Hari ini adalah hari terakhir bagi Yafet untuk berada di Istanbul. Besok dia akan menuju bandara untuk melakukan penerbangannya ke New York. Pria itu berdiri di balkon atas kamarnya, hanya memakai piyama tidur berwarna hitam. Kedua tangannya memegang pagar pembatas balkon. Sepasang matanya yang gelap menatap langit malam yang bertaburan bintang-bintang dan sinar bulat bulan purnama. Jauh di lubuk hati dan pikiran nya terngiang kata-kata Hazal yang hanya menganggap dirinya sebagai saudara laki-laki nya saja.
Apa di dalam hati mu, aku hanyalah seorang kakak bagi mu? Apakah di hati mu hanya ada nama Ozcan seorang? Atau nama yang lain? Kenapa kau tidak menolak pelukanku sewaktu kita di pantai ? Kenapa kau sangat menikmati kebersamaan kita, Hazal ? Jika kau hanya menganggap aku sebagai saudara, aku tidak ingin menjadi saudara mu, Hazal....
Dalam keheningan malam yang dingin itu, nampak seorang gadis muda memakai piyama tidurnya yang berwarna merah sedang berada di balkon lain di sebelah kamar Yafet. Kedua balkon ini bersebelahan dan hanya berbatasan dengan dinding sekitar satu meter panjangnya. Masing-masing balkon memiliki dua daun pintu yang terbuat dari kayu dan kaca yang merupakan akses untuk masuk ke dalam kamar.
Sepasang mata bulat yang berwarna coklat memandang bintang-bintang yang nampak dekat tapi jauh dari genggaman tangan nya. Gadis itu adalah Hazal. Dibalik sepasang mata coklat nya yang indah, gadis itu sedang memikirkan bahwa besok dia akan berpisah dengan kakak angkatnya itu.
Andai kau tau apa yang aku rasakan....aku tidak tau apa nama perasaan ini. Tapi yang aku tau, hatiku sangat ingin bersamamu. Hatiku sangat tenang ketika kau memelukku, ketika kau menghapus air mataku, ketika jemari tangan mu menyentuh wajah ku. Meskipun kau selalu membuatku marah, tapi aku menyukai senyuman dan perhatian mu. Perasaan yang seharusnya tidak boleh terjadi di antara saudara angkat.
Ketika dua orang insan ini sudah berbagi cerita kesedihan dengan hati mereka sendiri. Pandangan mereka saling bertemu, ketika langkah kaki mereka akan menuju ke kamar. Suara mereka saling menyapa.
"Hazal"
"Yafet"
"Apakah kau tidak bisa tidur? Masuklah ke kamarmu, udara di luar sangat dingin."
"Tak apa...aku hanya ingin memandangi bintang-bintang di langit dan melihat cahaya bulan yang cantik."
Yafet masuk ke kamarnya dan mencari jaket di lemarinya. Diambilnya jaket yang berwarna coklat tua, di bawanya ke kamar Hazal. Dikenakan nya jaket itu ke tubuh Hazal. Jaket itu kelihatan terlalu besar untuk tubuh seukuran Hazal. "Tak apa ukuran nya kebesaran, tapi ini akan menghangatkan mu." ucap Yafet sambil tersenyum dengan kedua tangan nya memegang lengan Hazal.
"Kau juga pasti kedinginan, aku akan mengambil sesuatu untuk mu." ujar Hazal. Kemudian dia melangkahkan kaki nya menuju kamarnya. Diambilnya syal buatan tangan nya sendiri, berwarna biru gelap, syal yang bertuliskan nama Yafet di bagian pinggirnya. Dililit kan nya syal itu ke leher Yafet.
Yafet melihat ada tulisan nama nya di syal itu. Dia memegang tangan Hazal. "Apa ini kau yang membuatnya ?"
Hazal menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Aku membuat ini tahun lalu, aku tak berpikir untuk memberikan nya pada mu, karena waktu itu kita...."
Hazal tak melanjutkan perkataannya, tiba-tiba Yafet memeluknya dengan erat. Hazal membalas pelukan Yafet. "Aku sangat menyukai pemberian mu, Hazal. Aku sangat menyukai nya." bisik Yafet ke telinga Hazal.
"Benarkah ?"
"Ya...aku sangat menyukai syal ini. Boleh ku bawa syal ini ke New York ?"
"Bawalah...agar syal ini selalu mengingatkan mu pada ku."
Kedua tangan Yafet memegang wajah mungil Hazal. Dia mendekatkan wajah nya ke wajah Hazal dan berkata "Aku akan selalu mengingat mu, mengukir wajahmu di dalam pikiran ku, mengukir senyuman mu di dalam mata ku, dan mengukir nama mu di dalam hati ku."
Hazal tersenyum manis mendengar perkataan Yafet. Melihat senyuman Hazal, Yafet tak kuasa menahan perasaan nya. "Kau sangat cantik, Hazal." Detik itu juga bibir mereka saling bersentuhan. Yafet mencium bibir merah Hazal. Mencium nya dengan lembut, penuh perasaan. Hazal juga membalas ciuman Yafet, membuat ciuman itu semakin dalam. Mereka saling berbagi nafas dan berbagi udara di malam yang dingin ini. Mengekspresikan sebuah perasaan yang tidak bisa mereka ungkapkan sebelumnya, Yafet semakin memeluk erat tubuh Hazal, bibirnya semakin melumat habis bibir Hazal.
Hazal menutup matanya, terlintas wajah orang tua angkatnya dalam pikirannya. Air mata Hazal menetes dan mengenai hidung Yafet. Tiba-tiba tangan Hazal mendorong tubuh kakak angkatnya itu ke belakang. Kemudian Yafet melepaskan ciuman nya. "Maafkan aku." ucap Yafet sambil tangannya masih memeluk Hazal.
"Tidak....kau tak perlu minta maaf. Hanya saja...."
"Ada apa ? Hanya saja apa ? Apa di hatimu ada orang lain?"
"Bukan...bukan seperti itu?"
"Lalu....ada apa Hazal?"
Hazal melepaskan diri dari pelukan Yafet. Dia berjalan menuju pintu keluar kamar nya.
"Yafet, kembalilah ke kamar mu sekarang. Ini sudah larut malam. Besok pagi aku harus pergi ke sekolah dan kau harus ke bandara." ucap Hazal sambil membalikkan badan nya dan melangkah menuju pintu kamar nya.
"Aku tidak akan keluar, sebelum kau mengatakan yang sebenarnya pada ku."
"Sebaiknya kita lupakan soal ciuman tadi, lebih baik kita menjalin hubungan sebagai kakak dan adik saja."
"Aku tak percaya kau mengatakan hal seperti ini, Hazal. Aku tau kau punya perasaan kepada ku, aku merasakan setiap detak jantung mu yang berdetak kencang sewaktu kita berdekatan, kau membalas setiap pelukan ku, dan bahkan kau menikmati ciuman kita tadi. Apa yang aku rasakan itu salah?"
"Kumohon keluar dari kamar ku, Yafet."
"Baiklah....mungkin aku telah salah menilai mu, aku juga tidak perlu syal ini." Yafet melepaskan syal pemberian Hazal dan membuangnya ke lantai tepat di bawah kaki Hazal. Kemudian dia melangkah keluar dari kamar adik angkatnya itu.
Hazal menutup pintu kamarnya dan dia menangis di balik pintu kamarnya.
Maafkan aku, Yafet. Maaf. Perkataan mu memang benar. Aku memang punya perasaan pada mu. Mungkin aku telah jatuh cinta padamu. Tapi.....aku tidak bisa mencintai mu sebagai kekasih, Yafet. Hubungan itu terlarang untuk kita. Kau adalah kakak angkat ku. Bagaimana aku bisa menghadapi ayah dan ibu ? Ku mohon mengertilah, Yafet....
❤️ BERSAMBUNG ❤️
Terimakasih sudah mengikuti dan membaca tulisan novel pertama ku ini. Jangan lupa dukungan nya untuk kasih
🤗 Like
🤗 Rate
🤗 Komentar dan
🤗 Vote kalian
Dukungan kalian yang selalu bikin aku semangat untuk menyelesaikan novel ini. Terimakasih 🙏🤗🙏🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Erni Fitriana
thorrrr...kasoh tau hazal..lagak ngapah ngapah...mereka gal sedarah..mereka saudara angkat..bahkan mama mehra mau ngejodohin hazal sama fayet
2023-09-30
0
Andra Anindito
jejak dulu bacanya bentar malam
2020-02-26
3
greennakisyah
keren lanjut thor
2020-01-17
4