"Cinta adalah sebuah pehatian kecil yang selalu hadir setiap saat" (Anonim)
Siang hari ini Yafet duduk di dalam mobil sportnya yang berwarna hitam. Dia sedang mengutak-atik ponsel nya, sambil sesekali dia melihat ke arah depan, menantikan seorang gadis yang akan keluar dari gerbang sekolah.
Bunyi bel sekolah terdengar, tanda jam pelajaran telah selesai, seluruh murid International Senior High School of Istanbul berhamburan keluar menuju pintu gerbang sekolah.
Yafet pun mengamati mereka satu per satu. Apa ada Hazal di antara mereka. Sekitar sepuluh menit pandangan pria itu mencari sosok gadis yang di kenal nya. Kemudian dia mengambil ponsel nya dan memberi pesan kepada Hazal, bahwa dia sudah menunggu nya di halaman sekolah.
Drrt.....drrtt...
Hazal mengambil ponsel dari dalam tas sekolahnya, kemudian dia membaca pesan Yafet. Di langkahkan kedua kaki nya menuju halaman sekolah. Ketika langkahnya sudah mendekati pintu gerbang sekolah, tiba-tiba Ozcan memanggil namanya. Langkah Hazal pun terhenti begitu dia mendengar suara Ozcan. Dia pun menoleh ke arah datangnya suara tersebut.
"Hazal...!" suara dan tepukan Ozcan di bahu Hazal membuat gadis itu terkejut.
Ozcan meminta maaf atas kesalahan nya waktu itu, dia tidak bermaksud untuk mendorong Hazal dan marah kepada temannya itu. Hazal membalas permintaan maaf Ozcan dengan senyum manisnya. Kemudian Ozcan ingin meminjam buku catatan Hazal yang kemarin. Gadis itu memberikan buku catatannya, membuka buku itu di depan Ozcan dan menjelaskan tentang catatannya. Setelah membahas tentang buku catatan, mereka berdua jalan bersama menuju ke halaman sekolah, tempat parkir mobil para siswa.
Dari balik kaca mobilnya, Yafet melihat Hazal sedang berjalan bersama Ozcan. Pria itu membuka mobil sport hitamnya, dan berjalan mendekati mereka.
"Ehem.....apa kau lupa dengan peringatan ku waktu itu?" sapa Yafet ketika bertemu dengan Ozcan dan Hazal.
"Hazal, kenapa kakakmu ini seperti anjing penjaga mu saja? Dia terus menyalak begitu bertemu denganku." Ozcan menatap tajam ke arah Yafet.
"Ozcan, jaga perkataan mu !! Sebagai seorang kakak, Yafet hanya ingin melindungi ku saja. Ayo Yafet, kita pulang." ucap Hazal memperingatkan Ozcan, dan gadis itu menarik tangan Yafet menuju mobil mereka.
******
Mobil sport hitam Yafet melaju melewati Ozcan yang sedari tadi berdiri mematung karena perkataan Hazal yang membela kakak angkat nya itu.
Di dalam mobil, Yafet mengucapkan terima kasih kepada Hazal karena gadis itu telah membelanya di depan Ozcan. "Tak perlu berterima kasih padaku, aku tidak sedang membelamu. Aku hanya tidak suka dengan perkataan Ozcan yang seperti itu, dan aku juga tidak ingin melihat kalian berkelahi di halaman sekolah." kata Hazal menjelaskan kepada kakak angkatnya itu. Sekitar tiga puluh menit kemudian, mereka sudah tiba di rumah.
Yafet yang merasa bosan dengan aktivitasnya di Istanbul, yang hanya mengantar jemput Hazal ke sekolah, ingin mengajak Hazal pergi berdua. Yafet mengetuk pintu kamar Hazal. Tak lama kemudian Hazal membuka pintu kamarnya, dan Yafet menyelinap masuk ke ruang kamar Hazal. Di lihatnya kamar gadis itu, penuh dengan nuansa merah muda dan ungu. Yafet merebahkan dirinya di atas ranjang Hazal, sementara gadis itu sedang merapikan buku-buku nya di meja belajarnya.
"Apakah kau sibuk hari ini?" tanya Yafet kepada adik angkatnya itu.
"Tidak, aku hanya mempersiapkan diriku untuk ujian sekolah dua minggu lagi."
"Hazal, apakah kau suka pantai ?"
"Ya...aku suka sekali dengan sunset."
"Mau kah kau ke pantai bersamaku? nanti malam aku akan membantu mu menyiapkan ujian sekolah mu"
"Baiklah...."
"Aku menunggu mu di bawah."
Setelah berhasil mengajak Hazal untuk pergi bersamanya, Yafet melangkahkan kaki nya keluar dari kamar Hazal dan menuruni tangga di rumahnya. Dia meminta juru masak untuk menyiapkan bekal untuk dirinya dan Hazal.
Kemudian Hazal menuruni tangga di rumahnya. Gadis itu mencari Yafet. Dilihatnya kakak angkat nya itu ada di meja makan bersama dengan juru masak. Mereka sibuk memasukkan sesuatu ke dalam kotak makanan.
"Apa yang kau lakukan disini ?" tanya Hazal sambil menghampiri mereka berdua.
"Aku sudah menyiapkan perbekalan kita nanti, selama kita berada di pantai. Karena aku tidak tahu makanan kesukaan mu, aku minta bantuan juru masak untuk membantuku menyiapkan bekalmu." ujar Yafet.
"Apa aku tidak salah dengar? Yafet menyiapkan bekal untuk ku?" Hazal bertanya pada diri nya sendiri. Gadis itu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Benar Nona Hazal. Ini semua ide Tuan Yafet. Setelah membuat masakan untuk mu, Tuan Yafet sendiri yang menata nya di dalam kotak bekal dan membungkus nya." ucap juru masak kepada anak majikannya itu.
"Ayo kita pergi, Hazal." ajak Yafet dengan kedua tangannya membawa kotak makanan.
******
Perjalanan dari rumah keluarga Aksal ke pantai tidak terlalu jauh. Sekitar satu jam perjalanan jauhnya. Kebetulan cuaca siang menjelang sore ini tidak terlalu panas, kondisi lalu lintas juga tidak terlalu padat. Yafet memarkirkan mobil sportnya di tempat parkir khusus pengunjung. Karena ini bukan hari libur, jadi tidak banyak pengunjung di pantai ini. Kedua anak Emir Aksal ini turun dari mobil, dan mengambil perbekalan mereka di kursi belakang mobil.
Mereka berdua berjalan menuju pantai yang berpasir, dan mencari tempat duduk untuk menaruh perbekalan mereka. Terdengar perut Hazal mulai berbunyi, karena sejak pulang sekolah tadi dia belum makan apapun.
"Apa kau lapar ?" tanya Yafet kepada Hazal yang duduk di dekatnya.
"Makan yuk." ajak Hazal yang mengambil kotak makanan nya.
Dibuka nya kotak bekal milik nya, dan dilihatnya masakan yang lezat yang di buat oleh juru masak di rumah. "Oh perutku semakin memberontak, melihat makanan ini." seru Hazal sambil tertawa.
Yafet pun ikut tertawa melihat ekspresi Hazal.
Mereka berdua makan bekal mereka masing-masing dengan duduk saling berhadapan. Sesekali Hazal memberikan makanan nya kepada kakak angkatnya, supaya Yafet juga bisa mencicipi menu Hazal. Yafet membalasnya dengan menyuapi Hazal dengan lauk yang ada di kotak bekalnya, karena menu mereka berbeda.
Mereka berdua berbincang sambil menikmati makanan masing-masing. Mereka menceritakan tentang makanan kesukaan mereka, tentang kehidupan mereka, dan hobi mereka. Mereka mencoba mengenal satu sama lain.
Ketika Hazal melihat ada sisa makanan menempel di sudut bibir Yafet, gadis itu mengambil tisu yang ada di dalam tasnya dan mengelap sisa makanan tersebut dari bibir Yafet. Pandangan mereka seakan berhenti sekian menit. Waktu seakan berhenti berputar. Jantung mereka berdua berdetak kencang. Timbul suatu perasaan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
"Maaf aku mengejutkan mu, ada sisa makanan menempel di bibirmu." ucap Hazal. Tetapi Yafet hanya membalasnya dengan tersenyum nakal.
"Sebaiknya kau jangan tersenyum seperti itu. Setiap kali aku melihat mu tersenyum, pasti kau akan menggodaku sampai membuat ku marah." ujar Hazal dengan muka nya yang mulai memerah.
Mendengar perkataan Hazal yang seperti itu, timbul dalam pikiran Yafet untuk mengerjai gadis itu. "Aduh...duh....perut ku sakit." teriak Yafet sambil memegangi perutnya.
"Kau pasti becanda kan?" tanya Hazal yang melihat Yafet mengerang kesakitan.
"Aku tidak bercanda, Hazal. Perut ku sakit sekali." ujar Yafet yang masih terus memegang perutnya sambil menunduk.
Hazal menghampiri Yafet dan memapah kakak angkatnya itu untuk duduk di kursi lain. "Duduklah di sini. Aku akan mencari obat untukmu, tunggu aku." ucap Hazal dengan lembut.
Ketika gadis itu akan beranjak dari tempat duduk nya, Yafet memegang tangan Hazal dan berkata "Perut ku sudah tidak sakit lagi." Pria itu tersenyum dan tertawa terbahak-bahak.
"Yafettt .....!!!" Hazal berteriak sangat keras. Gadis itu pun pergi dan meninggalkan Yafet sendirian. Kemudian Yafet mengejar Hazal. Mereka berlarian di atas pasir, bermain kejar-kejaran seperti anak kecil, bersama dengan bunyi deburan ombak dan angin sepoi-sepoi yang berhembus di telinga mereka.
Tak berapa lama tangan Yafet berhasil memegang tangan Hazal. Ditariknya tubuh gadis itu untuk mendekat kepadanya. Di peluk nya tubuh gadis itu ke dekapan nya. Mereka berdua tertawa bersama-sama. Di sentuhnya wajah Hazal dengan lembut, dan di pandangi nya lekat-lekat, "Kau sangat cantik, Hazal." bisik Yafet di telinga Hazal.
"Lihatlah, kau masih saja menggodaku." kata Hazal sambil menepuk dada bidang pria yang memeluknya.
Yafet menggandeng tangan Hazal dan mengajak nya ke tengah pantai. Kedua kaki mereka merasakan air laut yang dingin. Bunyi deburan ombak menjadi saksi bisu kedekatan mereka.
"Tunggu di sini." kata Yafet. Kemudian pria itu mengambil dua buah kerang laut yang besar yang terdampar di daratan pantai. Setelah mengambil kerang tersebut, dia melangkahkan kaki nya ke tempat Hazal berdiri. Dengan sengaja Yafet melangkah berjalan dari arah belakang Hazal berdiri.
"Tutuplah mata mu. Aku akan menunjukkan sesuatu kepada mu." bisik Yafet ke telinga Hazal.
Yafet mengambil kerang besar yang di ambilnya tadi di daratan pantai, dan mendekatkan nya ke telinga Hazal. Terdengar suara nyanyian yang indah yang belum pernah Hazal dengar.
"Suara nyanyian ini sangat indah."
"Apakah kau sangat menyukainya?"
"Ya...aku sangat menyukai nya."
Kemudian Hazal membalikkan badannya. Dipeluknya tubuh Yafet sangat erat. Bahkan dia mampu mencium aroma wangi tubuh Yafet yang maskulin. Perasaan tenang dan bahagia muncul di hati gadis muda ini. Hazal menyandarkan kepalanya di pundak Yafet. Dan pria itu membalas pelukan Hazal, mengusap rambut dan punggung Hazal dengan lembut.
Waktu senja pun tiba...sang mentari perlahan mulai membenamkan dirinya. Menjadi saksi bisu kedekatan dua anak manusia ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Erni Fitriana
thor fix ya...satuin hazal-fayet...fix👍🏾👍🏾👍🏾😘👍🏾
2023-09-30
0
Lili Aprilia
kira kira siapa jodonya Hazal....yafetkah atau ozcan
2023-09-18
0
LALA
woy...baper aku😘😘😘😘😘
2020-11-06
1