Di episode sebelumnya, Hazal mencoba mengingat kejadian kecelakaan dan terbunuhnya orang tua kandungnya. Hazal mengamati satu per satu orang yang diduga sebagai tersangka dalam kasus tersebut, pandangannya berhenti di satu orang terduga yang memakai nomer dada nomer tiga. Pikiran gadis itu terus mencoba mengenali wajah pembunuh itu, tapi yang terlihat hanya bayangan samar-samar yang tidak terlalu jelas. Semakin dia berusaha mengingat setiap runtutan peristiwa itu, semakin kepala nya seakan mau pecah. Sampai akhirnya dia sudah tidak bisa menahan rasa sakit pada kepalanya. Hazal terjatuh di lantai dan tidak sadarkan diri.
"Hazal...!!!" teriak ketiga orang laki-laki dewasa itu serentak begitu mereka melihat Hazal terjatuh di lantai. Dengan cepat Yafet mengangkat tubuh gadis yang memiliki tinggi 170 cm itu dan membawanya keluar menuju tempat parkir dimana mobilnya berada. Sementara Emir mengikuti langkah putranya itu dari belakang. Yafet membaringkan tubuh Hazal di kursi belakang mobilnya, sedangkan dirinya dan ayahnya duduk di bagian depan. Yafet mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit dengan kecepatan tinggi. Sedangkan pengacara Alfred masih berada di kantor polisi.
Pengacara senior itu merasa kesal karena kejadian pingsan nya Hazal dan ketidakmampuan Hazal untuk mengingat kembali peristiwa pembunuhan itu.
*******
Di Rumah Sakit
Tubuh Hazal terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit, gadis itu sudah tersadar dari pingsannya akibat sakit kepala yang tidak bisa di tahannya.
"Apa yang terjadi dengan kepalaku? Aku belum pernah merasakan sakit kepala seperti ini sebelumnya." tanya Hazal kepada Yafet yang duduk di dekat ranjangnya. Gadis itu memegang kepalanya yang masih terasa sedikit sakit.
"Entahlah, Ayah belum kembali dari ruangan dokter. Kita akan segera mengetahuinya begitu Ayah datang. Istirahatlah kembali. Pejamkan matamu dan tidurlah. Aku akan menjagamu di sini." jawab Yafet yang memandang Hazal dengan tersenyum.
"Aku seperti tidak mengenal dirimu, kenapa kau bisa berubah?" tanya Hazal yang mendengar perkataan Yafet yang tampak peduli kepadanya.
"Kau memang belum mengenal diri ku, dari dulu sampai sekarang. Berapa kali kita bertemu selama ini? Dalam hitunganku tidak sampai sepuluh jari, tapi di setiap pertemuan aku selalu memberi kesan yang buruk kepadamu." ujar Yafet yang mengusap puncak kepala Hazal.
"Maafkan aku." suara Hazal terdengar lirih.
"Ssstt....jangan meminta maaf padaku." Yafet menaruh jari telunjuknya pada bibir Hazal. "Bukankah kita mau mulai dari awal lagi? Memulai pertemanan kita yang baru." Yafet mengingatkan janji mereka beberapa hari yang lalu.
Hazal tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Yafet memberikan jari kelingkingnya di depan wajah Hazal, dan gadis itu melingkarkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Yafet tanda perjanjian mereka. "Jadilah teman dekat ku." ucap mereka bersamaan. Kedua anak manusia ini tersenyum melihat tingkah laku mereka sendiri yang seperti anak kecil.
Suara pintu yang terbuka, mengejutkan Yafet dan Hazal. Suara langkah Emir terdengar memasuki kamar Hazal di rawat. Pebisnis tua ini melihat putrinya sudah sadar dari pingsannya dan terlihat sehat. "Bagaimana keadaanmu, sayang?" tanya Emir yang duduk di ranjang Hazal.
"Terasa lebih baik. Apa yang dikatakan dokter, Ayah?" tanya Hazal yang melihat ayah angkatnya itu sedang memegang sebuah kertas putih.
Emir yang melihat Hazal memandang kertas di tangan nya, menjelaskan bahwa dokter perlu melakukan pemeriksaan terhadap kepala Hazal. "Terakhir dokter memeriksa mu saat kau berada di rumah sakit di Swiss." ujar Emir.
"Apa ada yang berbahaya, Ayah?" tanya Hazal terlihat khawatir dengan kondisi kesehatannya.
"Tidak ada, sayang. Lebih baik kau jangan terlalu banyak berpikir. Sebentar lagi perawat akan membawamu ke ruang CT Scan.
Sekitar satu jam mereka menunggu hasil pemeriksaan CT scan itu keluar. Seorang dokter memasuki kamar Hazal, membawa hasil pemeriksaan tersebut dan menjelaskan bahwa ada bekas benturan di kepala Hazal yang tidak terlalu besar. Dampak dari benturan itu merupakan akibat dari kecelakaan mobil di Pegunungan Alpen, Swiss sewaktu Hazal berumur lima tahun. Dokter mengatakan bahwa bekas benturan tersebut tidak berbahaya, akan tetapi jika Hazal mencoba mengingat kejadian kecelakaan itu, maka saraf di kepalanya akan bereaksi dan menyebabkan sakit kepala yang sangat hebat. Demi kesehatan Hazal, dokter menyarankan agar gadis itu tidak mencoba mengingat masa lalu nya yang akan berdampak pada kesehatan kepalanya.
Setelah mendengar penjelasan dari dokter, Emir mengerti kenapa Hazal kesakitan seperti tadi di kantor polisi. Ayah kandung Yafet ini meminta Hazal untuk menuruti perkataan dokter. Tapi kali ini Hazal tidak menuruti keinginan ayah angkatnya itu. Gadis itu masih tetap pada pendiriannya untuk mencari pembunuh orang tuanya. Satu-satunya cara Hazal saat ini adalah berusaha mengingat kembali wajah pelaku tersebut. Meskipun dia akan membuka kembali trauma di kepalanya yang sudah sembuh.
Wajah pria tua itu terlihat sedih, baru kali ini Hazal tidak menuruti keinginannya. Hazal yang melihat guratan kesedihan di wajah ayah angkatnya itu, mendekati ayah angkatnya, dan memeluk lengan Emir, gadis itu bersandar di bahu ayah yang telah membesarkan dirinya.
"Maafkan aku, Ayah. Kumohon ayah jangan marah. Aku tau Ayah memikirkan kesehatanku, Ayah peduli padaku, tapi bukankah selama ini Ayah juga ingin tau siapa pembunuh orang tuaku? Ayah ingin balas dendam dan menghancurkan penjahat itu bukan? Satu-satunya cara untuk mencari pembunuh itu adalah dengan mengingat kejadian di malam mengerikan itu, Ayah. Jika aku tidak berusaha mengingat dan mengenali wajah pembunuh itu, maka pembunuh itu akan bebas berkeliaran untuk selamanya, dia tidak akan mendapatkan hukumannya, Ayah." ucap Hazal lirih.
Setelah mendengar perkataan Hazal, ayah angkatnya itu memeluk Hazal. Pria paruh baya itu meneteskan air matanya. Bagaimana pun dia sudah menganggap Hazal seperti permata hatinya. Tidak ada satu orang pun yang boleh menyakiti permata nya ini. Bahkan dia terkadang merasa takut kehilangan putri angkatnya ini daripada kehilangan anak kandungnya sendiri.
Melihat pemandangan Ayah nya dan Hazal yang sangat dekat. Yafet tidak tau harus berkata apa. Tapi hatinya merasa bahagia melihat hal itu. Tidak ada perasaan iri lagi melihat curahan kasih sayang ayah nya yang begitu besar kepada Hazal.
❤️ Bersambung ❤️
Terimakasih buat teman-teman yang meluangkan waktunya untuk membaca tulisan novel ku ini. Mohon dukungan teman-teman semua untuk memberikan dukungan buat ku melalui...
🤗 Like
🤗 Rate
🤗 Komentar
🤗 Vote
Aku berharap teman-teman masih setia mengikuti kisah selanjutnya 🤗 Terimakasih 🙏🙏🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Erni Fitriana
😭😭😭😭😭😭😭beei jalan cerita untyk kebahagia'an hazal y thor...beri jalan cerita buat fayet..emir n istri nya..dicerita ini orang" baik harus kamu bahagiakan👍🏾👍🏾👍🏾
2023-09-30
0
LALA
kamu sangat beruntung hazel karna di sayangi ortu walau bukan kandung🤧🤧🤧
2020-11-06
0
Free List
kasihan hazal 😭
2020-06-17
1