Sore hari, mereka semua tengah duduk di tepi pantai kuta menunggu hidangan makan malam yang sudah mereka pesan. Vania tampak asyik mengabadikan suasana senja dengan ponselnya bersiap untuk melihat sunset.
"Gue ke sana dulu ya" ucap Vania pada Devi yang tengah memangku Arka, Devi hanya mengangguk. Sementara Iren dan Tyo sudah lebih dulu berjalan di bibir pantai berdua. Sementara Ricko entah di mana, setelah tadi ia izin menerima telepon.
Vania menikmati sapaan angin sore yang meniupkan rambutnya. Ia benar - benar menikmati kesendiriannya.
"Dev, abang boleh tanya sesuatu enggak?" tanya Daniel pada Devi.
"Tanya apa bang?" Devi balik bertanya.
"Tentang Vania" ucap Daniel.
"Vania? Kenapa Vania?" tanya Devi.
"Hmm.. Vania sebelumnya punya pacar enggak sih?" tanya Daniel.
"Kenapa abang tanya gitu? Ish.. Ish.. Jangan - jangan abang naksir Vania ya" sahut Devi.
"Sembarangan..!! Gue walaupun LDR sama tunangan yang gue, tapi gue setia ya" sungut Daniel.
"Hahahaa.. Ya dikirain" Devi tertawa.
"Yee.. Sudah agh, jangan tertawa terus, jawab pertanyaan abang" seru Daniel.
"Hmm.. Vania itu sebenarnya pernah pacaran bang, 2 kali dan kedua - duanya cowoknya brengs*k semua" ucap Devi sambil menutup telinga Arka dengan kedua tangannya.
"Maksud kamu?" tanya Daniel.
"Iya, nih ya mantan pacar Vania yang pertama namanya Reza. Dia dulu dekatin dan pacarin Vania cuma biar bisa masuk ke perusahaan, dan parahnya lagi pas si Reza sudah masuk di perusahaan dan dapat posisi yang lumayan itu juga karena bantuan dari Vania yang selalu bantu Reza nyelesain kerjaannya. Terus si Reza dekatin perempuan lain yang baru diangkat sebagai manager pemasaran dan Vania enggak dianggap sama sekali. Kasihan deh si Vania itu, tapi ya kalau orang lain sih lihatnya Vania anaknya ceria saja" Devi mulai bercerita.
"Terus mantan pacarnya yang kedua?" tanya Daniel.
"Agh.. Itu lagi namanya Alvian, dia kemarin itu ketahuan melakukan laporan palsu tapi dia malah nyalahin Vania dan melaporkan Vania ke Direktur sampai Vania kena SP. Dia mempermalukan Vania, bahkan menghina Vania bang. Aku juga baru tahu ceritanya belum lama dari Wahyu. Vania enggak pernah cerita tentang masalah ini " Devi terlihat kesal.
" Ooo begitu, oh ya siapa Wahyu? " tanya Daniel.
" Wahyu itu teman kita di kantor, dia yang bantu Vania buat membuktikan kalau Vania enggak bersalah"
Tanpa Daniel dan Devi sadari sedari tadi Ricko ikut mendengarkan pembicaraan mereka. Ricko menebar pandangannya, kemudian ia pergi meninggalkan Devi dan Daniel.
"Wahyu suka sama Vania?" tanya Daniel.
"Ya enggaklah bang, Wahyu itu sudah menikah. Dia hanya berhutang budi sama Vania, dulu waktu istrinya melahirkan itu pendarahan. Vania yang mendonorkan darahnya untuk istrinya Wahyu" jawab Devi.
"Ooo seperti itu" sahut Daniel.
Vania tengah berjalan menyusuri pantai dengan kaki telanjang. Ia menikmati setiap deburan air ombak yang mengenai kakinya. Vania melihat sekelompok remaja yang tengah asyik berfoto bersama, Vania tersenyum seraya berjalan mendekat ke arah mereka.
"Sini saya foto kan kalian" Vania menawarkan bantuan.
" Agh.. Iya.. Iya.. Tolong ya kak" ucap salah satu dari mereka seraya menyerahkan kameranya pada Vania. Vania pun mengambil beberapa foto remaja tersebut.
"Ini coba dilihat dulu, suka tidak" ucap Vania, sekelompok remaja itu lun menghampiri Vania.
"Ih.. Bagus banget, terima kasih ya kak" ucap mereka puas dengan hasil jepretan Vania.
"Sama - sama, ya sudah saya duluan ya" Vania pun melanjutkan langkah kakinya.
"Jangan terlalu baik pada orang" suara seseorang tiba - tiba.
"Mas Ricko?" pekik Vania terkejut. Ricko berjalan beriringan dengan Vania.
"Kamu terlalu baik hingga mudah dimanfaatkan oleh orang lain" seru Ricko.
"Van, hanya berbuat baik sebatas Van mampu mas. Kita enggak tahu kapan Allah membalas perbuatan baik kita" sahut Vania.
"Tapi kita tetap harus waspada, jangan sampai mudah dimanfaatkan oleh orang lain" ucap Ricko, dan Vania hanya mengangguk dan tersenyum tipis sebagai respon ucapan Ricko.
"Van ke sana dulu ya mas" ucap Vania.
"Kenapa kamu menghindari saya?" tanya Ricko sesaat sebelum Vania menjauh darinya.
"Menghindari mas Ricko? itu mungkin hanya perasaan mas Ricko saja. Van hanya bersikap biasa saja" sahut Vania lalu kemudian meninggalkan Ricko. Ricko menatap punggung Vania yang semakin menjauh. Setelah netra matanya tak mampu lagi menatap Vania, Ricko mengalihkan pandangannya ke lautan yang ada di hadapannya.
"Mungkin kita sama, sama - sama takut kecewa lagi" gumam Ricko sambil menatap matahari yang mulai terbenam.
Vania mempercepat langkahnya, jantungnya berdebar sangat kuat ketika berada di dekat Ricko. Namun Vania yang takut kecewa lagi pun memutuskan untuk menjaga jarak dengan Ricko. Ia tak mau terluka lagi dan tak mau kecewa lagi.
🍓🍓🍓🍓🍓
Keesokannya, mereka sudah tiba di bandara Soekarni Hatta.
"Van, Dev.. Bareng abang yuk" ajak Daniel.
"Gimana Van?" tanya Devi.
"Boleh bang, lumayan tumpangan gratis" sahut Vania.
"Sebentar ya, abang ambil mobil dulu di parkiran" Daniel dan Tyo pun pergi menuju parkiran inap di bandara.
Sekitar 20 menit kemudian mobil Tyo dan Daniel berhenti tepat di hadapan mereka. Tyo, Daniel dan Ricko pun memasukan koper dan barang bawaan mereka ke dalam bagasi mobil masing - masing.
Iren dan Tyo yang sudah jalan lebih dulu. Devi dan Arka masuk ke dalam mobil Daniel disusul Vania. Mereka bertiga duduk di bangku penumpang. Sementara Daniel dan Ricko memastikan tak ada barang yang mereka yang tertinggal baru keduanya masuk ke dalam. Daniel duduk di kursi kemudi, dan Ricko duduk di kursi penumpang depan.
"Antar Devi dulu atau antar Vania dulu nih?" tanya Daniel seraya menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Ke rumah Devi aja bang, nanti Van minta dijemput ayah di sana saja" jawab Vania.
"Pakai dijemput ayah segala Van, abang antarin sampai rumah saja enggak apa - apa sekalian" sahut Daniel.
"Ngerepotin abang nanti" ucap Vania.
"Enggaklah Van, santai saja" sahut Daniel.
"Ya sudah, terima kasih ya bang" Vania kemudian menengok ke arah Arka yang sejak tadi menarik - narik jaketnya.
"Apa sayang?" tanya Vania pada Arka.
"Te.. Kiss.. Kiss" ucap Arka seraya menunjuk pipinya.
"Agh.. Iya.. Arka belum tante Van kiss yaa, sini te Van kiss" Vania mengangkat tubuh Arka lalu menciumi pipi balita tersebut.
"Aduh heran deh gue, Arka kenapa senang banget ya dicium sama elo" ucap Devi.
"Hmm.. Jangan - jangan Arka suka nih sama tante Van. Arka suka ya sama tante Van.." ucap Vania asal.
"Uhhuuuuuukk" Ricko yang tengah minum tersedak mendengar ucapan Vania.
"Elo kenapa bro? Pelan - pelan bro minumnya" ledek Daniel.
"Jiaaaahh.. Sudah ada saingan saja Lo" ejek Daniel pelan seraya melirik ke Ricko.
"Berisik Lo, sudah nyetir yang benar" kesal Ricko. Daniel pun tertawa, membuat Devi dan Vania yang tak tahu apa yang dibicarakan Daniel dan Ricko pun menjadi bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Nia Airen
up....
saingannya baby arka y
kirain siapa thor ????????
2020-10-11
0