Kalkulator Cinta Auditor
Bruuuukk
Terdengar suara benturan yang cukup keras. Vania terjatuh dengan tumpukan berkas yang berserakan.
"Adduuuuhh" Vania meringis kesakitan seraya memegang bokongnya yang sakit.
"Sorry Van, gue enggak lihat elo" ucap Wahyu, teman kantor Vania yang tidak sengaja menabrak Vania.
"Agh.. Elo Yu. Enggak lihat gue jalan?" dengus Vania kesal seraya berdiri dan merapikan berkas yang berserakan.
"Benaran enggak lihat Van, tadi tuh gue lagi balas whatsapp" Wahyu membantu Vania merapikan berkas.
"Makanya, kalau jalan jangan sambil mainan hp" Vania mengambil berkas yang telah dirapikan Wahyu. Dan kembali melangkahkan kakinya menuju kubikel untuk melanjutkan pekerjaannya.
Vania meletakan berkasnya yang dia bawa tadi di atas meja kerjanya.
"Hmm.. Kayaknya bakalan ada yang lembur nih" ledek Devi, teman sekantor Vania.
" Biasa deh Dev, menjelang audit pasti kerjaan numpuk " sahut Vania seraya mendudukan dirinya di kursinya.
" Terus elo bisa datang enggak ke bridal showernya Iren ?" tanya Devi yang seraya memutar kursinya menghadap ke arah Vania.
" Pastilah, besok kan acaranya?" Vania mengambil tumbler nya, lalu meminum isinya hingga tandas.
" Iyap, anda benar. Ya sudah buruan kerjain tuh, biar cepat selesai " Devi menunjuk ke arah berkas yang menumpuk di atas meja kerja Vania.
" Sipppp " sahut Vania, dan mulai memisahkan beberapa berkas yang yang harus ia selesaikan hari ni, dan yang bisa ia kerjakan besok.
Sementara itu, di tempat lain. Tepatnya di sebuah KAP ( Kantor akuntan publik ) sedang ada rapat untuk pembagian tim audit.
" Rik, kamu tahun ini menggantikan Erika ya, untuk audit PT. Cahaya Cemerlang Perdana" ucap Pak Bagus, atasan Rikco.
" Siap Pak " jawab Rikco.
" Dengan anggota Tim, kamu bisa pilih sendiri " ucap Pak Bagus.
" Saya bersama Daniel dan Tyo saja Pak " sahut Rikco.
" Enggak bosan kamu sama mereka ? Enggak ada keinginan kamu buat memasukan Manda ke dalam tim kamu buat ngegantiin Daniel " usul Pak Bagus. Manda, yang namanya disebut kemudian tersenyum, dalam hatinya berharap kalau Rikco menyetujui usul Pak Bagus.
" Tidak Pak, saya merasa sudah cukup bisa bekerja sama dengan baik bersama mereka. Dan lagi pula Manda adalah tim Pak Yohan " tolak Rikco halus, Pak Bagus pun hanya mampu menyetujui keputusan Rikco tanpa berani menolaknya.
" Ya sudah, kalau begitu, bulan depan kalian mulai proses audit nya ya " ucap Pak Bagus sebelum mengakhiri rapatnya.
🍓🍓🍓🍓🍓
Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 8 malam. Vania yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya kemudian merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal.
Vania melihat ke sekelilingnya, hanya ada beberapa temannya yang juga terpaksa kerja lembur. Vania bangun dari posisi duduknya dan berjalan menuju pantry untuk membuat secangkir teh madu untuknya.
" Mbak Vania, belum pulang ?" tanya Bu Yana, salah satu Office Girl di kantornya. Bu Yana baru saja masuk ke dalam pantry setelah merapikan ruangan direktur,
" Eh ibu Yana, iya bu belum. Pekerjaan saya baru selesai " jawab Vania sopan sambil mengaduk minumannya.
" Sini bu, temani Vania ngobrol " Vania mengajak Bu Yana duduk.
" Iya mbak, sebentar ibu taruh sapu dulu " jawab Bu Yana sambil berjalan ke arah lemari penyimpanan di pojok ruangan.
" Bu Yana sudah makan belum ?" tanya Vania, ketika Bu Yana duduk di depannya.
" Belum mbak " jawab Bu Yana jujur.
" Ibu, setiap hari pulang jam berapa ?" tanya Vania.
" Ya tergantung, Pak Ilham pulang jam berapa mbak. Kan Pak Ilham hanya memperbolehkan saya yang merapikan ruangannya. Dia enggak mau OG atau OB yang lain mbak buat membersihkan ruangannya. Alasannya enggak bersih lah, inilah itulah " jawab Bu Yana.
" Ooooo begitu, yang lain pasti iri ya bu ?"
" Ya.. ada yang iri, ada yang malah senang mbak " sahut Bu Yana, Vania pun hanya tersenyum mendengar jawaban Bu Yana.
" Bu, nanti pulangnya bareng Vania ya "
" Agh.. enggak usah mbak. Ngerepotin mbak Vania " tolak Bu Yana halus.
" Ish.. enggak kok bu. Biar Vania ada temannya bu, mau ya " rayu Vania.
" Ya sudah terima kasih mbak"
" Kalau begitu, Vania ambil tas dulu ya bu " Vania pun segera meminum teh herbalnya yang ternyata masih cukup panas.
" Aaaaa.. panas.. panas.. panas.. " Vania berteriak sambil mengibas - ngibaskan kedua tangannya ke depan mulutnya yang terbuka.
" Ya ampun mbak, hati - hati " Bu Yana segera mengambilkan air dingin dan memberikannya kepada Vania, Vania segera menyambar gelas yang disodorkan oleh Bu Yana dan meminumnya hingga tandas,
" Mbak Vania ini ceroboh sekali, wong teh masih ngepul begitu kok langsung diminum" Bu Yana menggeleng - gelengkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Soni Saputra
Sangat bagus
2021-02-01
0
Yeni Eka
Bagus ka ceritanya, semangat
2021-01-26
0
Yesika Carolina
menarik...😊
2021-01-24
0