"Cinta sejati itu akan selalu menemukan jalannya. Pertemuan dalam bentuk kebetulan. Nasib dan mungkin Takdir. Jika berjodoh Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan terbaiknya" (Armadhainis)
Setelah pergi mengunjungi makam orang tua Hazal, mereka bertiga pulang ke rumah. Sampai di rumah, ia langsung menuju ke kamarnya di lantai atas. Dia berjalan melewati kamar Yafet yang sudah lama di tinggal pergi oleh pemiliknya. Matanya menatap lama pintu kamar tersebut.
Kapan dia akan kembali?
Dibukanya pintu kamar kakak angkatnya, dilihatnya sekeliling kamar itu, perabot yang ada di dalamnya masih tertata rapi, karena setiap hari pelayan selalu membersihkan kamar tersebut.
Hazal mengarahkan pandangannya kepada sebuah benda yang tidak pernah dilihat sebelumnya. Sebuah bingkai foto yang ada di atas meja membuat dia penasaran.
Putri angkat Emir itu melangkah menuju ke sebuah meja yang berada di dekat ranjang tempat tidur Yafet. Diambilnya sebuah foto yang berada di dalam pigura berwarna coklat tua.
Siapa dia? Aku belum pernah melihatnya. Apakah dia Yafet Aksal? Laki-laki ini sangat tampan.
Hazal masih mengamati pemuda yang ada di foto itu, menatapnya sangat dalam.
Tanpa sepengetahuan Hazal, orang tua angkatnya telah meminta Yafet untuk pulang ke Istanbul.
"Apa sudah ada kabar dari Yafet?" tanya Emir kepada Meral. Pria yang berusia lima puluh lima tahun itu merebahkan dirinya di atas pangkuan istrinya.
"Belum ada...dia belum memberi kabar kepadaku," jawab Meral sambil tangannya yang masih sibuk membuka ponselnya.
Emir menggaruk dahinya yang tidak gatal dan berkata dengan suara meninggi, "Kenapa anak itu tidak memberi kabar kepada orang tuanya? Apa dia tidak tahu, kalau kita menunggunya?"
"Tenanglah sayang, semuanya akan baik-baik saja," sahut Meral sambil mengusap rambut Emir dengan lembut di pangkuannya dan mencium kening Emir.
Sentuhan tangan Meral yang lembut membuat Emir melingkarkan tangannya di leher belakang istrinya, dan mencium bibir merah milik istrinya itu dengan lembut. Sepasang suami istri yang sudah tidak muda lagi itu sedang menikmati keintiman dan kemesraan di dalam kamar tidur mereka.
Pukul tiga sore, Hazal sudah berada di Salon Diva. Pemilik salon itu sedang merias wajah Hazal menjadi seperti seorang tuan putri. Tanpa riasan wajah pun, gadis itu tetap terlihat cantik. Wajahnya merupakan campuran keturunan Turki dan Jerman, dengan kulit putih yang mulus, dan rambut berwarna coklat gelap.
"Selesai!" seru pemilik salon tersenyum puas.
"Wow! Ini luar biasa!" seru Hazal dengan rasa kagumnya.
"Aku seperti tidak mengenali diriku sendiri," kata Hazal yang melihat perubahan wajahnya di depan cermin.
Hazal mengambil ponselnya, dan mengirimkan pesan kepada Ozcan, agar temannya itu tidak lupa untuk datang ke Hotel AKSAL pukul enam sore nanti.
🔥❤️🔥❤️
Di rumah Ozcan
Terdengar suara getaran dari ponsel Ozcan, ternyata Hazal yang mengirimkan pesan kepadanya. Ketika ia hendak membalas pesan teman sekelasnya itu, tiba-tiba perutnya terasa sakit. Segera ia berlari menuju toilet yang ada di kamarnya. Sudah lima kali ini dia harus berulang kali keluar masuk toilet.
Dua puluh menit kemudian, dia membalas pesan Hazal.
~ Hazal ~
Oke. Aku pasti datang.
Ozcan mencari obat sakit perut di laci obat milik ibunya, diambilnya segelas air mineral yang ada di atas meja, kemudian diminumnya obat sakit perut yang berbentuk pil bulat berwarna coklat itu.
"Semoga perutku tidak sakit lagi sewaktu berdansa dengan Hazal," ujarnya sambil memegang perutnya yang masih terasa mulas.
Melihat kondisinya saat ini, ibunya melarang Ozcan untuk datang ke pesta Hazal. Tetapi karena berdansa dengan Hazal adalah kesempatan yang langka, ia tidak ingin membuang kesempatan ini, hanya karena dia mengalami sakit perut.
Dengan sedikit memaksakan dirinya, Ozcan mengambil setelan tuxedonya yang berwarna hitam. Dipakainya kostum itu beserta dengan sebuah dasi yang berbentuk kupu-kupu.
Untuk melengkapi penampilannya, dia mencoba memakai topeng pestanya yang berwarna hitam dengan sedikit motif garis lengkung diatasnya. Rencananya topeng itu akan dia gunakan untuk berdansa dengan Hazal.
"Wow! Sempurna! Orang-orang di pesta itu akan mengira aku adalah Leonardo DiCaprio. Hazal pasti terpesona begitu melihat penampilanku yang seperti ini," katanya sambil memuji dirinya sendiri.
Hari ini Ozcan sangat percaya diri. Dia sangat yakin kalau dirinya yang akan mendampingi Hazal di pesta ulang tahunnya nanti.
Jam tangannya menunjukkan pukul lima sore. Saatnya dia harus berangkat. Di sore hari seperti ini, jalanan di Istanbul pasti penuh dengan kendaraan bermotor karena hari ini adalah hari Sabtu.
Ibunya mengingatkannya untuk tidak lupa membawa obat sakit perutnya, tetapi dasar Ozcan karena semangatnya untuk berdansa dengan Hazal, dia tidak memperdulikan perkataan ibunya.
Di perjalanan menuju hotel, Ozcan berhenti di sebuah toko bunga. Dia ingin membeli sebuket bunga mawar merah untuk Hazal. Penjual bunga memberikan buket bunga yang besar kepadanya.
"Apakah ini untuk kekasihmu?" tanya penjual bunga.
"Dia belum menjadi kekasihku, tapi aku sangat mengaguminya," kata Ozcan sambil tersenyum.
Ozcan melanjutkan perjalanannya, tak berapa lama kemudian, seperti ada sesuatu yang berbeda dengan mobilnya. Dia memarkirkan mobilnya di tepi jalan. Sepasang kakinya keluar untuk melihat kondisi mobilnya.
"Sial! Ban mobilku kempes!" pekik Ozcan sambil menendang ban mobilnya.
Dimana aku harus mencari tukang tambal ban?
Teman sekelas Hazal itu berjalan sekitar satu kilometer jauhnya. Sampai ia menemukan tukang tambal ban. Ia mengajak orang tersebut untuk memperbaiki ban mobilnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memperbaiki ban mobil Ozcan.
Setelah selesai diperbaiki, Ozcan mencoba menyalakan mesin mobilnya, tapi tidak berhasil. Dia mencoba menstater lagi, masih tetap tidak mau menyala mesin mobilnya.
"Arrggh! Sial! Kenapa kau harus mati di saat penting seperti ini!" teriak Ozcan sambil tangannya memukul setir kemudi.
Ozcan melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul enam sore.
Hazal pasti sudah menungguku.
Dia mengacak-acak rambut dan mengusap wajahnya dengan keras. Tangannya merogoh saku celana panjangnya untuk mengambil ponselnya. Ia mulai menelepon bengkel langganannya, tetapi ternyata bengkel itu sudah tutup.
"Arrggh!" umpat Ozcan sambil melempar ponsel nya di kursi mobil.
Dia meninggalkan mobilnya di tepi jalan, kemudian mencari taksi. Tetapi tidak ada satupun taksi yang melintas di jalan itu, entah kenapa nasib sial menghampirinya. Ozcan tak menyadari kalau ponsel nya tertinggal di dalam mobil.
🔥❤️🔥❤️
Ballroom Hotel AKSAL
Waktu menunjukkan pukul enam sore, sudah banyak tamu undangan yang berdatangan di pesta ulang tahun Hazal. Para tamu undangan memakai aksesoris topeng di wajah mereka. Mulai dari teman-teman Hazal sampai rekan bisnis ayah angkatnya datang untuk memeriahkan Pesta Topeng Hazal.
Ruangan besar itu penuh dengan dekorasi bunga di mana-mana. Nuansa warna pink dan ungu yang mendominasi interior ruangan ini. Di samping panggung terdapat kue ulang tahun yang di letakkan di atas meja setinggi dada orang dewasa. Seperti berada di negeri dongeng, itulah suasana pesta malam ini.
Seluruh orang yang hadir memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada Hazal. Manik mata gadis itu sedang mencari sosok Ozcan. Tetapi teman sekelasnya itu tidak nampak batang hidungnya. Ia mencoba menelepon temannya itu, tetapi hanya nada sambung yang terdengar tanpa jawaban.
"Ada apa sayang?" tanya Meral ketika melihat putri angkatnya itu sedang sibuk menelepon seseorang.
"Ozan belum datang, ibu. Aku coba meneleponnya, tapi dari tadi ponsel nya tidak ada yang menjawab. Sebentar lagi pestanya akan segera di mulai," jawab Hazal yang tampak mulai gelisah.
Emir membisikkan sesuatu ke telinga Meral, "Lihat sekelilingmu, apa anakmu sudah datang?"
Rupanya sepasang suami-istri ini sedang menunggu kedatangan Yafet, putra kandung mereka.
Terdengar suara Master of Ceremony (MC) membuka acara pesta ulangtahun malam ini. Acara di mulai dengan kata sambutan yang disampaikan oleh Emir Aksal selaku ayah Hazal. Kemudian di lanjutkan dengan acara tiup lilin dan memotong kue ulang tahun.
Sebelum meniup lilin ulang tahunnya, gadis cantik itu memejamkan matanya untuk melakukan Make A Wish di hari ulang tahunnya yang ketujuh belas. Dalam hati dia berkata agar Tuhan menolong nya untuk menemukan pembunuh orangtuanya.
Setelah Hazal selesai melakukan Make A Wish, terdengar lagu Happy Birthday to You memeriahkan acara ulang tahunnya. Hazal meniup lilin ulang tahunnya, kemudian ayah dan ibu angkatnya mencium kedua pipi Hazal.
🔥❤️🔥❤️
Tanpa disadari oleh semua orang, seorang pemuda dengan tinggi sekitar 180 cm, memakai tuxedo lengkap berwarna hitam dan mengenakan topeng hitam berjalan memasuki ruangan itu. Di balik topeng hitamnya, dia melihat suami istri Aksal dan putri mereka berdiri di atas panggung.
Perhatiannya terhenti pada seseorang yang ada di depannya. Seorang gadis muda yang cantik berdiri di atas panggung. Gadis itu mengenakan gaun pestanya yang berwarna ungu muda, dengan bagian dada dan lengannya yang terbuka, memperlihatkan kulit tubuhnya yang putih bersinar. Dengan riasan wajah dan rambut yang tertata seperti seorang tuan putri yang berada di negeri dongeng. Hazal tampak cantik malam ini.
Tiba saatnya acara pesta dansa dimulai. Hazal mulai gugup dan kebingungan karena sampai sekarang Ozcan belum muncul juga.
"Bagaimana bisa aku berdansa tanpa pasangan?" tanyanya pada MC.
"Tak apa, majulah ini pesta mu, jangan sampai para tamu kecewa," jawab MC memberi saran.
Hazal pun mengikuti perkataan MC tersebut, dia naik ke atas panggung yang berbentuk huruf T yang berada di tengah ruangan. Ratusan pasang mata melihatnya. Gadis itu berdiri di tengah-tengah panggung sambil menutup matanya, tidak tau apa yang harus dia lakukan saat ini. Apakah dia akan menari seorang diri?
Terdengar suara tepuk tangan dan suara sorakan orang-orang yang ada di bawah panggung. Hazal tak menyadari kehadiran seseorang yang tiba-tiba berdiri di hadapannya dan memegang tangannya.
Gadis itu membuka kedua matanya, dilihatnya seorang laki-laki mengenakan kostum tuxedo lengkap berwarna hitam dan topeng pesta berwarna sama. Seperti kostum Ozcan.
"Akhirnya kau datang, Ozcan. Kau sangat tampan dan gagah dengan kostummu ini," kata Hazal sambil tersenyum manis memperlihatkan belahan dagunya.
Laki-laki bertopeng itu tidak bersuara, hanya membalas perkataan Hazal dengan senyumannya. Pasangan dansa ini memulai performanya, kedua tangan mereka saling menggenggam. Tubuh mereka saling berdekatan, setiap langkah dan gerakan mereka mengikuti alunan musik yang berbunyi. Beberapa tamu undangan juga ikut berdansa di lantai bawah.
Alunan musik "You Are The Reason" milik Calum Scoot mengiringi acara pesta dansa ini.
****
There goes my heart beating
(Jantungku berdetak)
'Cause you are the reason
(Karena kaulah alasannya)
I'm losing my sleep
(Aku tak bisa tidur)
Please come back now
(Kumohon kembalilah sekarang)
There goes my mind
(Ada yang terlintas dalam pikiranku)
And you are the reason
(Karena kaulah alasannya)
That I'm still breathing
(Bahwa aku masih bernafas)
I'm hopeless now
(Aku tak memiliki harapan sekarang)
Reff:
I'd climb every mountain
(Aku mendaki setiap gunung)
And swim every ocean
(Dan menyelami samudra)
Just to be with you
(Hanya untuk bersamamu)
And fix what I've broken
(Dan memperbaiki apa yang telah ku hancurkan)
Oh, 'Cause I need you to see
(Oh karena aku ingin kau tahu)
That you are the reason
(Bahwa kaulah alasannya)
There goes my hands shaking
(Tangan ku gemetar)
And you are the reason
(Dan kaulah alasannya)
My heart keeps bleeding
(Hatiku terus terluka)
I need you know
(Aku membutuhkanmu sekarang)
If I could turn back the clock
(Jika aku bisa memutar waktu)
I'd make make sure the light defeated the dark
(Aku akan membuat cahaya itu mengalahkan kegelapan)
I'd spend every hour, of every day
(Aku akan menghabiskan setiap jam, setiap harinya)
Keeping you safe
(Menjagamu tetap aman)
I need you to hold me tonight
(Aku membutuhkan mu untuk memelukku malam ini)
***
Di pertengahan performa dansa mereka, laki-laki bertopeng itu membisikkan ucapan selamat ulang tahun kepada Hazal. Sedetik kemudian Hazal menyadari kalau ada yang berbeda dengan Ozcan.
Kenapa dalam dua hari, suara Ozcan dan postur tubuhnya bisa berubah? Cowok ini lebih tinggi dari Ozcan dan tubuhnya lebih proporsional.
Hazal masih dalam pikirannya menebak siapa cowok yang sedang berdansa dengannya, ia tidak mendengar alunan musik akan berhenti. Tiba-tiba tanpa disadarinya, laki-laki bertopeng itu mencium bibirnya.
Balon-balon berjatuhan dari langit-langit menghujani kepala mereka berdua, suara conveti berbunyi "dor....dor....dor..." semburan kertas warna-warni keluar dari lubang conveti memenuhi panggung dansa itu.
Sekitar tiga menit bibir dan nafas mereka menyatu, kemudian laki-laki bertopeng itu melepaskan ciumannya. Terdengar seruan "Yeahhh" dan tepuk tangan dari para tamu undangan yang ada di bawah panggung.
Hazal sangat terkejut kemudian perlahan dia menjauhkan dirinya dari teman dansanya itu.
"Bukankah latihan kemarin tidak ada adegan ciuman?" tanyanya pada teman dansanya itu yang dia pikir adalah Ozcan.
"Jangan-jangan kau bukan Ozcan, bentuk tubuh dan suaramu berbeda, siapa kau sebenarnya? Apakah kau penyusup?" Hazal bertanya lagi.
Tanpa jawaban, laki-laki bertopeng itu turun ke bawah meninggalkan Hazal di atas panggung seorang diri. Melihat hal itu, Hazal berusaha mengejarnya.
Gadis itu sangat marah karena ada orang asing yang berani mencium dirinya di muka umum.
Ini adalah ciuman pertamaku. Beraninya dia mengambil ciuman pertamaku!
Dia tidak peduli acara ulang tahunnya masih berlangsung saat itu.
Hazal terus mengikuti langkah laki-laki bertopeng itu. Sampai akhirnya mereka berdua berada di dalam sebuah lorong yang akan menuju ke taman hotel.
"Hei berhenti!" teriak Hazal sambil melempar sepatu hak tingginya ke arah laki-laki bertopeng itu dan mengenai salah satu bahunya.
"Auw!" seru laki-laki itu yang terkejut sambil memegangi bahu kanannya. Lemparan Hazal sangat tepat sasaran, dan menghentikan langkahnya.
"Jika kau cowok sejati, lepaskan topeng mu! Tunjukkan wajahmu!" teriak Hazal kepada laki-laki itu.
"Siapa kau? Aku tau kau bukan Ozcan, beraninya kau menciumku di depan umum!" teriak Hazal sangat marah.
"Apakah kau berani melihat wajahku, Nona? Bagaimana kalau aku melukaimu atau membunuhmu? Apakah kau takut?" tanya laki-laki bertopeng itu dengan suara misteriusnya.
Seketika bulu kuduk Hazal berdiri. Udara di lorong itu terasa dingin. Tapi dia harus berani menghadapi ketakutannya.
"Aku tidak takut padamu! Jika kau berani menyentuhku, aku akan berteriak! Maka seluruh anak buah ayahku yang ada di hotel ini pasti akan datang ke sini. Kau tidak akan bisa keluar dari hotel ini dalam keadaan hidup!" seru Hazal dengan suara tegasnya.
Ketika mendengar perkataan Hazal yang penuh dengan keberanian, laki-laki bertopeng itu membalikkan badannya ke arah Hazal dan melepas topeng yang ada di wajahnya.
"Kau...!" Hazal sangat terkejut melihat sosok yang ada di depannya.
🔥 Bersambung ❤️
Jangan lupa kasih Like, Komentar, Rate bintang lima dan Vote kalian ya 🤗 Terimakasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Erni Fitriana
aku deg deg ser sendiri....thorrr plisss time for hazal happy y thor plissss...setidaknya selain ayah bunda angkatnya kasih 1 kekuatan lagi buat hazal bisa menyibak pembunuh keluarganya🙏🙏🙏🙏🙏
2023-09-30
0
LALA
pasti si oskan lagi mencret tuh di toilet,sampe ketiduran tuh di toilet😁😁😁
dan...yg di balik topeng tadi adalah wajah yg paling di benci hazal yaitu....yafet🤭🤭🤭🤭
bak pangeran bertopeng,yafet mencuri first kiss nya si hazal😘😘😘😘😘
2020-11-06
1
Astie
Hihihihi
2020-06-13
1