Chapter 6

Beberapa jam sudah berlalu sejak pesawat pribadi milik Lucas, lepas landas meninggalkan kota London.

Lucas memandangi Lindsey yang tengah fokus pada ponsel barunya. Entah apa yang dilakukan istrinya itu pada ponsel barunya, yang jelas saat ini Lindsey terlihat cukup serius. Memang tadi saat di perjalanan, Lucas berhenti sebentar dan membelikan Lindsey ponsel yang sama persis seperti miliknya, hanya berbeda di warnanya saja.

Ia tidak membutuhkan waktu lama saat membeli ponsel itu. Ia datang, memilihkannya sendiri dan langsung membayarnya. Yang membuatnya cukup lama hanya pada aktivasi sistem software nya saja.

Senyuman tipis tampak di wajah Lucas. Istrinya itu terlihat senang dengan ponsel barunya. Hal itu membuat Lucas tersenyum tipis, apalagi melihat wanita yang duduk dihadapannya ini sedang fokus tanpa memperhatikan yang ada disekitarnya. Sedikit menggemaskan, ekhem!

Jika Lindsey hanya fokus pada ponselnya, maka Lucas hanya fokus pada istrinya itu dan tidak peduli sekelilingnya. Ia masih terus mengamati istrinya dalam diam. Sambil sesekali matanya yang nakal memandangi leher Lindsey yang tertutup oleh baju bergaya turtle neck. Dan ia kembali mengingat kejadian malam itu, Lucas meneguk ludahnya saat kembali mengingat keindahan tubuh istrinya. Akan sangat menyenangkan jika ia bisa melihat tubuh istrinya itu penuh tanda darinya.

Sedetik kemudian Lucas berdehem karena sadar telah memikirkan hal yang iya-iya pada tubuh istrinya sendiri dan deheman barusan membuat Lindsey mendongak lalu menatapnya bingung.

“Kenapa?”

Damn! Suara lembut istrinya benar-benar menenangkan jiwa. Bagaimana jika seandainya suara itu mendesah dibawahnya? Lucas merutuki dirinya dan melihat Lindsey tengah menatapnya. Bagaimana bisa ia memikirkan hal seperti itu di depan istrinya sendiri? Lucas menjadi sangat gugup. Shit!

“Ah, tidak apa-apa.” ucap Lucas sedatar mungkin dan berhasil. Lindsey kembali memainkan ponselnya dan sesekali istrinya itu terlihat mengerutkan keningnya. Menggemaskan!

“Lindsey.” panggil Lucas pelan.

Lindsey mendongak menatap Lucas, “Iya?”

“Kenapa kau memakai baju seperti itu? Apa kau tidak kepanasan?” tanya Lucas. Tapi jauh didalam dirinya ia kembali merutuki dirinya karena pertanyaannya barusan. Kenapa juga ia harus bertanya? Dasar bodoh!

Kening Lucas mengkerut  melihat Lindsey kebingungan menjawab pertanyaannya. Sepertinya istrinya ini tidak tahu harus menjawab bagaimana, tapi bodohnya lagi kenapa ia menunggu jawaban Lindsey padahal ia sudah tahu jawabannya. Dasar bodoh! Rutuknya dalam hati.

Lindsey menunduk, “saat aku bangun tadi pagi....” ia kembali terdiam tidak tahu cara menjelaskannya pada Lucas.

Ia sendiri juga syok, ketika tadi pagi ia mencuci wajahnya di wastafel setelah bangun tidur. Lindsey melihat leher dan dadanya yang penuh dengan tanda kemerahan yang ia tidak tahu berasal darimana. Padahal selama ini tidak pernah terjadi apa-apa padanya selama ia tidur.

“Leherku penuh dengan bercak keunguan, dan aku tidak tahu kenapa.” ucap Lindsey pelan. Apa mungkin ia terkena alergi karena bersentuhan atau memakan sesuatu? Tapi seingat Lindsey, ia tidak memiliki alergi.

“Bercak keunguan?” tanya Lucas, ia nyaris saja tertawa tapi sekuat tenaga ia menahannya. Akan terasa aneh jika tiba-tiba ia tertawa dengan alasan yang tidak jelas.

Lindsey menyentuh lehernya dengan pelan. “Iya, sebelumnya aku tidak pernah terkena bercak keunguan seperti ini.”

Mendengar pernyataan istrinya, Lucas terdiam cukup lama sebelum kemudian ia bertanya, “apa kau tidak pernah berpacaran sebelumnya?”

Seperti terkaget, Lindsey langsung menatap Lucas, “pacaran?” tanyanya kaget yang angguki oleh Lucas.

Lindsey terdiam sebentar lalu menggelengkan kepalanya pelan.

Kali ini gantian Lucas yang terkejut. Ia tidak menyangkan kalau wanita se-seksi Lindsey tidak pernah pacaran, sedangkan ia yakin kalau diluar sana banyak lelaki yang menginginkan istrinya. Bahkan mungkin menjadikan tubuh istrinya sebagai bahan imajinasi untuk memuaskan diri!

Wajah cantik, tubuh seksi, aset istrinya itu montok di tempat yang tepat. Ugh! Sekarang Lucas sadar kalau ia baru saja membayangkan tubuh istrinya dan menginginkannya. Istrinya itu belum pernah pacaran itu artinya kalau istrinya masih.... perawan?

Membayangkan kalau ia yang akan jadi pria pertama dan terakhir untuk Lindsey membuatnya tiba-tiba merasa sangat senang. Ia merasa seperti memenangkan jackpot terhebat dan terbaik sepanjang masa.

Bukankah itu berarti, semua yang ada pada tubuh istrinya ini alami tanpa sentuhan-sentuhan tambahan dari kaum adam?

Ya Tuhan Lucas benar-benar seorang bajingan yang sangat beruntung.

“A-apa kau masih p-perawan?” tanya Lucas serak dan gugup.

Lindsey menatap Lucas syok. Ia terdiam dan  tidak menjawab pertanyaan Lucas. Hal itu malah membuat Lucas semakin penasaran. Tapi Lindsey hanya diam dan tidak ada tanda-tanda akan menjawab pertanyaannya.

“Lindsey?” panggil Lucas, “Apa kau masih perawan?” tanya Lucas lagi, ia benar-benar ingin mengetahui tentang yang satu ini dari istrinya yang seksi ini.

Lindsey masih diam lalu tiba-tiba menunduk, kemudian ia menggeleng pelan.

Melihat gelengan kepala Lindsey entah kenapa ia merasa seperti baru saja di hantam oleh batu yang sangat besar.

“K-kau sudah tidak perawan?” tanya Lucas dengan suara tercekat sekaligus tidak percaya.

“Tapi bukankah kau bilang kau tidak pernah pacaran?” tanyanya lagi tidak terima.

“Aku tidak tahu,” ucap Lindsey pelan.

“Ti-tidak tahu?” tanya Lucas bingung dan diangguki oleh Lindsey. Melihat itu, Lucas merasa seperti orang tolol sekarang.

Sebenarnya ia tidak mengerti maksud Lindsey. Apa maksudnya dengan tidak tahu? Ia sendiri sebenarnya tidak berharap kalau Lindsey masih perawan, tidak perawan sekalipun ia akan tetap menginginkan wanita ini karena ia sendiri juga sadar kalau ia bukanlah seorang yang suci.

Bahkan hampir setiap malam wanita-wanita yang ia bawa ke ranjangnya selalu berbeda-beda. Jadi itu bukalah suatu masalah. Hanya saja yang membuatnya bingung adalah siapa yang menyentuh Lindsey? Sedangkan Istrinya itu baru saja mengaku kalau ia tidak pernah pacaran.

Apa jangan-jangan Lindsey adalah korban pemerkosaan? Memikirkan itu malah membuat Lucas menjadi emosi. Sebajing-bajingannya dirinya, ia tidak pernah memperkosa wanita. Ia selalu melakukannya karena mau sama mau.

Lucas memejamkan matanya menahan emosi, rahangnya mengeras. Siapapun yang pernah memperkosa Lindsey tidak akan ia biarkan hidup.

Tidak ada lagi yang memulai pembicaraan. Mereka masih menyelami pikiran masing-masing. Hingga pramugari datang dan mengingatkan mereka untuk memakai sabuk pengaman karena mereka akan segera take off.

Lucas menatap Lindsey yang saat ini hanya memandang ke arah jendela, pandangan wanita itu kembali kosong. Lucas menghela napas pelan, sepertinya tadi ia salah bertanya. Ia sebenarnya sedikit tidak suka melihat Lindsey dengan pandangan kosong seperti itu.

“Lindsey.” panggil Lucas.

“Hmm?” gumam Lindsey ia bahkan tidak menoleh sama sekali.

Lucas kembali terdiam. Mengajak Lindsey berbicara saat ini bukanlah waktu yang tepat. Istrinya itu sedang dalam mood yang tidak bagus.

Karena tidak ada yang ingin dan bisa ia lakukan, Lucas akhirnya memejamkan matanya mencoba menikmati saat-saat take off seperti ini. Saat dimana jantungnya akan berdetak lebih cepat karena merasa tidak tenang.

Ia tidak pernah suka saat landing maupun take off di pesawat. Entah apa yang membuatnya tidak suka yang jelas, saat-saat seperti itu selalu berhasil membuatnya tidak tenang.

“Lucas,”

Lucas membuka matanya mendengar suara lembut Lindsey yang memanggil namanya. Tapi ia melihat Lindsey masih memandang ke arah jendela dengan tatapan kosongnya.

Entah kenapa saat ini ia benar-benar tidak suka melihat tatapan Lindsey yang seperti itu. Ia merasa kalau ia sedang melihat Lindsey yang sebenarnya. Dimana tidak ada senyum lagi dan seolah-olah keceriaan yang selama ini ia lihat hanyalah topeng. Ia sangat tidak suka itu!

Walau ia tahu itu memang topeng. Ah ia benci mengakui kalau saat ini ia sangat tidak suka jika melihat Lindsey seperti ini.

“Apa kau kecewa?” tanya Lindsey datar. Tidak ada senyum tidak ada binar kebahagiaan di wajah istrinya itu saat ini. Hanya wajah datar dengan tatapan kosong.

Lucas berpikir sejenak, kecewa? Memangnya apa yang membuatnya kecewa? Kenapa juga ia harus kecewa?

“Kalau kau kecewa, kau bisa menceraikanku,” ucap Lindsey masih dengan raut wajah datarnya.

Boom!

Lucas tidak berbica sama sekali. Ia terdiam menatap Lindsey yang juga terdiam masih melihat ke arah jendela.

Lucas melihat Lindsey bersandar sembari masih terus menatap jendela dengan tatapan kosong. Saat roda pesawat sudah menyentuh tanah, Lindsey memejamkan matanya sejenak menikmati goncangan kecil ketika roda pesawat menyentuh bumi.

Bersamaan dengan itu Lucas menegaskan sesuatu yang membuat Lindsey langsung membuka mata dan menatap Lucas.

Tatapan kosong yang sebelumnya menghiasi wajah Lindsey berubah menjadi tatapan terkejut begitu mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya itu.

“Tidak akan pernah!” ucap Lucas penuh ketegasan.

Terpopuler

Comments

Ummu Istiqomah

Ummu Istiqomah

suka dengan gaya penulisan author, ceritanya menarik dan tidak terburu buru, jelas dan serasa kita memahami watak pemeran nya,

2021-06-06

0

Kadek Pinkponk

Kadek Pinkponk

aku degdegaaaan 😯😯

2021-05-29

0

Kustri

Kustri

bikin penasaran

2021-03-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!