Kiren melangkah dengan semangat kedalam rumahnya. Sedang Varo hanya mengekor dibelakang.
"YUUUUU....HUUUUUU. Mama... Kiren datang...." Teriak Kiren masuk kedalam rumah.
"Astagfirulloh Kiren. Kamu itu bisa gak sih... Masuk kerumah kayak orang normal, pakek salam. Bukannya malah teriak-teriak kayak dihutan." Omel Laras sambil berkacak pinggang didepan pintu masuk utama.
Kiren yang mendapt omelan, hanya cengengesan menunjukan deretan giginya saat mendapat omelan dari mamanya. Tadi, karna terlalu semangat, sampai membaut Kiren lupa mengucap salam.
"Iya ma. Iya maaf." Cicit Kiren pelan. "Mama hobi banget sih ngomel." Sambung Kiren sambil melirik-lirik takut kearah Laras.
"Mangkannya kalau gak mau diomelin itu, kelakuannya dirubah. Lebih waras."
"Emang mama kira Kiren gila? Gak waras?" Ucap Kiren mengerucutkan bibirnya.
"Ngejawab mulu kalau dibilangin. Lama-lama mama yang bisa gila liat kelakuan kamu, Kiren." Ucap Laras melotot.
Tadi ceritanya, Laras baru selesai membuang sampah, begitu mau masuk. Laras langsung dikejutkan dengan teriakan heboh Kiren.
Membuat kepala Laras terasa nyeri seketika. Lama-lama Laras bisa gila kalau melihat kelakuan anak gadisnya. Laras kira, setelah menikah, Kiren akan berubah menjadi lebih baik. Tapi nyatanya perubahannya bukan membaik, tapi malah makin stress dan gak waras.
Mendengar ucapan mamanya Kiren hanya diam menunduk dengan bibir melengkung kebawah.
"Assalamu'allaikum ma." Sapa Varo yang ada dibelakang Kiren.
Kiren bergeser tubuhnya, memberi jalan Varo untuk mendekat kearah Laras.
Mendengar suara menantunya, wajah Laras yang tadinya kusut penuh emosi, langsung berubah cerah. Bahkan saat Varo mencium tanganya sopan, Laras langsung manarik tangan Varo untuk diajak masuk. Mengabaikan tatapan kesal Kiren dibelakangnya.
Iiiiis pilih kasih banget sih mama. Giliran sama mantunya aja senyum, ramah. Giliran sama anaknya aja, udah kayak emak tiri yang gak dikasih jatah bulanan. Apes banget hidup gue punya emak model begitu.
Dengan perasaan dongkol Kiren menghentak-hentakan kakinya menyusul Laras dan Varo yang sudah masuk kedalam rumah.
...----------------...
Kiren mengerang frustasi. Menatap jengkel dua orang yang sedang asik mengobrol.
Kampret gue dikacangin.
Setelah masuk kedalam rumah, mamanya dan Varo malah asik mengobrol sambil makan siang tanpa mengikut sertakan Keren didalamnya. Dan, dengan tidak tau malunya, Kiren malah bergabung ikut makan.
Bodo ah gue dikacangin yang penting pokoknya gue mau makan. Laper gue, karna pura-pura bahagia itu butuh tenaga. Eaaaakkk...
"Nak Varo mau nambah, mama ambilin ya?" Tanya Laras.
Laras terlihat senang karna menantunya yang satu ini tidak pemilih soal makanan, malahan Varo terlihat lahap dengan semua masakan Laras. Padahalkan, ini hanya masakan biasa, bukan makanan ala-ala restoran mewah. Tapi, membuat menantunya itu terlihat biasa-biasa saja. Malah terlihat luwes dan bernafsu.
Kiren memutar bola matanya malas, mendengar nada manis mamanya. Mamanya ini sangat berlebihan.
"Ma. Papa kemana sih?" Tanya Kiren yang sedari tadi hanya menjadi anti nyamuk antara mamanya dan suaminya.
Laras yang sedang mengambilkan ayam untuk Varo menoleh sebentar. "Lagi pergi kerumah tante Tuti."
"Ngapain papa kesana?" Tanya Kiren penasaran.
"Mana mama tau!!"
"Tumben mama gak ikut?"
"Tadinya sih mau ikut. Tapi kata papa kamu, takutnya kamu pulang ambil barang terus entar gak ada orang lagi. Dan ternyata bener kamu pulang." Jawab Laras menjelaskan.
Kiren hanya mengangguk mengerti.
Selesai makan Varo pamit sholat ashar dan masuk kedalam kamar Kiren. Sedang Kiren, sedang membantu mamanya mencuci piring.
"Ma." Panggil Kiren yang hanya dibalas gumaman oleh Laras.
"Keluarga kita ada yang nanya aneh-aneh gak sih ma, tentang pernikahan Kiren?" Tanya Kiren melirik Laras yang terlihat sibuk menyusun piring sedang Kiren bagian mengelap piring.
"Nanya aneh-aneh gimana?"
"Ya aneh-aneh gitu....Kan biasanya mereka suka komen tentang hidup Kiren....Belum lagi tante Tuti tu, perasaan Kiren gak pernah buat salah deh sama dia.....Tapi keliatan banget ma, dia gak suka sama Keren. Apa lagi pas tau tiba-tiba Kiren nikah gini.... Ya aneh aja kalau dia gak nanya-nanya atau kepo?"
"Gak usah seuzon deh Ren jadi orang!!"
"Ihhh Kiren gak seuzon mama. Coba aja inget-inget pas dulu Kiren pertama kali kerja sama mbak Hanum. Gimana tante Tuti yang teriak-teriak gak terima..... Karna si Siska belum dapat kerja....Sedang Kiren udah... Bahkan tante Tuti sampai jelek-jelekin Kiren didepan mbak Hanum. Terus bagus-bagusin anaknya....Kiren suka kesel tau kalau masih inget itu.." Ucap Kiren.
"Tau ah mama gak mau pusing mikirin masa lalu... Mikirin kamu yang model begini aja mama udah hampir gila... Apa lagi disuruh mikirin mereka.... Lagian ya Ren!! Kayak kamu baru kenal tante kamu aja.... Yang pentingkan kita gak begitu."
"Uhhh mama gak salah makan kan ya?"
"Kenapa?"
"Tumben mama mikir gitu..Biasanya juga papa yang bakal kena amukan mama kalau tante Tuti berulah." Jelas Kiren.
"Ya orang kan bisa berubah Ren. Lagian kasian papa kamu gak tau apa-apa mama omelin mulu."
"Ya iya lah, mama baru sadar. Lagian papa kok bisa sih betah sama mama." Ceplos Kiren tanpa sadar.
Laras langsung menghadap Kiren sambil melotot. "Maksud kamu apa?"
Tersadar. Kiren langsung panik begitu sadar jika dia salah bicara. "Hehehe... Maaf ma, gak sengaja."
"Gak sengaja-gak sengaja. Gitu-gitu papa kamu itu cinta mati ya sama mama.... Mana bisa papa kamu itu berpaling dari mama....Papa kamu itu udah kronis jatuh cintanya sama mama."
Kiren hanya menggelengkan kepala tak habis pikir dengan cara berfikir mamanya.
Et**Buset, emak gue tingkat kePDannya udah meprihatinkan ini kayanya.
"Belum tau kan kamu, kalau dulu papa kamu itu yang ngejar-ngejar mama? Yang ngemis-ngemis cinta mama." Ucap Laras dengan raut wajah meledek.
Kiren menautkan alisnya tak percaya. "Boong.. Mama, gak mungkin banget papa yang kalem begitu ngejar mama yang model begini."
"Model begini gimana? Sembarangan aja kamu kalau ngomong... Lagian kalau kamu gak percaya kamu bisa tanya papa kmu...Itu papa kamu masih hidup."
"Masa sih ma?" Tanya Kiren yang masih tidak percaya.
"Apa sih yang gak mungkin Ren didunia ini." Ucap Laras santai.
"Serius ma?"
"Serius, Yuli aja udah tau."
"Kok bisa?"
"Ya bisa lah, kamu aja yang belum tau.." Ucap Laras sambil berjalan kearah meja makan, menarik kursi. Laras duduk sambil mengupas buah jeruk yang dia ambil didalam kulkas.
"Kok bisa papa yang ngejar mama?" Tanya Kiren penasaran, sambil berjalan menyusul mamanya yang duduk dimeja makan.
"Ya bisalah, namanya juga cinta." Kata Laras yang membuat Kiren melongo.
Ini beneran gak sih bapak gue yang suka duluan sama emak gue. Kok gak meyakinkan banget ya.
"Kiren kira dulu mama yang ngejar papa!"
"Enak aja. Gini-gini juga mama dulu primadona sekolah. Harus jual mahal dong."
"Sama dong kayak Kiren. Suka jual mahal." Ucap Kiren bangga.
"Jual mahal dari hongkong...Orang diajak Varo nikah sekali aja langsung mau." Cetus Laras sontak membuat Kiren mendelik kaget.
"Mama tau dari mana?"
"Ya tau lah." Sahut Laras enteng.
"Mama punya indra keenam?"
"Gak perlu indra keenam kali Ren, kalau sekali diajak jalan besoknya langsung nikah." Jawab Laras begitu entengnya. Tidak tau saja, ucapannya itu sontak membuat Kiren mengelus dada sabar.
"Untung sayang."
Laras hanya mendengus pelan medengar ucapan Kiren. Terlalu malas meladeni anaknya yang satu ini.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
scorpio🌹
su'uzhon thor ya ..
2020-10-24
1
ˢ⃪ᵃ⃟ᵒ♚ʳˢ丂ムズひ尺ム❥🐜OFF
sampe sini dulu thor 🤗 salam dari cinta masa SMA
2020-10-13
1
Orange Cat
semangat kak!
terusin sampai chapter 500 hehe,
bagus banget ceritany, sekalian minta ijin untuk referensi alur drama romance nya, Sangkyu
2020-10-12
0