Chapter 9

Lindsey terpaku ditempatnya berdiri. Kedua manusia sejenis itu sama sekali tidak berniat untuk mengurai pelukannya.

Sadar menunggu hanya sia-sia, dengan langkah hati-hati karena takut mengganggu, Lindsey bergerak mundur dan menutup pintu ruangan Lucas dengan pelan.

Ia memang bertemu mata dengan lelaki yang ada dipelukan Lucas barusan, tapi lelaki itu hanya tersenyum melihatnya, seakan menunjukkan kalau Lucas memang tidak ditakdirkan untuk Lindsey.

Lindsey kembali pada wanita yang ada di depan ruangan Lucas. Sepertinya wanita ini sekretaris atau asisten Lucas.

"Bisa kau berikan ini pada Lucas, sepertinya ia sedang sibuk." Lindsey memberikan dokumen milik Lucas tersebut pada wanita itu.

Wanita itu menatap Lindsey bingung. "Tapi Nyonya, tadi tuan me-"

"Berikan saja padanya, aku sedang buru-buru sekarang." Lindsey memotong kalimat wanita itu dengan tersenyum paksa dan sedikit memohon.

Wanita itu akhirnya mengangguk.

"Ngomong-ngomong siapa namamu?" tanya Lindsey lalu menatap pin nama wanita itu tapi ternyata tidak ada. "Kita banyak berbicara dari tadi tapi aku tidak tahu namamu." lanjutnya dengan tersenyum.

"Nama saya Hana, Nyonya." ucap Hana membalas senyuman Lindsey.

"Baiklah Hana, aku titip berkas ini pada suamiku." Lindsey kembali tersenyum sebelum kemudian berbalik meninggalkan Hana masih dengan wajah bingungnya.

Sepeninggal Lindsey, Hana langsung mengambil berkas itu dan mengantarnya ke ruangan Lucas. Ia mengetuk pintu ruangan lalu membukanya dan mendapati Lucas sedang berbicara dengan Jonathan.

"Permisi sir." ucap Hana.

Lucas menoleh dan mengangguk memberi isyarat agar Hana masuk. Hana menyerahkan berkas yang ada di tangannya pada Lucas.

"Ini berkas titipan dari Nyonya pada anda sir." ucap Hana.

Lucas mengangkat sebelah alisnya, "dimana istriku?"

"Tadi saya sudah mempersilahkan Nyonya untuk memberikannya langsung pada Anda sir, tapi beberapa saat kemudian Nyonya kembali mendatangi saya dan menitipkan berkas ini pada anda. Nyonya mengatakan kalau Anda sedang sibuk dan Nyonya juga sedang buru-buru." Jelas Hana.

Lucas menerima berkas itu dari tangan Hana, namun keningnya mengernyit tidak mengerti. Kapan Lindsey menemuinya? Memangnya kapan ia sibuk? Dan Lindsey sedang terburu-buru, memangnya istrinya itu mau kemana?

Lucas memberi isyarat pada Hana untuk meninggalkan ruangannya. Hana mengerti lalu meninggalkan kedua orang yang ada di ruangan itu.

"Sepertinya kau dalam masalah besar brother." ucap Jonatan lalu terkekeh kecil.

Lucas mengangkat sebelah alisnya menatap Jonathan bingung. "Apa maksudmu?"

"Sebenarnya tadi kakak ipar sudah datang, tapi ia mendapati kita sedang berpelukan." Jonathan berselonjor santai menaikkan kedua kakinya ke atas meja.

"Kenapa kau tidak bilang?" Lucas menatap Jonathan antara kesal dan bingung.

"Aku sebenarnya hanya ingin menggodanya, tapi ia langsung pergi dengan menutup pintu ruangan mu dengan sangat pelan." Jonathan terkekeh geli mengingat tingkah Lindsey sebelumnya.

"Aku sangat yakin kalau sekarang kakak ipar yakin kalau kau seorang gay." Jonathan kembali terkekeh. "Seperti yang kau inginkan pada orang-orang di luar sana." lanjutnya lagi.

Lucas menghela napas lalu mengambil ponselnya, mencari kontak Lindsey mencoba menghubungi istrinya itu tapi tidak bisa.

Lucas kembali menatap Jonathan, "seharusnya tadi kau mengatakan kalau Lindsey sudah datang." Lucas menghela napasnya lagi. "Aku menyuruhnya datang karena ingin mengenalkan mu padanya, tapi kau malah membiarkannya pergi."

"Sudah kukatakan, aku hanya ingin menggodanya." ucap Jonathan geli.

"Sudahlah, mungkin sekarang dia sudah di perjalanan pulang. Aku akan meminta Patrick untuk mengantarnya kembali."

Beberapa kali Lucas berusaha menghubungi Lindsey, tapi istrinya itu benar-benar mengabaikannya. Fix! Lindsey benar-benar salah paham.

"Apa ia tidak mengangkat panggilan mu?" tanya Jonathan penasaran.

"Sepertinya ia memang salah paham." Lucas menghela napas rendah.

Ia kemudian menghubungi Patrick, tidak lama menunggu Patrick langsung mengangkat panggilannya.

"Ada apa Sir?"

"Antarkan Lindsey kembali ke kantor."

"Nyonya Lindsey?"

"Iya, antarkan ia kembali ke kantor."

"Tapi saat ini saya masih di loby kantor sir, menunggu nyonya."

"Bagaimana mungkin kau masih di kantor sedangkan dia sudah turun dari tadi!"

"Tapi saya memang masih menunggu Nyonya sir, Anda kan tidak memperbolehkan siapapun untuk mengantar jemput Nyonya kecuali saya." ucap Patrick malas dan Lucas menyadari itu.

"Kalau begitu cari dia sekarang!"

Lucas langsung mematikan ponselnya lalu kembali lagi mencoba untuk menghubungi Lindsey.

Gezz kemana istri seksi-nya itu? Ia mendekati interkom dan menekannya untuk terhubung pada Hana, menyuruh wanita itu masuk.

tak berapa lama, Hana sudah mengetuk ruangannya. "Ya, sir?"

"Apa istriku mengatakan kemana ia pergi?"

"Tidak sir, nyonya hanya mengatakan kalau ia sedang buru-buru."

Lucas lagi-lagi menghela napas rendah. Lindsey tidak memiliki siapa-siapa di sini. Wanita itu bahkan baru pertama kali ke New York karena orang tuanya memang tidak pernah membiarkannya keluar negeri, sekalipun untuk bekerja.

"Apa ada lagi yang ingin anda tanyakan sir?" tanya Hana.

Lucas menatap Hana ingin kembali bertanya, tapi mengingat Hana juga baru bertemu dengan Lindsey hari ini, tidak mungkin wanita itu bisa menjawab pertanyaannya.

Ia menggeleng lemah, "tidak ada, kau bisa kembali bekerja."

"Kau terlihat kebingungan brother!" Jonathan menatapnya geli.

"Lindsey ternyata belum pulang."

"Benarkah? Jadi dimana dia sekarang?"

"Aku tidak tahu, Patrick juga belum bertemu dengannya padahal ia sudah menunggu di lobby."

Jonathan memicingkan matanya menatap wajah Lucas dengan intens. "Apa kau mengkhawatirkannya?" tanyanya.

"Tentu saja bodoh, dia istriku kalau kau lupa!" Lucas mendengus kesal.

Jonathan terdiam selama beberapa saat sambil menatap Lucas yang kembali sibuk dengan ponselnya.

"Apa kau mencintainya?" tanya Jonathan rendah, membuat Lucas dengan cepat menatap Jonathan bingung.

"Apa maksudmu?"

"Maksudku sudah sangat jelas. Apa kau mencintai kakak ipar, maksudku istrimu atau lebih tepatnya Lindsey?"

Lucas terdiam cukup lama. Cinta? Apa ia mencintai Lindsey?

Lucas menatap Jonathan yang saat ini sudah tersenyum geli sambil menatapnya penuh harap. Detik itu juga Lucas sadar kalau sepupu brengseknya ini sedang menggodanya.

"Tentu saja tidak! Kau bodoh atau apa? Dia istriku, jelas saja aku mengkhawatirkannya. Lagipula dia tanggung jawabku." Balas Lucas santai tidak terpancing sama sekali.

"Kau tidak mencintainya?"

"Tidak."

"Lalu kenapa kau peduli?"

"Karena aku kasihan padanya, dia diasingkan di keluarganya sendiri."

"Omong kosong! Seluruh dunia juga tahu kalau keluarga mereka harmonis. Ternyata selain kau tampan, kau juga bodoh dan tidak up to date, brother."

"Itu yang terlihat di media bodoh, tapi kenyataannya bukan seperti itu. Aku sudah melihatnya sendiri, aku tinggal bersama keluarganya selama di London kalau kau tidak ingat. Dan aku suaminya kalau-kalau kau lupa lagi."

Raut wajah yang ditunjukkan oleh Jonathan cukup mengganggu Lucas. sepupunya itu terlihat bingung, namun sedikit terkejut.

"Kenapa ekspresi mu seperti itu?"

Jonathan menatap Lucas dalam, "jadi kau menikahinya hanya karena kasihan?"

"Kurasa tadi aku sudah mengatakannya." Lucas menatap Jonathan datar.

Cukup lama Jonathan terdiam. Ia terlihat seperti sedang menimbang-nimbang sesuatu. Tak lama kemudian ia akhirnya bersuara.

"Brother, kau tidak lupa kalau kekasihku seorang wartawan bukan?"

Sontak saja pertanyaan Jonathan barusan membuat Lucas langsung menatap sepupunya itu tajam.

"Apa kau merekam pembicaraan kita?!" desisnya tajam membuat Jonathan salah tingkah.

"Jangan pernah mempublikasikan rekaman bodoh itu atau akan ku hancurkan perusahaan tempat kekasihmu bekerja sampai rata dengan tanah!"

Jonathan terkekeh geli mendengar ancaman Lucas barusan. Ia mengambil bolpoin yang sedari tadi tersangkut di kantong kemejanya lalu mengopernya pada Lucas.

"Tidak akan, simpan saja rekaman bodoh-mu itu sendiri."

Terpopuler

Comments

Indahindah15

Indahindah15

lucas otw bucin

2021-07-02

0

Ge

Ge

Novel2 favoritqu udh pda tamat, bnyk yg udh ku love krna menarik sinopsisnya, bgtu baca smpe bab 5 d tnggalin deh😀 dan seneng bngt dpt judul ini

2021-01-01

0

Noor Dech

Noor Dech

lanjut

2020-11-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!