Membuka Memori Masa Lalu

Keesokan harinya, seluruh anggota keluarga Aksal berkumpul di meja makan yang berbentuk persegi panjang. Mereka sedang menikmati roti lapis daging dan salad sayur buatan juru masak di rumah itu. Hazal dan Yafet duduk bersebelahan. Sementara di depan mereka, ayah dan ibu mereka duduk berdampingan.

Terdengar suara Emir Aksal yang menegur putranya, "Mengapa kemarin kau tidak langsung menemui ayah dan ibu mu? Apa begini sopan santun mu kepada orang tua?"

Pria yang di ajak bicara itu hanya terdiam sambil mulutnya mengunyah makanannya.

"Sudahlah Emir, tak perlu di perdebatkan, yang penting dia sudah tiba di Istanbul dengan selamat." istrinya itu mencoba menenangkan suaminya.

"Jangan kau bela terus anakmu itu, selalu saja seperti ini." ungkap Emir kesal.

Hazal yang sejak tadi hanya memperhatikan perdebatan orang tua angkatnya, membuka suaranya. Dia menjelaskan bahwa kemarin malam dirinya langsung mengajak Yafet ke rumah sakit untuk menjenguk temannya. Jadi kakak angkatnya itu tidak sempat untuk bertemu dengan ayah dan ibu.

"Hmm...." gumam Emir ketika mendengar penjelasan dari putrinya. "Tapi...sejak kapan kalian saling akrab satu sama lain?" Tatapan mata Emir memandang kedua anak nya yang berbeda jenis itu secara bergantian.

Yafet yang dari tadi tak bersuara, mengetuk piring makannya dengan menggunakan garpu miliknya. Pemuda itu mengatakan kepada ayah dan ibu nya bahwa antara dirinya dan Hazal sudah tidak ada lagi permusuhan. Kini mereka berdua sudah berbaikan dan menjalin hubungan pertemanan.

Mendengar penjelasan dari putranya itu, tampak bahagia raut wajah sepasang suami istri senja ini. Mereka memeluk Hazal dan Yafet bersama-sama membentuk sebuah lingkaran. Pemandangan yang indah di pagi ini.

"Kalian anak-anak hebat ayah, ayah bangga dengan kalian." ungkap Emir sambil mengusap puncak kepala Yafet dan Hazal.

Suasana akrab dan kekeluargaan terjadi di dalam keluarga ini. Sudah belasan tahun mereka tidak berkumpul dalam satu ruangan dan melakukan aktivitas yang sama.

Terlintas dalam pikiran Emir, untuk bertanya kepada Hazal, "Siapa laki-laki bertopeng yang kamu kejar kemarin, sayang?"

"Dia Yafet, ayah. Dia yang menggantikan Ozcan sebagai pasangan dansa ku." jelas Hazal kepada ayah angkatnya. Laki-laki tua ini merasa tenang, tidak terjadi apa-apa dengan Hazal.

"Hazal, apa kau sangat menyukai hadiah dari kakak mu?" tanya Meral tersenyum kepada putri angkatnya itu. Meral tidak melihat kejadian Yafet mencium Hazal di atas panggung. Dalam pikiran wanita separuh baya ini, putranya telah membelikan suatu barang di New York.

"Ya...aku memberikan hadiah yang sangat indah. Yang tidak mungkin dia lupakan." seru Yafet tersenyum nakal dan melirik wajah Hazal.

Dalam hati nya Hazal berkata, "Apa yang kalian bicarakan. Hadiah dari Yafet? Oh tidak.... Apakah yang di maksud adalah ciuman nya semalam? Astaga ibu.... kau bertanya apakah aku menyukai ciuman putra mu itu? Apa yang harus aku katakan ini?"

Kemudian Hazal tersenyum dan berkata, "Ya....dia memberikan ku hadiah yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya." Kaki gadis itu menginjak kaki Yafet dengan keras. Pemuda itu meringis kesakitan. Melihat ekspresi wajah kakak angkatnya itu, Hazal tersenyum puas.

Acara makan pagi sudah selesai. Mereka melanjutkan aktivitas nya masing-masing. Emir berjalan menuju ruang kerjanya, Meral berjalan menuju dapur dan kedua anak muda ini naik ke lantai atas.

Hazal berjalan lebih dulu dan Yafet mengikutinya dari belakang. Sampai di kamar Hazal, Yafet mengejutkan nya di depan pintu kamar. "Apa kau menyukai ciuman ku semalam?" tanya Yafet dengan suara berbisik. "Ciuman kepalamu !!" teriak Hazal yang mendorong wajah Yafet ke belakang dengan tangan kanannya. Bruaaakkkk....!!! Hazal menutup pintu kamarnya itu dengan keras. Hampir saja Yafet mencium pintu kayu yang ada di depan nya.

****

Di ruang kerjanya, Emir Aksal sedang berbicara dengan pengacaranya yang bernama Alfred. Pengacaranya tersebut sedang membawa dokumen tentang kasus pembunuhan Erkan dan Ayla Danner.

Dari raut wajah mereka, ada pembicaraan yang sangat serius.

Hazal yang sedang berdiri di bawah tangga, melihat Pengacara Alfred masuk ke ruang kerja ayahnya. Sebenarnya Hazal tidak memperdulikan kedatangan pengacara tersebut, gadis itu menuruni tangga dan berjalan ke dapur untuk mengambil air minum. Ketika akan kembali ke kamarnya, Hazal tidak sengaja mendengar pembicaraan Emir dan pengacara Alfred dari balik pintu ruang kerja ayah angkatnya itu. "Sepertinya mereka menyebut kasus pembunuhan orang tua ku." kata Hazal berbicara dengan dirinya sendiri.

Hazal menempelkan telinganya di depan pintu. Mendengarkan nya dengan sangat hati-hati. Sampai dia tidak berani bergerak sedikit pun. Menguping pembicaraan orang lain adalah hal yang tidak pernah di lakukan oleh Hazal. Tetapi karena dia ingin tahu tentang kasus pembunuhan orang tuanya, akhirnya dia menguping pembicaraan kedua orang dewasa itu.

Terdengar pembicaraan antara Emir Aksal dan Alfred di dalam ruang kerja

"Dokumen apa yang kau bawa ini, Alfred?" tanya Emir sambil melemparkan amplop coklat yang berisi kertas-kertas penting itu ke hadapan Alfred.

"Ini adalah foto dan identitas tersangka pembunuhan itu." jawab Alfred.

Emir membuka amplop coklat yang ada di depannya. Dia mengeluarkan kertas putih yang ada di dalam amplop coklat tersebut. Diamati nya foto tersangka itu.

"Apa kau mengenal nya Tuan Emir?" tanya Alfred.

"Tidak....aku tidak mengenalnya. Aku baru pertama ini melihat wajahnya." kata Emir yang masih terus mengamati foto itu

"Alfred, apa kau yakin dia orangnya?" tanya Emir kepada pengacaranya itu.

"Ya, Tuan. Foto penjahat ini sesuai dengan keterangan putri Danner." ucap Alfred dengan kepastian.

"Dimana penjahat itu sekarang?" tanya Emir yang masih terus membaca tulisan yang ada di kertas dokumen tersebut.

"Saat ini dia sudah ada di kantor polisi Istanbul. Polisi sedang menginterogasi nya. Apakah Tuan ingin menemuinya?" tanya Alfred kepada kliennya itu.

Tanpa di sadari oleh Hazal, kakak angkatnya melihat dia sedang berdiri di depan pintu ruang kerja ayahnya. Yafet menghampiri adik angkatnya itu. "Hei...apa yang kau lakukan?" tanya Yafet sambil menepuk pundak Hazal.

"Psst.....kecilkan suaramu." jawab Hazal dengan menempelkan jari telunjuk nya di bibir nya.

"Kau sedang menguping pembicaraan ayah? Kau anak nakal ternyata, ingin tau urusan orang dewasa." kata Yafet dengan suara berbisik.

"Diam lah ! Aku tidak bisa mendengar dengan jelas. Mereka sedang membicarakan tentang kasus pembunuhan orang tua kandung ku." jelas Hazal sambil memukul pundak Yafet dengan pelan.

Prraaaang.......!! Suara vas bunga kesayangan Meral jatuh ke lantai.

"Yafet....apa yang kau lakukan? Kita akan ketahuan oleh ayah." ucap Hazal sangat terkejut dengan kedua biji matanya yang hampir keluar.

Kedua orang dewasa yang sedang terlibat pembicaraan yang serius di dalam ruangan, terkejut mendengar suara benda yang terjatuh.

Kemudian Emir berdiri dari kursi kerjanya dan berjalan menuju pintu. Ketika pria tua ini membuka pintu ruang kerja nya, dilihatnya kedua anak nya sedang berdiri di depan pintu.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Emir kepada kedua anak nya itu.

Hazal meminta maaf kepada ayah angkatnya itu, dia tidak bermaksud menguping pembicaraan mereka. Dia hanya penasaran begitu mendengar pembicaraan tentang kasus pembunuhan orang tua kandung nya. "Maafkan aku ayah." Hazal mengulangi lagi permintaan maafnya itu.

Setalah mendengar permintaan maaf dan penjelasan dari Hazal. Ayah angkatnya itu menyuruh mereka berdua untuk masuk ke ruang kerja nya. "Sudah waktunya Hazal terlibat dalam hal ini, bagaimanapun juga sewaktu di pemakaman aku sudah mengijinkan dia untuk membalas dendam kematian orang tuanya." kata Emir dalam hati.

Alfred yang melihat kedua anak muda itu masuk ke ruang kerja klien nya, menyapa mereka sambil berjabat tangan "Halo Yafet....halo Hazal. Kalian sudah besar sekarang."

"Halo Paman Alfred." balas Yafet dan Hazal.

Hazal juga minta maaf kepada pengacara Alfred. Seperti yang ia jelaskan pada ayah angkatnya tadi.

"Karena kau ada disini, bisakah kau membantu ku untuk mengenali wajah pelaku nya? Aku sudah membawa foto dan identitas nya. Tapi mungkin lebih baik jika kau melihat langsung penjahat itu. Bagaimana?" tanya Alfred kepada Hazal.

Hazal menyetujui permintaan pengacara ayah angkatnya itu. Kemudian mereka berempat berangkat menuju ke kantor polisi.

********

Di Ruang Kantor Polisi Istanbul

Saat ini Hazal sedang menatap wajah beberapa orang yang di curigai sebagi tersangka pembunuh orang tuanya. Di ruangan tersebut di batasi kaca yang tebal yang tidak tembus pandang. Di tempat Hazal berada, dia bisa melihat jelas wajah penjahat itu satu per satu. Tetapi di tempat penjahat itu, mereka tidak bisa melihat Hazal. Di ruangan Hazal berada, ada Yafet, Emir, Alfred dan dua orang petugas polisi.

Hazal berusaha mengingat kejadian yang memisahkan dia dengan orang tuanya. Di dalam ingatannya, samar-samar dia mendengar suara pembunuh itu yang berbicara pada ibunya. Tetapi wajah pembunuh itu tidak terlalu jelas. Hazal berusaha lebih keras lagi untuk menembus memori di pikirannya. "Auuww." Hazal merasa kepalanya sakit.

"Kau tak apa, Hazal ?" tanya Yafet dan Emir.

"Kepala ku..... kepala ku sakit ayah." kata Hazal sambil menutup mata dan memegang kepalanya dengan kedua tangannya.

"Jangan di paksa sayang, duduklah dulu di sini." kata Emir sambil menuntun Hazal untuk duduk di salah satu kursi di ruangan itu.

Setelah dirinya merasa baikan, Hazal mencoba lagi mengingat wajah penjahat itu, memori masa kecilnya mulai muncul secara acak. Bayangan orang-orang di masa kecilnya muncul secara acak seperti puzzle. "Auuww" teriak Hazal yang memegang kepalanya dengan rasa kesakitan. Melihat Hazal yang kesakitan, Yafet mendekati gadis itu. "Kau tak apa?"

Hazal melambaikan tangan nya, dia memberi isyarat bahwa tidak ada yang perlu di khawatirkan.

"Apa yang kau lihat, Hazal?" tanya Alfred.

"Aku hanya melihat bayangan orang-orang secara acak bermunculan, seperti puzzle. Tapi wajah mereka aku tidak dapat melihatnya" Hazal menjawab pertanyaan pengacara ayah angkatnya itu.

Alfred mengajak Hazal berdiri dan menuntun gadis itu kembali menghadap ke depan kaca. Pengacara itu meminta Hazal mengamati mereka satu persatu. Mulai dari orang yang memakai nomer dada satu sampai dengan orang yang memakai nomer dada tujuh. Di lihatnya mereka dengan seksama.

Tak berapa lama kemudian, pandangan Hazal tertuju kepada orang nomer tiga. Dia mencoba mengingat lagi. "Ayo Hazal, berpikirlah dengan keras, apa orang nomor tiga ini adalah pembunuh orang tua mu? Berusahalah Hazal." ujar Alfred dengan semangat.

Mendengar perkataan Alfred yang menggebu-gebu, Hazal memejamkan matanya dengan sangat kuat. Dia berusaha lagi membuka membuka memori lama nya yang sudah terkubur sejak lama. Bayangan kejadian kecelakaan dan pembunuhan itu mulai bermunculan secara acak, tidak berurutan. "Ayo Hazal, keluar kan ingatanmu !!" paksa Alfred.

Hazal menangis menahan sakit kepalanya. Kepalanya terus berputar-putar, dia sudah tidak tahan lagi. "Auuuww......" teriak Hazal. Kemudian gadis itu jatuh tergeletak di lantai, tak sadarkan diri.

"Hazal.......!!!" semua orang yang ada di ruangan itu terkejut ketika melihat Hazal terjatuh di lantai.

❤️ Bersambung ❤️

Terimakasih sudah membaca novel pertama ku ini yang berjudul "Dangeros Love"

Jangan lupa dukung Author ya 🙏 dengan memberikan

🤗 Like

🤗 Rate

🤗 Komentar

🤗 Vote

Semoga kalian suka dengan tulisa novel ku ini. Terimakasih 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

loveee karya mu oei

2023-09-30

0

Erni Fitriana

Erni Fitriana

banget...banget oei...romantis nya ada walau gak seronok tapi malah sweet jadinya..tegang nya ada...berharapnya juga besar hazal n yafet jatuh cinta akhirnya menikah n hidup berbahagia...dan harapan pembunuhan keluarga ini cepat terungkap

2023-09-30

0

LALA

LALA

aku masih ingat ciri" nya botak seperti upin
& mempunyai tanda lahir🤔🤔🤔kalo ga salah sih🤭🤭🤭🤭

2020-11-06

2

lihat semua
Episodes
1 PROLOG PERKENALAN PARA TOKOH
2 Tragedi Keluarga Danner
3 Aku Ingin Pulang
4 Boneka Beruang
5 KUCING DAN ANJING BERTEMU
6 Nama Baru, Keluarga Baru, dan Hidup Baru
7 Persiapan Pesta
8 Ijnkan Aku....
9 Pesta Topeng Hazal
10 Kembalinya Yafet
11 Ungkapan Perasaan Yang Terpendam
12 Membuka Memori Masa Lalu
13 Hasil CT scan
14 Metamorfosa Para Tokoh bagian 1
15 Cemburu Bagian Pertama
16 Cemburu Bagian Ke Dua
17 Saksi Bisu
18 Saudara Laki-laki
19 Hari Terakhir di Istanbul
20 Bukan Pertemuan Terakhir Kita
21 Syal Pengikat
22 Cewek Agresif
23 Suara Barito
24 Ungkapan Hati Ozcan
25 Mengumpulkan Potongan Puzzle
26 Hadiah Kelulusan
27 Graduation Istanbul - New York
28 Tinggal di New York
29 Aku Tahu Siapa Dirimu
30 Aku Mencintaimu
31 Janji Yafet
32 Menemukan Potongan Puzzle Baru
33 Sebuah Kartu
34 Masa Lalu dan Masa Depan
35 Bertemu
36 Tantangan Emir Aksal
37 Pencarian Di Mulai
38 Perjalanan Empat Sekawan - Ulah David
39 Perjalanan Empat Sekawan - Umpan Lee
40 Perjalanan Empat Sekawan - Lee dan Carina
41 Perjalanan Empat Sekawan - Hotel VIU MILAN
42 Perjalanan Empat Sekawan - Dua Pejantan
43 Perjalanan Empat Sekawan - Kotak Kayu
44 Perjalanan Empat Sekawan - Negosiasi Pertama
45 Perjalanan Empat Sekawan - Negosiasi Kedua
46 Perjalanan Empat Sekawan - Max Datang
47 Perjalanan Empat Sekawan - Melarikan Diri
48 Berita Tak Terduga
49 Memberi Laporan
50 Opera Sabun Hazal
51 Aku Ingin Menua Bersama mu
52 Pesta Lee dan Carina
53 Merasakan Hujan Bersama Dengan mu
54 Ted Baxter
55 Kembali ke Turki
56 Pencarian di Turki
57 Sebuah Anak Kunci
58 Kena Kau
59 Daftar Pencarian Orang
60 Lima Tahun Kemudian
61 Perang Bantal
62 Curahan Hati Meral
63 Salah Paham
64 Cinta Lama Datang Kembali
65 Pesta Ulang Tahun Perusahaan Aksal
66 Menunggu Waktu
67 Pelayan Palsu
68 Berita Memalukan
69 Takdir Mempertemukan Mereka
70 Tertangkapnya Ted Baxter
71 Di Ambang Kematian
72 Sketsa Seekor Burung
73 Pengkhianatan Alfred
74 Pengakuan Ted Baxter
75 Jadwal
76 Aku Siap
77 Hazal vs Ted
78 Di Malam Kejadian itu
79 Senyuman Licik Selina dan Alfred
80 Rencana busuk Alfred
81 Kejadian di Ruang Tahanan
82 Bom Waktu Sedang Menanti
83 Bahagia Sebelum Badai Menerpa
84 Badai Besar itu Datang
85 Di Rumah Sakit
86 Permintaan Emir Aksal
87 Berakhir di Januari
88 Wanita Bar-bar dan Pria Gila
89 Cincin Hazal dan Rencana Pernikahan
90 Pintu Lift
91 H-2 Menjelang Pernikahan
92 H-1 Menjelang Pernikahan
93 HarI H (Bagian Satu)
94 Hari H (Bagian Dua)
95 Hadiah Pernikahan Yafet - Penangkapan Emir Aksal
96 Emir Aksal Di Bebaskan
97 Akhir Hidup Pengacara Alfred
98 Flashback... Pesan Terakhir Alfred
99 Jawaban Teka-teki Bagian Satu
100 Jawaban Teka-teki Bagian Kedua
101 Waterside Mansion Danner
102 Surat Erkan Danner
103 Rencana Hazal
104 Surat Lamaran Hazal
105 Selamat Datang Wanita Bar-bar
106 Babak Baru Dimulai
107 Arti Diam mu
108 Secangkir Kopi dan Tiga Keping Biskuit
109 Sekali Tepuk Dua Lalat Mati
110 Terjebak
111 Malaikat Penolong
112 Hujan Badai... Membuat Kau dan Aku...
113 Cerita Masa Kecil
114 Kericuhan Di Pagi Hari
115 Cincin dan Harapanku
116 Sabotase Lift
117 Bidak Papan Catur Hazal Dimulai
118 Kau Terlahir Sebagai Seorang Tuan Putri
119 Rival Terberat mu
120 Menjadi Kekasih Kenan Fallay
121 Biji Kacang Pertama
122 Ambil Hasil Panenku
123 Ciuman Pertama
124 Latihan Menembak
125 Aku Atau Ayahmu
126 Berkunjung Ke Sarang Rubah Tua
127 Selina dan Jasmine
128 Titik Terang Harun
129 Alibi Harun
130 Siasat Kenan
131 Satu Perhatian
132 Perjalanan Menuju Swiss (1)
133 Perjalanan Menuju Swiss (2)
134 Perjalanan Menuju Swiss (3)
135 Perjalanan Menuju Swiss (4)
136 Perjalanan Menuju Swiss (5)
137 Aksi Mert
138 Sampai Jumpa Mert
139 Swiss Hari Pertama
140 Rahasia Itu Terbongkar
141 Malam Mencekam - Ajari Aku Bagaimana Caranya Mencintaimu
142 Swiss Hari Kedua - Aku Akan Menjagamu
143 Hari Pembalasan Yafet
144 Aku Menerima Tantanganmu, Yafet Aksal!
145 Beri Aku Waktu Untuk Membalas Cintamu
146 Tunggu Aku Di Tempat Biasa
147 Dua Berita
148 Battle
149 Restu
150 Beberapa Hari Menjelang Pernikahan
151 Malam Perpisahan
152 Dangerous Love Boom
153 Jalan Keluar Kenan
154 Pemakaman
155 Membangun Tembok
156 Surat Kenan Dibuka
157 Pesan Video Kenan
158 Selamat Datang Jaksa Muda Hazal
159 Kuncup Bunga Mawar
160 Terimakasih Kau Masih Berjuang Untuk Tetap Hidup
161 Sidang Pertama
162 Keputusan Mehmet
163 Kebangkrutan Harun
164 Sidang Kedua
165 Banding
166 Akhirnya
167 Special Chapter - I Love You Forever and Ever
168 Special Chapter - Wedding Party
169 Special Chapter - First Night With You
170 Pengumuman
171 Open PO
Episodes

Updated 171 Episodes

1
PROLOG PERKENALAN PARA TOKOH
2
Tragedi Keluarga Danner
3
Aku Ingin Pulang
4
Boneka Beruang
5
KUCING DAN ANJING BERTEMU
6
Nama Baru, Keluarga Baru, dan Hidup Baru
7
Persiapan Pesta
8
Ijnkan Aku....
9
Pesta Topeng Hazal
10
Kembalinya Yafet
11
Ungkapan Perasaan Yang Terpendam
12
Membuka Memori Masa Lalu
13
Hasil CT scan
14
Metamorfosa Para Tokoh bagian 1
15
Cemburu Bagian Pertama
16
Cemburu Bagian Ke Dua
17
Saksi Bisu
18
Saudara Laki-laki
19
Hari Terakhir di Istanbul
20
Bukan Pertemuan Terakhir Kita
21
Syal Pengikat
22
Cewek Agresif
23
Suara Barito
24
Ungkapan Hati Ozcan
25
Mengumpulkan Potongan Puzzle
26
Hadiah Kelulusan
27
Graduation Istanbul - New York
28
Tinggal di New York
29
Aku Tahu Siapa Dirimu
30
Aku Mencintaimu
31
Janji Yafet
32
Menemukan Potongan Puzzle Baru
33
Sebuah Kartu
34
Masa Lalu dan Masa Depan
35
Bertemu
36
Tantangan Emir Aksal
37
Pencarian Di Mulai
38
Perjalanan Empat Sekawan - Ulah David
39
Perjalanan Empat Sekawan - Umpan Lee
40
Perjalanan Empat Sekawan - Lee dan Carina
41
Perjalanan Empat Sekawan - Hotel VIU MILAN
42
Perjalanan Empat Sekawan - Dua Pejantan
43
Perjalanan Empat Sekawan - Kotak Kayu
44
Perjalanan Empat Sekawan - Negosiasi Pertama
45
Perjalanan Empat Sekawan - Negosiasi Kedua
46
Perjalanan Empat Sekawan - Max Datang
47
Perjalanan Empat Sekawan - Melarikan Diri
48
Berita Tak Terduga
49
Memberi Laporan
50
Opera Sabun Hazal
51
Aku Ingin Menua Bersama mu
52
Pesta Lee dan Carina
53
Merasakan Hujan Bersama Dengan mu
54
Ted Baxter
55
Kembali ke Turki
56
Pencarian di Turki
57
Sebuah Anak Kunci
58
Kena Kau
59
Daftar Pencarian Orang
60
Lima Tahun Kemudian
61
Perang Bantal
62
Curahan Hati Meral
63
Salah Paham
64
Cinta Lama Datang Kembali
65
Pesta Ulang Tahun Perusahaan Aksal
66
Menunggu Waktu
67
Pelayan Palsu
68
Berita Memalukan
69
Takdir Mempertemukan Mereka
70
Tertangkapnya Ted Baxter
71
Di Ambang Kematian
72
Sketsa Seekor Burung
73
Pengkhianatan Alfred
74
Pengakuan Ted Baxter
75
Jadwal
76
Aku Siap
77
Hazal vs Ted
78
Di Malam Kejadian itu
79
Senyuman Licik Selina dan Alfred
80
Rencana busuk Alfred
81
Kejadian di Ruang Tahanan
82
Bom Waktu Sedang Menanti
83
Bahagia Sebelum Badai Menerpa
84
Badai Besar itu Datang
85
Di Rumah Sakit
86
Permintaan Emir Aksal
87
Berakhir di Januari
88
Wanita Bar-bar dan Pria Gila
89
Cincin Hazal dan Rencana Pernikahan
90
Pintu Lift
91
H-2 Menjelang Pernikahan
92
H-1 Menjelang Pernikahan
93
HarI H (Bagian Satu)
94
Hari H (Bagian Dua)
95
Hadiah Pernikahan Yafet - Penangkapan Emir Aksal
96
Emir Aksal Di Bebaskan
97
Akhir Hidup Pengacara Alfred
98
Flashback... Pesan Terakhir Alfred
99
Jawaban Teka-teki Bagian Satu
100
Jawaban Teka-teki Bagian Kedua
101
Waterside Mansion Danner
102
Surat Erkan Danner
103
Rencana Hazal
104
Surat Lamaran Hazal
105
Selamat Datang Wanita Bar-bar
106
Babak Baru Dimulai
107
Arti Diam mu
108
Secangkir Kopi dan Tiga Keping Biskuit
109
Sekali Tepuk Dua Lalat Mati
110
Terjebak
111
Malaikat Penolong
112
Hujan Badai... Membuat Kau dan Aku...
113
Cerita Masa Kecil
114
Kericuhan Di Pagi Hari
115
Cincin dan Harapanku
116
Sabotase Lift
117
Bidak Papan Catur Hazal Dimulai
118
Kau Terlahir Sebagai Seorang Tuan Putri
119
Rival Terberat mu
120
Menjadi Kekasih Kenan Fallay
121
Biji Kacang Pertama
122
Ambil Hasil Panenku
123
Ciuman Pertama
124
Latihan Menembak
125
Aku Atau Ayahmu
126
Berkunjung Ke Sarang Rubah Tua
127
Selina dan Jasmine
128
Titik Terang Harun
129
Alibi Harun
130
Siasat Kenan
131
Satu Perhatian
132
Perjalanan Menuju Swiss (1)
133
Perjalanan Menuju Swiss (2)
134
Perjalanan Menuju Swiss (3)
135
Perjalanan Menuju Swiss (4)
136
Perjalanan Menuju Swiss (5)
137
Aksi Mert
138
Sampai Jumpa Mert
139
Swiss Hari Pertama
140
Rahasia Itu Terbongkar
141
Malam Mencekam - Ajari Aku Bagaimana Caranya Mencintaimu
142
Swiss Hari Kedua - Aku Akan Menjagamu
143
Hari Pembalasan Yafet
144
Aku Menerima Tantanganmu, Yafet Aksal!
145
Beri Aku Waktu Untuk Membalas Cintamu
146
Tunggu Aku Di Tempat Biasa
147
Dua Berita
148
Battle
149
Restu
150
Beberapa Hari Menjelang Pernikahan
151
Malam Perpisahan
152
Dangerous Love Boom
153
Jalan Keluar Kenan
154
Pemakaman
155
Membangun Tembok
156
Surat Kenan Dibuka
157
Pesan Video Kenan
158
Selamat Datang Jaksa Muda Hazal
159
Kuncup Bunga Mawar
160
Terimakasih Kau Masih Berjuang Untuk Tetap Hidup
161
Sidang Pertama
162
Keputusan Mehmet
163
Kebangkrutan Harun
164
Sidang Kedua
165
Banding
166
Akhirnya
167
Special Chapter - I Love You Forever and Ever
168
Special Chapter - Wedding Party
169
Special Chapter - First Night With You
170
Pengumuman
171
Open PO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!