Chapter 13

Lucas memasuki mansionnya dengan langkah cepat. Ia memutuskan pulang lebih cepat setelah mendengar kalau perempuan ular itu datang dan ingin menemui Lindsey.

Selain itu, Patrick juga mengatakan kalau ia harus menjelaskan semuanya pada Lindsey. Tapi apa yang harus ia jelaskan? Ia bahkan tidak tahu apa yang harus ia jelaskan, yang jelas ia dan perempuan itu sudah selesai.

Sudah hampir bertahun-tahun ia tidak lagi mendengar apapun tentang perempuan itu. Hingga saat ini tiba-tiba perempuan itu muncul lagi? Perempuan yang penuh ambisi dan agresif, seingat Lucas.

“Di mana istriku?” Lucas bertanya pada salah satu maid yang sedang membersihkan kamar mereka.

“Nyonya ada di taman belakang, sir.” maid itu menunduk sembari menjawab.

Mendengar itu, Lucas langsung berjalan menuju taman belakang. Tapi langkahnya harus terhenti terlebih dahulu karena Patrick memanggilnya.

“Sir! ” panggil Patrick.

Dengan kesal Lucas berbalik, “what?!”

“Anda harus menjelaskan semuanya pada nyonya, sir. Beliau sangat kesal sejak kedatangan perempuan itu.”

“Kesal?” Lucas mengangkat sebelah alisnya, “kenapa?” tanyanya.

“Mungkin anda bisa bertanya sendiri, sir.”

Itu bukan jawaban yang ingin didengar oleh Lucas. Patrick menyuruhnya untuk bertanya sendiri. Sebenarnya kenapa tidak dia pecat saja Patrick?  Lelaki ini begitu menyebalkan, dia berani memerintah tuannya?!

“Silahkan temui nyonya, sir.” ucap Patrick sekali lagi tanpa merasa bersalah sama sekali.

“Patrick.”

“Yes, sir?”

“Aku ingin memecatmu.”

“Tentu saja itu tidak mungkin, sir.”

“Kenapa?”

“Karena hanya saya yang betah pekerja pada orang se-datar Anda, sir.”

“Tapi aku ingin memecatmu.”

“Lebih baik Anda temui Nyonya sekarang, beliau sedang kesal.”

Geezzz, lagi-lagi Patrick menyuruhnya. Tapi apa tadi katanya, ia datar? Apa Patrick tidak sadar kalau ia lebih datar dari dirinya? Bahkan bukan hanya datar, Patrick bahkan dingin pada semua orang.

Lucas menghela napasnya, daripada ia memikirkan Patrick, lebih baik ia mengikuti saran lelaki itu untuk menemu istrinya yang katanya sedang kesal. Ia tidak ingin melihat Lindsey kesal. Terakhir kali istri seksinya itu kesal, ia meminta cerai.

Oh tentu saja Lucas tidak akan menceraikan Lindsey. Selain karena wanita itu cantik dan seksi, ia juga tidak ingin menceraikan Lindsey karena masih merasa kasihan padanya.

Sudah cukup saat di pesawat dulu Lindsey meminta cerai. Ia tidak ingin lagi merasakan perasaan seperti kilat menyambar tubuhnya karena mendengar permintaan cerai dari Lindsey.

Tidak lagi, cukup saat itu saja.

Lucas melihat Lindsey berdiri di antara bunga-bunga yang berada di taman belakang mansion nya. Entah kenapa juga dulu ia membiarkan Patrick membuat taman di belakang mansion nya.

Wanita itu tidak melakukan apapun. Hanya berdiri di tengah taman dengan pandangan kosong. Sudahkah Lucas mengatakan kalau ia sangat tidak suka melihat Lindsey yang seperti itu?

Berpikir sendirian, seakan beban yang tidak terlihat itu menjadi sangat jelas saat ia sedang sendirian. Lucas bukannya tidak melihat beban yang Lindsey tanggung, tapi istrinya itu memang l sangat bisa menutupi segala hal bersifat pribadi.

Ia menunggu Lindsey terbuka padanya.

Lucas mendekati Lindsey dan memeluk tubuh istrinya itu dari belakang. Ia bisa merasakan tubuh Lindsey menegang sejenak. Mungkin karena terkejut akan pelukannya yang tiba-tiba.

“Apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Lucas pelan, lalu menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Lindsey dan mengecup kulit leher itu lembut.

Sudahkah Lucas juga mengatakan kalau kulit istrinya ini begitu lembut?

Seandainya ia bisa memakan Lindsey, sudah pasti ia memakan Lindsey sejak pertama kali ia menyentuh Lindsey di malam itu.

Ah, ia juga baru ingat kalau ia dan Lindsey belum melakukan ritual malam pertama mereka. Dan ia benar-benar sudah ingin melakukannya sekarang dengan istri seksinya ini.

Lucas terus menciumi leher Lindsey dengan lembut. Tidak tahukah lelaki ini kalau sedari tadi wajah Lindsey sudah memerah dan badannya panas menerima ciuman lembut suaminya ini.

“Lu-Lucas...” Lindsey menggigit bibirnya menahan gejolak asing yang tiba-tiba muncul pada tubuhnya.

“Hmm?” Lucas hanya bergumam dan tidak sedikitpun melepaskan bibirnya dari leher Lindsey.

“Ke-kenapa kau pu-pulang cepat?” tanya Lindsey gugup, suaranya berubah sedikit serak tapi masih bisa dikendalikannya.

“Pekerjaanku selesai lebih cepat.” ucap Lucas kemudian kembali lagi menenggelamkan kepalanya, kali ini tangan kirinya sudah menangkup seluruh rambut Lindsey dan mengangkatnya.

Jelas saja Lindsey terkesiap karena ulah Lucas menggenggam rambutnya. Wanita itu semakin dalam menggigit bibirnya saat merasakan bibir Lucas sudah mengelilingi leher belakangnya.

“Mm, Lu-Lucas?”

“Kenapa sayang?”

“Si-siapa pe-perempuan itu?” ya Tuhan, Lindsey sudah tidak tahan.

Kenapa dengan suami gay-nya ini? Bibir panas Lucas masih terus menciumi keliling leher belakang Lindsey dengan lembut.

Genggaman Lucas pada rambutnya memang sedikit kasar, tapi karena bibir panas lelaki itu masih menciumi lehernya lembut, jadi terasa sangat nikmat. Tapi, Lindsey masih belum mendengar jawaban dari Lucas atas pertanyaannya barusan.

“Lucas.”

“Bukan siapa-siapa.” ucap Lucas datar kemudian menggigit kecil leher Lindsey membuatnya semakin keenakan karena bibir suaminya itu.

Saat ini Lucas seakan memahami cara membuat perempuan keenakan seperti ini. Maksudnya seperti sekarang, Lindsey menikmati permainan bibir panas Lucas yang menciumi lehernya.

Bukankah lelaki ini gay? Tapi kenapa saat ini ia merasa kalau Lucas adalah lelaki mesum?

Belum sempat Lindsey berpikir lebih jauh, bibir Lucas sudah berhenti mencium lehernya. Lelaki itu juga sudah menurunkan rambutnya. Sejenak Lindsey merasa kecewa karena Lucas berhenti menciumnya.

Namun perasaan kecewa itu langsung teralihkan dengan perasaan kaget karena detik selanjutnya Lucas sudah membalikkan badannya menghadap pada lelaki itu. Dan Lindsey semakin kaget saat merasakan bibir Lucas sudah menempel di bibirnya dengan lembut.

Lindsey masih terkejut dengan Lucas yang mencium bibirnya. Ia bisa melihat mata Lucas yang terpejam. Kedua tangan lelaki itu sudah memegang kedua lengannya. Bibir Lucas tidak bergerak hanya tertempel.

Ya hanya tertempel tidak bergerak saling melumat seperti film yang pernah ia tonton. Lindsey tidak tahu harus bagaimana dan melakukan apa. Jadi ia hanya diam, bahkan tidak bisa untuk memejamkan matanya.

Sedetik kemudian Lucas membuka matanya dan menatap ke dalam mata Lindsey. Mereka bertatapan dengan bibir yang masih tertempel.

Melihat Lucas yang tiba-tiba membuka mata, Lindsey kaget bukan kepayang nanun tidak tahu harus berbuat apa. Ia menatap mata Lucas yang tengah menatapnya datar namun ada tatapan yang menurut Lindsey saat ini menggoda.

Jantung Lindsey sudah tidak karuan lagi sekarang apalagi tatapan Lucas yang seakan ingin memakannya hidup-hidup.

Lucas masih terus menatapnya.

Sudah tidak kuat lagi menatap mata Lucas, Lindsey akhirnya memejamkan matanya cepat. Sudah cukup tatapan Lucas padanya ia tidak sanggup lagi.

Melihat Lindsey yang memejamkan matanya, Lucas tersenyum tipis disela-sela bibir mereka yang tertempel. Merasa kalau Lindsey tidak menolak bibirnya, Lucas kemudian memejamkan matanya dan mulai menggerakkan bibirnya.

Ia melumat bibir Lindsey dengan lembut. Kedua tangan Lucas yang tadinya berada di lengan Lindsey sudah beralih ke punggung wanita itu dan mengelusnya dengan lembut, membuat Lindsey secara tidak sadar sudah mengalungkan kedua lengannya pada leher Lucas.

Sungguh yang saat ini Lucas rasakan adalah surga. Mencium Lindsey saat sadar seperti ini ternyata lebih indah dari bayangannya, bahkan rasanya jauh lebih nikmat dibandingkan saat ia hampir memperkosa istrinya itu tengah malam, dulu.

Baru saja Lucas ingin memporak-porandakan bibir Lindsey, tapi suara dari belakangnya benar-benar mengganggu.

“Tuan dan nyonya mungkin bisa melanjutkan aktivitas kalian di kamar.”

Lindsey langsung melepaskan bibirnya dan mendorong dada Lucas. Dengan sangat berat hati Lucas melepaskan bibir Lindsey. Ia bahkan belum merasakan kelembutan lidah istrinya itu, dan Patrick sudah menggangunya.

Kedua lengan Lucas masih memeluk Lindsey dengan lembut. Lucas menatap Lindsey yang sudah menunduk dengan wajahnya yang memerah. Dan itu terlihat sangat menggemaskan bagi  Lucas.

“Ekhem, sir.”

“Apa Patrick?”

“Silahkan lanjutkan kegiatan kalian di kamar.”

Lagi-lagi, Patrick menyuruhnya. Apa sebenarnya salahnya sehingga memiliki tangan kanan seperti Patrick. Lucas mendesah pelan.

“Pergilah, Patrick.”

“Kegiatan kalian membuat para maid tidak konsentrasi bekerja.”

Kenapa sih Patrick selalu tidak puas jika tidak membalasnya terlebih dahulu? Tidakkah ia tahu kalau Lucas sudah benar-benar kesal padanya? Tapi ia tetap tidak akan bisa memecat lelaki ini.

“Ayo kita masuk.” ajak Lucas pada istrinya, tapi wanita itu hanya diam dan tetap menunduk dan tentu saja masih dengan wajahnya yang memerah.

Lucas terkekeh kecil melihat tingkah Lindsey yang menurutnya sangat menggemaskan.

“Hei,” panggil Lucas tapi Lindsey hanya menunduk.

Gemas akan tingkah Lindsey, Lucas langsung menunduk dan menggendong Lindsey ala bridal style. Membuat Lindsey terpekik dengan wajah semakin memerah.

Lucas tertawa melihat Lindsey yang saat ini sudah menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Lucas.

Sedangkan Patrick? ia hanya menggelengkan kepalanya melihat kedua majikannya yang seperti anak ABG labil yang baru merasakan cinta.

Terpopuler

Comments

Liiee

Liiee

apa yg datang liliana ya..

2021-10-02

0

Indahindah15

Indahindah15

lucas otw bucin wkwwk

2021-07-02

0

mentari pagi

mentari pagi

asisten nggak ada akhlak....

2021-06-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!