Jonathan menatap Lindsey dengan senyuman nakal, membuat Lucas langsung memutar bola matanya jengah. Ia tidak suka melihat sepupunya menatap istrinya penuh minat.
“Berhenti menatap istriku Jonathan!” Lucas menatap Jonathan tajam.
Tapi bukannya berhenti, senyum Jonathan malah semakin mengembang dan membuat Lucas semakin geram.
“Berhenti menatap istriku atau akan ku buat Evelyn menjauhimu!" ancam Lucas.
Senyum Jonathan pudar begitu mendengar ancaman Lucas. Ia mendengus dan menatap Lucas tajam.
Kelakukan Lucas dan lelaki yang dipanggil Jonathan itu yang seperti tengah berkelahi, membuat Lindsey bingung. Ia menatap mereka secara bergantian.
“Jangan membawa-bawa Evelyn brother.” Jonathan menatap Lucas tajam. Sudahkah Jonathan katakan kalau ia tidak bisa bercanda jika menyangkut Evelyn?
“Kenapa kau selalu sensi jika berhubungan dengan Evelyn bro?” kekeh Lucas.
Hati Lindsey berdesir kala melihat dan mendengar Lucas terkekeh. Ah, ia baru ingat jika suaminya ini selalu menatapnya dengan poker face, jadi ketika melihat Lucas terkekeh untuk pertama kalinya seperti ini, membuat hatinya menghangat.
Lindsey juga baru sadar jika sedari tadi tangan kanan Lucas memeluk pinggangnya posesif.
Merasakan tangan hangat Lucas melingkar di pinggangnya, Lindsey tersenyum tipis. Ia lalu mengalihkan tatapannya ke arah Jonathan ketika mendengar nada kesal yang dikeluarkan oleh lelaki itu.
“Aku tidak suka kalau kau selalu membawa-bawa Evelyn!” tukasnya kesal.
“Kalau kau tidak suka, maka berhentilah menatap istriku penuh minat begitu!” kali ini Lucas yang kesal.
Kalimat Lucas barusan membuat pipi Lindsey merona sedangkan lelaki bernama Jonathan itu tiba-tiba tersenyum jahil.
“Sayang, apa kau akan meninggalkan ku?” tanya Jonathan manja pada Lucas tiba-tiba.
Sontak saja kalimat yang keluar dari mulut Jonathan itu membuat Lucas panik dan langsung menatap Lindsey. Dan ia mendapati kalau saat ini Lindsey tengah menatapnya juga. Bukan tatapan kecewa, namun tatapan bingung sekaligus polos. Ugh! Sangat menggemaskan.
Jonathan melangkah mendekati Lucas dan merangkul pundaknya membuat Lucas sangat risih. Namun hal itu berhasil membuat Lindsey bergerak menjauh beberapa langkah dengan raut wajah yang berubah pias bercampur sedih.
“Sayang.” rengek Jonathan manja. Lucas memejamkan matanya, ia sangat mengerti maksud Jonathan melakukan hal ini.
“Jonathan singkirkan tanganmu dari tubuhku!” sentak Lucas kesal, menyingkirkan tangan Jonathan dari pundaknya membuat lelaki itu tertawa.
Namun seakan tidak menyerah, Jonathan kembali mendekati Lucas dengan tatapan menjijikkannya. Tapi, sebelum lelaki itu kembali mendekat, Lucas sudah lebih dulu berucap.
“Sekali lagi kau menyentuhku maka ku jamin Evelyn akan benar-benar menjauhimu!” ucap Lucas kesal.
Mereka berdua tiba-tiba terdiam karena merasa ada yang ganjil. Dengan serempak, mereka menoleh pada Lindsey yang tengah menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.
“Lindsey.” panggil Lucas datar membuat Lindsey yang masih menatap mereka langsung tersadar dan gugup.
“Eh, i-iya. Ma-maaf, a-aku a-akan pergi.” ucap Lindsey gugup, segera berbalik hendak meninggalkan mereka berdua.
Sayangnya belum lima langkah Lindsey berjalan, kedua lengan Lucas sudah lebih dulu melingkar posesif di perut Lindsey dengan kokoh, membuat langkahnya terhenti dan tubuhnya menegang.
“Mau kemana, hmm?” tanya Lucas dengan kepala yang saat ini sudah berada di pundak Lindsey.
“Ah, em... aku.. aku mau turun, Lucas.”
“Kenapa?”
“Em, eh... aku... aku ti-tidak ingin me-mengganggumu de..dengan Jonathan.”
“Kau tidak mengganggu.”
Lucas semakin mengeratkan pelukannya pada perut Lindsey membuat jantung Lindsey kalang kabut karena tidak tahu harus berdetak berapa kali dalam sedetik. Tidak hanya sampai disitu, Lucas juga membenamkan kepalanya di ceruk leher Lindsey, mengecup leher wanita-nya dengan lembut dan hangat.
Sentuhan bibir Lucas pada lehernya membuat sekujur tubuh Lindsey meremang. Tubuhnya seperti tersengat aliran listrik. Ia tiba-tiba merasa panas dan gerah secara bersamaan.
“Bisakah kalian tidak melakukan hal seperi itu di hadapanku?” Jonathan mendengus kesal melihat Lucas yang sepertinya mulai tergila-gila pada istri seksi-nya. Tapi tidak mau mengakuinya.
Lagi-lagi nada kesal Jonathan membuat Lucas menggeram kesal. Jika sepupunya itu merasa terganggu, kenapa tidak pergi saja sih? Kenapa harus menggangunya? Tolonglah, ia masih merindukan istri seksinya ini!
“Kenapa kau tidak pergi saja kalau merasa terganggu?!” Lucas menarik kepalanya dari kelembutan kulit leher Lindsey dengan malas.
“Seriously, Lucas?” Jonathan menatap Lucas tidak percaya. “Kurasa kau lupa tujuanmu menyuruh istri seksimu itu datang kemari.” ucapnya kesal sendiri tapi akhirnya Jonathan terkekeh kecil.
Lindsey menatap Lucas dan Jonathan bergantian. Mendengar kata-kata Jonathan barusan, membuat dadanya terasa sesak. Jadi alasan Lucas memintanya datang bukan karena berkas yang ketinggalan di mansion tapi karena lelaki bernama Jonathan ini?
Apa Lucas ingin mengatakan padanya kalau Jonathan adalah kekasihnya? Ya Tuhan padahal ia datang ke taman ini karena ingin meninggalkan mereka berdua sekaligus menenangkan pikirannya, tapi mereka malah menemuinya kemari untuk mengatakannya langsung.
Tidak, ia masih belum siap mendengarnya.
Lindsey tersenyum kecut. “Eum.. Lucas.” panggi Lindsey berusaha menghilangkan rasa kecewa dan sesal yang saat ini sedang bergelung di hatinya.
Lucas yang tadinya menatap Jonathan, mengalihkan pandangannya dan menatap mata Lindsey karena istri seksinya ini yang baru saja memanggil namanya.
Mendapati mata biru Lucas yang tengah menatapnya dengan dalam, jantung Lindsey seakan hendak meledak. Kenapa jantungnya bisa seperti ini padahal ia tahu kalau Lucas tidak mungkin mencintainya.
Suaminya mencintai Jonathan.
“Aku mau pulang.” Lindsey menatap wajah Lucas dengan melas.
“Tapi aku mau memberitahukan sesuatu padamu.” Lucas menatap Lindsey lembut seakan tidak ingin membiarkan istri seksinya itu pulang.
“Aku tahu, tapi aku tetap mau pulang.” ucap Lindsey sambil menundukkan kepalanya tidak ingin menatap wajah Lucas yang akan membuatnya tidak jadi pulang.
Lagi-lagi merasa diabaikan, kedua manusia itu sepertinya sangat mudah terlarut kedalam pesona masing-masing berhasil membuat Jonathan kesal.
Dengan langkah tegap sekaligus dengusan kesal, Jonathan meninggalkan kedua pasangan suami istri yang sedang berbicara entah tentang apa itu dengan jengah. Ia tidak tahu dan tidak mau tahu apa yang mereka bicarakan, intinya ia merasa terasingkan.
“Aku pulang!” dengus Jonathan kesal sambil berjalan meninggalkan Lucas dan Lindsey yang masih berbicara.
Lucas mengalihkan pandangannya pada Jonathan dan begitu juga oleh Lindsey.
“Kau belum mengatakannya pada Lindsey!” ucap Lucas kesal.
Langkah kaki Jonathan terhenti, ia membalikkan badannya menatap Lucas dan Lindsey bersamaan dengan raut wajah yang semakin kesal.
“Kau bisa mengatakannya sendiri pada istri seksi-mu itu!” ucapnya kemudian berjalan lagi dan meninggalkan mereka berdua.
Wajah Lindsey merona mendengar kalimat Jonathan tersebut, terlebih pada kata ‘istri seksi’. Apa benar ia seksi? Tanpa sadar senyum Lindsey mengembang memikirkan kalau ia memang seksi. Apakah tabloid dan majalah-majalah itu benar?
Tapi senyum itu tidak bertahan lama karena selanjutnya ia kembali teringat kalau Jonathan adalah kekasih Lucas. Mungkin ia memang seksi, tapi tetap saja Lucas hanya mencintai Jonathan.
“Ada apa?” tanya Lucas melihat raut wajah masam istrinya yang entah kenapa terlihat sangat menggemaskan untuknya.
“Eh tidak, aku..aku hanya ingin pulang.”
Lucas mendesah pelan, ternyata istrinya ini tidak murni penurut seperti yang ia pikirkan. Masih ada sifat keras kepala. Bahkan mungkin sangat keras kepala.
“Kenapa kau ingin pulang?”
“Eh.. eum.. aku... aku tidak ingin mengganggumu bekerja.” alasan yang bagus pikir Lindsey.
Tadi tidak ingin menggangu ia dan Jonathan, sekarang tidak ingin mengganggunya bekerja. Lucas mendesah pelan, “kau tidak menggangguku.” ucapnya lembut.
“Eh!” Lindsey menatap Lucas yang tengah menatapnya saat ini. Tatapan Lucas memang lembut, tapi raut wajahnya juga tetap datar.
Lucas melihat jam tangannya, menarik Lindsey pergi dari taman tengah gedung itu. Tidak ada penolakan dari Lindsey membuat Lucas tersenyum tipis, istri seksinya ini memang penurut. Tapi tetap keras kepala.
“Kita mau kemana?” tanya Lindsey begitu mereka sudah masuk ke dalam lift khusus petinggi.
Lucas tidak menjawab pertanyaan Lindsey tapi terus menggenggam tangan istri seksinya itu. Setelah sampai di lantai dasar, Lucas melepaskan genggaman tangan Lindsey.
Rasa kehilangan sedikit menyentuh Lindsey karena Lucas melepaskan tangannya, tapi itu tidak bertahan lama karena detik selanjutnya lelaki itu sudah memeluk pinggangnya posesif.
“Kita akan makan siang, aku lapar.” ucap Lucas sambil tersenyum tipis menatap Lindsey.
Sejenak dunia Lindsey teralihkan pada senyum Lucas, dan tanpa sadar ia juga ikut tersenyum menatap Lucas yg tersenyum.
Sayangnya senyum Lindsey barusan berhasil membuat Lucas kalap. Kali ini dunianya yang terhenti. Berhenti pada senyum Lindsey barusan.
Oh istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Liiee
kenapa mereka saling mengagumi dalam diam..
padahal udah sama2 sah.. gemes banget😆
2021-10-02
0
Indahindah15
uwuuuu bangeeettt lucas. lucas sengaja bikin lindsay salah paham krn lucas pengen tau perasaan lindsay 😂😂😂😂
2021-07-02
0
Ummu Istiqomah
tidak ada typo, ceritanya mudah di pahami juga serasa kita melihat langsung yg di ceritakan author,
2021-06-07
0