Pegunungan Alpen, Swiss 03 Januari 2000
Keluarga Danner sangat menikmati liburan musim dingin tahun ini. Mereka berada di jalan raya mengitari Pegunungan Alpen hendak menuju hotel yang telah mereka pesan sebelumnya. Cuaca di luar sangat dingin, tampak pepohonan dan pegunungan tertutup oleh salju yang lebat. Jalanan menuju hotel mereka sangatlah berkelok dan berliku. Suasana saat itu gelap dan hanya ada sorotan lampu mobil para pengendara dan beberapa lampu jalan yang menerangi perjalanan tersebut. Tidak banyak mobil yang melintas, karena hari sudah larut malam. Bahkan terkesan sepi.
Hanya terdengar alunan musik dari dalam mobil tersebut.
Old Mac Donald has a farm....
Ei Ai......Ei.....Ai.... O.....
And on his farm he has some chicks......
Ei Ai.....Ei......Ai.....O....
With a chick chick here, chick chick there
Here a chick ......there a chick
Everywhere chick chick
Old Mac Donald has a farm
Ei Ai.....Ei....Ai....O.....
Erkan terlihat tersenyum saat mendengar putri kecilnya, Hazal menyanyikan lagu "O Mac Donald" mengikuti lagu yang ada di tape recorder mobil miliknya. Dia ikut bersiul mengikuti irama musik. Sedangkan istrinya, Ayla bertepuk tangan menikmati nyanyian dan musik dari kedua orang yang dicintainya. Mereka sangat senang menikmati perjalanan liburan musim dingin ini.
Sambil memegang setir kemudi, Erkan sering melihat kaca spion sampingnya. Beberapa menit ini terlihat mobil hitam yang ada di belakang selalu mengikutinya. Entah sudah berapa lama.
Erkan menginjak pedal gas dalam-dalam untuk menambah kecepatan mobilnya. Ternyata mobil hitam yang ada di belakangnya juga semakin mempercepat lajunya.
Ayla yang sejak tadi juga memperhatikan mobil hitam tersebut dan melihat gelagat suaminya juga ikut di buat penasaran dan bertanya pada suaminya.
"Sayang, apa kau memperhatikan mobil hitam yang ada di belakang kita?"
"Iya. Aku juga memperhatikannya, sepertinya mobil itu sedang mengikuti kita." Manik mata Erkan sesekali melihat kaca spionnya.
"Apa kamu kenal pengemudi itu? Dia selalu menghidupkan lampu sorot mobilnya ke arah kita. Apa mungkin dia perlu bantuan?" Ekspresi wajah kegelisahan tergambar pada ibu satu anak itu.
"Entahlah, aku tidak terlalu melihat wajahnya." Fokus Erkan terbelah antara melihat jalan raya yang ada di depan dan spion mobilnya.
Beberapa detik kemudian terdengarlah suara.
Bruaaakkkk...!
Mobil hitam tersebut sudah menabrak bagian belakang mobil Erkan.
Hazal yang duduk di kursi belakang sambil bernyanyi, mendadak terkejut karena benturan mobil tersebut. Wajah gadis kecil itu yang semula ceria berubah menjadi pucat ketakutan dan menangis.
"Tenang Hazal, mungkin sopir mobil itu sedang mengantuk dan menabrak mobil kita," kata Ayla mencoba menenangkan putrinya.
Bruaaakkkk...!
Kali ini suara nya terdengar lebih keras dari benturan yang pertama.
"Ayah Ibu, aku takut...," kata Hazal sambil menangis dan menekuk kedua kakinya ke atas.
"Tenang sayang, Ayah dan Ibu ada di sini. Pakai sabuk pengaman mu." Erkan mencoba menenangkan putri nya padahal dia juga khawatir dengan situasi saat itu.
Mobil Erkan terus melaju dengan kecepatan tinggi. Ketika di lihatnya di depan ada sebuah pom bensin, Erkan hendak memarkirkan mobilnya di sana. Ayah Hazal itu segera menginjak rem mobilnya, tetapi mobil tersebut masih melaju dengan kencang. Dia semakin bingung dengan apa yang terjadi dengan mobilnya saat itu.
"Ada apa sayang? Apa ada yang terjadi dengan mobilnya?" tanya Ayla yang melihat wajah suaminya yang mulai pucat. Terlihat kaki suaminya selalu menginjak pedal rem terus-menerus.
"Rem... rem mobilnya sepertinya tidak berfungsi!" seru Erkan yang mulai panik.
"Sial!" teriaknya sambil memukul setir kemudinya. Erkan mencoba mengendalikan setir kemudinya.
Ayla terkejut dan mendadak ikut panik setelah mengetahui kondisi mobilnya.
Hazal yang tidak mengerti pembicaraan orang tuanya, hanya menangis sambil memeluk boneka beruangnya.
Mobil Erkan terus melaju dengan kencang, melewati pom bensin yang dia maksud. Saat itu jalanan sedang menurun. Mobil tersebut meluncur tidak terkendali. Bagaikan sebuah permainan rollercoaster, kendaraan itu meluncur dari atas hingga ke bawah dengan cepat.
"Ayla... Hazal... berpeganglah dan gunakan sabuk pengaman kalian. Cepat!" teriak Erkan kepada istri dan anaknya.
Mobil hitam itu terus mengikuti mobil Erkan, semakin cepat bahkan hendak menabrak mobil itu kembali dengan kekuatan penuh.
Hitungan di mulai. Satu... dua... tiga....
Bruaaakkkk...!
Hanya dengan sekali benturan yang sangat keras dari mobil hitam tersebut, mobil Erkan langsung oleng seketika dan terguling berulang-ulang hingga mobil tersebut berbalik posisinya dengan atap mobil menyentuh tanah.
Pandangan Ayla sedikit buram dan dia merasakan kepalanya pusing karena benturan yang sangat keras. Dia memegang pelipisnya yang mengeluarkan darah segar. Kemudian di lihatnya Erkan yang sudah tidak bergerak di posisi setir kemudinya, darah segar mengalir dari telinga dan hidung pria itu. Disentuhnya leher Erkan untuk memeriksa denyut nadi suaminya.
"Erkan...!" teriak Ayla sambil menangis dan menggoncang tubuh suaminya dengan keras. Tetapi suaminya itu masih tidak bergerak dan tidak membuka mata nya. Darah segar mengalir dari pelipis dan hidung laki-laki yang telah menikahinya.
"Ibu, tolong aku. Apa yang terjadi dengan Ayah?" tanya Hazal yang tidak mengerti kenapa ibunya berteriak kemudian menangis.
"Ayahmu, dia...." Ayla tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Ia tidak tahu bagaimana memberitahu putri tunggalnya itu bahwa ayahnya telah tiada.
"Aku mau keluar dari sini Ibu. Aku takut," ucap Hazal sambil menangis tersedu-sedu.
"Tunggu di sana sayang, Ibu akan mencoba keluar lebih dulu kemudian Ibu akan menolongmu." Ayla berusaha keluar dari mobil. Dia ingin mencari bantuan. Akan tetapi, dia sangat terkejut karena kakinya tidak bisa digerakkan.
Ada apa dengan kakiku? Kakiku tidak bisa bergerak. Oh tidak...! Bagaimana caranya aku bisa keluar dari sini?
Dengan bersusah payah Ayla berhasil keluar dari mobilnya. Menggunakan tangan dan lututnya dia menyeret tubuhnya sendiri, kemudian dia menuju ke pintu belakang mobil untuk menolong Hazal keluar.
Ketika mereka berdua sudah berada di luar, tiba-tiba muncul seorang pria berperawakan tinggi besar, memakai mantel hitam dan sepatu bot tinggi. Wajahnya sangat menyeramkan, penuh dengan cambang, ada tahi lalat di bagian dahinya, kepalanya yang gundul tampak terlihat jelas tanda lahir tersebut. Pria misterius itu adalah pengemudi mobil hitam.
Pria tersebut sudah ada di depan mereka, Ayla berusaha melindungi Hazal dengan cara mendekap dan memeluk erat putrinya. Dia mencoba meminta pertolongan pada pria tersebut. Tapi pria itu hanya tertawa mengejek sambil memandangi wajah Ayla dan Hazal, kemudian dia membungkuk dan memegang wajah Ayla dengan satu tangannya.
"Hmm.... rupanya kecelakaan mobil tersebut membuat kakimu cedera Nyonya. Tenang saja, aku akan mengurangi penderitaanmu. Sebentar lagi aku akan mengirim kalian berdua ke neraka." Wajah pria misterius itu sama menakutkannya dengan malam hari ini.
"Jangan, kumohon...." Ayla memohon belas kasihan pada pria itu.
Dor...! Dor...!
Suara tembakan terdengar dari pistol pria misterius itu. Pria itu menembakkan dua longsong peluru. Satu peluru untuk Ayla dan satu peluru untuk Hazal. Dalam keadaan berlumuran darah, Ayla membisikkan sesuatu ke telinga Hazal. Seketika itu juga tubuh ibu dan anak itu jatuh ke tanah. Darah segar mengalir dan membasahi pakaian mereka.
"Selamat jalan Nyonya dan Putri Danner," kata pria misterius itu sambil tertawa menyeringai.
Kemudian pria itu berjalan ke arah kemudi, dia mencari Erkan Danner. Begitu pintu mobil depan terbuka, tubuh Erkan yang sudah tidak bernyawa itu langsung jatuh mengenai kakinya.
"Ternyata kau sudah menemui ajalmu lebih dulu Tuan Danner, mudah sekali menyingkirkan kalian bertiga," gumamnya.
Setelah selesai melakukan tugasnya, pria itu menelepon seseorang dan mengatakan bahwa tugasnya sudah berhasil. Kemudian dia pergi meninggalkan mayat keluarga Danner tergeletak di tengah jalan.
🔥 Bersambung ❤️
Jangan lupa kasih Like, Komentar, Rate bintang lima dan Vote kalian ya 😊 Jika kalian suka, tekan tombol favorit ❤️ dan silahkan lanjut di baca 🤗 Terimakasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
✒ Viee ✒
part pertama sudah menegangkan
2023-09-30
0
Erni Fitriana
aku ikut tegang...ngebayangin saat butuh pertolongan...tapi yg datang malah yg mau nyabut nyawa kita
2023-09-29
0
Sawiru
baru mampir
2022-11-20
0