kebenaran kalau aku bukan seorang gay, bukan berarti aku mau menjadi milikmu. Aku tidak mau bersama dengan perempuan sepertimu, aku tahu tentangmu Liliana. Seharusnya kau bersyukur karena diasuh oleh keluarga istriku, tapi ternyata kau malah tidak tahu terima kasih.” Lucas berbalik dan membuka pintu, namun sebelum ia benar-benar keluar dari kamar Liliana ia berbalik dan berkata lagi.

“Satu hal lagi, kita tidak pernah melakukannya.” lanjutnya dan menutup pintu kamar Liliana dengan kasar.

Lucas benar-benar merasa kesal. Hanya karena pernah memergokinya sedang melakukan seks dengan jalang, perempuan gila itu langsung berpikir itu adalah sebuah aib untuknya.

Tentu saja tidak. Tidak akan ada yang percaya kalau ia adalah lelaki yang normal selama ia tidak menginginkannya. Tidak ada yang bisa menyentuh Lucas. Tidak ada.

Semua ada dalam kendali Lucas. Semuanya.

Tidak akan ada yang bisa menyentuh bahkan mengusiknya jika tanpa seijin darinya. Semua berita tentangnya berada di bawah kendalinya. Memang bukan secara eksplisit, tapi tetap saja ia yang mengendalikan semua.

Jika ia ingin dunia mengetahui kalau ia adalah seorang gay maka ia hanya tinggal menyuruhnya. Ia memang bukan gay, tapi ia ingin diketahui dunia sebagai seorang gay maka lihatlah sekarang, seluruh dunia tahu kalau ia adalah seorang gay.

Begitu juga sebaliknya, jika seandainya ia ingin dunia mengenalnya sebagai lelaki normal maka ia hanya tinggal menyuruhnya. Selanjutnya dunia akan tahu kalau ia adalah lelaki normal.

Ia yang mengatur. Semuanya ada di bawah kendalinya.

Lucas membuka pintu kamarnya dengan pelan, ia berdiri di pintu sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan untuk mencari satu sosok yang dirindukannya.

Tidak ada siapapun.

Sontak saja Lucas langsung buru-buru masuk ke dalam kamar dan mengecek setiap ruangan yang ada di kamar itu.

Ia mengetuk kamar mandi sebelum membukanya dan masuk ke dalam. Mengecek apakah Lindsey ada di dalam, tapi nihil.

Lucas mulai panik, ia menuju walk in closet dan mengeceknya di sana, tapi istrinya itu juga tidak ada di sana.

Ia memutuskan keluar kamar dan mencarinya ke beberapa ruangan yang ada di mansionnya tapi ia tidak menemukan Lindsey di ruang manapun.

Kemana istri seksinya itu? Lucas mendesah frustasi.

Damn! Mansion ini memang terlalu besar. Ingatkan Lucas untuk membeli mansion yang lebih kecil agar ia bisa menemukan Lindsey dengan mudah.

Saat hendak kembali mencari kemana Lindsey pergi, ia bertemu dengan seorang maid di lorong sedang berjalan lalu menunduk kepadanya dengan sopan.

“Kau melihat istriku?” tanya Lucas tidak sabaran. Baru kali ini lelaki itu terlihat panik, biasanya se-genting apapun sebuah keadaan, Lucas akan tetap tenang dan datar.

Tapi kali berbeda.

“Nyonya berada di dapur sir.” jawab maid itu. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Lucas langsung berjalan ke arah dapur.

Lucas berdiri menatap Lekat pada wanita yang saat ini sedang meniup spatula kemudian mencicipi sedikit air yang ada di spatula itu. Wanita itu kembali memasukkan sedikit bumbu lalu mengaduknya sebentar.

Melihat wanitanya kembali ingin mencicipi air yang ada di spatula , kaki Lucas melangkah  menghampiri wanita itu dan memeluknya dari belakang dengan erat, membuat wanita itu memekik kaget. Tapi Lucas tidak peduli.

“God, I miss you so bad!”

"Eh?!"

Terpopuler

Comments

Indahindah15

Indahindah15

jd liliana yg bukan anak kandung? gitu aja sombong banget

2021-07-02

0

Noor Dech

Noor Dech

aku harap semua akan baik" saja..
dan semoga kedepannya hal manis benar" d rasakan oleh lendsey

2020-11-11

1

Nenni Muh Amin

Nenni Muh Amin

kok ad ya prempuan g tahu malu kyak gitu

2020-09-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!