Cemburu Bagian Ke Dua

Sekitar lima menit Hazal menunggu Yafet di dalam mobil. Tapi kakak angkatnya itu belum juga selesai ber hahaha hihihi dengan teman-temannya. Tidak sabar menunggu lebih lama lagi, Hazal menyembunyikan klakson mobil.

Yafet dan kelima teman wanita Hazal sangat terkejut begitu mendengar bunyi klakson dari dalam mobil. Pria itu akhirnya menyudahi sesi foto dan tanya jawabnya. Kemudian dia berjalan dan masuk ke dalam mobil. Melihat wajah Hazal yang tampak bete, pria itu tertawa di dalam hatinya sambil tangannya menyalakan mesin mobil.

"Sudah bosan menunggu ku? Aku baru tau ternyata aku punya banyak penggemar di sini." ucap Yafet kepada Hazal.

"Mulai besok kau tidak perlu mengantar ku ke sekolah." ujar Hazal dengan menatap pria yang duduk di sampingnya.

"Aku akan tetap mengantarmu dan menjemput mu di sekolah. Aku tidak ingin Ozcan berbuat seperti itu lagi padamu." ucap Yafet sambil tangannya membelokkan setir kemudi.

"Kau ingin menjaga ku atau ingin menambah penggemar mu?" sindir Hazal.

Sindiran Hazal tidak di jawab oleh Yafet. Pria itu hanya menoleh sekilas pada Hazal dan tetap dengan senyum nakalnya. Tak lama kemudian Yafet melanjutkan pembicaraan nya.

"Kau tahu, dari kelima gadis itu yang paling cantik adalah Keyla. Tapi aku lebih suka senyumannya Nuran. Tapi dia tidak seseksi Elif, tidak setinggi Burcu dan tidak seputih Zeynep." kata Yafet yang menjelaskan tentang kelima gadis di sekolah Hazal.

Prookk....prookk...prookk.... Hazal menepuk kedua tangannya.

"Selamat untukmu Tuan Yafet, dalam waktu lima menit kau berhasil mengingat setiap wajah dan lekuk tubuh gadis-gadis itu." sindir Hazal tajam.

"Ya...aku bahkan mengingat nomer ponsel mereka." senyum Yafet dengan pandangan nya menghadap ke depan.

"Bagus Tuan James Bond !! Sekarang hentikan mobilnya !! teriak Hazal.

Yafet menghentikan mobilnya dan bertanya "Ada apa?" kepada Hazal.

"Turunkan aku di sini. Ambil ponsel mu dan hubungi gadis-gadis itu. Antar kan mereka pulang. Kau puas ?" ucap Hazal marah, dengan emosi dia keluar dari mobil dan menutup pintu mobil dengan keras.

Yafet terkejut mendengar perkataan Hazal. Kemudian menyusul gadis itu. Hazal masih terus berjalan tak tentu arah. Tampak di depan Hazal dari arah berlawanan, sebuah mobil melaju dengan kencang. Gadis itu tak menyadari dirinya sudah berada di persimpangan jalan. Yafet yang melihat hal itu, dengan cepat berlari, menangkap tubuh Hazal dalam pelukannya, beruntung mobil di depan tidak menabrak Hazal. Gadis itu sangat terkejut, ada mobil yang akan menabrak dirinya.

Hazal masih dalam dekapan pelukan Yafet. Kedua mata, hidung dan bibir mereka saling bertemu. Jantung Hazal berdetak dengan cepat. Aliran darah dalam tubuhnya mengalir dengan deras. Tubuhnya terasa panas. "Perasaan apa ini?" gumamnya dalam hati.

"Kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka?" tanya Yafet sambil melepaskan pelukannya dari tubuh Hazal.

"Aku baik-baik saja. Aku akan pulang naik taksi." jawab Hazal yang sedang menghentikan taksi yang lewat.

"Apa yang kau katakan. Masuk ke mobil dan pulang bersama ku." ucap Yafet dan menyuruh sopir taksi itu untuk pergi.

Tetapi Hazal menolak ajakan Yafet. Mereka berdua masih saja terus bertengkar di pinggir jalan. Akhirnya Yafet berkata, "Jika kau tak mau pulang bersama ku, baiklah aku akan tetap di sini dan aku akan terus mengikuti mu."

Hari sudah semakin panas. Terik matahari membakar ubun-ubun kepala. Sampai berapa lama kulit akan bertahan.

Akhirnya Hazal berjalan menuju ke mobil sport Yafet. Kedua anak Aksal ini melanjutkan perjalanan pulang dan menyimpan suara mereka ke dalam hati mereka masing-masing.