Bukan Pertemuan Terakhir Kita

Perpisahan bukan berarti berhenti menyatukan hati meski tidak ada di suatu tempat (Kata Mutiara)

Sejak kejadian semalam, Yafet tidak bisa tidur dengan nyenyak di malam itu, pikiran nya masih melayang-layang atas perkataan Hazal dan sikap gadis itu yang membuatnya penasaran.

Tok......tok.....tok....

Terdengar suara ketukan kamar Yafet. Ibunya mengetuk pintu kamarnya hendak membangunkannya. Mendengar pintunya di ketuk oleh seseorang, dengan cepat Yafet bangun dari tempat tidurnya, melangkah untuk menggapai daun pintu dan membuka pintu kamarnya.

"Hazal..." sapa Yafet ketika dia membuka pintu kamarnya. Dia berpikir bahwa orang yang mengetuk pintu kamarnya adalah Hazal.

"Apa kau masih mengantuk? Hingga kau tidak bisa membedakan antara ibu dan Hazal." tanya ibunya yang langsung melangkahkan kedua kakinya masuk ke kamar Yafet.

Mendengar pertanyaan ibu nya, Yafet hanya bisa memijat keningnya dan mengusap wajahnya. Wajah Hazal sudah merasuki pikirannya saat ini.

"Kelihatannya kau sangat lelah, Yafet ? Apa kau sakit ?" tanya ibunya yang melihat wajah pucat Yafet.

"Tidak, Bu. Aku tidak sakit. Oh iya, dimana Hazal? Aku belum melihatnya pagi ini."

"Apa kau lupa, kalau sekarang adalah hari Sabtu. Dia masih ada di sekolahnya."

"Apa dia tidak akan mengantarkan aku ke Bandara?"

"Entahlah, tadi dia tidak bilang apa-apa kepada ibu. Sebaiknya jangan ganggu dia, biarkan dia menyelesaikan sekolahnya dulu. Ibu akan menunggumu di bawah."

Tiga puluh menit berlalu, Yafet sudah selesai mandi dan bersiap-siap. Ketika dia akan keluar dari kamarnya, pandangannya beralih ke pintu kamar Hazal yang tertutup. Dia berjalan mendekati pintu kamar Hazal dan membukanya, dilihatnya jaket coklat tua miliknya terlipat rapi di atas ranjang tempat tidur Hazal. Tangannya menyentuh jaket itu, dan merasakan wangi parfum Hazal. Kemudian di letakkan nya kembali jaket miliknya itu ke tempat semula.

"Yafet !!" panggil ibunya dari bawah.

Suara ibunya mengejutkan Yafet. Dengan cepat dia keluar dan menutup pintu kamar Hazal. Pria itu menapaki anak tangga yang ada di dekat kamarnya. Dilihatnya ayah dan ibunya sudah bersiap-siap untuk mengantarnya ke bandara.

*******

Pukul 1 siang, Yafet dan orang tuanya sudah tiba di Bandara Internasional Ataturk. Mereka bertiga menuju ke ruang tunggu bandara. Pukul 2 siang, pesawat Turki Airlines akan membawa Yafet terbang menuju ke New York.

Yafet mencoba menghubungi ponsel Hazal. Tapi seperti nya ponsel tersebut tidak dapat di hubungi. Berulangkali dia terus mencoba, tetapi hasilnya tetap sama. Hanya terdengar suara operator yang mengatakan bahwa ponsel Hazal sedang tidak aktif. Yafet mengusap wajahnya dengan keras, dan mencoba untuk mengirim pesan singkat kepada Hazal.

Hazal buka ponsel mu. Aku sedang menunggumu di Bandara. Aku ingin melihat mu dan bertemu dengan mu saat ini. Sebelum aku pergi ke New York.

Tidak ada notifikasi dari ponsel Yafet. Pria itu sudah hampir putus asa. Melalui detik demi detik yang akan memutuskan pertemuannya dengan Hazal.

Tiba-tiba suara Emir mengejutkannya...

"Apa yang kau pikirkan ?"

"Tidak ada Ayah."

"Ayah juga pernah muda sepertimu, jadi ayah tau pasti kau sedang memikirkan seseorang saat ini. Jujur Ayah akui, kita berdua sangat jarang berkomunikasi, tetapi bukan berarti Ayah mengabaikan mu. Kau tetap lah anak Ayah, darah daging Ayah." ujar Emir menepuk pundak Yafet.

"Bagaimana rasanya Ayah mencintai seseorang dan Ayah tidak bisa mendapatkan nya ?"

"Kau sedang patah hati?"

"Belum....mungkin hampir...entahlah."

"Berjuanglah anak ku...sampai kau bisa mendapatkan cintanya. Asal wanita itu belum menjadi milik pria lain. Cinta yang tulus butuh pengorbanan, nak."

Kata-kata ayahnya bagaikan air terjun yang mengalir di tanah kering yang membasahi hati Yafet saat ini. Di tengah keputusasaan nya, dia memperoleh semangat dari Ayahnya.

"Terimakasih Ayah." ucap Yafet sambil memeluk Ayahnya.

Meral datang dari toilet dan menghampiri mereka berdua. Wanita senja yang masih terlihat awet muda ini, bertanya kepada mereka setelah dia melihat ayah dan anak ini berpelukan.

"Ada apa? Sepertinya aku melewatkan sesuatu dari pandangan ku?"

"Lihat anak mu, sayang. Dia sudah dewasa, dan sekarang dia sedang jatuh cinta."

"Kenapa kau tidak menceritakan nya pada ibu? Siapa gadis itu? Apakah kau punya fotonya?"

Yafet menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bagaimana aku bisa mengatakan kepada mereka, kalau gadis itu adalah Hazal.

"Dia belum menjadi kekasihku, aku hanya mengaguminya saja."

"Oh....Mungkin kau bisa membawa gadis itu untuk pulang ke Turki bersama mu, dan mengenalkan nya kepada kami."

Mendengar perkataan ibu nya, Yafet hanya tersenyum simpul tanpa bisa berkata apa-apa.

*******

Para murid langsung berhamburan keluar kelas, begitu bel istirahat berbunyi. Melepaskan penat selama pelajaran, melepaskan rasa haus dan rasa lapar. Suara hiruk pikuk di kantin, tak membuat pandangan Hazal beralih dari syal yang ada di genggaman tangan nya. Syal yang di buang oleh Yafet di lantai kamarnya kemarin malam.

Kelihatannya Yafet membenci ku, dia bahkan membuang syal ini.

Sama seperti Yafet, dia masih mengingat kejadian semalam. Bahkan ciuman dari Yafet masih terasa di bibirnya sekarang. Berbeda dengan ciuman pertamanya dengan Yafet di pesta ulang tahun nya dulu. Kali ini berbeda dari sebelumnya, ada sebuah emosi perasaan dan hasrat yang tersalurkan dari setiap sentuhan mereka. Ingin rasanya waktu cepat berlalu, ingin rasanya jam pulang sekolah segera usai dan dia ingin segera berlari menuju bandara.

Aku tak ingin perpisahan kali ini seperti dua belas tahun yang lalu. Tanpa sepatah katapun. Meskipun Yafet tidak ingin melihat ku, aku akan tetap ke bandara.

Hazal kembali masuk ke kelas nya. Tak sengaja syal nya jatuh dari genggaman tangannya. Seseorang yang ada di belakangnya mengambil syal Hazal, dan melihat tulisan nama Yafet di pinggir syal itu.

"Hazal....kau menjatuhkan syal mu." panggil Ozcan.

"Oh iya....aku tak sengaja menjatuhkan nya. Terima kasih kau sudah mengambilnya." ucap Hazal.

Ozcan memberikan syal itu kepada Hazal.

"Kenapa kau menulis nama Yafet di syal itu?"

"Karena aku ingin memberikan syal ini untuknya."

"Kau sangat menyayangi kakak mu itu ya?"

"Ya Ozcan. Hari ini Yafet akan pulang kembali ke New York. Aku ingin memberikan syal ini kepada nya. Agar dia selalu mengingat ku."

"Aku iri melihat kedekatan kalian."

"Kenapa kau iri melihat kedekatan kami?"

"Kalian berdua tidak seperti adik kakak pada umum nya."

"Kenapa kau berpikir seperti itu?"

"Entahlah....hanya perasaan ku saja."

Setelah mengatakan hal itu, Ozcan berjalan ke tempat duduk nya.

Kriiiing........Kriiinggg......

Bel pulang sekolah berbunyi. Hazal cepat-cepat berjalan ke pintu kelas nya dan berlari menuju halaman sekolah. Hampir saja gadis itu bertabrakan dengan temannya. Gadis itu tidak melihat kanan kirinya. Yang ada di benak nya, dia tidak ingin terlambat menemui Yafet. Sopir pribadinya telah menunggu nya sejak tadi di halaman sekolah.

"Ayo, pak. Cepat antar aku ke bandara." kata Hazal kepada sopir pribadinya.

Mobil Hazal langsung melaju kencang membelah keramaian lalu lintas kota Istanbul.

Hazal melihat ponsel miliknya ada di tempat duduknya.

Ternyata ponsel ku tertinggal di mobil. Ya ampun....aku lupa mengisi baterainya semalam.

Lalu lintas menuju ke Bandara sangatlah padat. Banyak kendaraan bermotor berjalan merambat. Di tempat duduk penumpang, Hazal tampak gelisah. Andaikan saja dia punya sayap, maka dia ingin langsung terbang ke bandara. Sopir pribadi nya berusaha mencari jalan pintas untuk menuju bandara.

Sekarang pukul 13.30, Yafet akan terbang pukul 14.00, tinggal setengah jam lagi waktu ku. Kumohon Tuhan, bawa aku cepat ke bandara.

"Ayo Pak, bisa sedikit lebih cepat lagi." kata Hazal menepuk pundak sopir pribadinya.

"Aku sedang berusaha, Nona. Kita pasti bisa sampai ke Bandara sebelum jam 2 siang." ucap sopir pribadinya.

Tangan Hazal menggenggam erat rok seragam sekolahnya, dia benar-benar tidak sabar menunggu ini semua. Rasanya ingin dia berteriak "Yafet.....tunggu aku !!!"

Ciiiit..........

Sopir pribadi Hazal menghentikan mobilnya di depan halaman pintu keberangkatan. Dengan cepat Hazal turun dari mobilnya. Dia berlari ke arah ruang tunggu. Tapi rupanya kesialan melanda dirinya, ketika hendak melangkah menaiki eskalator seorang petugas sekuriti menghentikan nya.

"Maaf Nona, kau hendak kemana?"

"Aku ingin bertemu dengan keluarga ku. Ayah, ibu dan kakak ku menungguku di ruang tunggu."

"Bisa kau tunjukkan tiket penerbangan mu, Nona."

"Apa? aku tidak punya tiket penerbangan. Aku hanya ingin mengantar kakak ku ke New York."

"Maaf Nona, kau tidak bisa masuk. Kau harus tunjukkan tiket penerbangan mu dulu, maka kau boleh masuk."

"Apa ?? Kumohon Pak....aku bisa terlambat. Aku tidak punya banyak waktu sekarang. Jam 2 siang penerbangan kakak ku. Kumohon."

"Maaf Nona....aku tidak bisa mengijinkan mu masuk."

Hazal ingin menangis ketika petugas sekuriti melarang dirinya untuk masuk ke ruang tunggu.

Bagaimana ini? tinggal 15 menit lagi. Aku tidak ingin ketinggalan pesawat. Aku harus bertemu dengan Yafet. Oh Tuhan, bantu aku bertemu dengan nya.....

Hazal mengusap air mata yang membasahi wajahnya. Dia masih berdiri di depan eskalator, ketika petugas sekuriti itu sedang berjalan ke arah lain, tiba-tiba Hazal memberanikan diri melangkahkan kaki nya berlari menaiki eskalator yang akan membawanya ke ruang tunggu bandara.

Sampailah Hazal di ruang tunggu bandara, jam tangan nya menunjukkan pukul 13.48. Hazal melayangkan pandangan nya mencari keluarga nya. Tapi tidak di jumpai mereka di sana.

Di mana mereka ? Kenapa mereka tidak ada di sini. Ayah, Ibu, Yafet di mana kalian?

Hazal terus berputar-putar di ruang tunggu tersebut. Kemudian terdengar sebuah pengumuman penerbangan ke New York akan segera berangkat, dan meminta seluruh penumpang jurusan Istanbul - New York untuk segera masuk ke gate 8.

Hazal berlari menuju ke gate 8. Sesampai di sana.......

*****

Yafet yang sejak dari tadi menunggu Hazal di ruang tunggu Bandara, merasa penantian nya hari ini akan sia-sia. Yafet menatap ponsel nya untuk yang terakhir kalinya, tidak ada balasan pesan atau telepon dari Hazal.

Aku akan mencoba menelepon nya sekali lagi, ini yang terakhir. Masih tetap sama, ponsel Hazal tidak aktif.

Kemudian dia mematikan ponsel nya, dan memasukkan nya ke kantong celana jeans nya. Dengan wajah yang lesu dan langkah kaki yang gontai, Yafet menuju ke depan pintu gate 8 bersama orang tuanya. Kemudian mereka saling berpelukan, dan mencium pipi Yafet

"Kau sudah dewasa, sayang. Jaga dirimu baik-baik di sana." ucap ibu nya sambil mengusap puncak kepala Yafet.

"Jaga diri mu, nak." peluk Emir kepada anak tunggalnya ini.

Yafet masih menolehkan pandangannya ke belakang, kiri dan kanannya. Berharap gadis yang di cintai nya itu akan datang. Tapi sosok Hazal tidak di lihatnya.

Begitu di dengar pengumuman dari staf bandara, agar seluruh penumpang jurusan Istanbul - New York untuk segera masuk ke gate 8. Emir dan Meral menyuruh putranya itu untuk segera masuk agar tidak ketinggalan pesawat.

Satu langkah.....dua langkah......terasa berat kaki Yafet meninggalkan negaranya. Tiga langkah....empat langkah....Yafet menghembuskan nafasnya dalam-dalam. Lima langkah....

"Yafet........!!!!" terdengar teriakan keras dari seorang gadis yang memanggil nama nya mengejutkan diri Yafet.

Dia tahu itu suara Hazal. Yafet berlari keluar dari pintu gate 8 dengan semangat. Dicari nya asal suara gadis itu.

"Yafet......!!!" gadis itu berteriak lagi.

Kemudian Yafet mengarahkan pandangan nya searah jarum jam sembilan. Dia melihat seorang gadis muda dengan seragam sekolah nya, tersenyum padanya. "Hazal." teriaknya memanggil nama gadis itu.

Hazal berlari mendekati Yafet. Berlangsung begitu cepat, Yafet menangkap tubuh Hazal dan memeluknya. Memeluknya sangat erat. Mata mereka berkaca-kaca dengan tangis bahagia, seakan ingin agar Tuhan menghentikan waktu ini sebentar.

Yafet melepaskan pelukannya, dia memegang tangan Hazal dengan erat. Memandang Hazal sambil berkata...

"Terimakasih kau mau datang, aku ingin melihatmu untuk yang terakhir kalinya, aku..."

Hazal menyentuh bibir Yafet dengan telunjuknya dan berkata....

"Tidak Yafet, ini bukan pertemuan terakhir kita. Aku masih ingin bertemu dengan mu, tunggu aku....tunggu aku di New York. Setelah menyelesaikan sekolah ku, aku akan meminta ijin Ayah agar aku bisa kuliah di New York."

"Kau ingin tinggal di New York ?"

Hazal menganggukkan kepalanya nya. "Karena aku ingin bertemu dan bersama mu."

Yafet memeluk tubuh Hazal dan berkata di telinga gadis itu "Aku menunggumu...dan akan terus menunggu mu." kemudian Yafet mencium kening dan pipi Hazal.

Tetapi ada dua pasang mata senja yang melihat kejadian dua anak muda ini. Emir dan Meral melihat apa yang terjadi dengan anak-anak mereka.

"Apa yang terjadi dengan mereka?" tanya Emir kepada Meral.

"Mereka seperti sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta." ucap Meral.

"Tidak....itu tidak boleh terjadi. Mereka adalah adik kakak. Kita pasti salah mengartikan kedekatan mereka." kata Emir yang mengernyitkan alisnya di hadapan Meral.

"Itu tak masalah sayang, mereka tidak ada hubungan darah. Lagipula aku setuju jika Yafet bersama Hazal. Aku tidak ingin Yafet menikah dengan gadis lain selain Hazal" jelas Meral kepada suaminya itu sambil tersenyum bahagia. Membayangkan andai saja Hazal menjadi pengantin Yafet kelak.

"Apa kau lupa ? Kita telah berusaha sampai saat ini untuk menyembunyikan identitas Hazal yang sebenarnya, dengan mengubah nama belakang Hazal menjadi Aksal, agar seluruh masyarakat tahu bahwa dia adalah putri Aksal. Bukan putri Danner. Jika mereka punya hubungan, apa kata masyarakat yang melihat adik kakak saling jatuh cinta? Maka identitas Hazal akan segera terbongkar. Kau paham Meral ?"

Sang istri yang diajak bicara hanya diam saja, dan masih melihat kedua anak muda itu berpelukan.

"Meral.....!!! Kau harus bantu aku untuk memisahkan mereka !!" nada suara Emir meninggi.

❤️ Bersambung ❤️

Terimakasih buat para readers yang sudah mampir dan membaca novel pertama ku. Jangan lupa untuk kasih...

🤗 Like

🤗 Rate

🤗 Komen dan

🤗 Vote kalian

Dukungan kalian yang membuatku semangat untuk melanjutkan kisah ini. Semoga kalian menyukai tulisan ku ini. Terimakasih 🙏

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

pak emirrrr...pada saat latar belakang hazal terungkap...sydah banyak tangan tuhan yg akan menolong hazal...plisss jngn pisahin hazal yafet🙏🙏🙏🙏🙏

2023-09-30

0

Nana Jompang

Nana Jompang

kasianx klu dipisah kan..sedih 😭

2020-10-28

1

Nina Puji Handayani

Nina Puji Handayani

awal kisah cinta yang rumit 😊smg berjodoh

2020-05-20

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG PERKENALAN PARA TOKOH
2 Tragedi Keluarga Danner
3 Aku Ingin Pulang
4 Boneka Beruang
5 KUCING DAN ANJING BERTEMU
6 Nama Baru, Keluarga Baru, dan Hidup Baru
7 Persiapan Pesta
8 Ijnkan Aku....
9 Pesta Topeng Hazal
10 Kembalinya Yafet
11 Ungkapan Perasaan Yang Terpendam
12 Membuka Memori Masa Lalu
13 Hasil CT scan
14 Metamorfosa Para Tokoh bagian 1
15 Cemburu Bagian Pertama
16 Cemburu Bagian Ke Dua
17 Saksi Bisu
18 Saudara Laki-laki
19 Hari Terakhir di Istanbul
20 Bukan Pertemuan Terakhir Kita
21 Syal Pengikat
22 Cewek Agresif
23 Suara Barito
24 Ungkapan Hati Ozcan
25 Mengumpulkan Potongan Puzzle
26 Hadiah Kelulusan
27 Graduation Istanbul - New York
28 Tinggal di New York
29 Aku Tahu Siapa Dirimu
30 Aku Mencintaimu
31 Janji Yafet
32 Menemukan Potongan Puzzle Baru
33 Sebuah Kartu
34 Masa Lalu dan Masa Depan
35 Bertemu
36 Tantangan Emir Aksal
37 Pencarian Di Mulai
38 Perjalanan Empat Sekawan - Ulah David
39 Perjalanan Empat Sekawan - Umpan Lee
40 Perjalanan Empat Sekawan - Lee dan Carina
41 Perjalanan Empat Sekawan - Hotel VIU MILAN
42 Perjalanan Empat Sekawan - Dua Pejantan
43 Perjalanan Empat Sekawan - Kotak Kayu
44 Perjalanan Empat Sekawan - Negosiasi Pertama
45 Perjalanan Empat Sekawan - Negosiasi Kedua
46 Perjalanan Empat Sekawan - Max Datang
47 Perjalanan Empat Sekawan - Melarikan Diri
48 Berita Tak Terduga
49 Memberi Laporan
50 Opera Sabun Hazal
51 Aku Ingin Menua Bersama mu
52 Pesta Lee dan Carina
53 Merasakan Hujan Bersama Dengan mu
54 Ted Baxter
55 Kembali ke Turki
56 Pencarian di Turki
57 Sebuah Anak Kunci
58 Kena Kau
59 Daftar Pencarian Orang
60 Lima Tahun Kemudian
61 Perang Bantal
62 Curahan Hati Meral
63 Salah Paham
64 Cinta Lama Datang Kembali
65 Pesta Ulang Tahun Perusahaan Aksal
66 Menunggu Waktu
67 Pelayan Palsu
68 Berita Memalukan
69 Takdir Mempertemukan Mereka
70 Tertangkapnya Ted Baxter
71 Di Ambang Kematian
72 Sketsa Seekor Burung
73 Pengkhianatan Alfred
74 Pengakuan Ted Baxter
75 Jadwal
76 Aku Siap
77 Hazal vs Ted
78 Di Malam Kejadian itu
79 Senyuman Licik Selina dan Alfred
80 Rencana busuk Alfred
81 Kejadian di Ruang Tahanan
82 Bom Waktu Sedang Menanti
83 Bahagia Sebelum Badai Menerpa
84 Badai Besar itu Datang
85 Di Rumah Sakit
86 Permintaan Emir Aksal
87 Berakhir di Januari
88 Wanita Bar-bar dan Pria Gila
89 Cincin Hazal dan Rencana Pernikahan
90 Pintu Lift
91 H-2 Menjelang Pernikahan
92 H-1 Menjelang Pernikahan
93 HarI H (Bagian Satu)
94 Hari H (Bagian Dua)
95 Hadiah Pernikahan Yafet - Penangkapan Emir Aksal
96 Emir Aksal Di Bebaskan
97 Akhir Hidup Pengacara Alfred
98 Flashback... Pesan Terakhir Alfred
99 Jawaban Teka-teki Bagian Satu
100 Jawaban Teka-teki Bagian Kedua
101 Waterside Mansion Danner
102 Surat Erkan Danner
103 Rencana Hazal
104 Surat Lamaran Hazal
105 Selamat Datang Wanita Bar-bar
106 Babak Baru Dimulai
107 Arti Diam mu
108 Secangkir Kopi dan Tiga Keping Biskuit
109 Sekali Tepuk Dua Lalat Mati
110 Terjebak
111 Malaikat Penolong
112 Hujan Badai... Membuat Kau dan Aku...
113 Cerita Masa Kecil
114 Kericuhan Di Pagi Hari
115 Cincin dan Harapanku
116 Sabotase Lift
117 Bidak Papan Catur Hazal Dimulai
118 Kau Terlahir Sebagai Seorang Tuan Putri
119 Rival Terberat mu
120 Menjadi Kekasih Kenan Fallay
121 Biji Kacang Pertama
122 Ambil Hasil Panenku
123 Ciuman Pertama
124 Latihan Menembak
125 Aku Atau Ayahmu
126 Berkunjung Ke Sarang Rubah Tua
127 Selina dan Jasmine
128 Titik Terang Harun
129 Alibi Harun
130 Siasat Kenan
131 Satu Perhatian
132 Perjalanan Menuju Swiss (1)
133 Perjalanan Menuju Swiss (2)
134 Perjalanan Menuju Swiss (3)
135 Perjalanan Menuju Swiss (4)
136 Perjalanan Menuju Swiss (5)
137 Aksi Mert
138 Sampai Jumpa Mert
139 Swiss Hari Pertama
140 Rahasia Itu Terbongkar
141 Malam Mencekam - Ajari Aku Bagaimana Caranya Mencintaimu
142 Swiss Hari Kedua - Aku Akan Menjagamu
143 Hari Pembalasan Yafet
144 Aku Menerima Tantanganmu, Yafet Aksal!
145 Beri Aku Waktu Untuk Membalas Cintamu
146 Tunggu Aku Di Tempat Biasa
147 Dua Berita
148 Battle
149 Restu
150 Beberapa Hari Menjelang Pernikahan
151 Malam Perpisahan
152 Dangerous Love Boom
153 Jalan Keluar Kenan
154 Pemakaman
155 Membangun Tembok
156 Surat Kenan Dibuka
157 Pesan Video Kenan
158 Selamat Datang Jaksa Muda Hazal
159 Kuncup Bunga Mawar
160 Terimakasih Kau Masih Berjuang Untuk Tetap Hidup
161 Sidang Pertama
162 Keputusan Mehmet
163 Kebangkrutan Harun
164 Sidang Kedua
165 Banding
166 Akhirnya
167 Special Chapter - I Love You Forever and Ever
168 Special Chapter - Wedding Party
169 Special Chapter - First Night With You
170 Pengumuman
171 Open PO
Episodes

Updated 171 Episodes

1
PROLOG PERKENALAN PARA TOKOH
2
Tragedi Keluarga Danner
3
Aku Ingin Pulang
4
Boneka Beruang
5
KUCING DAN ANJING BERTEMU
6
Nama Baru, Keluarga Baru, dan Hidup Baru
7
Persiapan Pesta
8
Ijnkan Aku....
9
Pesta Topeng Hazal
10
Kembalinya Yafet
11
Ungkapan Perasaan Yang Terpendam
12
Membuka Memori Masa Lalu
13
Hasil CT scan
14
Metamorfosa Para Tokoh bagian 1
15
Cemburu Bagian Pertama
16
Cemburu Bagian Ke Dua
17
Saksi Bisu
18
Saudara Laki-laki
19
Hari Terakhir di Istanbul
20
Bukan Pertemuan Terakhir Kita
21
Syal Pengikat
22
Cewek Agresif
23
Suara Barito
24
Ungkapan Hati Ozcan
25
Mengumpulkan Potongan Puzzle
26
Hadiah Kelulusan
27
Graduation Istanbul - New York
28
Tinggal di New York
29
Aku Tahu Siapa Dirimu
30
Aku Mencintaimu
31
Janji Yafet
32
Menemukan Potongan Puzzle Baru
33
Sebuah Kartu
34
Masa Lalu dan Masa Depan
35
Bertemu
36
Tantangan Emir Aksal
37
Pencarian Di Mulai
38
Perjalanan Empat Sekawan - Ulah David
39
Perjalanan Empat Sekawan - Umpan Lee
40
Perjalanan Empat Sekawan - Lee dan Carina
41
Perjalanan Empat Sekawan - Hotel VIU MILAN
42
Perjalanan Empat Sekawan - Dua Pejantan
43
Perjalanan Empat Sekawan - Kotak Kayu
44
Perjalanan Empat Sekawan - Negosiasi Pertama
45
Perjalanan Empat Sekawan - Negosiasi Kedua
46
Perjalanan Empat Sekawan - Max Datang
47
Perjalanan Empat Sekawan - Melarikan Diri
48
Berita Tak Terduga
49
Memberi Laporan
50
Opera Sabun Hazal
51
Aku Ingin Menua Bersama mu
52
Pesta Lee dan Carina
53
Merasakan Hujan Bersama Dengan mu
54
Ted Baxter
55
Kembali ke Turki
56
Pencarian di Turki
57
Sebuah Anak Kunci
58
Kena Kau
59
Daftar Pencarian Orang
60
Lima Tahun Kemudian
61
Perang Bantal
62
Curahan Hati Meral
63
Salah Paham
64
Cinta Lama Datang Kembali
65
Pesta Ulang Tahun Perusahaan Aksal
66
Menunggu Waktu
67
Pelayan Palsu
68
Berita Memalukan
69
Takdir Mempertemukan Mereka
70
Tertangkapnya Ted Baxter
71
Di Ambang Kematian
72
Sketsa Seekor Burung
73
Pengkhianatan Alfred
74
Pengakuan Ted Baxter
75
Jadwal
76
Aku Siap
77
Hazal vs Ted
78
Di Malam Kejadian itu
79
Senyuman Licik Selina dan Alfred
80
Rencana busuk Alfred
81
Kejadian di Ruang Tahanan
82
Bom Waktu Sedang Menanti
83
Bahagia Sebelum Badai Menerpa
84
Badai Besar itu Datang
85
Di Rumah Sakit
86
Permintaan Emir Aksal
87
Berakhir di Januari
88
Wanita Bar-bar dan Pria Gila
89
Cincin Hazal dan Rencana Pernikahan
90
Pintu Lift
91
H-2 Menjelang Pernikahan
92
H-1 Menjelang Pernikahan
93
HarI H (Bagian Satu)
94
Hari H (Bagian Dua)
95
Hadiah Pernikahan Yafet - Penangkapan Emir Aksal
96
Emir Aksal Di Bebaskan
97
Akhir Hidup Pengacara Alfred
98
Flashback... Pesan Terakhir Alfred
99
Jawaban Teka-teki Bagian Satu
100
Jawaban Teka-teki Bagian Kedua
101
Waterside Mansion Danner
102
Surat Erkan Danner
103
Rencana Hazal
104
Surat Lamaran Hazal
105
Selamat Datang Wanita Bar-bar
106
Babak Baru Dimulai
107
Arti Diam mu
108
Secangkir Kopi dan Tiga Keping Biskuit
109
Sekali Tepuk Dua Lalat Mati
110
Terjebak
111
Malaikat Penolong
112
Hujan Badai... Membuat Kau dan Aku...
113
Cerita Masa Kecil
114
Kericuhan Di Pagi Hari
115
Cincin dan Harapanku
116
Sabotase Lift
117
Bidak Papan Catur Hazal Dimulai
118
Kau Terlahir Sebagai Seorang Tuan Putri
119
Rival Terberat mu
120
Menjadi Kekasih Kenan Fallay
121
Biji Kacang Pertama
122
Ambil Hasil Panenku
123
Ciuman Pertama
124
Latihan Menembak
125
Aku Atau Ayahmu
126
Berkunjung Ke Sarang Rubah Tua
127
Selina dan Jasmine
128
Titik Terang Harun
129
Alibi Harun
130
Siasat Kenan
131
Satu Perhatian
132
Perjalanan Menuju Swiss (1)
133
Perjalanan Menuju Swiss (2)
134
Perjalanan Menuju Swiss (3)
135
Perjalanan Menuju Swiss (4)
136
Perjalanan Menuju Swiss (5)
137
Aksi Mert
138
Sampai Jumpa Mert
139
Swiss Hari Pertama
140
Rahasia Itu Terbongkar
141
Malam Mencekam - Ajari Aku Bagaimana Caranya Mencintaimu
142
Swiss Hari Kedua - Aku Akan Menjagamu
143
Hari Pembalasan Yafet
144
Aku Menerima Tantanganmu, Yafet Aksal!
145
Beri Aku Waktu Untuk Membalas Cintamu
146
Tunggu Aku Di Tempat Biasa
147
Dua Berita
148
Battle
149
Restu
150
Beberapa Hari Menjelang Pernikahan
151
Malam Perpisahan
152
Dangerous Love Boom
153
Jalan Keluar Kenan
154
Pemakaman
155
Membangun Tembok
156
Surat Kenan Dibuka
157
Pesan Video Kenan
158
Selamat Datang Jaksa Muda Hazal
159
Kuncup Bunga Mawar
160
Terimakasih Kau Masih Berjuang Untuk Tetap Hidup
161
Sidang Pertama
162
Keputusan Mehmet
163
Kebangkrutan Harun
164
Sidang Kedua
165
Banding
166
Akhirnya
167
Special Chapter - I Love You Forever and Ever
168
Special Chapter - Wedding Party
169
Special Chapter - First Night With You
170
Pengumuman
171
Open PO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!