Sabtu pagi, Vania yang bermaksud untuk libur pun ternyata tidak bisa. Karena sedang ada proses audit, dan auditor tersebut membutuhkan data segera hingga mau tidak mau Vania pun terpaksa lembur.
"Loh Van. Kamu mau kemana? Kok sudah rapi?" tanya ibu ketika melihat Vania keluar dari kamarnya sudah rapi dan membawa tas kerjanya.
"Van harus ke kantor bu, ada data yang harus segera Vania serahkan ke auditor" jawab Vania seraya memakai sneakernya.
"Oooo.. Seperti itu" sahut ibu, seraya merapikan meja makan. Biasanya ibu akan protes jika Vania tetap bekerja di waktu weekend, namun kali ini ibu justru merasa senang karena Vania akan berangkat bekerja hari ini.
"Hmmm.. Tanpa ibu cari cara untuk menggagalkan perkenalan Vania dengan anak temannya ayah, eh sudah gagal sendiri" ucap ibu dalam hati.
"Van berangkat dulu ya bu, ini harus jemput Devi dulu baru ke kantor" pamiy Vania lalu mencium tangan ibu.
"Ya sudah Van, kamu hati - hati" sahut ibu
Tak berapa lama, Vania pun pergi ke kantornya dengan mengendarai mobilnya.
10 menit kemudian, ayah yang baru saja pulang dari masjid bingung tak mendapati mobil Vania di garasi. Ayah pun segera masuk ke dalam.
"Assallamu'alaikum" salam ayah seraya masuk ke dalam rumah.
"Wa alaikum salam" balas ibu, dari ruang makan, sedang meletakan sarapan yang baru selesai dimasaknya.
"Van pergi bu?" tanya ayah langsung seraya mencuci tangannya.
"Iya yah, katanya ada pekerjaan yang mendesak" jawab ibu.
"Ini bukan rencana ibu kan buat menggagalkan perkenalan Vania dengan teman ayah?" tanya ayah curiga.
"Ya ampun Yah, sama istri sendiri kok mikirnya begitu sih. Enggak Yah, memang tadi Vania sendiri yang bilang ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Sekarang kan kantornya Vania sedang diaudit, nah auditornya minta data apa gitu, ibu enggak paham" jawab ibu.
"Kalau ayah tidak percaya, ayah telepon Vania saja" sambung ibu seraya berjalan ke dapur.
"Hmm.. Ya bisa saja ibu dan Vania sudah sekongkol" sahut Ayah.
"Ya terserah ayah deh, mau percaya alhamdulillah.. Enggak ya sudah, ibu bisa apa Yah" ucap ibu dengan menampilkan ekspresi sedih, padahal sejatinya kini ibu sedang bahagia karena rencana suaminya tersebut gagal.
🍓🍓🍓🍓🍓
Mobil Vania sudah terparkir di gedung kantornya. Vania dan Devi berjalan beriringan masuk ke dalam kantornya.
"Aduh, semoga kantor cabang sudah mengirimkan datanya ya Van. Kalau belum, mau enggak mau kita harus ambil sendiri ke cabang" ucap Devi saat mereka menunggu lift.
"Iya, semoga saja ya Dev" sahut Vania yang fokus dengan ponselnya.
Tak butuh waktu lama untuk Vania dan Devi sudah berada di ruangannya masing - masing untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.
Tepat jam 11 siang terlihat Devi memasuki ruangan Vania sambil bicara dengan seseorang di ponselnya.
"Iya pak, saya sudah memintanya sejak 3 hari yang lalu tapi belum juga dikirimkan oleh mereka" Devi duduk di kursi yang berada di hadapan Vania.
"Lalu bagaimana pak? Bu Vania juga tidak dapat memproses datanya pak kalau mereka belum kirimkan datanya" Devi tampak serius.
"Saya sudah berkali - kali pak memintanya pada kepala cabang" Devi terlihat putus asa.
"Baik pak, saya akan bicarakan dengan bu Vania" Devi mengakhiri pembicaraannya di telepon.
Vania dan Devi menghela nafasnya, dan keduanya pun menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.
"Terpaksa Van" ucap Devi.
"Ya mau bagaimana lagi Vi" sahut Vania.
"Bawa mobil saja ya Van, biar gue bisa bisa ajak Arka dan susternya" ucap Devi.
"Iya, lagi pula ke Bandung saja sih masih dekat Vi. Berangkat besok saja ya, biar Senin kita bisa langsung ke kantor cabang" usul Vania.
"Kalau malam ini bagaimana?" biar bisa jalan - jalan dulu Arka, kasihan gue sama dia" ucap Devi.
"Hm.. Ya sudah, kalau begitu sekarang kita pulang biar bisa siap - siap" sahut Vania.
"Gue pesanin hotel dulu ya" Devi lalu membuka aplikasi pemesanan hotel, dan memesan hotel untuk mereka.
"Van, nanti mampir beli burger dulu ya. Arka tadi minta dibeliin burger" ucap Devi sebelum keluar dari ruangan Vania.
"Oke" sahut Vania, ia oun segera merapikan berkasnya yang akan ia bawa ke Bandung.
Sementara di rumah kediaman orang tua Vania, teman lama ayah yang ditunggu - tunggu kedatangannya pun tiba.
"Assallamu alaikum" salam seseorang dari arah teras, ayah yang sedang menunggu di ruang tv pun segera berjalan ke teras.
"Wa alaikum salam" ayah menyambut kedatangan teman lamanya.
"Akhirnya kamu sampai juga Mas" ayah berpelukan dengan temannya tersebut.
"Loh, kamu sendiri? Mana istri dan anakmu?" tanya Ayah karena hanya melihat temannya datang sendirian.
"Mereka masih di mobil, tadi aku ingin memastikan dulu. Sebentar aku panggil mereka ya" teman ayah pun segera berjalan ke arah mobilnya yang terparkir di depan.
Ayah masuk ke dalam memanggil ibu untuk menyambut kedatangan temannya.
"Bu, ayo keluar. Teman ayah sudah datang" ucap ayah menghampiri ibu yang sedang menata makanan di atas meja makan.
"Iya Yah, tunggu sebentar" sahut ibu seraya merapikan penampilannya. Dan kemudian segera mengikuti langkah ayah ke teras untuk menyambut kedatangan temannya.
"Loh kamu?!!" seru ibu ketika tiba di teras dan melihat tamu yang datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments